Anda di halaman 1dari 22

KEBIJAKAN

PEMBERIAN IMUNISASI COVID-19

Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan

Disampaikan pada Pelatihan Imunisasi COVID-19 bagi


LATAR BELAKANG

OUTLINE PEMBERIAN IMUNISASI

PAPARA COVID-19

N PE
Latar Belakang
COVID -19 Fatality Rate di Indonesia
(per 19 Oktober 2020)
Saat ini, dengan jumlah kasus COVID-19 global mencapai 39,596,858 (216
negara) , fatality rate (tingkat kematian) global sebesar 3,45%. Fatality rate
Indonesia sebesar 0,66% lebih tinggi dari angka global yaitu 2,79%
(34 provinsi, 489 Kab/Kota).
KASUS TERKONFIRMASI MENINGGAL FATALITY RATE

Indonesia 361,867 12,511 3,45%


Dunia 39,596,858 1,107,374 2,79%
LIMA PROVINSI DENGAN KASUS TERTINGGI
DKI Jakarta 94.327 2.032 2,15%
Jawa Timur 48.932 3.544 7,24%
Jawa Barat 30.254 559 1,84%
Jawa Tengah 29.079 1.582 5,44 %
Sulawesi Selatan 17.483 445 2,54%

https://covid19.go.id/peta-
LATAR
BELAKANG
PETA DUNIA PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19
Return on Investment Imunisasi sebesar 16 kali Cost of Ilness sehingga imunisasi
dinilai sebagai intervensi paling cost of effective
Kajian Vaksinasi COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI)
Kajian Spesifikasi Vaksin COVID-19
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional
(ITAGI)
Pemberian Imunisasi
COVID-19
TUJUAN VAKSINASI COVID-
19 1. Menurunkan kesakitan &
kematian akibat COVID-19

2. Mencapai kekebalan kelompok (herd


immunity) untuk mencegah dan melindungi
kesehatan masyarakat

3. Melindungi dan memperkuat sistem kesehatan secara


menyeluruh

4.Menjaga produktifitas dan meminimalkan dampak sosial dan


ekonomi
Sasaran
(Kajian ITAGI – Agustus 2020)

Kelompok rentan yang berusia 18 – 59 tahun:

1. Tenaga kesehatan dan semua petugas yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan di
seluruh Indonesia,
2. Kelompok prioritas lainnya yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan
operasional imunisasi COVID-19, diantaranya :
a. Petugas non-medis: adalah petugas pelayanan publik (essensial worker) misalnya TNI –Polri, petugas bandara,
stasiun
kereta api, pelabuhan, pemadam kebakaran, PLN, PAM yang bertugas di lapangan, dll.

b. Kelompok risiko tinggi/high risk lain


• Kelompok pekerja berusia 18 – 59 tahun yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontribusi pendiidkan termasuk sektor perekonomian
• Populasi lainnya: penduduk yang tinggal di tempat berisiko tinggi (rumah jompo, penduduk padat memiliki komorbid yang terkendali dan masih aktif/
produktif populasi di kluster, misalnya pasar (sasarannya pedagang bukan pembeli, kluster asrama, pondok pesantren dan kelompok kluster
lainnya).

c. Kotak Erat Kasus Konfirmasi COVID-19, kelompok risiko dari keluarga dan kontak sekitar kasus Covid-19. termasuk
pegawai RS/Puskesmas, perkantoran, pasar tradisional, ABK/PMI, panti, lapas/rutan, kegiatan keagamaan dll.
d. Administrator pemerintahan yang terlibat dalam memberikan layanan publik.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Tempat
Wakt di fasilitas pelayanan
imunisasi yang telah
u
ditentukan yaitu
Pelaksanaan puskesmas, puskesmas
Mulai Desember 2020 pembantu, rumah sakit
secara dan fasilitas pelayanan
bertahap kesehatan lain yang
dengan memberikan pelayanan
mempertimbangkan imunisasi COVID-19.
kajian epidemiologi, Pelaksanaan kegiatan ini
ketersediaan vaksin harus menerapkan prinsip
COVID-19 dan sarana protokol kesehatan
pendukung lainnya
Prinsip Pelaksanaan Imunisasi COVID-19

1) Pemberian imunisasi dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta yang menjadi tempat pelaksanaan pelayanan imunisasi COVID-19

2) Tidak mengganggu pelayanan imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya

3) Pelayanan imunisasi dapat dilakukan di puskesmas dan jaringan pelayanannya maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi sesuai aturan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat

4) Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum dilakukan pemberian


imunisasi (comorbid dan status infeksi/penyakit COVID-19)

5) Menerapkan protokol kesehatan

6) Mengoptimalkan kegiatan surveilans COVID-19 termasuk pelaporannya


PELAKSANAAN PEMBERIAN IMUNISASI

1 2

Dosis administrasi : diberikan 2 (dua) Pemberi layanan imunisasi COVID-19 adalah


dosis/orang dengan jarak minimal 14 hari, dokter, perawat dan bidan di fasilitas pelayanan
sehingga dapat membentuk kesehatan baik pemerintah, swasta maupun
kekebalan (antibodi) terhadap COVID-19 secara akademi/institusi Pendidikan, Kantor Kesehatan
optimal. Pelabuhan (KKP), TNI dan Polri dalam jejaring
Public Private Mix (PPM)

3 Pemberian imunisasi COVID-19 dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan pada


tempat pelayanan sebagai berikut:
1. Puskesmas, puskesmas pembantu;
2. Fasilitas kesehatan lainnya, baik pemerintah maupun swasta, yang memberikan layanan
imunisasi dan telah terdaftar di Dinas Kesehatan setempat;
3. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) beserta fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya
Public Private Mix (PPM) dalam Pelaksanaan
Pemberian Imunisasi COVID-19
 Jejaring layanan imunisasi yang terintegrasi antar semua fasilitas pelayanan kesehatan dibutuhkan
untuk peningkatan akses terhadap layanan imunisasi yang berkualitas dan sesuai standar sehingga
upaya peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat terwujud.
 Pelaksana jejaring layanan imunisasi merupakan tanggung jawab Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan jajarannya, dengan melibatkan seluruh fasyankes, baik pemerintah maupun
swasta.
 Pendekatan yang dapat digunakan untuk jejaring layanan imunisasi:
 Pemerintah – Pemerintah: program imunisasi di Dinkes Kab/Kota dengan layanan imunisasi yang
terdapat di fasyankes pemerintah
 Pemerintah – Swasta: program imunisasi di Dinkes Kab/Kota dengan layanan imunisasi yang
terapat di fasyankes swasta
 Jejaring layanan imunisasi terdiri dari jejaring internal dan eksternal
 Jejaring internal : jejaring seluruh program di puskesmas yang terlibat layanan imunisasi (ex:
program imunisasi, KIA, surveilans PD3I, promkes, dsb)
 Jejaring eksternal : huungan koordinasi dan pembinaan antara pemberi layanan imunisasi oleh
fasyankes dengan Tim Jejaring Layanan Imunisasi di Fasyankes Pemerintah dan Swasta,
Institusi/Organisasi yang menaungi fasyankes tsb, dan masyarakat sebagai pengontrol.
Jejaring Layanan Imunisasi Public Private Mix

Pemberian pelayanan imunisasi COVID-19 juga melibatkan peran swasta


sebagai bagian dari Public Private Mix (PPM)
Alur Jejaring Eksternal Layanan Imunisasi
Alur Distribusi RS/UPS*

Vaksin Pemerintah PUSKESMAS


/POSYANDU
VACCINE
Distribusi Vaksin sangat tergantung CARRIER
Kapasitas penyimpanan vaksin di masing-
masing level
VACCINE PUSKESMAS LEMARI ES
Dalam kondisi Normal peralatan cold
CARRIER
chain yang ada di Daerah hanya cukup
untuk mengelola vaksin untuk
imunisasi rutin
KABUPATEN
Dalam kondisi tertentu (seperti pd saat COLD BOX LEMARI ES +
FREEZER
Kampanye MR) kekurangan kapasitas
penyimpanan vaksin disiasati dengan
meningkatkan frekuensi
pengambilan/pengiriman vaksin
PROVINSI
COLD ROOM + LEMARI ES +
Introduksi Vaksin baru FREEZER
menyebabkan kebutuhan
sarana penyimpan vaksin
meningkat.
Industri : Penye dia
COLD
B
OX

KEMENKES Vaksin
STRATEGI : PELAKSANAAN IMUNISASI COVID-19

Pemilihan jenis vaksin : Penyediaan dan


berdasarkan kajian atau distribusi
rekomendasi dari ITAGI vaksin

Rapid Assesment

Monitoring dan Evaluasi


Penyusunan Microplanning – Validasi Tata Sasaran, Identifikasi
COVID-19 Vaccine
Jumlah Pos Pelayanan pada setiap wilayah kerja, jumlah SDM,
Kader, dsb (Prov/Kab/Kota/Puskesmas) Acceptance

Assesement Cold Chain Equipment


Peningkatan Kapasitas
SDM (Refreshing
(Provinsi/Kab/Kota/Puskesmas), RS?? training)

Adsos dan Komunikasi


Penguatan Electronic Data Surveilans Keamanan
Publik (termasuk PPM,
Management Vaksin
pemberdayaan kader, dll)
Penerimaan dan
animo Vaksin
COVID-19 oleh
masyarakat sangat
tinggi
Kesimpula
n
• Pemberian imunisasi COVID-19, disertai dengan
penerapan protokol kesehatan yang ketat, merupakan
upaya akselerasi dalam rangka penanggulangan
pandemi
• Pemberian imunisasi dengan cakupan yang tinggi dan
merata akan membentuk kekebalan kelompok pada
masyarakat sehingga dapat memutuskan mata rantai
penularan penyakit COVID-19

Anda mungkin juga menyukai