Anda di halaman 1dari 3

NAMA : INDAH RAHMA PUTRI

NIM :18231014

KELAS : IPA B

Tahap pembuatan vaksin

1. Tahap I

Proses awal yang harus dilakukan adalah penelitian dasar. Pada saat penelitian dasar ini peneliti
menelusuri mekanisme potensial berdasarkan ilmu yang biasa dipakai (science and bio medical). Dalam
penelitian dasar ini hanya fokus meneliti virus, sel-sel yang terkait virus tersebut, dan sel-sel yang
diinveksi virus ini dan diperbanyak.

Tujuannya untuk melihat sel-sel yang diperbanyak bagaiamana reaksinya dan diekstraksi virusnya dalam
jumlah lebih banyak. Dan pada proses ini biasanya sudah dimulai dilakukan pembuatan vaksin dalam
jumlah terbatas.

2. Tahap II

Kemudian dilakukan uji pre-klinis untuk memastikan bahwa vaksin yang dibuat itu diuji dulu dalam sel
kemudian dilanjutkan pada hewan untuk melakukan percobaan. Itu sering disebut studi envitro dan
envivo. Tentunya dalam uji ini, untuk mengetahui keamanan apabila diujikan pada manusia. Pre-klinis
itu untuk memastikan vaksin ini aman apabila diujikan pada manusia.

3. Tahap III, IV, V (Uji klinis)

Lalu tahap uji klinis yang memiliki tiga fase. Fase satu memastikan keamanan dosis pada manusia serta
menilai farmaco kinetik dan farmaco dinamik. Untuk menentukan dosis aman pada manusia.

Fase dua melakukan studi pada manusia biasa dengan jumlah sampel 100 sampai 500 orang. Studi ini
ingin memastikan dan menilai keamanan pada manusia dapat tercapai dan menilai efektivitas serta
menentukan rentan dosis optimal dan frekuensi pemberian dosis paling optimal dan efek samping
jangka pendek.

Setelah lolos uji klinis masuk fase tiga dengan uji sampel 1.000 orang sampai 5.000 orang untuk
memastikan keamanan, efektivitas, keuntungan yang melebihi risiko penggunaan pada populasi yang
lebih besar. Apabila uji klinis fase tiga ini tuntas dan hasil memuaskan maka akan masuk fase
persetujuan.

"Kita pastikan mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)
semua proses uji ini sudah berjalan dengan baik maka bisa masuk ke dalam proses persetujuan yang
dilanjutkan dengan pembuatan vaksin dalam jumlah besar."
Pembuatan vaksin astrazeneca

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengumumkan bahwa vaksin AstraZeneca memanfaatkan zat yang
berasal dari babi, namun bisa digunakan karena kajian fiqihnya mendesak untuk menghindari kematian
akibat covid-19.

A. Proses pembuatan vaksin astrazeneca

1. Dalam proses pembuatan vaksin, enzim tripsin babi harus dibersihkan atau dihilangkan.

2. Alasannya agar tidak mengganggu tahapan proses produksi vaksin selanjutnya.

3. Enzim tripsin babi diperlukan sebagai katalisator untuk memecah protein menjadi peptida dan asam
amino yang menjadi bahan makanan kuman.

4. Kuman akan dibiakkan dan difermentasi, kemudian diambil polisakarida kuman sebagai antigen bahan
pembentuk vaksin.

5. Kemudian dilakukan proses purifikasi dan ultrafiltrasi yang mencapai pengenceran 1/67,5 milyar kali
sampai akhirnya terbentuk produk vaksin.

6.Pada hasil akhir proses sama sekali tidak terdapat bahan-bahan yang mengandung enzim babi.

7. Bahkan antigen vaksin ini sama sekali tidak bersinggungan dengan enzim tripsin babi baik secara
langsung maupun tidak.

8. Untuk itu masyarakat diharapkan tidak ragu divaksinasi, karena, dalam proses pembuatannya
dilakukan transformasi menyeluruh dan berulang kali disterilkan sehingga vaksin bersih dan baik untuk
digunakan.

9. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memutuskan vaksin AstraZeneca dapatdidistribusikan
dan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.

B. Cara kerja vaksin astrazeneca

1. bahan vaksin Oxford-AstraZeneca menggunakan virus flu biasa yang tidak aktif dan diisolasi dari
simpanse, diubah dengan gen untuk mengekspresikan protein lonjakan virus SARS-CoV-2.

2. Alih-alih langsung menyuntikkan asam nukleat, RNA, atau DNA versi gen itu, gen ini disampaikan
dalam virus lain," kata direktur eksekutif dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health
International Vaccine Access Center Dr William Moss.

3. Dia mengatakan strategi yang digunakan oleh para pembuat vaksin AstraZeneca unik. Tubuh dibiarkan
membuat protein virus, melepaskannya dari sel, dan kemudian sistem kekebalan menanggapinya.
4. Moss mengatakan vaksin AstraZeneca yang sedang diteliti dikenal sebagai "vaksin vektor adenovirus,"
adalah vaksin dari virus yang direkayasa secara genetik.

5. Saat disuntikkan, tusukan itu menginduksi respons kekebalan yang mampu melindungi terhadap
penyakit Covid-19.

6. Setelah studi fase 2, para peneliti mengatakan vaksin tersebut memicu apa yang disebut "respons sel
T" 14 hari setelah vaksinasi, dengan respons antibodi 28 hari kemudian.

C. Pro kontra vaksin

1. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun telah mengkaji aspek keamanan vaksin Covid-19
AstraZeneca hingga memutuskan direkomendasikan untuk bisa digunakan. Alasannya adalah manfaat
pemberian vaksin Covid-19 AstraZeneca lebih besar dibandingkan risiko yang ditimbulkan.

2. Menurut BPOM, proses pengkajian tersebut juga melibatkan Komisi Nasional Penilai Obat, Komisi
Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization
(ITAGI). "Vaksin Covid-19 AstraZeneca dapat mulai digunakan," kata Ketua BPOM, Penny K. Lukito
melalui siaran pers, Jumat, 19 Maret 2021.

3.. Namun, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca haram.
Sebab, vaksin Covid-19 yang diproduksi di Korea Selatan itu mengandung enzim babi. "Vaksin produk
AstraZeneca ini hukumnya haram karena dalam tahapan proses produksinya memanfaatkan tripsin yang
berasal dari babi," kata Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorum Ni'am Sholeh dalam konferensi pers.

4. Tetapi meski vaksin Covid-19 AstraZeneca haram, MUI membolehkan penggunaannya karena lima
alasan. Salah satunya, Indonesia sedang mengalami darurat kesehatan sehingga sangat membutuhkan
vaksin Covid-19.

Anda mungkin juga menyukai