Anda di halaman 1dari 30

Hukum

Termodinamika
Kelompok 2 :
1. Fitriyana 2005134912
2. Kurnia Ikhsan. 2005110420
3. Leidy Trisafitri 2005111300
4. Rati Rahayu
2005110414
5. Rifki Ilahi 2005125276
6. Yola Aprila 2005113289
Termodinamika?
termodinamika

Termodinamika (bahasa
Hukum Awal Hukum Pertama Hukum ketiga
Yunani: thermos = 'panas' (Zeroth Law)
Hukum kedua
Termodinamika Termodinamika Termodinamika
and dynamic = Termodinamika
'perubahan') adalah fisika
energy, panas, kerja,
entropi dan kespontanan
proses.
pendahuluan
Hukum kedua
termodinamika
Arah Proses Termodinamik
Proses termodinamik yang berlanggsung secara
alami seluruhnya disebut proses ireversibel
(irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung
secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah
sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Proses reversibel adalah proses termodinamik yang
dapat berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah
sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel
selalu mendekati keadaan kesetimbangan
termodinamika antara sistem itu sendiri dan
lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses
seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).
Proses-proses Termodinamika
Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari keadaan
tekanan, volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses tersebut
umumnya digambarkan dalam diagram P-V, yaitu diagram yang menggambarkan
tekanan (P) dan volume (V) saat proses terjadi. Ada dua hal penting yang harus
diingat dari berbagai jenis proses-proses termodinamika, yaitu variabel yang
berubah dan usaha yang dilakukan. Usaha yang terjadi pada suatu proses
termodinamika dapat diketahui dengan menghitung luasan grafik P-V.
Isobarik

Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem (). Nilai usaha dapat dihitung
dengan persamaan berikut.
Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar (terjadi pemuaian) maka usaha bernilai
positif, dan bila volume mengecil (terjadi penyusutan) maka usaha bernilai negatif.
Isokhorik

Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem (). Pada
proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun yang terdapat pada
gambar P-V.
Isotermik
Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem ( ).

Nilai usaha pada proses isotermik dinyatakan dengan persamaan berikut:

Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah
konstanta gas, dan T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan
persamaan usaha di diagram P-V dengan persamaan gas ideal.
Adibatik
Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem (Q=0).

Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat
dinyatakan dengan persamaan:
Hukum II Termodinamika
• Jika tidak ada kerja dari luar, panas tidak dapat merambat secara
spontan dari suhu rendah ke suhu tinggi (Clausius)
• Proses perubahan kerja menjadi panas merupakan proses
irreversible jika tidak terjadi proses lainnya (Thomson-Kelvin-
Planck)
• Suatu mesin tidak mungkin bekerja dengan hanya mengambil
energi dari suatu sumber suhu tinggi kemudian membuangnya
ke sumber panas tersebut untuk menghasilkan kerja abadi
(Ketidakmungkinan mesin abadi)
• Mesin Carnot adalah salah satu mesin reversible yang
menghasilkan daya paling ideal. Mesin ideal memiliki
efisiensi maksimum yang mungkin dicapai secara teoritis
Sebuah mesin kalor adalah sesuatu alat yang menggunakan
kalor/panas untuk melakukan usaha/kerja.
Mesin kalor memiliki tiga ciri utama:
1.Kalor dikirimkan ke mesin pada temperatur yang relatif tinggi dari
suatu tempat yang disebut reservoar panas.
2. Sebagian dari kalor input digunakan untuk melakukan kerja oleh
working substance dari mesin, yaitu material dalam mesin yang secara
aktual melakukan kerja (e.g., campuran bensin-udara dalam mesin
mobil).
3. Sisa dari kalor input heat dibuang pada temperatur yang lebih rendah
dari temperatur input ke suatu tempat yang disebut reservoar
dingin.
Skema Mesin Kalor

Gambar ini melukiskan


skema mesin kalor.
QH menyatakan besarnya input
kalor, dan subscript H menyatakan
hot reservoir.
QC menyatakan besarnya kalor
yang dibuang, dan subscript C
merepresentasikan cold reservoir.
W merepresentasikan kerja
yang dilakukan.
Ketika sebuah sistem
melakukan proses siklus
maka tidak terjadi
perubahan energi dalam
pada sistem. Dari hukum
I termodinamika:

U  Q W

0  Q  W
Q  W

Q  Q H  Q C  Q H  QC

W  Q  QH  QC
W  QH  QC
Untuk menghasilkan efisiensi yang tinggi, sebuah mesin
kalor harus menghasilkan jumlah kerja yang besar dan
kalor input yang kecil. Karenanya, efisiensi, e, dari suatu
mesin kalor didefinisikan sebagai perbandingan antara
kerja yang dilakukan oleh mesin W dengan kalor input
QH:
e
Kerja yg dilakukan W

(1)
Input panas QH
Jika kalor input semuanya dikonversikan menjadi kerja,
maka mesin akan mempunyai efisiensi 1.00, karena W =
QH; dikatakan mesin ini memiliki efisiensi 100%,
idealnya demikian.
Tetapi hal tersebut tidak mungkin QC tidak sama dengan
nol
Mesin Kalor
• Sebuah mesin, harus mengikuti
prinsip konservasi energi. Sebagian
dari kalor input QH diubah menjadi
kerja W, dan sisanya QC dibuang ke W
e
cold reservoir. Jika tidak ada lagi QH
kehilangan energi dalam mesin, maka
prinsip konservasi energi:
QH = W + QC

W  QH  QC
W
e
QH

QC
QH  QC  1
e QH
QH
Soal dan pembahasan

Sebuah mesin mobil memiliki efisiensi 22.0%


dan menghasilkan kerja sebesar 2510 J. Hitung
jumlah kalor yang dibuang oleh mesin itu.

Solusi
Pendingin (refrigerator): sebuah mesin kalor yang
beroperasi secara terbalik. Refrigerator
menarik panas dari tempat dingin (di dalam
pendingin) dan melepaskan panas ke tempat yang
lebih hangat.
REFRIGERATOR
QH  QC W  0 TH

QH

 QH  QC
W W
Q H  QC  W QC

TC
Hukum III Termodinamika

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan


temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan
bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut (temperatur Kelvin)
semua proses akan berhenti dan entropi sistem
akan mendekati nilai minimum.hukum ini
jugga menyatakn bahwa entropi benda
berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.
Hal penting tentang hukum ketiga
termodinamika ialah bahwa hukum ini
memungkinkan kita menentukan entropi
mutlak suatu zat. Dimulai dengan
mengetahui bahwa entropi suatu zat
kristal murni adalah nol pada suhu 0 K,
kita dapat mengukur peningkatan entropi
zat bila dipanaskan, katakanlah pada 298
K. Perubahan entropi, ∆S, diberikan
oleh :

∆S = Sf – Si
Karena Si adalah nol. Entropi zat pada 298
K, dengan demikian, adalah ∆S atau Sf yang
disebut entropi mutlak karena merupakan
nilai sejati (true) dan bukan nilai yang
diturunkan dengan menggunakan acuan
sembarang. Jadi, nilai entropi yang dikutip
sejauh ini adalah entropi mutlak. Sebaliknya,
kita tak dapat mengetahui energi mutlak
atau entalpi mutlak suatu zat karena nilai nol
dari energi atau entalpi tidak didefinisikan.
Dalil kalor Nernst

Pengamatan termodinamika yang sesuai dengan kesimpulan ini dikenal


sebagai dalil kalor Nernst , yaitu : “ perubahan entropi dalam suatu
transformasi, mendekati nol, ketika temperatur mendekati nol : ∆S-->0 ketika
T --> 0” Dari dalil Nernst ini jika kita mengganggap entropi unsur-unsur dalam
bentuk kristal sempurnanya bernilai nol pada T = 0, semua kristal sempurna
senyawa-senyawa juga mempunyai entropi sebesar nol pada T = 0 (karena
perubahan entropi yang menyertai pembentukan senyawa-senyawa, seperti
halnya semua transformasi, bernilai nol). Karena itu, semua kristal sempurna
dianggap mempunyai entropi nol pada T=0. Kesimpulan ini dinyatakan dengan
hukum ketiga Termodinamika.
Hukum ketiga : Jika entropi semua unsur dalam keadaan stabilnya pada T = 0
diambil sama dengan nol, semua zat mempunyai entropi positif yang pada T = 0 dapat
menjadi nol, dan untuk semua zat kristal sempurna termasuk senyawa-senyawa entropinya
Entropi Hukum ketiga

Untuk selanjutnya, dibuat pilihan S(0) = 0 untuk kristal sempurna.


Entropi yang tercatat berdasarkan hal itu disebut entropi hukum ketiga
(dan sering juga hanya disebut “entropi”). Jika zat dalam keadaan
standarnya pada temperatur T, entropi standar (hukum ketiga) nya diberi
notasi S°(T).
Entropi reaksi standar ∆S° didefinisikan, seperti entalpi reaksi standar,
sebagai selisih antara entropi produk murni terpisah dengan reaktan
murni, semua zat itu dalam keadaan standar pada temperatur tertentu.
Jadi, secara umum (P.W Atkins, 1993) :
Soal dan Pembahasan

Pada percobaan Joule, beban bermassa 5 kg mengalami perpindahan


kedudukan sebesar 2 m. Jika mas sa airsebesar 0,2 kg, perubahan suhu air
akibat kalor hasil gesekan sudu-sudu dan air adalah… Diketahui:
Massa beban (M) = 5 kg
Perubahan kedudukan benda, s atau Δh = 2 m
Massa air, (m) = 0,2 kgKalor jenis air, (c)
= 4.200 J/kg. Percepatan gravitasi, g = 10
m/s²
Ditanya: Perubahan suhu
air (ΔT)? Jawab:
Perubahan energi potensial gravitasi tepat sama dengan
energi kalor pada air ΔEP = Q
M.g.Δh = m.c.ΔT
(5).(10).(2) = (0,2)(4.200)(ΔT)100
= 840.(ΔT) ΔT = 100/840ΔT =
0,12°C
Soal hukum termodinamika 2

1. Sebuah mesin gas ideal bekerja dalam siklus carnot antara suhu tinggi T1 dan suhu rendah 127 derajat
celcius. Jika mesin menyerap kalor 60 kkal pada suhu tertinggi dan membuang kalor 48 kkal . hitunglah:
a. Usaha yang dihasilkan dalam satu siklus
b. Efisiensi mesin tersebut

2.Sebuah mesin pesawat mengambil 9200 J panas dan membuang 6000 J setiap siklus. a) Berapa kerja
mekanik keluaran dari mesin setiap siklus? b) Berapa efisiensi termal dari mesin?

3. Sebuah mesin Carnot mengambil 2500 J panas dari reservoir pada 500 K, melakukan kerja, dan
membuang
sejumlah panas ke reservoir pada 325 K. Berapa banyak kerja yang dilakukan?

Soal hukum termodinamika 3

4.Pada percobaan Joule, beban bermassa 5 kg mengalami perpindahan kedudukan sebesar 2 m. Jika
massa airsebesar 0,2 kg, perubahan suhu air akibat kalor hasil gesekan sudu-sudu dan air adalah...

5.Sejumlah gas mengalami ekspansi secara adiabatik volumenya menjadi 0,1 m³. Jika suhu akhir gassetengah
suhu awalnya dan tekanan awal gas 2 x 10^5Pa, tekanan gas setelah ekspansi adalah... (γ = 1,4)

6.Suatu gas dimampatkan secara isobarik pada tekanan 2 MPa dari 0,5 m³ menjadi 0,4 m³. Usaha
yangdilakukan pada gas adalah...

Anda mungkin juga menyukai