Yth.
Direktur Jenderal P2P
Kementerian Kesehatan
Jakarta
Membalas surat dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, No.
SR.02.06/II/1703/2021, tanggal 26 Juni 2021, perihal permohonan kajian pemberian vaksinasi
Covid-19 pada ibu hamil, maka bersama ini kami kirimkan hasil kajian berdasarkan literatur dari
berbagai sumber.
Tembusan:
Kajian
Vaksinasi Covid-19 Pada Ibu Hamil
Dasar kajian
• Surat dari Plt Direktur Jenderal P2P No. SR.02.06/II/1703/2021 perihal permohonan kajian
pemberian vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil, tanggal 26 Juni 2021
• Rekomendasi dari POGI, tertanggal 22 Juni 2021
• Pertemuan virtual ITAGI dengan Wakil Menteri Kesehatan dan jajarannya, agenda vaksinasi Anak dan
Ibu Hamil, tanggal 27 Juni 2021
• Emergency Use Authorization (EUA) Moderna yang dikeluarkan oleh BPOM, tertanggal 1 Juli 2021
• Surat dari POGI No. 42/KU/VII/21 perihal rekomendasi POGI terhadap vaksinasi Covid-19 bagi Ibu
hamil, tanggal 2 Juli 2021
• Pertemuan virtual ITAGI dengan POGI, PB IDI, BPOM, Kemenkes, agenda Covid-19 pada Ibu hamil,
tanggal 6 Juli 2021
Latar belakang
Data global menunjukkan bahwa kejadian klinis Covid-19 berat secara keseluruhan rendah, namun
kehamilan meningkatkan risiko menjadi berat jika terkena Covid-19 dibandingkan wanita yang tidak
hamil. Covid-19 derajat berat akan memerlukan perawatan di rumah sakit, ICU, dan atau ventilator
sehingga risiko meninggal meningkat. Di lain pihak jika ibu hamil menderita Covid-19 berat akan
meningkatkan kejadian prematuritas pada bayi yang dilahirkan dan mungkin menyebabkan komplikasi
lain dari kehamilannya.
Kajian ini sesuai dengan pendapat Perhimpunan Obsteri dan Ginekologi Indonesia (POGI) yang telah
mengeluarkan rekomendasi vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil, berdasarkan situasi di Indonesia yaitu,
• Telah terjadi peningkatan kasus ibu hamil terkonfirmasi Covid-19 di sejumlah kota besar dalam
keadaan berat (severe cases),
• Ibu hamil akan mengalami derajat klinis Covid-19 yang lebih berat dibandingkan dengan yang tidak
hamil,
• Meningkatnya risiko kejadian persalinan prematur dan komplikasi kehamilan lainnya
dilakukan baik pada vaksin mRNA (Moderna, Pfizer-BioNTech, dan J&J/Janssen) maupun vaksin
inactivated (Sinovac dan Sinopharm).
Pengalaman pemberian vaksin inactivated untuk ibu hamil yang telah lama dilaksanakan, misalnya TT, Td,
Tdap untuk tetanus, pertusis, dan difteri serta vaksin influenza. Sedangkan vaksin hidup dilarang diberikan
pada ibu hamil. Sebagai ilustrasi waktu yang tepat pemberian vaksinasi Tdap pada ibu hamil untuk
menghasilkan respons antibodi maternal dan antibodi pasif yang akan ditransfer pada bayi adalah 24 - 36
minggu kehamilan (akhir trimester kedua atau trimester ketiga); sesuai yang disarankan oleh The
American College of Obstetric and Gynecologist dan US-CDC.
Namun dalam keadaan pandemi dapat diberikan kapan saja selama kehamilan (misalnya pandemi
influenza atau pertusis); jika pada saat hamil belum divaksinasi maka Tdap diberikan segera setelah ibu
melahirkan untuk mencegah penularan pada bayinya. Pemberian vaksin inactivated virus, bakteri atau
toksoid pada ibu hamil tidak terbukti (no evidence) menimbulkan efek simpang yang berbahaya pada
janin yang dikandungnya. Hal ini diterima dengan baik oleh ibu hamil karena memberikan efektifitas yang
baik pada ibu dan bayi yang dikandungnya.
Vaksin Covid-19
Studi keamanan vaksin Covid-19 didapatkan dari Surveilans Pregnancy Registry dan Vaccine Adverse
Event Reporting System (VAERS) yang dipublikasi dalam NEJM 2021, mendapatkan hasil sebagai berikut.
2
KOMITE PENASIHAT AHLI IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/384/2019
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail: indonesian.tagi@yahoo.com
Hasil keamanan vaksin dilaporkan bahwa reaksi yang terjadi pada pemberian vaksinasi Covid-19 Pfizer dan
Moderna berturut-turut terbanyak adalah nyeri pada tempat suntikan 84% dan 92,8%; rasa lelah 26,6%
dan 33,6%; nyeri kepala 16,5% dan 19,9%; mialgia 8,8% dan 14,7%. Reaksi tersebut terjadi lebih banyak
setelah vaksinasi kedua (Tabel 1).
Hasil pengamatan pada bayi yang dilahirkan didapatkan tidak berbeda dengan kejadian pada populasi
normal untuk kejadian abortus, stillbirth, lahir preterm, berat badan lahir rendah, kongenital anomali, dan
kematian neonatal (Tabel 2).
Tabel 2. Hasil pemantauan ibu hamil dan keadaan bayi saat lahir
Beberapa vaksin Covid-19 telah melakukan pemantauan pada ibu hamil yang mendapat vaksinasi untuk
masing-masing vaksin. Secara ringkas dapat disampaikan sebagai berikut:
binatang percobaan tidak terlihat dampak yang berbahaya pada kehamilan maupun bayi yang dilahirkan.
Sebagai tambahan data bahwa vaksin lain dengan platform inactivated dan adjuvant yang sama telah
dipergunakan sejak lama pada ibu hamil dengan aman. Maka diduga hasilnya akan sama jika vaksin Covid-
19 inactivated diberikan pada ibu hamil dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Walaupun
demikian perlu dilakukan studi keamanan dan imunogenisitas jika vaksin Covid-19 Sinovac akan diberikan
pada ibu hamil.
Prof Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) Dr. dr. Julitasari Sundoro MSc.PH
Ketua ITAGI Sekretaris Eksekutif ITAGI
Daftar Pustaka
1. Shinabukuro TT, Kim SY, Myers TR, Moro PL, Oduyebo T, Panagiotakopoulos L, et.al. Preliminary
findings of mRNA Covid-19 vaccine safety in pregnant persons. The NEJM 2021
2. Covid-19 vaccines, pregnancy and breastfeeding. https;//www.rcog.org.uk/en/guidelines-research-
service/coronavirus-covid-19-pregnancy-and-womens-health/covid-19-and pregnancy/covid-19-
vaccines-pregnancy-and-breastfeeding.
4
KOMITE PENASIHAT AHLI IMUNISASI NASIONAL
(Indonesian Technical Advisory Group on Immunization)
SK. MENKES NO. HK.01.07/MENKES/384/2019
SEKRETARIAT : JL. PERCETAKAN NEGARA 29 JAKARTA PUSAT
E-mail: indonesian.tagi@yahoo.com