https://covid19.go.id/peta-sebaran
Pemerintah telah menetapkan pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai bencana non-alam.
LATAR Pandemi COVID-19 memberikan tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di Indonesia.
BELAKANG
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat
nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan pendidikan.
Perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan
namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif melalui upaya pemberian vaksinasi.
PETA DUNIA PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19
VACCINE DEVELOPMENT
Wuhan Institute of Biological Products / Sinopharm Inactivated virus United Arab Emirates
Fase I Dilakukan pada sukarelawan dewasa sehat dalam jumlah kecil untuk menilai keamanan
vaksin
Fase II Vaksin diberikan pada sukarelawan kelompok khusus (misalnya umur tertentu) dalam jumlah
lebih besar untuk menilai imunogenisitas
Fase III Vaksin diberikan pada ribuan sukarelawan untuk menilai efikasi dan keamanan vaksin. Pada
umumnya dilakukan multisenter
Fase IV Dilakukan pemantauan KIPI pada vaksin yang telah dipergunakan secara luas (post marketing
surveillance=PMS)
Kriteria persetujuan BPOM untuk
Emergency Use Authorization (EUA)
2
1
Telah ada ketetapan kondisi darurat kesehatan oleh Obat/vaksin yang akan diedarkan telah terbukti secara
pemerintah ilmiah memiliki aspek keamanan dan khasiat yang
(Bencana non-alam) memadai berdasarkan data klinis dan non klinis
3 4
Obat/vaksin yang akan diedarkan memiliki data mutu Obat/vaksin yang akan diedarkan memiliki manfaat
yang memenuhi standar yang berlaku dan diproduksi yang lebih besar dari risikonya (risk benefit analysis)
Return on Investment Imunisasi sebesar 16 kali Cost of Ilness sehingga imunisasi
dinilai sebagai intervensi paling cost of effective
Perpres No. 99
Tahun 2020
tentang Pengadaan
Vaksin dan
Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam
Rangka
Penanggulangan
Pandemi COVID-
19
Llintas kementerian, TNI/POLRI,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/6573/2020 TENTANG TIM
PELAKSANAAN VAKSINASI CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)
Kajian Vaksinasi COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI)
TUJUAN IMUNISASI COVID-19
1. Menurunkan
kesakitan &
kematian akibat
Covid-19
2. Mencapai kekebalan
kelompok (herd immunity) untuk
mencegah dan melindungi
kesehatan masyarakat
PROGRAM MANDIRI
PERPRES NO. 99 TH 2020 : penetapan jenis dan jumlah Vaksin COVID-l9 dilakukan oleh Menteri
Kesehatan dengan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tempat
Pelayanan Vaksinasi COVID-19
dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Waktu Pelaksanaan Kesehatan, berupa:
Mulai Desember 2020 1. Puskesmas dan jaringan
pelayanannya;
secara bertahap dengan
2. klinik;
mempertimbangkan kajian 3. tempat praktik mandiri dokter,
epidemiologi, ketersediaan dan tempat praktik mandiri
vaksin COVID-19 dan bidan/perawat;
sarana pendukung lainnya 4. rumah sakit; dan/atau
5. klinik Kantor Kesehatan
Pelabuhan.
Dalam hal Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam memberikan
Vaksinasi bagi seluruh sasaran dan/atau tidak memenuhi persyaratan, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Puskesmas dapat membuka pos Vaksinasi COVID-19
KEGIATAN
VAKSINASI COVID-19
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
INPUT:
SDM, MONITORING
vaksin PERENCANAAN PELAKSANAAN OUTPUT:
dan DAN EVALUASI Penerimaan
masy. tinggi,
logistik, seluruh
cold chain sasaran
divaksinasi,
TELKOM INDONESIA
Skenario “Ada Komorbid”
Skenario “Tidak Ada Komorbid”
Skenario “Tidak Setuju Vaksin”
Sertifikat Telah Vaksin
VAKSIN DAN LOGISTIK
Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik imunisasi (seperti Auto Disable Syringe
– ADS, Safety Box, Kapas Alkohol)
Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai ke Tingkat
Provinsi via udara dengan pesawat (menggunakan cool box)
atau darat dengan kendaraan berpendingin khusus
Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh instalasi farmasi
dalam cold room dan atau vaccine
refrigerator dengan suhu terjaga 2 – 8
°C
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box,
Kapas Alkohol) disimpan di instalasi
farmasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19 (3)
Provinsi ke Kabupaten/Kota
Distribusi vaksin dari Provinsi ke Kabupaten/Kota dilakukan
dengan menggunakan kendaraan berpendingin khusus
(beberapa Prov/Kab/Kota), atau menggunakan cool box /
vaccine carrier.
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan dan
ketersediaan anggaran masing2 daerah : Kab/kota akan
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota mendistribusikan
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai jadwal tibanya vaksin dan logistik
vaksin atau dibuat jadwal pengambilan sesuai alokasi lainnya ke Rumah
Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos
pelayanan vaksinasi
lainnya yang
terdaftar sebagai
tempat pelayanan
vaksinasi Covid 19
dengan
menggunakan mobil
Di Kabupaten/Kota diterima oleh instalasi box atau puskesmas
farmasi, kemudian: keliling, vaksin
1. vaksin disimpan dalam cold room atau ditempatkan pada
vaccine refrigerator sebelum didistribusikan vaccine carrier
ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety Box, Kapas
Alkohol) disimpan di instalasi farmasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19(4)
Kabupaten/Kota ke Puskesmas/Fasyankes/KKP
Sasaran vaksinasi
COVID-19 datang
P Care
No Batch Vaksin
Capaian cakupan :
rekapitulasi cakupan
Pencatatan dilakukan Laporan harian per harian dan
di setiap fasyankes fasyankes real time keseluruhan
dashboard, peta,
table, grafik, dll
Monitoring
logistik
menggunakan
Bio Tracking
Biofarma dan
SMILE (Sistem
Monitoring
Imunisasi Logistik
secara
Elektronik)
PEMANTAUAN
DAN PENANGGULANGAN KIPI
“COVID-19 1. Monitoring
vaccine 1. Penilaian Cepat
cakupan
introduction cakupan (RCA)
2. Monitoring
readiness 2. Evaluasi dampak
kualitas
assessment melalui
pelayanan
tool” surveilans
3. Penilaian Cepat
COVID-19
cakupan (RCA)
3. Post marketing
4. Pemantauan dan
vaccine
Penanggulangan
surveillance
KIPI
STRATEGI KOMUNIKASI
VAKSINASI COVID-19
1 2
Mikroplaning adalah proses Dalam melaksanakan kegiatan
penyusunan perencanaan di pemberian vaksinasi COVID-19,
masing-masing jenjang mikroplaning disusun di
administrasi mulai dari analisis semua tingkatan administrasi
situasi, identifikasi masalah, baik di pusat maupun daerah
penentuan strategi, sesuai dengan tugas masing-
identifikasi sumber daya dan masing dan memperhitungkan
penyusunan dokumen data dasar (pos pelayanan,
perencanaan tenaga pelaksana, daerah sulit,
dll).
3
Mikroplaning didukung oleh
Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
PERENCANAAN
Penyusunan Rencana Kerja (jadwal Pendataan Fasyankes
pelatihan dan sosialisasi, penyusunan dan Penyusunan
rencana sosmob, strategi penjangkauan Jadwal Layanan
sasaran di daerah sulit,dsb)
01
06
Inventarisasi 02
PERENCANAAN Pendataan, Registrasi
Peralatan Cold Chain PERENCANAAN
dan Verifikasi Sasaran
05
03
04
Perhitungan Tenaga Rencana Distribusi
Pelaksana Vaksin dan Logistik
Pendataan Fasyankes
dan Penyusunan Jadwal Pelayanan
Puskesmas, puskesmas
pembantu, puskesmas
keliling dan pos Dinkes Prov bersama dengan Dinkes Kab/Kota
vaksinasi;
dan Puskesmas melakukan pendataan dan
Fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya baik penentuan fasilitas pelayanan kesehatan atau
pemerintah maupun pos vaksinasi yang akan menjadi tempat
swasta yang memiliki
kerja sama dengan pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19
Puskesmas maupun termasuk pendataan kapasitas SDM dan sarana
Dinas Kesehatan
Provinsi atau Dinas yang tersedia di setiap fasilitas pelayanan
Kesehatan kesehatan tersebut.
Kabupaten/Kota
setempat yaitu rumah
sakit, klinik, tempat
praktik mandiri dokter, Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan kesehatan
atau tempat praktik pelaksana Vaksinasi COVID-19 ini beserta jadwal pelaksanaan (hari
mandiri bidan/perawat; dan jam pelayanan) masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan
Unit pelayanan kesehatan dan pos vaksinasi dimasukkan langsung oleh Dinas Kesehatan
pada Kantor Kesehatan Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi PCare.
Pelabuhan (KKP).
Setiap kabupaten/kota juga
harus menyusun jadwal
supervisi pelaksanaan
dengan mencantumkan
nama petugas
kabupaten/kota yang
bertanggung jawab sebagai
supervisor
Pendataan Sasaran
Data calon penerima
vaksinasi yang berbasis
Nomor Induk
Kependudukan (NIK)
penyaringan data (filtering)
melalui Sistem Informasi
satu Data Vaksinasi COVID-
19
Registrasi dan Verifikasi Sasaran
Data calon penerima
vaksinasi yang berbasis
Nomor Induk
Kependudukan (NIK)
penyaringan data (filtering)
melalui Sistem Informasi
satu Data Vaksinasi COVID-
19
Rencana Distribusi Vaksin dan Logistik
• Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas perlu menyusun rencana
distribusi vaksin dan logistik dengan mencantumkan jadwal distribusi serta sumber
pembiayaan yang dibutuhkan. Logistik didistribusikan sampai ke Puskesmas maupun
fasilitas pelayanan kesehatan.
Fasyankes/Pos Jumlah tenaga yg
Jumlah sesi pelayanan Jumlah tenaga per sesi
dibutuhkan per hari
per hari
A 3 2 vaksinator, 4 nakes lain, 3 6 vaksinator, 12 nakes
kader/petugas lain lain, 9 kader/petugas
lain
B 4 1 vaksinator, 2 nakes lain, 2 4 vaksinator, 8 nakes
kader/petugas lain lain, 8 kader/petugas
lain
Menyusun Rencana Pelatihan/Sosialisasi
Kegiatan Vaksinasi 03
COVID-19 harus
menjangkau
semua sasaran
sehingga Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
dan Puskesmas
perlu melakukan
pemetaan wilayah
sulit dan
menyusun rencana
operasionalnya
Perencanaan Implementasi: kesiapan sistem menuju week-1 Desember
Sistem dibangun menggunakan metode agile development: continuous improving dan validasi
TERIMA KASIH
Kesimpulan
• Pemberian vaksinasi COVID-19, disertai dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat, merupakan upaya akselerasi
dalam rangka penanggulangan pandemi
• Kegiatan vaksinasi COVID-19 meliputi tahapan perencanaan,
pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi, dimana keseluruhan
tahapan ini akan didukung oleh sistem informasi terintegrasi
• Perlu dilakukan komunikasi publik yang efektif untuk
meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi
COVID-19
TERIMA KASIH