Anda di halaman 1dari 27

Dasar-Dasar Biofisika

Dosen pengampu : Rani Oktavia, M.pd

Kelompok 1

“Termodinamika”

Anggota kelompok:

Ildha elmonda (18231013)


Melia amriyanti (18231018)
Miftahul jannah (18231019)
HUKUM
TERMODINAMIKA I
CONTENTS
01 03
02 04
B u ny i h u k u m
S i k lu s C a r no t
t e r m o d i n a m i ka I

Pe r j a n j i a n h u ku m Mesin kalor carnot


t e r m o d i n a m i ka
05 06
M e s i n Pe n d i n g i n Mesin pemanas
ca r n o t Carnot
01 Bunyi Hukum Termodinamika I

“Jumlah kalor pada suatu sistem ialah sama dengan perubahan


energi di dalam sistem tersebut ditambah dengan usaha yang
dilakukan oleh sistem.”

Dari bunyi hukum I Termodinamika, maka rumus hukum I


termodinamika dapat di tuliskan sebagai berikut:

Q = W + U atau U = Q – W

Ket :

U = perubahan energi dalam sistem (J)


W = kalor yang diterima ataupun dilepas sistem (j)
Q = usaha (j)
02 Perjanjian Hukum Termodinamika I

Rumus hukum I Termodinamika


dipakai dengan perjanjian sebagai
berikut ini :

1. Usaha (W) bernilai positif (+) jika


sistem melakukan suatu usaha.
2. Usaha (W) bernilai negatif (-) jika
sistem menerima suatu usaha.
3. Q bernilai negatif jika sistem
melepaskan kalor.
4. Q bernilai positif jika sistem
menerima suatu kalor.
03 Siklus Carnot

Sadi Carnot, seorang insinyur berkebangsaan Prancis pada tahun 1824


mengembangkan sebuah model mesin ideal selanjutnya disebut mesin Carnot, yaitu
mesin yang paling efisien. Siklus ini terdiri dari empat proses yaitu :

Gambar disamping ialah gambar siklus mesin


pemanas carnot. terdapat empat proses dalam
siklus Carnot, yakni :

pemuaian dengan cara isotermik (a-b)


pemuaian dengan cara adiabatik (b-c)
pemampatan dengan cara isotermik (c-d)
pemampatan dengan cara adiabatik (d-a
04 Mesin kalor carnot
Proses dalam mesin kalor Carnot, perhatikanlah gambar siklus carnot diatas. Siklus dapat dijelaskan
sebagai berikut ini :

•Siklus a-b
Gas menyerap kalor Qt pada temperatur Tv Suhu sistem sama dengan suhu reservoir panas sehingga
dapat disebut proses isotermik. Gas memuai dan melakukan suatu usaha pada pengisap. Oleh karena
energi dalam tetap maka usaha yang dikerjakan pada sistem sama dengan kalor yang diserap.
•Siklus b-c
Beban pengisap dikurangi sehingga menyebabkan gas memuai menurut proses adiabatik. Terjadinya
pengurangan energi dalam dan suhu sistem menurun sampai sama dengan suhu pada reservoir dingin Tr
•Siklus c-d
Gas mengalami penyusutan dengan cara isotermik dengan membuang kalor Qr pada reservoir dingin pada
temperatur 7 sehingga usaha negatif (usaha dilakukan pada sistem).
•Siklus d-a
Beban pengisap ditambahkan sehingga gas menyusut menurut proses adiabatik. Terjadinya penambahan
energi dalam dan suhu naik sampai sama dengan suhu pada reservoir panas T. Energi dalam suatu gas
kembali seperti pada awal siklus.
Usaha pada mesin pemanas Carnot :
W = Qt – Qy

Karakteristik mesin kalor carnot dinyatakan dengan efisiensi mesin (η) yakni
perbandingan antara usaha yang dilakukan dengan kalor yang diserap. Secara
matematis ditulis sebagai berikut ini.
Efisiensi suatu mesin kalor jenis apapun selalu lebih kecil dari efisiensi mesin ideal
atau mesin Carnot.
Berdasarkan hukum I Termodinamika berlaku:

 
Keterangan:
η : efisiensi mesin
Tr : temperatur pada reservoir rendah
Tt ; temperatur pada reservoir tinggi
Qr : kalor yang dibuang pada reservoir rendah
Qt : kalor yang diserap pada reservoir tinggi
05 Mesin Pendingin Carnot

Contoh dari mesin pendingin Carnot antara lain mesin pendingin ruangan
dan lemari es. Siklus mesin pendingin Carnot adalah kebalikan siklus mesin
kalor Carnot karena siklusnya ialah  reversibel (dapat balik).
Usaha pada mesin pendingin Carnot dapat dituliskan sebagai berikut ini :

W = Qt — Qr

Karakteristik pada mesin pendingin dinyatakan dengan koefisien


performansi atau koefisien kinerja dengan simbol K d. Koefisien kinerja
didefinisikan sebagai perbandingan usaha antara kalor yang dipindahkan
dengan usaha yang dilakukan sistem.

 
06 Mesin Pemanas Carnot

Karakteristik mesin pemanas dinyatakan dengan koefisien kerja


dengan simbol Kp . Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut
ini:

 
02
TERMODINAMIKA
II
02 TERMODINAMIKA II
Termodinamika
(bahasa Yunani :
Bunyi termodinamika II Thermos = panas and
dynami = perubahan)
“Kalor mengalir secara alami
dari benda yang panas
kebenda yang dingin, kalor
tidak akan mengalir secara
spontan dari benda dingin ke
benda panas tanpa
dilakukan usaha”.
02 hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir
secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya.
Contohnya :
02 Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk
memahami konsep energi panas ke energi mekanik, yaitu

a. Hukum II termodinamika menurut Kelvin-Planck

“tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari
suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik”.
Dimana:
e = efisiensi
QL = kalor yang dibuang mesin
pada reservoir dingin (J)
QH = kalor yang diserap mesin dari
reservoir panas (J)
W = usaha/kerja yang dihasilkan
mesin (J)
02 Sebuah mesin, harus mengikuti
prinsip konservasi energi. Sebagian
dari kalor input QH diubah menjadi
kerja W. dan sisanya QC dibuang ke
cold reservoir. Jika tidak ada lagi
kehilangan energi dalam mesin, maka
prinsip konservasi energi
02 b. Hukum II termodinamika menurut Rudolf Clausius

“Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah dan tidak mengalir pada arah kebalikannya.”

Entropi adalah ukuran untuk


mengetahui banyaknya panas
∆S = ∆Q/T (kalor) atau pun energi yang tidak
mampu diubah menjadi usaha.
Dimana :
∆S = perubahan entropi (JK-1)
∆Q = kalor yang diserap sistem (J)
T = suhu mutlak sistem (K
02 Aliran kalor pada mesin pendingin merupakan kebalikan dari aliran kalor
pada mesin kalor. Usaha (W) yang berasal dari energi listrik digunakan
untuk menyerap kalor dari makanan yang tersimpan dalam reservoir
dingin (Q2) untuk dibuang pada reservoir panas (Q1) yaitu udara
disekitar mesin.

Keterangan :
K = koefisien daya guna
Q1 = kalor pada reservoir suhu tinggi (J)
Q2 = kalor pada reservoir suhu rendah (J)
T1 = suhu pada reservoir tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir tinggi (K)
Sistem mesin di bawah ini
Contoh Soal :
secara spontan dialiri 1.200 J kalor
dari reservoir menuju reservoir ding
in yang masing-masing bersuhu 60
0K menuju dan 300K. Berapa jumla
h entropi dari sistem alat tersebut.
(perubahan lain dianggap tidak ad
a)
Penyelesaian :
Diketahui Jawab :
Perubahan entropi reservoir panas: ∆S1 = – Q1/T
Q = 1.200 J, = -1200/600 = -2 J/K
T1 = 600 K, Perubahan entropi reservoir dingin: ∆S2 = Q2/T =
T2 = 300 K. 1200/300 = 4 J/K
total perubahan entropi adalah : ∆Ssistem= ∆S1 +
Ditanyakan : ∆Ssistem …? ∆S2 = -2 + 4 = 2 J/K
03 Energi
Bebas Gibbs
03 Energi bebas gibbs
Energi bebas Gibbs didefinisikan
sebagai perbedaan antara energi
entalpi (H) dengan energi yang tidak
Keterangan :
digunakan untuk kerja berupa entropi ∆G =perubahan energi bebas
(S) pada temperatur absolut (T) ∆H =perubahan entalphi
T = Temperatur
∆S = perubahan entropi (J/K.mol)

∆G =∆H – T ∆S
03 Energi bebas gibbs

Energi bebas gibbs bertujuan untu mengetahui reaksi


berjalan spontan atau tidak yang terfokus hanya pada
sistem.ketika menggabungkan entalphi dan entropi sistem.

G =H – T S
Kondisi kespontanan dan kesetimbangan pada suhu dan
tekanan tetap dapat disimpulkan berdasarkan ΔG sebagai
berikut:

ΔG < 0 reaksi spontan


ΔG > 0 reaksi tidak spontan (reaksi spontan dalam arah yang berlawanan)
ΔG = 0 sistem berada pada kesetimbangan
03 Contoh soal
1. Perhatikan reaksi pembakaran metana berikut ini :
CH4(g) + O2(g) ==> CO2(g) + 2H2O(l)
Jika diketahui harga perubahan entropinya adalah – 242,2 J/K mol dan perubahan
entalpinya – 890,4 kJ/mol, hitunglah harga perubahan energi bebas gibs standar pada
suhu 25 degC?

JAWABAN :
Langkah pertama yang akan kita lakukan adalah mengubah satuan perubahan
entropi dari J ke kJ. Jika diketahui 1 kJ = 1000 j
ΔS° = – 242,2 J/K mol = – 242,2/1000 kJ/ K mol = – 0,2422 kJ/mol K
Kemudian suhu juga harus kita ubah menjadi satuan Kelvin.
K = C + 273 = 25 + 273 = 298 K
SEHINGGA :
ΔG° = ΔH° – TΔS°
= – 890,4 kJ/mol – 298 K x -0,2422kJ/mol K
= (- 890,4 + 72,1756 ) kJ/mol
= – 818,2244 kJ/mol
03 Energi Bebas Pembentukan Standar

Energi Bebas reaksi Standar ( ΔGº rxn ) adalah


perubahan energi bebas suatu reaksi pada kondisi-kondisi
standar.

perubahaan energi bebas standar untuk reaksi ini ialah :

ΔGº rxn = [cΔGº t(C) + dΔGº t(D) 1] – [ aΔGº t(A) + bΔGº t( reaktan)

Atau secara umum.

ΔGº rxn = Σn nΔGº t ( produk ) – = Σn mΔGº t ( reaktan )


03 Energi Bebas Pembentukan Standar
Energi bebas pembentukan standar (ΔGº) adalah perubahaan energi-
energi yang terjadi bila 1 mol senyawa disintesis dari unusur-unsurnya dalam
keadaan standar.
03 Contoh soal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai