Anda di halaman 1dari 81

MICROPLANNING VAKSINASI COVID-19

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan


Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
COVID -19 Fatality Rate di Indonesia
(per 13 November 2020)

KASUS TERKONFIRMASI MENINGGAL FATALITY RATE

Indonesia 467.113 15.211 3,3%


Dunia 53.507.282 1.305.164 2,4%
LIMA PROVINSI DENGAN KASUS TERTINGGI
DKI Jakarta 117.462 2.440 2,1%
Jawa Timur 56.070 4.007 7,1%
Jawa Barat 44.182 804 1,8%
Jawa Tengah 42.372 1.990 4,7%

Sulawesi Selatan 19.260 474 2,5%

https://covid19.go.id/peta-sebaran
Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai bencana non-alam.

Pemerintah telah mengumumkan kasus konfirmasi pertama COVID-19 di Indonesia


pada awal Maret 2020. Dalam rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah
melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19 tidak hanya terjadi di Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat penduduk lainnya, namun telah menyebar
hingga ke pedesaan di daerah terpencil.

LATAR Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia.
BELAKANG
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat
nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan pendidikan. 

Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan
namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya pemberian vaksinasi.
PETA DUNIA PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19
VACCINE DEVELOPMENT

Vaksin COVID-19, uji klinis fase III


10 CANIDATE VACCINES IN PHASE III CLINICAL VACCINE PLATFORM LOCATION OF PHASE III STUDIES
EVALUATION

Sinovac Inactivated virus Brazil, Indonesia, Turkey, Bangladesh

Wuhan Institute of Biological Products / Sinopharm Inactivated virus United Arab Emirates

Beijing Institute of Biological Products / Sinopharm Inactivated virus China

University of Oxford / AstraZeneca Viral vector * USA, UK

CanSino Biological Inc. /


Viral vector * Pakistan
Beijing Institute of Biotechnology

Gamaleya Research Institute Viral vector Russia

USA, Brazil, Colombia, Peru, Mexico, Philippines,


Janssen Pharmaceutical Companies Viral vector
South Africa

Novavax Protein subunit UK


Moderna / NIAID RNA USA
BioNTech / Fosun Pharma / Pfizer RNA USA, Argentina, Brazil

https://www.who.int/publications/m/item/draft-landscape-of-covid-19-candidate-vaccines * Single dose schedule


Tahapan Uji Klinis Vaksin

Uji Klinis Keterangan


Pre klinis Dilakukan tes vaksin pada hewan coba untuk menilai efikasi dan keamanan termasuk studi
provokasi (challenge studies)

Fase I Dilakukan pada sukarelawan dewasa sehat dalam jumlah kecil untuk menilai keamanan
vaksin

Fase II Vaksin diberikan pada sukarelawan kelompok khusus (misalnya umur tertentu) dalam jumlah
lebih besar untuk menilai imunogenisitas

Fase III Vaksin diberikan pada ribuan sukarelawan untuk menilai efikasi dan keamanan vaksin. Pada
umumnya dilakukan multisenter

Fase IV Dilakukan pemantauan KIPI pada vaksin yang telah dipergunakan secara luas (post marketing
surveillance=PMS)
Kriteria persetujuan BPOM untuk
Emergency Use Authorization (EUA)

2
1

Telah ada ketetapan kondisi darurat kesehatan oleh Obat/vaksin yang akan diedarkan telah terbukti secara
pemerintah ilmiah memiliki aspek keamanan dan khasiat yang
(Bencana non-alam) memadai berdasarkan data klinis dan non klinis
3 4

Obat/vaksin yang akan diedarkan memiliki data mutu Obat/vaksin yang akan diedarkan memiliki manfaat
yang memenuhi standar yang berlaku dan diproduksi yang lebih besar dari risikonya (risk benefit analysis)
Return on Investment Imunisasi sebesar 16 kali Cost of Ilness sehingga imunisasi
dinilai sebagai intervensi paling cost of effective
Perpres No. 99
Tahun 2020
tentang Pengadaan
Vaksin dan
Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam
Rangka
Penanggulangan
Pandemi COVID-
19
Llintas kementerian, TNI/POLRI,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/6573/2020 TENTANG TIM
PELAKSANAAN VAKSINASI CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)
Kajian Vaksinasi COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI)
TUJUAN IMUNISASI COVID-19

1. Menurunkan
kesakitan &
kematian akibat
Covid-19

2. Mencapai kekebalan
kelompok (herd immunity) untuk
mencegah dan melindungi
kesehatan masyarakat

3. Melindungi dan memperkuat sistem


4. Menjaga produktifitas dan kesehatan secara menyeluruh
meminimalkan dampak sosial dan
ekonomi
KELOMPOK SASARAN TAHAPAN PENERIMA VAKSIN COVID -19

Kriteria : Penduduk dengan kondisi sehat dan


pekerjaannya berisiko tinggi terhadap penularan
COVID-19

PETUGAS KESEHATAN TNI/Polri, Guru, tenaga


PETUGAS PENUNJANG tokoh
SELURUH INDONESIA aparat hukum, masyarakat/agam pendidik dari
kelompok usia
dan petugas a, pelaku PAUD/TK, SD, produktif dan
sebagai garda SMP, SMA dan aparatur berkontribusi
terdepan dalam pelayanan perekonomian
PT pemerintah dalam sektor
pemberian publik lainnya strategis, perekonomian
layanan yang terlibat perangkat daerah berperanan pusat, termasuk
kesehatan penting dalam anggota BPJS
langsung kecamatan, desa,
keberlangsunga
daerah, dan
publik dan Penerima
memiliki risiko
dengan RT/RW
n investasi legislatif . Bantuan Iuran
tertularnya pelayanan pendidikan anak (PBI)
COVID-19 masyarakat – anak
Indonesia
RENCANA SKEMA PELAKSANAAN

PROGRAM MANDIRI

PERPRES NO. 99 TH 2020 : penetapan jenis dan jumlah Vaksin COVID-l9 dilakukan oleh Menteri
Kesehatan dengan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)
Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat
Pelayanan Vaksinasi COVID-19
dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Waktu Pelaksanaan Kesehatan, berupa:
Mulai Desember 2020 1. Puskesmas dan jaringan
pelayanannya;
secara bertahap dengan
2. klinik;
mempertimbangkan kajian 3. tempat praktik mandiri dokter,
epidemiologi, ketersediaan dan tempat praktik mandiri
vaksin COVID-19 dan bidan/perawat;
sarana pendukung lainnya 4. rumah sakit; dan/atau
5. klinik Kantor Kesehatan
Pelabuhan.

Dalam hal Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam memberikan
Vaksinasi bagi seluruh sasaran dan/atau tidak memenuhi persyaratan, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas dapat membuka pos Vaksinasi COVID-19
KEGIATAN
VAKSINASI COVID-19
SISTEM KESEHATAN NASIONAL

INPUT:
SDM, MONITORING
vaksin PERENCANAAN PELAKSANAAN OUTPUT:
dan DAN EVALUASI Penerimaan
masy. tinggi,
logistik, seluruh
cold chain sasaran
divaksinasi,

• PENDATAAN DAN PENENTUAN • DISTRIBUSI DAN • PENCATATAN DAN


FASYANKES MANAJEMEN VAKSIN PELAPORAN
• PENDATAAN. REGISTRASI DAN DAN LOGISTIK • PEMANTAUAN PRA,
VERIFIKASI SASARAN • STANDAR
SAAT DAN PASKA
• PERHITUNGAN SUMBER DAYA RUANG/TEMPAT
PELAKSANAAN
• INVENTARISASI SARANA LAYANAN
• PEMANTAUAN DAN
RANTAI DINGIN • STANDAR PELAYANAN
• MANAJEMEN LIMBAH PENANGGULANGAN
• PENYUSUNAN RENCANA
KIPI
KERJA

SISTEM INFORMASI SATU DATA VAKSINASI COVID-19


Aspek Legal: UU No. 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan, Perpres No. 99 Tahun 2020 ttg Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-
19, Permenkes No. 12 Tahun 2017 ttg Penyelenggaraan Imunisasi, Permenkes No. 28 Tahun 2020 ttg Pelaksanaan Pengadaan Vaksin Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
COVID-19
SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI
MENDUKUNG PELAKSANAAN VAKSINASI
COVID-19
KOMITE PEMULIHAN DAN TRANSFORMASI EKONOMI NASIONAL
Pendataan Fasyankes
dan Penyusunan Jadwal Pelayanan

Dinkes Prov bersama dengan Dinkes Kab/Kota


 Puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas keliling dan Puskesmas melakukan pendataan dan
dan pos vaksinasi;
 Fasilitas pelayanan kesehatan
penentuan fasilitas pelayanan kesehatan atau
lainnya baik pemerintah
maupun swasta yang memiliki
pos vaksinasi yang akan menjadi tempat
kerja sama dengan Puskesmas
maupun Dinas Kesehatan
pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19
Provinsi atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat yaitu
termasuk pendataan kapasitas SDM dan sarana
rumah sakit, klinik, tempat
praktik mandiri dokter, atau
yang tersedia di setiap fasilitas pelayanan
tempat praktik mandiri
bidan/perawat;
kesehatan tersebut.
 Unit pelayanan kesehatan pada
Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP).
Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan
pelaksana Vaksinasi COVID-19 ini beserta jadwal pelaksanaan (hari
dan jam pelayanan) masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan
FASYANKES YG MEMPUNYAI PERANGKAT ELEKTRONIK
dan pos vaksinasi dimasukkan langsung oleh Dinas Kesehatan
HP, LAPTOP YANG DAPAT TERHUBUNG DGN APLIKASI
Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi PCare.
Pendataan Sasaran
Data calon penerima
vaksinasi yang berbasis
Nomor Induk
Kependudukan (NIK) 
penyaringan data (filtering)
melalui Sistem Informasi
satu Data Vaksinasi COVID-
19
Registrasi dan Verifikasi Sasaran
Data calon penerima
vaksinasi yang berbasis
Nomor Induk
Kependudukan (NIK) 
penyaringan data (filtering)
melalui Sistem Informasi
satu Data Vaksinasi COVID-
19
Skenario Vaksinasi
JOURNEY UTAMA DAFTAR ULANG VAKSINASI COVID-19

TELKOM INDONESIA
Skenario “Ada Komorbid”
Skenario “Tidak Ada Komorbid”
Skenario “Tidak Setuju Vaksin”
Sertifikat Telah Vaksin
VAKSIN DAN LOGISTIK

Alokasi vaksin dan logistik


vaksinasi lainnya (ADS,
Safety Box dan alcohol
swab) untuk setiap
puskesmas maupun
fasilitas pelayanan
kesehatan ditentukan
berdasarkan data sasaran
yang terverifikasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (2)
Pusat (Kemenkes) sampai Provinsi

Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik imunisasi (seperti Auto Disable Syringe
– ADS, Safety Box, Kapas Alkohol)
Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai ke Tingkat
Provinsi via udara dengan pesawat (menggunakan cool box)
atau darat dengan kendaraan berpendingin khusus

Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh instalasi farmasi
dalam cold room dan atau vaccine
refrigerator dengan suhu terjaga 2 – 8
°C
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box,
Kapas Alkohol) disimpan di instalasi
farmasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (3)
Provinsi ke Kabupaten/Kota
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan
dengan menggunakan kendaraan berpendingin khusus
(beberapa Prov/Kab/Kota), atau menggunakan cool box /
vaccine carrier.
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan
ketersediaan anggaran masing2 daerah : Kab/kota akan
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota mendistribusikan
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal tibanya vaksin dan logistik
vaksin atau dibuat jadwal pengambilan sesuai alokasi lainnya ke Rumah
Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos
pelayanan vaksinasi
lainnya yang
terdaftar sebagai
tempat pelayanan
vaksinasi Covid 19
dengan
menggunakan mobil
Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi box atau puskesmas
farmasi, kemudian: keliling, vaksin
1. vaksin disimpan dalam cold room atau ditempatkan pada
vaccine refrigerator sebelum didistribusikan vaccine carrier
ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas
Alkohol) disimpan di instalasi farmasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19(4)
Kabupaten/Kota ke Puskesmas/Fasyankes/KKP

Puskesmas akan menyimpan vaksin di


vaccine refigerator. Logistik lainnya
disimpan di instalasi farmasi.
Untuk Fasyankes lainnya (Klinik KKP,
Klinik Pos Pelayanan vaksinasi, dll)
berkoordinasi dengan Puskesmas untuk
distribusi vaksin dan logistik lainnya:

1. Jika Fasyankes tidak memiliki


vaccine refrigerator yang sesuai
standar, maka dapat digunakan
lemari es rumah tangga, sesuai SOP
yang berlaku.
2. Vaksin dibawa oleh petugas
menggunakan vaccine carrier.
ALUR PELAYANAN IMUNISASI COVID-19

Sasaran vaksinasi
COVID-19 datang
P Care

Meja 1 (Pendaftaran) Meja 2 (Skrining)


• Peserta menunjukkan e-ticket yang diinput ke aplikasi • Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
Pcare, atau sederhana untuk melihat kondisi kesehatan dan
• Petugas pendaftaran melakukan verifikasi dengan NIK mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)
dan daftar sasaran yang didapat dari aplikasi pcare • Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare
• Peserta menandatangani informed consent

Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)


• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare.
• Bagi sasaran yang ditunda pemberian vaksinasinya dilaporkan dan dijadwalkan ulang Meja 3 (Vaksinasi)
melalui aplikasi Pcare • Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai
• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI prinsip penyuntikan aman
• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19 • Petugas memasukkan nama vaksin dan nomor batch vaksin
• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi elektronik yang diberikan kepada sasaran pada aplikasi PCare
Skema PELAKSANAAN Vaksin Mandiri
Penugasan
PEMERINTAH PENYEDIA VAKSIN
Informasi Mobilisasi Jumlah Peserta
kuota dan Marketing
sasaran PESERTA MANDIRI Distribusi
• PERUSAHAAN
DINAS KESEHATAN • INDIVIDU
• Jejaring Layanan Mobilisasi
Pemerintah Swasta
• Rantai Dingin Seeking behavior
• Logistik
FASILITAS
• SDM (Vaksinator) Bintek / pengawasan YANKES
• Pelatihan
SWASTA
• Sistim Informasi Pelaporan PEMERINTAH
• Monitoring
• Evaluasi 75.048.268 sasaran
MONITORING DAN EVALUASI

PENCATATAN DAN PELAPORAN

PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN


KIPI

PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA


PELAKSANAAN
Pencatatan dan Pelaporan Elektronik
Pelayanan Vaksinasi COVID-19
Identitas lengkap sasaran (NIK,
nama, jenis kelamin, usia,
pekerjaan, alamat)
• Terpisah dari pencatatan dan
pelaporan imunisasi rutin Status BPJS

• dilakukan secara elektronik Nama vaksin


melalui aplikasi PCare

No Batch Vaksin

Tanggal pemberian vaksin


(Dosis 1-2)
Alur dan Proses Pencatatan dan Pelaporan
Hasil Pelayanan

Capaian cakupan :
rekapitulasi cakupan
Pencatatan dilakukan Laporan harian per harian dan
di setiap fasyankes fasyankes  real time keseluruhan 
dashboard, peta,
table, grafik, dll

1. Data tertuang dalam format standar


2. Rekapitulasi dapat diunduh dan di cetak untuk mendapatkan pengesahan/tanda
tangan dari pejabat yang berwenang (Kepala Puskesmas/Kepala Fasyankes)
Pencatatan dan Pelaporan Logistik

Monitoring
logistik
menggunakan
Bio Tracking
Biofarma dan
SMILE (Sistem
Monitoring
Imunisasi Logistik
secara
Elektronik)
PEMANTAUAN
DAN PENANGGULANGAN KIPI

KIPI yang meresahkan dan


menimbulkan perhatian
berlebihan masyarakat, harus
ALUR PELAPORAN segera direspons, diinvestigasi
dan laporannya segera dikirim
langsung kepada Kementerian
Kesehatan cq. Sub Direktorat
Vaksinasi/Komnas PP-KIPI atau
melalui WA grup Komda KIPI –
Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan Focal Point, email:
komnasppkipi@gmail.com dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja 24 jam dari saat penemuan kasus
KIPI
data_Vaksinasi@yahoo.com;
website:
Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan
kasus
www.keamananvaksin.kemkes.
go.id.
Sub Direktorat Vaksinasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan
kasus
PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN

Sebelum pelaksanaan Saat pelaksanaan Sesudah pelaksanaan

“COVID-19 1. Monitoring
vaccine 1. Penilaian Cepat
cakupan
introduction cakupan (RCA)
2. Monitoring
readiness 2. Evaluasi dampak
kualitas
assessment melalui
pelayanan
tool” surveilans
3. Penilaian Cepat
COVID-19
cakupan (RCA)
3. Post marketing
4. Pemantauan dan
vaccine
Penanggulangan
surveillance
KIPI
STRATEGI KOMUNIKASI
VAKSINASI COVID-19

1. Berdasarkan data dan fakta


​ PENDEKATAN 2. Berorientasi hasil
​ STRATEGI KOMUNIKASI 3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial
4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagai instrumen
COVID-19 yang efektif untuk mempengaruhi perilaku seseorang

Agar memastikan sasaran atau target vaksinasi:


1. Terinformasi manfaat vaksinasi dan bahayanya jika tidak mendapatkan
vaksinasi COVID-19 lengkap (misal : 2 dosis pemberian)
​ PENTINGNYA 2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan vaksinasi di wilayahnya (jumlah
​ STRATEGI KOMUNIKASI kunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)
3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri,
keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)
4. Termotivasi untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 tepat waktu dan
lengkap
(Mikroplaning)

1 2
Mikroplaning adalah proses Dalam melaksanakan kegiatan
penyusunan perencanaan di pemberian vaksinasi COVID-19,
masing-masing jenjang mikroplaning disusun di
administrasi mulai dari analisis semua tingkatan administrasi
situasi, identifikasi masalah, baik di pusat maupun daerah
penentuan strategi, sesuai dengan tugas masing-
identifikasi sumber daya dan masing dan memperhitungkan
penyusunan dokumen data dasar (pos pelayanan,
perencanaan tenaga pelaksana, daerah sulit,
dll).
3
Mikroplaning didukung oleh
Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
PERENCANAAN
Penyusunan Rencana Kerja (jadwal Pendataan Fasyankes
pelatihan dan sosialisasi, penyusunan dan Penyusunan
rencana sosmob, strategi penjangkauan Jadwal Layanan
sasaran di daerah sulit,dsb)
01
06

Inventarisasi 02
PERENCANAAN Pendataan, Registrasi
Peralatan Cold Chain PERENCANAAN
dan Verifikasi Sasaran
05

03
04
Perhitungan Tenaga Rencana Distribusi
Pelaksana Vaksin dan Logistik
Pendataan Fasyankes
dan Penyusunan Jadwal Pelayanan

 Puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas
keliling dan pos Dinkes Prov bersama dengan Dinkes Kab/Kota
vaksinasi;
dan Puskesmas melakukan pendataan dan
 Fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya baik penentuan fasilitas pelayanan kesehatan atau
pemerintah maupun pos vaksinasi yang akan menjadi tempat
swasta yang memiliki
kerja sama dengan pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19
Puskesmas maupun termasuk pendataan kapasitas SDM dan sarana
Dinas Kesehatan
Provinsi atau Dinas yang tersedia di setiap fasilitas pelayanan
Kesehatan kesehatan tersebut.
Kabupaten/Kota
setempat yaitu rumah
sakit, klinik, tempat
praktik mandiri dokter, Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan
atau tempat praktik pelaksana Vaksinasi COVID-19 ini beserta jadwal pelaksanaan (hari
mandiri bidan/perawat; dan jam pelayanan) masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan
 Unit pelayanan kesehatan dan pos vaksinasi dimasukkan langsung oleh Dinas Kesehatan
pada Kantor Kesehatan Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi PCare.
Pelabuhan (KKP).
Setiap kabupaten/kota juga
harus menyusun jadwal
supervisi pelaksanaan
dengan mencantumkan
nama petugas
kabupaten/kota yang
bertanggung jawab sebagai
supervisor
Pendataan Sasaran
Data calon penerima
vaksinasi yang berbasis
Nomor Induk
Kependudukan (NIK) 
penyaringan data (filtering)
melalui Sistem Informasi
satu Data Vaksinasi COVID-
19
Registrasi dan Verifikasi Sasaran
Data calon penerima
vaksinasi yang berbasis
Nomor Induk
Kependudukan (NIK) 
penyaringan data (filtering)
melalui Sistem Informasi
satu Data Vaksinasi COVID-
19
Rencana Distribusi Vaksin dan Logistik
• Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas perlu menyusun rencana
distribusi vaksin dan logistik dengan mencantumkan jadwal distribusi serta sumber
pembiayaan yang dibutuhkan. Logistik didistribusikan sampai ke Puskesmas maupun
fasilitas pelayanan kesehatan.

Alokasi vaksin dan


logistik vaksinasi
lainnya (ADS, Safety
Box) untuk setiap
puskesmas maupun
fasilitas pelayanan
kesehatan
ditentukan
berdasarkan data
sasaran yang
terverifikasi
Kebutuhan dan Rencana Distribusi Logistik

• Kebutuhan perlengkapan anafilatik:


Sebagai antisipasi bila terjadi syok anafilatik, maka setiap
tempat pelayanan wajib menyediakan 1 set perlengkapan
anafilaktik, oksigen, cairan dan infus set.
• Kebutuhan logistik PPI (Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi), termasuk di dalamnya adalah Alat Pelindung Diri
(APD)
• Kebutuhan materi KIE : perhitungan berdasarkan pada
kebutuhan.
Kebutuhan dan Rencana Distribusi Logistik

Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari


pemberian imunisasi x 2
(Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama 4 jam)
Kebutuhan logistik PPI lainnya:

• Hand sanitizer = sesuai kebutuhan


Face shield (bila tersedia) = jumlah petugas • Sabun cair dan air mengalir = sesuai
kebutuhan
• Cairan disinfektan = sesuai kebutuhan

Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran


*) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran

Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan


Perhitungan Tenaga Pelaksana

Perkiraan jumlah tenaga


pelaksana (satu tim)
imunisasi terdiri dari: Rangkaian pemeriksaan dan pelayanan
• Petugas pendaftaran/verifikasi imunisasi COVID-19 untuk satu orang
• Petugas untuk mengatur alur diperkirakan sekitar 15 menit.
kelancaran pelayanan • Satu vaksinator (perawat, bidan, dan
Dinkes Prov bersama • Petugas skrining (anamnesa) dan
dengan Dinkes dokter) diperkirakan mampu
pemeriksaan fisik sesuai dengan
Kabupaten/Kota dan komorbid yang diidentifikasikan memberikan pelayanan maksimal 40
Puskesmas harus serta pemberian edukasi. - 70 sasaran per hari.
• Petugas pemberi Vaksinasi • Jumlah sasaran per satu sesi
menghitung perkiraan
COVID-19 dibantu oleh petugas pelayanan adalah 10 – 15 orang
kebutuhan tenaga yang menyiapkan vaksin
pelaksana berdasarkan hari • Petugas untuk melakukan
pelaksanaan, fasilitas atau pencatatan hasil Vaksinasi
pos pelayanan serta jumlah • Petugas pengamanan
sesi pelayanan per hari.
Cara perhitungan kebutuhan tenaga pelaksana yang dibutuhkan
per hari

Rangkaian Tentukan jumlah sesi


pemeriksaan dan pelayanan
pelayanan imunisasi per hari
COVID-19 untuk satu
orang diperkirakan Minimal 1 sesi:
sekitar 15 menit. Satu Tentukan jumlah tenaga
1 vaksinator,
vaksinator (perawat, per sesi
2 nakes non vaksinator
bidan, dan dokter)
diperkirakan mampu
dan 2 kader/petugas lain
memberikan
pelayanan maksimal Jumlah tenaga per sesi * jumlah Jumlah tenaga yg dibutuhkan
40 - 70 sasaran per sesi pelayanan per hari
hari. 1 sesi pelayanan per hari
maksimal memberikan
pelayanan pada 10-15
sasaran
Contoh Perhitungan Kebutuhan Tenaga Pelaksana

   
 
 
Fasyankes/Pos Jumlah tenaga yg
Jumlah sesi pelayanan Jumlah tenaga per sesi
dibutuhkan per hari
per hari
       
A 3 2 vaksinator, 4 nakes lain, 3 6 vaksinator, 12 nakes
  kader/petugas lain lain, 9 kader/petugas
lain
       
       
B 4 1 vaksinator, 2 nakes lain, 2 4 vaksinator, 8 nakes
kader/petugas lain lain, 8 kader/petugas
lain
Menyusun Rencana Pelatihan/Sosialisasi

Agar kegiatan vaksinasi COVID-19


berjalan dengan baik dan berkualitas, perlu
dilakukan pelatihan bagi vaksinator, tenaga
kesehatan lainnya yang terlibat dalam
pelaksanaan pelayanan, pengelola program
dan supervisor, serta sosialisasi kepada
seluruh pihak lintas program dan lintas
sektor terkait

Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas
perlu menyusun rencana kegiatan pelatihan
dan sosialisasi, termasuk di dalamnya
waktu, frekuensi, kriteria dan jumlah
peserta beserta jumlah dan sumber
pembiayaannya
Penyusunan Rencana Sosial Mobilisasi
Pemetaan dan Penyusunan Rencana Operasional
Penjangkauan daerah Sulit

Kegiatan Vaksinasi 03
COVID-19 harus
menjangkau
semua sasaran
sehingga Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
dan Puskesmas
perlu melakukan
pemetaan wilayah
sulit dan
menyusun rencana
operasionalnya
Perencanaan Implementasi: kesiapan sistem menuju week-1 Desember
Sistem dibangun menggunakan metode agile development: continuous improving dan validasi

s.d Week-1 desember’20 ~ desember’20 - forward ~ desember’20 - forward

1 Persiapan 2 Pelaksanaan 3 Pelaporan


✔ A Integrasi ke Satu Data A Digital tickets pelaksanaan A Digital paspor vaksin

✔ B Filtering prioritas Nakes B Pencatatan di aplikasi B Monitoring symptom


C Filtering prioritas TNI-Polri C Integrasi Data hasil vaksin C Statistik & analisis hasil vaksin

✔ D Filtering PBI, Prioritas lain D Dashboard hasil vaksin D Tracing setelah vaksin

✔ E Aplikasi registrasi

✔ F Integrasi logistik vaksin


G Integrasi sistem pelaksanaan

✔ done
Launch sistem ✔
️ In-progress

KOMITE PEMULIHAN DAN TRANSFORMASI EKONOMI NASIONAL
“If you fail to plan, you are
planning to fail”
- Benjamin Franklin -

TERIMA KASIH
Kesimpulan
• Pemberian vaksinasi COVID-19, disertai dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat, merupakan upaya akselerasi
dalam rangka penanggulangan pandemi
• Kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi, dimana keseluruhan
tahapan ini akan didukung oleh sistem informasi terintegrasi
• Perlu dilakukan komunikasi publik yang efektif untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi
COVID-19
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai