Penelitian Eksperimen
Oleh :
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS RIAU
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Peneitian Eksperimen. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian,Dr Azhar
M.Pd serta pihak lain yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
KELOMPOK 3
ii
DAFTAR ISI
2. BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian dalam Eksperimen ........................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
3
3) Desain penelitian kuasi-eksperimental
Kata “kuasi” menunjukkan kesamaan. Desain kuasi-eksperimental mirip
dengan eksperimental, tetapi tidak sama. Perbedaan antara keduanya adalah
penugasan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, variabel independen
dimanipulasi, tetapi peserta dari suatu kelompok tidak ditentukan secara
acak. Penelitian semu digunakan dalam pengaturan lapangan di mana
penugasan acak tidak relevan atau tidak diperlukan.
Berikut ini disajikan beberapa jenis desain penelitian eksperimen :
a) Desain Pra-Eksperimental (Pra-ED : Single Group Design)
✓ Studi kasus 1 tembakan (One Shot Case Study)
✓ Pretest-Posttest satu kelompok
✓ Desain rangkaian waktu (Time-Series Design)
b) Desain Eksperimen Sebenarnya (True-ED)
✓ Desain kelompok kontrol pretest-posttest
✓ Desain kelompok hanya posttest
✓ Desain soloman 4 kelompok
c) Desain Eksperimental Semu (Quasi-ED)
✓ Desain pretest-posttest tak ekuivalen
✓ Desain perbandingan kelompok statis
✓ Desain berimbang
Desain yang dapat digunakan dalam pelaksanaan eksperimen secara garis
besar dapat dibedakan ke dalam : 1) Desain tanpa kelompok pembanding;
2) Desain dengan kelompok pembanding; 3) Desain counterbalance; 4)
Desain faktorial.(Ali 1987:135)
a) Desain Pratest-Posttest/Pascatest, dilakukan hanya terhadap satu
kelompok, yakni kelompok eksperimen, dengan car menganalisis X
melalui skor yang diperoleh dari pelaksanaan pretest (T1) dan posttest
(T2). Dilakukan dengan cara mengadakan percobaan terhadap satu
kelompok, tanpa menggunakan kelompok pembanding dengan terlebih
dahulu meneliti situasi variabel bebas (Y) melalui pretest (T1) sebelum
mengadakan pengukuran dan mengidentifikasi pengaruh variabel
terikat (X); kemudian barulah mengadakan eksperimen. Hasil
pengukuran yang dilakukan melalui posttest (T2) dibandingkan dengan
hasil T1, untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari munculnya X.
Langkah-langkah :
✓ Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat sebelum
perlakuan dilakukan (T1)
✓ Memberikan perlakuan eksperimen kepada subjek (variabel X)
✓ Memberikan test lagi (posttest/pascatest) untuk mengukur
variabel terikat, setelah perlakuan (T2)
4
b) Desain Kelompok Pembanding
Dilakukan dengan cara mengadakan eksperimen terhadap dua
kelompok atau lebih, dan menjadikan sebagian kelompok sebagai
kelompok eksperimen, sedangkan kelompok lain dijadikan kelompok
pembanding, dengan tujuan untuk meningkatkan kontrol dan
mempertinggi validitas. Dua kelompok dianggap sama dalam semua
aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan.
Hasil pengukuran variabel terikat dari kedua kelompok dibandingkan
untuk melihat efek dari perlakuan X.
Langkah-langkah :
✓ Memilih siswa dengan latar belakang yang sama (homogen)
✓ Secara acak diambil sampel untuk kelompok eksperimen (Se) dan
kelompok pembanding (Sp)
✓ Mengadakan pretest (T1) terhadap Se untuk memperoleh skor
T1e dan terhadap Sp untuk memperoleh skor T1p
✓ Melakukan percobaan terhadap Se dengan selalu mengontrol
situasi Y
✓ Terhadap Sp dapat dilakukan pengajaran dengan materi yang
sama dengan metode lain, bukan dengan metode yang sedang di-
eksperimen- kan
✓ Mengadakan posttest untuk memperoleh skor T2e maupun T2p
✓ Dengan menggunakan metode statistika dicari perbedaan antara
rata- rata T1 dan T2 baik dari Se maupun Sp.
✓ Membandingkan rata-rata antar kelompok untuk melihat apakah
variabel eksperimen (X) dapat menyebabkan perubahan pada
kelompok eksperimen.
c) Desain Counterbalance
Dikenal juga dengan nama “Desain Rotasi” digunakan untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan desain yang pengambilan S untuk
sampel dilakukan secara tidak acak. , terutama jika anggota sampel
terbatas, jika menggunakan pretest, dan yang ditest lebih dari satu
variasi X. Pelaksanaannya dilakukan dengan mengambil dua
kelompok atau lebih, dan setiap kelompok diexpose kepada sejumlah
X(sesuai dengan jumlah kelompok) secara bergantian, sehingga setiap
kelompok mengalami diexpose kepada masing-masing X.
5
Dari bagan tersebut dapat dilihat, masing-masing kelompok diexpose
kepada eksperimen yang dilakukan terhadap masing-masing X secara
bergantian.
Langkah-langkah :
✓ Menetapkan dua kelompok atau lebih untuk dieksperimen.
misalnya eksperimen tentang efektifitas dua macam metode
mengajar, tiap metode dieksperimenkan masing-masing dua
kali, sekali pada kelompok pertama dan sekali pada kelompok
kedua
✓ Melakukan eksperimen dengan cara sebagaimana dijelaskan
diatas
✓ Dari tiap kelompok masing-masing diexpose pada Xa dan Xb
✓ Mencari rata-rata dari setiap kelompok yang diexpose terhadap
tiap X.
✓ Mencari perbedaan rata-rata, kemudian dilihat apakah
perbedaan itu signifikan atau tidak.
d) Desain Faktorial
Peneliti bebas melakukan manipulasi variabel bebas untuk
melihat efeknya pada variabel terikat. Dalam prakteknya di lapangan,
perlakuan murni variabel bebas dan efeknya terhadap variabel terikat
sulit dilaksanakan, sebab bagaimanapun juga ada variabel lain yang
berinteraksi akibat kompleksnya kondisi eksperimen.(Sudjana and
Ibrahim 1989:48)
Penelitian pendidikan tidak mungkin dapat memisahkan satu
variabel dari variabel lain sebab dalam proses pendidikan banyak
melibatkan interaksi antar manusia dan manusia dengan lingkungan
pendidikan. Sebagai contoh perlakuan metode mengajar yang
diberikan kepada siswa di sekolah, efektifitasnya bisa saja bergantung
kepada gurunya, siswanya, peralatan, suasana kelas, disiplin dan lain-
lain. Faktor siswa seperti inteligensi, minat, sikap, dan lain-lain turut
berpengaruh terhadap hasil eksperimen. Dengan demikian temuan
dari desain variabel tunggal kurang bermakna untuk dapat mengatasi
kelemahan tersebut. Atas dasar itu maka dalam penelitian pendidikan
berkembang pemikiran mencari desain lain, satu diantaranya adalah
desain faktorial.
6
Desain faktorial merupakan desain yang dapat memberikan
perlakuan/manipulasi dua variabel bebas atau lebih pada waktu
bersamaan untuk melihat efek masing-masing variabel bebas, secara
terpisah dan secara bersamaan terhadap variabel terikat dan efek-efek
yang terjadi akibat adanya interaksi beberapa variabel.
2.2 Desain dalam Penelitian Eksperimen
7
melaksanakan sesuatu sebagai penentu awal dengan kondisi
yang bervariasi pada subjek yang diteliti. Misalnya dalam suatu
proses penelitian laboraturium, dua kelompok yaitu treatment
dan kelompok kontrol diberikan suhu ruangan yang bertingkat,
yaitu dingin, sedang, dan panas.
Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu
awal agar mereka memperoleh hasil yang mungkin berbeda
diantara kedua grup. Perbedaan yang muncul tersebut
diperhitungkan sebagai akibat adanya manipulasi variabel
terhadap dua kelompok.
b) Mengontrol Variabel
Mengotrol merupakan usaha untuk memindahkan
pengaruh variabel lain pada variabel terikat yang mungkin
mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan
mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian
eksperimen memiliki peranan penting, karena tanpa melakukan
kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak mungkin dapat
melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara
cermat terhadap variabel terikat.
Tujuan kontrol dalam eksperimen adalah mengatur
situasi, agar efek dari variabel dapat diteliti.(Sudjana and
Ibrahim 1989:22).
c) Melakukan observasi
Selama proses penelitian berlangsung, peneliti
melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan
melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat
fenomena apa yang muncul yang memungkinkan terjadinya
perbedaan di antara kedua kelompok.
Tindakan observasi dilakukan peneliti pada umumnya
mempunyai tujuan agar dapat mengamati dan mencatat
fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai akibat dari
adanya kontrol dan manipulasi variabel.
Dalam proses eksperimen yang biasanya ada dua
kelompok variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat,
maka peneliti dianjurkan untuk lebih melakukan pengamatan
pada variabel terikat, yaitu variabel yang biasanya menerima
akibat terjadinya perubahan secara sistematis dalam
2.3 Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen
Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen :
a) Sebagian besar eksperimen dalam bidang pendidikan pada umumnya
dilakukan dalam rangka melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Oleh karena itu, biasanya berkaitan dengan usaha untuk
menguji pengaruh materi, media, metode, atau praktik pendidikan yang baru
terhadap hasil belajar siswa.
8
b) Rancangan penelitian eksperimen pada umumnya, menggunakan variabel
tunggal:
1) satu variabel perlakuan dimanipulasikan (dibuat kondisinya berbeda),
selanjutnya diamati akibat/danpak dari perlakuan tersebut terhadap 1
atau lebih variabel tergantung.
2) Variabel yang dimanipulasikan disebut: variabel perlakuan, variabel
treatment, variabel eksperimen, atau variabel independen.
3) Variabel yang merupakan akibat/dampak disebut: variabel tergantung,
variabel dependen, atau variabel dampak.
4) Masalah pokok: menentukan kelompok kontrol (pembanding) yang
sebanding (komparabel); dan membuat konstan (mengontrol/
mengendalikan) variabel-variabel non-eksperimental yang dapat
mempengaruhi variabel dampak.
c) Jenis-jenis variabel :
Variabel, adalah gejala atau fakta (data) yang harganya berubah-berubah
atau bervariasi. Berikut ini dijelaskan jenis-jenis variabel yang termasuk
dalam penelitian eksperimen, yaitu:
1) Variabel Bebas/independen (variabel perlakuan/eksperimen) :
merupakan variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap
variabel terikat/dependen, atau variabel dampak.
2) Variabel Terikat/dependen (variabel dampak): merupakan
variabel hasil/dampak/akibat dari variabel bebas/perlakuan.
Variabel terikat : umumnya menjadi tujuan penelitian, sumber
masalah, yang ingin ditingkatkan kualitasnya.
3) Variabel Kontrol (Pengendali) : variabel yang berpengaruh
terhadap variabel terikat, tetapi pengaruhnya
ditiadakan/dikendalikan dengan cara dikontrol (diisolasi)
pengaruhnya. Pengontrolan dapat dilakukan melalui
pengembangan disain penelitiannya (kondisinya dibuat sama)
atau secara statistik tertentu.
4) Variabel Moderator : variabel yang mempengaruhi tingkat
hubungan (pengaruh) variabel bebas terhadap variabel terikat.
Atau hubungan/pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat memiliki nilai yang berbeda pada level yang berbeda.
10
Ada beberapa kelemahan penelitian eksperi- mental yang diungkapkan
Wray dkk. (1998: 160 -161) antara lain:
a) Penelitian eksperimental dapat menurunkan situasi sampai batas
minimum. Beberapa situ- asi dapat diperlakukan dengan cara
tersebut, tetapi pada situasi yang lain hal tersebut tidak mungkin.
Ada hal yang membahayakan apabila dalam proses pengontrolan
desain eksperimen kita bisa kehilangan esensi dari apa yang sedang
diteliti.
b) Perilaku orang mudah diukur dalam kondisi eksperimental, tetapi
bagaimana membanding- kannya dengan perilaku mereka dalam
kondisi non-eksperimental.
c) Penelitian eksperimental sering berakhir lebih sulit dan sepertinya
lebih mudah merencanakan dari pada melaksanakannya.
d) Semakin banyak subyek yang digunakan, semakin kurang bisa
memahaminya. Hal ini memungkinkan adanya variabel tersembunyi
yang berkontribusi terhadap hasil.
e) Beberapa orang (misalnya, anak-anak) tidak dapat dijadikan subjek
penelitian eksperimen yang baik karena mereka memiliki
konsentrasi yang singkat, merasa tidak nyaman dites, atau terganggu
oleh peneliti.
f) Mungkin saja sulit meyakini bahwa subjek sungguh-sungguh
memahami apa yang mesti dilakukan.
g) Sulit menghindari kesalahan desain, seperti ambiguitas dalam
rangsangan atau instruksi.
11
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 SIMPULAN
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan pendekatan
saintifik dengan menggunakan dua set variabel. Set pertama bertindak sebagai
konstanta, yang Anda gunakan untuk mengukur perbedaan dari set kedua. Metode
penelitian kuantitatif, misalnya, bersifat eksperimental. Metode eksperimen, yaitu
metode yang bertujuan untuk menguji pengaruh suatu variabel terhadap variabel
lain atau menguji bagaimana hubungan sebab akibat antara variabel yang satu
dengan variabel yang lainnya. Ciri khas yg membedakan penelitian eksperimen
dg penelitian yg lain:
1. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat berbeda,
misal: treatment dan non-treatment
2. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan (variabel bebas),
dikendalikan (dipertahankan tetap)
3. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan) terhadap variabel
terikat diamati, dengan asumsi karena diberi perlakuan yang berbeda maka
akan berdampak yang berbeda pula
4. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok yang akan
dikenai perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (dua
kelompok yang akan dibandingkan tersebut harus komparabel)
Langkah-langkah dalam studi eksperimen pada dasarnya sama dengan
langkah-langkah pada penelitian lain. Beberapa keuntungan penelitian
eksperimental seperti diungkapkan oleh Wray dkk. (1998:160) adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian eksperimental sangat penting, bahkan ada berbagai pihak yang
sulit menerima validitas penelitian tanpa eksperimen
b. Penelitian eksperimental yang direncana- kan dengan baik memberikan
hasil yang dapat diproses dengan cara yang ditentukan lebih awal dan
memberikan bukti yang jelas yang mendukung atau menolak hipotesis
yang ditetapkan sebelumnya.
Ada beberapa kelemahan penelitian eksperi- mental yang diungkapkan
Wray dkk. (1998: 160 -161) antara lain:
a. Penelitian eksperimental dapat menurunkan situasi sampai batas
minimum.
b. Perilaku orang mudah diukur dalam kondisi eksperimental, tetapi
bagaimana membanding- kannya dengan perilaku mereka dalam kondisi
non-eksperimental.
12
DAFTAR PUSTAKA