Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Vaksinasi Covid 19
A. 1. Pengertian Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi
sumber penularan.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Bila seseorang sudah
mendapat vaksin untuk suatu penyakit, tubuhnya bisa dengan cepat membentuk antibodi untuk
melawan kuman atau virus penyebab penyakit tersebut ketika nanti ia terpapar. Oleh karena
itu, vaksinasi penting dilakukan sebagai bentuk perlindungan diri terhadap penyakit, terutama
pada masa pandemi COVID-19.
Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit. Kandungan vaksin dapat berupa bakteri atau virus yang telah
dilemahkan atau dimatikan, bisa juga berupa bagian dari bakteri atau virus tersebut. Vaksin
dapat diberikan dalam bentuk suntikan, tetes minum, atau melalui uap (aerosol).

A. 2. Tahap Pembuatan Vaksinasi


Untuk memastikan efektivitas dan keamanannya, vaksin harus melalui penelitian dan lulus
uji klinis yang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun.

Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam proses pembuatan vaksin COVID-19:

1. Eksplorasi

Tahap eksplorasi merupakan tahap awal yang dilakukan melalui penelitian di


laboratorium untuk mengidentifikasi antigen alami atau sintetis yang dapat mencegah suatu
penyakit. Antigen adalah benda asing yang dapat merangsang pembentukan antibodi di dalam
tubuh. Tahap eksplorasi untuk menentukan antigen ini bisa memakan waktu yang cukup lama.

2. Studi praklinis
Tahap studi praklinis dilakukan dengan memberikan vaksin ke hewan percobaan untuk
mengetahui efektivitas dan keamanannya. Pada tahap ini, peneliti juga akan mengkaji apakah
vaksin menimbulkan efek samping tertentu.

3. Uji klinis fase I

Pada tahap uji klinis fase I, vaksin akan memberikan ke beberapa orang dewasa yang sehat.
Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin pada manusia.

4. Uji klinis fase II


Tahap uji klinis fase II dilakukan dengan memberikan vaksin ke sekelompok orang yang
jumlahnya lebih banyak, dengan usia dan kondisi kesehatan yang lebih beragam.

Setelah itu, para peneliti akan mengkaji dan mengevaluasi efektivitas, keamanan, dan dosis
vaksin yang tepat, serta menilai respons sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin yang
diberikan.

5. Uji klinis fase III

Pada uji klinis fase III, vaksin akan diberikan ke lebih banyak orang dengan kondisi yang
bervariasi. Para peneliti akan memantau respons kekebalan tubuh dan efek samping vaksin
dalam jangka waktu tertentu. Fase ini bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-
tahun.

6. Tahap IV

Setelah dinyatakan lulus semua uji klinis, vaksin bisa mendapatkan izin edar untuk diberikan
kepada manusia. Di Indonesia, izin edar vaksin dikeluarkan oleh BPOM. Namun, meski sudah
bisa digunakan secara umum, vaksin yang masih baru tersebut perlu terus diteliti dan
dievaluasi.

A.3. Profil Vaksin yang akan Digunakan di Indonesia

Berikut ini adalah beberapa jenis vaksin yang telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia:

1. Pfizer
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: mRNA
Suhu penyimpanan: -70oC
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 94–95%
Tahap uji klinis: Telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat
(EUA) dari U.S. Food & Drug Administration (FDA)
Efek samping: Nyeri di lokasi penyuntikan, rasa lelah, sakit kepala, menggigil, nyeri sendi, dan
demam

2. Sinovac
Negara asal: Cina
Bahan dasar: Virus yang dimatikan (inactivated virus)
Suhu penyimpanan: 2–8oC (suhu kulkas)
Klaim efektivitas: Efikasi sekitar 65,3% (di Indonesia)
Tahap uji klinis: Sudah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat
(EUA) dari BPOM
Efek samping: Nyeri atau kemerahan di lokasi penyuntikan, nyeri otot, demam, dan sakit kepala
Alasan bisa dibawa ke Indonesia:

 Penyimpanannya bisa menggunakan kulkas atau cool box, sehingga proses distribusi


vaksin dan pelaksanaan vaksinasinya lebih mudah.
 Vaksin Sinovac termasuk dalam 10 kandidat vaksin paling cepat dan menggunakan
metode pembuatan yang sudah dikuasai oleh perusahaan lokal, seperti Bio Farma.

3. Moderna
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: mRNA
Suhu penyimpanan: -20oC
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 94,5%
Tahap uji klinis: Telah melalui uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat
(EAU) dari U.S. Food & Drug Administration (FDA)
Efek samping: Nyeri, bengkak dan kemerahan di lokasi penyuntikan, rasa lelah, sakit kepala,
nyeri otot, menggigil, demam, serta mual dan muntah

4. Oxford/AstraZeneca
Negara asal: Inggris
Bahan dasar: Viral vector
Suhu penyimpanan: 2–8oC (suhu kulkas)
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 62-75%
Tahap uji klinis: Telah melewati uji klinis fase 3 dan mendapatkan Izin Penggunaan Darurat dari
Otoritas Inggris dan BPOM
Efek samping: Nyeri, kemerahan, dan bengkak pada lokasi penyuntikan, demam, menggigil,
mual, nyeri sendi dan otot, serta sakit kepala

5. Novavax
Negara asal: Amerika Serikat
Bahan dasar: Protein subunit
Suhu penyimpanan: 2–8oC (suhu kulkas)
Klaim efektivitas: 85–89%
Tahap uji klinis: Sudah selesai uji klinis fase 3 di Inggris, Meksiko, Amerika Serikat, dan Afrika
Selatan
Efek samping: Efek samping serius seperti reaksi alergi terhadap vaksin atau anafilaksis sangat
jarang terjadi
6. Sinopharm
Negara asal: Cina
Bahan dasar: Virus yang dimatikan (inactivated virus)
Suhu penyimpanan: 2–8oC (suhu kulkas)
Klaim efektivitas: Efikasi sebesar 79,34%
Tahap uji klinis: Sudah melewati tahap uji klinis fase 3 dan mendapatkan izin penggunaan dari
otoritas kesehatan di Cina
Efek samping: Umumnya bersifat ringan, seperti demam, nyeri dan bengkak di lokasi
penyuntikan, serta sakit kepala

7. Merah Putih – BioFarma

BioFarma bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman masih terus melakukan
pengembangan dan penelitian terhadap vaksin COVID-19. Uji klinis terhadap vaksin ini
rencananya akan dimulai sekitar bulan Juni 2021.

8. Sputnik V
Negara asal: Rusia
Bahan dasar: viral vector
Suhu penyimpanan: 2–8oC (suhu kulkas)
Klaim efektivitas: Efikasi 91,6%
Tahap uji klinis: Sudah melewati uji klinis fase 3
Efek samping: nyeri di tempat suntikan, flu, demam, sakit kepala, dan kelelahan.
Kostoff, et al. (2020). COVID-19 Vaccine Safety. International Journal of Molecular Science,
46(5), pp. 1599–1602.
Yuan, et al. (2020). Safety, Tolerability, and Immunogenicity of COVID-19.
Centers for Disease Control and Prevention (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Frequently Asked Questions about COVID-19 Vaccination.
Centers for Disease Control and Prevention (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Vaccine Testing and the Approval Process.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021). Dimulai Januari, Berikut Jumlah Sasaran
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021). Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 di
Indonesia Membutuhkan Waktu 15 Bulan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan
Dan Pengendalian Penyakit Nomor Hk.02.02/4/ 1 /2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Pemerintah Tengah Pastikan Keamanan dan
Kehalalan Vaksin COVID-19.
Satgas Penanganan COVID-19 (2020). Apakah Vaksin Memiliki Efek Samping?
Satgas Penanganan COVID-19 (2020). Badan POM Terus Kawal Keamanan, Khasiat, dan Mutu
Vaksin COVID-19.
U.S. Food and Drugs Administration (2020). Pfizer-BioNTech COVID-19 Vaccine.
Boulanger, A. Healthline (2019). Everything You Need to Know About Vaccinations.
B. PUSLING
Puskesmas Keliling Puskesmas Keliling adalah Fasilitas penunjang pelayanan kesehatan
yang bergerak untuk meningkatkan Jangkauan dan kualitas pelayanan khususnya untuk
menjangkau masyarakat terutama yang tinggal di daerah terpencil dan terisolasi
1. Tujuan
a. Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama
masyarakat di daerah terpencil dan terisolasi baik di darat maupun di pulau-pulau kecil .
b. Menyediakan sarana transportasi pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
2. Fungsi :
a. Sarana transportasi petugas
b. Sarana transportasi logistik
c. Sarana transportasi pasien
d. Sarana pelayanan kesehatan (pemeriksaan dan pengobatan )
e Sarana pendukung promosi kesehatan
3. Peran :
a. Meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan dasar di wilayah kerj Puskesmas
b. Mendukung pelaksanaan pelayanan di daerah yang jauh dan sulit
c. Mendukung pelaksanaan kegiatan luar gedung seperti Posyandu, imunisasi, KIA,
Penyuluhan Kesehatan, Surveillance, pemberdayaan masyarakat dll
d. Mendukung pelayanan rujukan
e. Mendukung pelayanan promotif dan preventif

di daerah terpencil dan terisolasi, diharapkan kegiatan pelayanan yang dilaksanakan


merupakan
a. Kegiatan yang sangat dibutuhkan dan wajib dilaksanakan.
b. Adanya pembinaan kader atau kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat terhadap kemampuan diri menolong dirinya sendiri
c Surveilance

C. Profil Desa di Pesisir Kecamatan Sebangau Kuala

Kecamatan sebangau Kuala adalah salah satu kecamatan terluas diKabupaten Pulang
Pisau. Seluruh desa di Sebangau Kuala dialiri oleh Sungai Sebangau. Kecamatan Sebangau
Kuala juga merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang memiliki wilayah
Pesisir pantai.
Kecamatan Sebangau Kuala memiliki luas wilayah sebesar 3.801 km2, dengan desa yang
terluas adalah Desa Sebangau Mulya yakni sebesar 23,55 persen dari luas wilayah kecamatan.
Desa/kelurahan dengan jarak terdekat ke ibukota kecamatan adalah Desa Sebangau
Permai, sedangkan Desa/kelurahan dengan jarak terjauh ke ibukota kecamatan adalah desa sei
Bakau. Kemudian untuk letak geografis desa di Kecamatan Sebangau Kuala terdapat 2 desa
yang terletak di pesisir yaitu Desa Sei Hambawang dan Desa Sei Bakau, sedangkan 6 lainnya
berada di daerah bukan pesisir.

Tabel 2.1 Tabel Luas Wilayah Desa di Kecamatan Sebangau Kuala

Desa/Kelurahan 2014
di Kecamatan Luas Wilayah Sebangau Kuala
Sebangau Luas Persentase Luas Persentase Luas
Kuala Wilaya Desa/Kel thd Luas Desa/Kel thd Luas
h (km2) Kecamatan Kabupaten
Kec. Sebangau 3801 100 42.25
Kuala
Paduran 863 22.70 9.59
Sebangau
Paduran Mulia 375 9.87 4.17
Mekar Jaya 486 12.79 5.40
Sebangau 677 17.81 7.52
Permai
Sebangau Jaya 357 9.39 3.97
Sebangau Mulia 895 23.55 9.95
Sei Bakau 65 1.71 0.72
Sei Hambawang 83 2.18 0.92

Tabel 2.1 Tabel Jarak Dari Desa Ke Kecamatan Sebangau Kuala dan Kabupaten Pulang Pisau

2014
Desa/Kelurahan di Jarak Dari Desa/Kelurahan Sebangau
Kecamatan Sebangau Kuala
Kuala Ke Ibukota Ke Ibukota
Kecamatan (km) Kabupaten (km)
Kec. Sebangau Kuala - -
Paduran Sebangau 19 92
Paduran Mulia 14 97
Mekar Jaya 7 104
Sebangau Permai 0 111
Sebangau Jaya 7 118
Sebangau Mulia 10 121
Sei Bakau 130 141
Sei Hambawang 100 211
Tabel 2.3. Letak Geografis dan Ketinggian Wilayah dari Permukaan Laut Menurut
Desa/Kelurahan di Kecamatan Sebangau Kuala, 2020

Desa Letak Ketinggian dari


Permukaan Laut
Pesisir Bukan < 10 10-50 > 50
Pesisir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Paduran Sebangau - √ √ - -
Paduran Mulya - √ √ - -
Mekar Jaya - √ √ - -
Sebangau Permai - √ √ - -
Sebangau Jaya - √ √ - -
Sebangau Mulya - √ √ - -
Sei Bakau √ - √ - -
Sei Hambawang √ - √ - -
Sebangau 2 6 8 - -
Kuala
Sumber : Pemerintahan Daerah Kabupaten Pulang Pisau

Kecamatan Sebangau Kuala terdiri dari 8 desa/kelurahan, dimana seluruhnya berstatus


desa. Adapun jumlah RT/RW di Kecamatan Sebangau Kuala tahun 2020 ini sebanyak 97 RT
dan 27 RW. Desa/kelurahan dengan RT/RW terbanyak adalah Desa Sebangau Permai.
Penduduk Kecamatan Sebangau Kuala berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 sebanyak
8.371 jiwa, yang terdiri atas 4.859 jiwa penduduk laki- laki dan 3.512 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2010, penduduk Kecamatan
Sebangau Kuala mengalami pertumbuhan sebesar 0,61 persen. Sementara itu besarnya angka
rasio jenis kelamin tahun 2020 penduduk laki- laki terhadap penduduk perempuan sebesar 138.

Kepadatan penduduk di Kecamatan Sebangau Kuala tahun 2020 mencapai 2 jiwa/km2.


Kepadatan penduduk di tiap desa/kelurahan cukup beragam dengan kepadatan penduduk

tertinggi terletak di Desa Sei Hambawang dengan kepadatan sebesar 17 jiwa/km2 dan terendah

di Desa Sebangau Mulya dan Desa Sebangau Jaya sebesar 1 jiwa/km2.

Gambar 2.4 Jumlah Penduduk per Desa di Kecamatan Sebangau Kuala, 2020
Catatan/Note : Hasil SP2020 (September)
Sumber : BPS Kabupaten Pulang Pisau

Tabel 2.5. Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk, Distribusi Persentase Penduduk,


Kepadatan Penduduk, Rasio Jenis Kelamin Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Sebangau
Kuala, 2020

Desa Penduduk Laju Pertumbuhan


(jiwa) Penduduk 2010-2020
(%)
1 2 3
Paduran Sebangau 2 304 2,16
Paduran Mulya 479 -2,31
Mekar Jaya 882 -1,26
Sebangau Permai 1 291 -0,30
Sebangau Jaya 317 -2,50
Sebangau Mulya 839 1,37
Sei Bakau 846 -0,90
Sei Hambawang 1 413 3,44
Sebangau Kuala 8 371 0,61

Lanjutan Tabel 2.5

Desa Persentase Kepadatan Penduduk


Penduduk
1 4 5
Paduran Sebangau 1,71 3
Paduran Mulya 0,36 1
Mekar Jaya 0,66 2
Sebangau Permai 0,96 2
Sebangau Jaya 0,24 1
Sebangau Mulya 0,62 1
Sei Bakau 0,63 1
3
Sei Hambawang 1,05 1
7
Sebangau Kuala 6,22 2

Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan
Sebangau Kuala, 2020

Jenis
Kelompok Kelamin
Laki- Jumlah
Umur Laki Sex Total
Ages Male Perempu
an
Female
(1) (2) (3) (4
)
0-14 941 857 1 798
15-64 3 693 2 506 6 199
65+ 225 149 374
Sebangau 4 859 3 512 8 371
Kuala

Catatan/Note : Hasil Perapihan Umur dari Data Administrasi


Kependudukan dan Sensus Penduduk 2020 (September
Sumber/Source : BPS, Sensus Penduduk 2020

Tabel 2.7. Kemudahan Mencapai Sarana Kesehatan Terdekat Bagi Desa/Kelurahan yang Tidak
ada Sarana Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan
Sebangau Kuala, 2020

Desa Rumah Rumah Poliklinik


Sakit Sakit
Bersalin
(1) (2) (3) (4)
Paduran Sulit Sulit Sulit
Sebangau
Paduran Mulya Sulit Sulit Sulit
Mekar Jaya Sulit Sulit Sulit
Sebangau Permai Sulit Sulit Sulit
Sebangau Jaya Sulit Sulit Sulit
Sebangau Mulya Sulit Sulit Sulit
Sei Bakau Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit
Sei Hambawang Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit

Tabel 2.8. Kemudahan Mencapai Sarana Kesehatan Terdekat Bagi Desa

Desa Puskesmas Rawat Tanpa


Inap Rawat
Inap
(1) (5) (6) (7)
Paduran Sulit Sulit Sulit
Sebangau
Paduran Mulya Sulit Sulit Sulit
Mekar Jaya Mudah Sulit Sulit
Sebangau Permai - Sulit Sulit
Sebangau Jaya Sulit Sulit Sulit
Sebangau Mulya Sulit Sulit Sulit
Sei Bakau Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit
Sei Hambawang Sangat Sangat Sangat
Sulit Sulit Sulit

Anda mungkin juga menyukai