LAPORAN
AKHIR KEGIATAN
Disusun Oleh:
Nama : Maryati
NIM : 3504170169
Program Studi : Administrasi Publik
Pembimbing : H Ahmad Juliarso, S.IP., M.Si
UNIVERSITAS GALUH
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
AGUSTUS, 2020
4
Nama : Maryati
NIM : 3504170169
Program Studi : Administrasi Publik
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Desa/Kelurahan : Puloerang
Kabupaten : Ciamis
Provinsi : Jawa Barat
Maryati
NIM. 3504170169
5
Menyetujui DPL,
Dosen Pembimbing Lapangan,
Mengetahui,
Alhamdulillah puji dan Syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah saya dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus
sampai dengan 31 Agustus 2020 di Desa Puloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten
Ciamis.
Laporan dengan judul “Peningkatan Kapasitas Masyarakat ditengah Pandemi
Covid-19 Melalui Program KKN-PPM Unigal Tahun 2020” ini disusun untuk
memenuhi syarat kelulusan KKN Universitas Galuh Ciamis. Dalam melaksanakan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mandiri dan penulisannya banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT, atas karunia, anugerah, kesehatan, kemudahan dan semua
rencana terbaik-Nya.
2. Bapak H Ahmad Juliarso, S.IP., M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL)
3. Bapak Tatang Abdullah, S.IP selaku Kepala Desa Puloerang
4. Semua perangkat Desa dan masyarakat Desa Puloerang yang telah membantu
penulis saat kegiatan KKN mandiri yang berlangsung di Desa Puloerang
5. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan laporan Akhir ini
dapat terselesaikan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
mendapat keridhoan Aamiin.
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di
harapkan. Akhirnya besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya khalayak luas.
Ciamis, 31 Agustus 2020
Penyusun,
Maryati
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Analisis Situasi ................................................................................. 1
1.2 Permasalahan mitra KKN-PPM Covid-19 ........................................ 2
1.3 Tujuan Kegiatan ............................................................................... 2
1.4 Penentuan Mitra Sasaran .................................................................. 3
1.5 Manfaat Kegiatan ............................................................................. 3
BAB II GAMBARAN UMUM & POTENSI DESA KKN-PPM Covid-19 ........... 4
2.1 Profil Desa .......................................................................................... 4
2.1.1 Letak dan Luas ............................................................................ 5
2.1.2 Sistem Pemerintahan, Kelembagaan Desa menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 47 tahun 2015 Tentang Desa ......................... 5
2.1.3 Dinamika Kehidupan Sosial Masyarakat ...................................... 8
2.2 Potensi Desa ........................................................................................ 10
2.2.1 Potensi Sumber Daya Alam .......................................................... 11
2.2.1.1 Potensi Umum (Luas Wilayah, Iklim, Jenis & Kesuburan
Tanah, Orbitasi, Bentangan Wilayah & Letak) ............. 11
2.2.1.2 Pertanian ...................................................................... 13
2.2.1.3 Perkebunan .................................................................. 13
2.2.1.4 Kehutanan ................................................................... 13
2.2.1.5 Sumber Daya Air ......................................................... 13
2.2.1.6 Kualitas Lingkungan .................................................... 14
2.2.2 Potensi Sumber Daya Manusia ..................................................... 14
2.2.2.1 Jumlah ......................................................................... 14
2.2.2.2 Usia ............................................................................. 14
ii
iii
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam konteks penyelenggaraan pemerintah desa, pembangunan desa, serta
pembinaan masyarakat maka desa selain memiliki sumber pendapatan asli desa dengan
undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desa juga berhak
untuk mendapatkan alokasi dana umum yang diterima oleh daerah.
Dalam rangka melaksanakan strategi pembangunan daerah untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang diharapkan sesuai dengan Visi, Misi Desa Puloerang, maka
diperlukan arah kebijakan pembangunan desa yang akan dilaksanakan. Arah kebijakan
pembangunan Desa Puloerang diarahkan pada terwujudnya masyarakat desa yang
mandiri, makmur, agamis dan berkeadilan, yang didukung oleh sarana prasarana yang
memadai dan aparatur pemerintahan yang handal. Guna mewujudkan hal tersebut,
kebijakan pemerintah Desa Puloerang adalah lebih banyak memberikan “kail” daripada
“ikan”, dan selanjutnya diutamakan lebih banyak lagi memberikan “cara membuat kail”.
Untuk mencapai hal tersebut, maka fokus kebijakan pembangunan Desa Puloerang 6
(enam) tahun mendatang diutamakan pada 3 (tiga) Bidang yaitu :
1. Pembangunan Wilayah
2. Pembangunan Sosial Budaya
3. Pembangunan Ekonomi
Bidang pembangunan wilayah meliputi: Pekerjaan umum, sarana pendidikan, sarana
pemerintahan, sarana keagamaan, bidang olah raga, sumber daya air dan bidang
penerangan.
Bidang sosial budaya meliputi: Bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang
pariwisata, bidang pemerintahan dan bidang sosial.
Bidang ekonomi meliputi: bidang pertanian, bidang peternakan dan perikanan dan
bidang perdagangan/koperasi/industri dan bidang kehutanan. Dan selanjutnya
disesuaikan dengan potensi yang ada di Desa Puloerang.
Berikut adalah Sistem Kelembagaan pemerintah Desa Wanasigra :
1. Kepala Desa : Tatang Abdullah S.IP
2. Sekretaris Desa : Gugun Gunadi
3. Kasi Pemerintahan : Jajang Dedi
4. Kaur Tata Usaha & Umum : Dani Risdian
5. Kepala Seksi Kesejahteraan : Tatan Bustanul Arifin,S.Pd.I
6. Kepala Seksi Pelayanan : Ripan Priatna S.Pd
7
3) Sarana Pendidikan
2.4 Sarana Pendidikan
1. Prasarana 1. SD 3 Unit
Pendidikan 2. MI 2 Unit
3. PAUD 4 Unit
4. TK/RA 3 Unit
5. SLTP 1 Unit
6. SLTA/ Sederajat 1 Unit
2. Lembaga TPA Terdaftar Depag 12 Unit
Pendidikan agama Belum terdaftar - Unit
4) Ketenaga Kerjaan
Mata pencaharian penduduk di Desa Puloerang sebagian besar adalah buruh
tani. Mata pencaharian sebagai buruh tani ini mencapai 635 orang dan kedua terbesar
adalah petani mencapai 347 orang. Lebih jelasnya rincian pekerjaan atau mata
pencaharian penduduk Desa Puloerang dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Puloerang pada
Tahun 2020.
Jumlah Persentase
No Jenis Mata Pencaharian
(orang) (%)
1 Petani 347 11.42
2 Buruh Tani 635 20.90
3 Pegawai Swasta 1224 40.28
4 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 72 2.36
5 Pengrajin 575 18.94
6 Pedagang 137 4.50
7 Peternak 4 0.13
8 Jasa Perbengkelan 13 0.42
9 Jasa Angkutan 31 1.02
10 Jasa Kontruksi - -
11 Jasa Lainnya - -
Jumlah 3038 100
Berdasarkan data pada Tabel 2.5 dapat diketahui bahwa mata pencaharian
penduduk Desa Puloerang sebagian besar berkaitan dengan lapangan pekerjaan di sektor
pertanian, yaitu sebagai buruh tani, petani dan peternak.
5) Kesenian dan Kebudayaan
Group Qasidah/ Hadroh : 3 group
Nasyid : 2 group
Orkes Gambus : 1 group
Calung/ Reog : 1 group
Silat : 1 group
6) Sarana Keagamaan
Pesantren :2 BH
Mesjid Jami :9 BH
Mesjid Jami :9 BH
Langgar : 40 BH
2.2.1.2 Pertanian
Dalam hal pertanian, Desa Puloerang memiliki lahan pertanian tanaman pangan
khususnya sawah tanaman Padi yang hingga tahun ini tercatat seluas 525,38 Ha dengan
produksi 0,65 Ton/ha, total dengan jumlah dengan jumlah 117 orang pemilik.
2.2.1.3 Perkebunan
Sedangkan dalam hal perkebunan yaitu berupa hasil tanaman buah-buahan
khususnya mangga dan rambutan. Luas perkebunan mangga yaitu 0,25 Ha dengan
produksi 1,15 Ton/ha, dan Rambutan yaitu seluas 1,28 Ha dengan produksi 2,55
Ton/ha. Khusus untuk hasil pertanian dan perkebunan ini penjualannya yaitu dengan
melalui KUD, tengkulak, pengecer, dan lumbung desa.
Selain perkebunan berupa hasil tanaman buah-buahan khususnya mangga dan
rambutan tersebut, di Puloerang terdapat Perkebunan Karet seluas 14,00 Ha dengan
produksi 1,70 Ton/ha. Perkebunan karet ini dimiliki oleh negara, khususnya di bawah
pengelolaan PTPN VIII
2.2.1.4 Kehutanan
Berbicara kehutanan, ada seluas 2,22 ha hutan di Desa Puloerang dengan rincian
produksi yaitu berupa Kayu (12,00 M3/TH), Sengon (18,00 M3/TH), Kayu Bakar
(240,00 M3/TH) dan Bambu (440,00 batang/TH).
Peternakan
Aspek ini merupakan salah satu potensi bagi Desa Puloerang. Di Desa ini ada
beberapa jenis ternak yang dikembang-biakan dan diproduksi telurnya. Yang pertama
yaitu untuk jenis unggas, dimulai dengan ayam kampung yang dimiliki oleh 1340 orang
dengan populasi yaitu sebanyak 2700 ekor, kemudian jenis ayam broiler yang dimiliki
oleh 4 orang yaitu dengan populasi sebanyak 650 ekor, disusul dengan bebek yang
dimiliki oleh 4 orang yaitu dengan populasi sebanyak 2400 ekor. Sebagai tambahan,
untuk jenisi unggas juga diproduksi 432,00 butir.
Sedangkan untuk jenis hewan yang bisa dipakai untuk qurban, di Desa
Puloerang terdapat jenis kambing yang dimiliki oleh 14 orang dengan populasi
sebanyak 32 ekor, dan domba yang dimiliki 7 orang dengan populasi yaitu sebanyak 18
ekor
2.2.1.5 Sumber Daya Air
Sumber Daya Air yang dimiliki oleh Desa Puloerang sebanyak 1.702. Yang
diantaranya berupa sumur pompa sebanyak 5 unit, sumur gali sebanyak 1664, MCK
14
umum sebanyak 12 unit, sumur resapan air rumah tangga sebanyak 18 rumah dan
bangunan pengolahan air bersih/air minum sebanyak 3 unit.
Dari uji tersebut diperoleh hasil 20,35 persen. Menurut Said Rusli (1984),
apabila jumlah penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun lebih besar dari 40 persen,
maka daerah tersebut mempunyai struktur usia muda, sedangkan bila jumlah penduduk
yang berusia kurang dari 15 tahun lebih kecil dari 40 persen, maka daerah tersebut
mempunyai struktural usia tua. Berdasarkan hal itu maka struktural penduduk di Desa
Puloerang tergolong kedalam struktural usia tua.
2.2.2.3 Menurut Kelompok Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam
perkembangan pembangunan khususnya dalam bidang pertanian. Selain itu pendidikan
merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang karena tingkat pendidikan akan
mempengaruhi seseorang dalam mengadopsi suatu inovasi. Selain itu, pendidikan
merupakan salah satu sarana penting untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan masyarakat. Tujuan dari pendidikan yaitu terjadinya perubahan sikap dan
cara berpikir ke arah yang lebih maju. Komposisi tingkat pendidikan masyarakat Desa
Puloerang tersaji pada Tabel 2.7
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Desa Puloerang Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah Persentase
No Tingkat Pendidikan Penduduk
(orang) (%)
1 Strata Tiga 1 0.22
2 Strata Dua 7 03.69
3 Sarjana 99 13.88
4 Sarjana Muda 25 2.25
5 DiplomaI/II 21 1.41
6 SLTA 517 10.55
7 SLTP 989 20.27
8 SD 3.425 32.04
9 Tidak Tamat SD 794 24.34
10 Tidak Sekolah 1.340 30.46
Jumlah 7213 100
Sumber: Monografi Desa Puloerang 2020.
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa mayoritas penduduk Desa Puloerang
berpendidikan SMP atau sederajat yaitu sebanyak 1.454 orang atau 30,33 persen, hal ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Puloerang masih tergolong rendah.
17
Uniknya di Desa ini terdapat warga yang memiliki etnis lain, yang secara
geografis atau kewilayahan maupun secara kultural cukup jauh dengan eksistensi Desa
Puloerang itu sendiri yaitu Etnis Melayu dengan populasi sebanyak 1 orang perempuan,
Etnis Ansus dengan populasi sebanyak 2 orang laki-laki, etnis Alas dengan populasi
sebanyak 11 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, etnis Abai dengan populasi
sebanyak 1 orang perempuan, etnis Bajawa dengan populasi sebanyak 1 orang
perempuan, dan etnis Dayak Sung dengan populasi sebanyak 2 orang perempuan.
Heterogenitas atau masuknya beberapa Etnis pendatang ini kebanyakan
dikarenakan pernikahan yang terjadi dengan warga Puloerang asli, di mana mereka
sedang bekerja merantau di luar Puloerang bahkan lintas Kota, Kabupaten, bahkan
Provinsi, kemudian istri atau suami pendatang tersebut mengikuti pasangannya dan
terdaftar di Kartu Keluarga warga Puloerang asli tersebut. Mereka kemudian dan
menetap dan ikut menjadi warga Puloerang.
2.2.3 Potensi Kelembagaan
2.2.3.1 Lembaga Pemerintah Desa & Kelurahan
KEPALA DESA
TATANG
ABDULLAH, S.IP SEKRETARIS DESA
GUGUN GUNADI
RIPAN PRIATNA, S.PD TATAN B.A, S.PD.I DANI RISDIAN ENI NURAENI
JAJANG DEDI
AZIS NUGRAHA
Desa Puloerang berjarak cukup dekat dengan ibu kota Kecamatan Lakbok yaitu 6
km, dan berjarak sekitar 60 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Ciamis, yakni berjarak
kurang lebih 12 km dihubungkan dengan jalan kabupaten sepanjang 10 km, selanjutnya
disambung dengan jalan desa sepanjang 2 km. Dari pusat pemerintahan kabupaten ke
pusat pemerintahan Desa Puloerang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat, dalam
waktu 90 menit.
Berdasarkan Monografi Desa Puloerang Tahun 2015, tidak kurang dari 500 buah
sepeda motor yang berdomisili di Desa Puloerang.
Sarana angkutan barang untuk mendistribusikan kebutuhan konsumsi penduduk
dan faktor produksi serta menarik hasil-hasil pertanian mengunakan kendaraan truk. Tidak
semua wilayah perdesaan dapat dilalui kendaraan beroda empat dan hanya bisa dilalui
menggunakan kendaraan roda dua. Terdapat 3 buah kendaraan truk roda empat yang biasa
beroperasi mengangkut hasil pertanian termasuk hasil peternakan ke Desa Puloerang.
Dengan demikian ditinjau dari aspek prasarana dan sarana transportasi, wilayah tersebut
cukup kondusif untuk pengembangan agroindustri.
22
2.12 Sanitasi
Sumur resapan air rumah tangga 18 rumah
Jumlah MCK umum 12 unit
Pemilik jumlah jamban keluarga 1542 KK
25
BAB IV
PEMBAHASAN PELAKSANAAN KKN-PPM Covid-19
Program Kerja dalm KKN saat ini sudah dilaksanakan selama 3 minggu, berikut
akan disampaikan uraian kegitan dan temuan dari setiap minggunya.
4.1 Minggu Pertama
4.1.1 Terlaksananya orientasi, perkenalan dan sosialisasi KKN-PPM Covid-19
Orientasi, perkenalan dan sosialisasi adalah tahap awal dimulainya KKN, karena
dengan adanya wabah covid-19, KKN dilakukan dengan secara mandiri, di Desa
puloerang kebetulan yang KKN hanya dari UNIGAL, karena universitas lain sudah
lebih awal terlaksananya KKN. Di hari pertama hanya memberikan surat dari LPPM
dan meminta izin kepada kepala desa dan perangkat desa, dan selanjutnya berbincang
akan kedaan desa, apa saja potensi yang dimiliki desa dan bagaimana peran masyarakat
mengikuti peraturan desa tentang beradaptasi dengan kebiasaan baru. Dan memberikan
sosialisasi tentang AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) kepada kepala desa dan seperangkat
desa.
Setelah saya menggali dan meminta info tentang potensi yang dimiliki desa,
ternyata Desa Puloerang merupakan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata
pencaharian sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sektor
pertanian tanaman pangan dengan hasil utama padi dan palawija. Sedangkan
pencaharian lainnya diantaranya sektor Perikanan, Peternakan, Perdagangan dan
industri kecil yang bergerak dibidang kerajinan. Dan saat meminta info kepada ketua
BUMDes ternyata umkm yang dikelola BUMDes belum terealisasi ke data Desa.
4.I.2 Potensi yang bisa dikembangkan
Bila melihat data, ada beberapa UMKM di Desa Puloerang yang memiliki
potensi dan bisa dikembangkan dalam Program KKN ini, terutama dalam hal industri
makanan yaitu sejumlah 5 umkm dan total pengurus yaitu 35 orang. Kemudian ada juga
industri kerajinan yaitu sejumlah 4 UMKM dengan total pengurus yaitu 28 orang. Jenis
produk yang mereka hasilkan sangat khas dan potensial untuk dikembangkan,
contohnya kerajinan bambu untuk hiasan dalam aktivitas pariwisata. Sayangnya selain
itu ada beberapa jenis UMKM yang belum masuk pada data desa padahal sangat
potensial juga untuk dikembangkan contohnya seperti peternakan jangkrk untuk pakan.
Mengacu pada data, sudah ada 1 unit Bumdes di desa Puloeranag yang dibentuk
melalui Berdasarkan Keputusan Lurah/Kepala Desa, namun menurut pengamatan, peran
26
27
Bumdes tersebut belum banyak berperan dalama pengembangan UMKM yang ada di
Desa Puloerang. Bumdes tersebut baru hanya sebatas mengidentifikasi beberapa
UMKM yang ada namun belum mampu memeberikan kegiatan positif untuk
mengembangkan dalam segi pemasaran, pengemasan, dll. Itulah yang menjadi salah
satu program kerja dalam KKN ini, yaitu pengembangan UMKM untuk meningkatkan
aspek pemasaran.
4.1.3 Tersusunnya Program Kerja KKN
Setelah dilakukan analisis terhadap kondisi desa Puloerang maka peserta KKN
dapat menentukan Program Kerja KKN yaitu sebagai berikut:
1. Pemberian pemahaman atau arahan bagaimana memanfaatkan media IT pada UMKM
setempat
2. Pemberian fasilitas masker dan penyemprotan disinfektan untuk mencegah dan
meminimalisir penyebaran covid di fasilitas umum sekitar desa
4.1.4 Perumusan dan rencana pelaksanaan program kerja KKN
1. Memberikan arahan dan pemahaman tentang penggunaan medsos untuk
mempromosikan produk dan agar membantu perekonomian di masa pandemi seperti ini,
krn bnyak UMKM yang mengeluh akan adanya wabah krn sangat mempengaruhi
ekonomi masyarakat
2. Penyuluhan dan pemberian masker kepada masyarakat atau anak sekolah yang sering
berkerumun dan bnyak beraktifitas diluar, agar selalu mematuhi peraturan pemerintah,
dan memberikan pemahaman tentang AKB
28
diantaranya yang potensial untuk dikembangkan. Pada saat itu juga kami langsung
mengunjungi beberapa UMKM tersebut.
UMKM yang pertama dimiliki oleh bapak Sigit dan bergerak dalam bidang
ternak jangkrik. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang di dapatkan, usaha ini
sangat potensial karena pada saat ini popularitas burung hias dan kicau sedang
meningkat sehingga ketersediaan jangkrik sebagai pakan sangat di butuhkan. Hingga
sekarang sudah ada beberapa pelanggan yang selalu rutin datang untuk membeli jangrik
tersebut sebagai pakan, namun demikian belum ada konsumen-konsumen baru
terkecuali konsumen baru dapat informasi mulut ke mulut dari konsumen lama. Dengan
demikian dapat difahami bahwa permasalahan UMKM ini berkaitan dengan
pengembangan terutama dalam hal pemasaran.
UMKM yang ke-dua kami temui yaitu bergerak di bidang makanan ringan
(cemilan) khususnya untuk produk makaroni dan basreng. UMKM ini di miliki ibu
ochy, menurut pengamatan produk ini memiliki kelebihan karena meskipun merupakan
makanan yang sederhana dan pihak lainpun banyak memproduksi produk yng dibuat
ibu ochy ini menyesuaikan dengan tren rasa kekinian sebagai contoh basreng rasa pedas
kimchi korea, hal ini sangat menarik mengingat produk budaya korea sedang populer
tak terkecuali dalam bidang kuliner.
Hal yang perlu di catat bahwa sebelum pandemi corona penjualan produk ibu
ochy ini sangat baik namun demikian setelah pandemi Corona jumlah penjualan
tersebut menurun terutama karena adanya program belajar di rumah sehingga para siswa
sekolah yang berada di seputar desa ini dan merupakan konsumen utama produk ini
tidak terlalu banyak mengkonsumsi produk ibu ochy tersebut. Ibu ochy sendiri mengaku
enggan menambah tempat lain untuk menambah prodak ini di karenakan alasan masa
kadaluarsa prodk ini yang terbilang pendek, sehingga hal tersebut lebih menyulitkan
dalam hal mengontrol kualitas. Dengan demikian dapat difahami bahwa permasalahan
UMKM ini tidak jauh berbeda dengan UMKM sebelumny yaitu berkaitan dengan
pengembangan terutama dalam hal pemasaran.
UMKM yang terakhir yang saya temui adalah UMKM yang bergerak di bidang
kerajinan tangan khususnya kerajinan berupa ornamen hiasan lampu yang terbuat dari
bambu dan pipa pelastik, keistimewaan atau keunikan dari prodak UMKM ini adalah
dapat dikatakan sepenuhnya merupakan daur ulang, dalam hal ini menggunkan bahan
plastik dan bambu yang merupakan bekas atau limbah namun demikian menjadi hasil
karya seni yang berniali tinggi baik secara artistik maupun ekonomis. Perlu diketahui
31
bahwa konsumen dari produk ini sudah cukup banyak, baik dalam skala kecamatan,
kabupaten bahkan lintas daerah, dan kebanyakan konsumen dari produk tersebut dari
latar belakang pariwisata, caffe, restoran dan sejenisnya.
Pada saat ini sudah ada beberapa konsumen yang sering memesan produk
tersebut, namun demikian belum ada konsumen-konsumen baru terkecuali konsumen
baru dapat informasi mulut ke mulut dari konsumen lama. Dengan demikian dapat
difahami bahwa permasalahan pertama dalam UMKM ini berkaitan dengan
pengembangan terutama dalam hal pemasaran. Sedangkan permasalahan ke dua dari
UMKM ini berkaitan dengan ketersediaan sumber daya manusia. Perlu diketahui bahwa
pada awalnya produksi kerajinan ornmen lampu ini merupakan pekerjaan sampingan
dari bapak Budi karena pekrjaan utama beliau sehari-hari adalah sebagai ketua RW,
namun demikian usaha ini cukup berkembang pesat ditandai dengan banyaknya
pesanan. Pada saat ini bapak Budi sendirilah yang mengerjakan pesanan tesebut dan
mulai kesulitan dalam membagi waktu dengan pekerjaan utamanya, hal ini dikarenakan
tidak ada pegawai atau sumber daya manusia lain yang bisa membantu pak Budi.
Sebagai pemilik memang sudah ada keinginan atau itikad dari pak budi untuk
mengembangkan usaha ini dengan bantuan pihak lain, misalkan keterlibatan BUMDes
atau partisipasi Karang Taruna, namun demikian hal tersebut masih sulit untuk
direalisasikan.
4.2.1 Permasalahan Mitra
Dari hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan beberapa UMKM
tersebut sebagai mitra sebagaimana sudah dideskripsikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh UMKM tersebut berkaitan dengan
pemasaran, khususnya dalam aspek:
1. Beberapa UMKM tersebut belum memiliki media sosial untuk sarana pemasaran
yang lebih luas.
2. Para pemilik atau pengusaha UMKM tersebut belum mampu mengoprasikan
media sosial sebagai sarana pemasaran yang lebih luas.
3.7 Pembuatan akun dan memberi pemahaman bagaimana cara mempromosikan produk
3.8 Pembuatan akun dan memberi pemahaman bagaimana cara mempromosikan produk
37
Sebagai salah satu peserta KKN Unigal, saya membuat program kerja yang
diimplementasikan dalam beberapa kegiatan yang bertujuan untuk meminimalisir dan
mengatasi kondisi yang dijelaskan di atas. Program-progran tersebut yaitu:
1. Penyuluhan/sosialisasi dan pembagian masker di beberapa Lokasi.
2. Penyemprotan disinfektan di beberapa Lokasi.
Program Penyuluhan/sosialisasi dan pembagian masker dilakukan di 2 tempat
yang berbeda yaitu Posyandu dan RA. Pemilihan kedua lokasi ini bukan tanpa
pertimbangan khusus, alasannya pada dua lokasi ini sering berkumpul beberapa
kelompok orang yang sangat rentan terhadap potensi penyebaran Covid 19, yaitu anak-
anak dan ibu-ibu. Posyandu adalah tempat di mana terjadi aktivitas yang berkaitan
dengan kesehatan seperti imunisasi, timbang bayi dan lain-lain, di sisi lain ibu-ibu yang
membawa anak-anak tersebut juga sering beraktivitas di kerumuman massa seperti
pasar, departemen store, dll. Oleh karena itu lokasi pertama yang dipilih untuk
pelaksanaan program ini ialah Posyandu, RA, dan Masjid. berdasarkan pertimbangan
bahwa di tempat inilah yang sering dan banyak melakukan aktivitas belajar, mengaji
dan sering melakukan kontak fisik secara langsung, perlu diketahui bahwa dalam
melakukan aktivitas interaksi tersebut terkadang anak-anak belum memahami tentang
protokol kesehatan terkait covid, bahkan masyarakat setempatpun kadangkala meerkat
acuh terhadap protokok kesehatan, dan seringkali saya melihat yang berangkat ke
masjid enggan menggunakan masker, oleh karena itu lokasi ini sangat tepat untuk
pelaksanaan program sosialisasi tersebut.
Program ini dimulai dengan menentukan jadwal pelaksanaan yaitu pada hari
selasa tanggal 18 Agustus di Posyandu, pada hari Rabu tanggal 19 Agustus di RA, pada
hari Kamis tanggal 20 Agustus berkeliling lingkungan, melihat kondisi apakah sudah
kondusif dalam menerapkan kebiasaan baru atau belum, dan pada hari Jum’at tanggal
21 Agustus penyuluhan dan pembagian masker di Masjid Jami Al-Fallah yang sedang
melakukan pengajian di Dusun Sukabakti, setelah menentukan jadwal ini, maka
dilanjutkan dengan permohonan izin dan pemeberitahuan pada pengurus lokasi tersebut
yaitu ibu ida selaku bidan yang bertugas di Posyandu dan ibu yani selaku pemegang
program promkes (promosi kesehatan), bapak H.A.M Karchi selaku ketua yayasan di
RA Al Hidayah dan bapak Agus selaku lurah Dusun sukabakti, jadwal yang diajukan
peserta KKN disetujui oleh para pengurus tersebut dan mereka menyatakan akan
membantu dalam hal mengumumkan kepada peserta kegiatan yang terkait, di masing-
masing lokasi tersebut yaitu anak-anak peserta didik di RA, ibu-ibu yang akan
39
sebelumnya pembagian masker tersebut belum dapat dilakukan terhadap semua peserta
mengingat keterbatasan ketersediaan logistik yang tersedia. Namun demikian
diharapkan, anak-anak peserta didik tersebut dapat menyampaikan pengalamannya
mendapat pengetahuan dalam sosisalisasi tersebut, dapat mengaplikasikan prosedur
yang mengacu pada protokol kesehatan terkait Covid 19 termasuk dalam hal cuci tangan
dan menanamkan pentingnya menggunakan masker pada lingkungannya di rumah.
Selanjutnya kegiatan penyemprotan saya lanjutkan di dusun Sukabakti. Hal ini
dimulai dengan meminta izin kepada Ketua RT dan meminta bantuan beliau dalam hal
pemantauan, dan beliau pun secara langsung membantu berjalannya kegiatan tersebut di
lapangan. Dengan memepertimbangkan kondisi masyarakat yang kurang mematuhi
protokol kesehatan, maka pada hari Kamis tersebut peserta KKN memutuskan untuk
membagikan masker selain kegiatan inti yaitu menyemprot disinfektan ditempat yang
sangat higienis, seperti terdapat banyaknya burung Merpati di halaman rumah dan selain
itu para warga yang kebanyakan anak-anak melakukan kontak fisik secara langsung
dengan hewan tersebut, dikhawatirkan mereka tertular virus dari hewan tersebut karena
mereka masih sangat dini untuk mengurus hewan seperti itu, sedangkan mereka enggan
menggunakan protokol kesehatan. Di sisi lain, terlihat juga ada pula beberapa
masyarakat yang kurang memahami tentang kegunaan masker di saat pandemi seperti
ini, dengan asyiknya mereka nongkrong dan berkerumun di warung tanpa menggunakan
masker. Oleh karena itu, peserta KKN langsung memberikan masker kepada beberapa
warga tersebut, dilanjutkan dengan menyemprot disinfektan dibantu oleh bapak RT
setempat.
Seperti halnya program kerja yang sudah diuraikan sebelumnya yaitu
sosialisasi/penyuluhan dan pembagian masker, maka program penyemprotan pun
dimulai di lingkungan masyarakat dan di Masjid Nurul Huda. Perlu diketahui, terutama
mengenai pemilihan lokasi, dilakukan diskusi dan berdasarkan arahan tokoh setempat
yaitu bapak Agus selaku Lurah. Setelah penentuan lokasi dan jadwal ini, maka
dilakukan persiapan yaitu pembelian peralatan dan bahan pendukung. setelah siap, maka
pelaksanaan penyemprotan dilakukan secara langsung oleh Peserta KKN di lokasi yang
telah ditentukan.
Kondisi yang terlihat di Masjid Jami Al-Fallah, meskipun sudah ada peraturan
pemerintah yang menerapkan AKB (Adaptasi kebiasaan baru), namun pada saat
berlangsung pengajian yang kurang lebihnya dihadiri oleh 50 orang, 99% warga yang
mengikuti pengajian tersebut tidak menggunakan protokol kesehatan, dan tidak
41
mengenakan masker. Oleh karena itu, seelah mendapatkan izin dari Pihak Masjid/DKM
maka saya langsusng melakukan penyuluhan dan memberikan arahan akan pentingnya
masker di masa pandemi seperti ini. Para jemaah atau warga tersebut menyambut
dengan sangat antusias dan langsung memahami. Kegiatan itu kemudian saya lanjutkan
dengan pembagian masker pada beberapa jemaah, dan mereka pun langsung
menggunakannya pada saat itu juga.
Sedangkan untuk kegiatan Penyemprotan di Lokasi-lokasi lain sebagai
tambahan, prosesnya berjalan lancar dan tanpa hambatan, namun ada beberapa
masyarakat yang bertanya beberapa hal meskipun tidak terlalu mendetil karena selama
pelaksanaan penyemprotan, peserta KKN mengenakan jas almamater, sehingga begitu
dijelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu Program kerja KKN, mereka
menyatakan dukungan positifnya, bahkan ada di antara mereka yang ikut membantu
secara langsung dalam proses penyemprotan. Mereka pun menyatakan bahwa ada
beberapa lokasi lain yang perlu untuk dilakukan penyemprotan, namun demikian karena
keterbatasan waktu dan sumber daya untuk pelaksanaan program kerja lain, maka
permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi secara langsung oleh peserta KKN, namun
demikian peserta KKN menyarankan agar dilakukan penyemprotan serupa yang
dilaksanakan secara swadaya masyarakat, dan didiskusikan terlebih dahulu dengan
pihak terkait. Mereka pun setuju dan menyatakan akan mempertimbangkan tentang hal
ini.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa program kerja minggu kedua ini sudah
dilaksanakan semaksimal mungkin oleh Peserta KKN, baik dalam bentuk terjun
langsung melaksanakan kegiatan, maupun dalam bentuk memberikan pemahaman dan
motivasi yang baik pada masyarakat terkait Covid 19. Dampak dari hal ini pun cukup
terlihat dari antusiasme masyarakat itu sendiri, peningkatan emahaman mereka, dan
pernyataan akan berusaha untuk melakukan program serupa secara swadaya, contohnya
dalam hal penyemprotan yang sudah dijelaskan sebelumnya, mudah-mudahan hal ini
dapat difahami dan disetujui oleh semua pihak terkait dan dapat segera diiplementasikan
di lokasi-lokasi lain di desa ini.
42
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya terutama berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh peserta pada KKN kali ini, maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum Program Kerja di Lokasi ini terutam berkaitan
dengan target utama KKN kali ini, yaitu dalam hal penanganan dampak dari Pandemi
Covid 19 dan juga dalam hal pengembangan UMKM sudah berjalan dengan baik.
Program Kerja terkait Pandemi Covid 19 di Lokasi KKN Desa Puloeang
Pembagian Masker, sosialisasi/penyuluhan cuci tangan yang benar sudah berjalan
dengan baik. Hal ini terlihat dari observasi menjelang akhir KKN dimana tingkat
kesadaran masyarakat dalam memanimilisir dampak dari Pandemi Covid 19 khususnya
dalam hal penggunaan masker, dan cuci tangan yang benar sudah meningkat. Selain itu
terkait program penyemprotan disinfektan secara langsung di beberapa lokasi,
menggugah kesadaran masyarakat di mana menurut informasi yang didapat dari Pihak
Desa, menjelang akhir KKN kegiatan untuk meminimalisir potensi penyebaran Virus
Covid 19, khususnya dalam bentuk penyemprotan sudah mulai dilakukan di beberapa
titik dengan menggunakan dana swadaya masyarakat.
Di sisi lain Program Kerja terkait pengembangan UMKM di Lokasi KKN Desa
Puloeang sudah mulai menampakkan hasil. Pelaporan dan pemberian informasi pada
Pihak Pemerintah Desa bahwa terdapat beberapa UMKM yang Potensial dan layak
dimasukan dalam data Potensi Desa mulai diapresiasi dengan mulai diidentifikasinya
beberapa UMKM sebagai potensi Desa. Menjelang akhir KKN, Pihak Pengelola
BUMDEs mulai melakukan survey dan observasi langsung terhadap UMKM tersebut
sehingga antara Pihak BUMDEs dan Pelaku UMKM dapat bersinergi secara positif
untuk kepentingan bersama. Denga demikian, peran BUMDEs dalam mengelola dan
mengembangkan UMKM tersebut akan semakin terlihat.
Yang terakhir yang lebih penting yaitu pelatihan langsung oleh Peserta KKN
kepada Para Pelaku UMKM terkait penggunaan Medsos sebagai media Promosi mulai
menampakkkan hasil. Dalam beberapa minggu setelah pelaksanaan Program tersebut,
para pelaku UMKM tersebut mulai dapat melakukan kegiatan promosi produknya di
Media Sosial yang sudah dibuat. Pengetahuan para pelaku UMKM dalam memasarkan
47
48
produk mereka terutama dalam bentuk media sosial sudah terlihat dari postingan
promosi yang mulai rutin mereka lakukan.
Sekali lagi dapat disimpulkan bahwa secara umum Program Kerja di Lokasi ini
sudah berjalan dengan maksimal, peserta KKN sudah mampu berperan serta untuk
memotret kondisi masyarakat, bagitu juga secara lebih jauh mampu memberi solusi
yang relatif efektif untuk mereka. Hal yang lebih penting lagi, tugas Mahasiswa sebagai
agen perubahan di masyarakat pun sudah terlihat di mana masyarakat sudah secara jelas
terberdayakan.
hilir, mulai dari mengidentifikasi dan menyeleksi Produk tau UMKM mana
yang layak, bagaimana mengembangkannya, bagaimana bersinergi dengan
BUMDEs, bahkan sampai ke aspek pemasarannya yang tentu saja
memerlukan strategi khusus di era 4.0 pada saat ini yang identik dengan
teknologi Informasi.
B. Mengingat LPPM Unigal merupakan intitusi yang besar, maka diharapkan
untuk dapa menjembatani hubungan antara pelaku UMKM sebagai produsen
dengan pihak konsumen, jika dimungkinkan dan ada UMKM yang potensial
khususnya di Desa Puloerang ini, maka LPPM Unigal dapat membantu
menjadi pihak penyalur yang akan memperkuat pemasran produk-produk
tersebut secara langsung ke konsumen dalam bentuk lembaga, perusahaan,
hotel dan sebagainya. Karena proses kerjasama semacam ini masih agak sulit
dilakukan oleh pelaku UMKM dalam cakupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
50
51
LAMPIRAN
A. Dokumentasi Kegiatan KKN-PPM Covid-19
52
53
54
55
56