Disusun oleh :
WENDY SAPUTRA
( 02.11.21.127 )
TINGKAT 1
JURUSAN PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
TAHUN 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tentang
“SOSIOLOGI PERDESAAN” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Laporan ini disusun guna melengkapi nilai mata kuliah Sosiologi Perdesaan. Dengan adanya
laporan ini, penulis mengharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Sosiologi
Perdesaan. Dalam penyusunan laporan ini, Kami dibantu oleh beberapa pihak yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam melaksanakan praktikum. Untuk itu kami ingin
mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Ketua jurusan Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor yang telah memberikan izin
untuk melaksanakan praktikum.
2. Dosen Pengampu mata kuliah Sosiologi Perdesaan yang telah membimbing kami
dalam melaksanakan praktikum.
3. Kepala BPP Bumi Ratu Nuban yang telah memberikan izin serta arahan untuk
melaksanakan praktikum.
4. Kepala Desa dan Kelompok Tani Sidokerto Kec. Bumi Ratu Nuban, Kab. Lampung
Tengah yang telah membantu kami dalam pelaksanaan praktikum.
5. Kedua Orang tua dan kakak serta teman-teman yang telah banyak memberikan
semangat dan doa.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan
hingga tata bahasa penyampaian laporan ini. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan laporan ini, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun, semoga laporan yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca. Demikian dan apabila terdapat banyak kesalahan atau
kekurangan pada laporan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wendy Saputra
ii
DAFTAR ISI
1.2 Tujuan.......................................................................................................................... 4
iii
3.2 PROSES DAN PERUBAHAN SOSIAL .............................................................. 27
B. PEMBAHASAN ........................................................................................................... 52
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 57
B. SARAN ......................................................................................................................... 58
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 60
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 3. 20 Struktur Kelompok Tani Abdi Tani II .................................................................. 41
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Foto bersama dengan penyuluh/pegawai BPP Bumi Ratu Nuban ......................... 61
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa sebagai komunitas kecil yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat
tinggal dan juga dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat desa bergantung kepada
pertanian (Rahardjo, 2010:28). Pengertian dari masyarakat itu sendiri adalah sekumpulan
manusia yang saling “berhubungan” atau dengan istilah ilmiah yaitu saling “berinteraksi”
sehingga dalam masyarakat tersebut akan terdapat kesepakatan yang telah ditentukan untuk
bisa ditaati dan dilaksanakan oleh setiap anggota masyarkat tersebut. Kesepakatan yang
1
sudah ada dalam masyarakat kemudian mendarah daging pada setiap warganya, sehingga
membedakan antara masyarakat yang satu dengan yang lain (Soerjono Soekanto, 2006:22).
Masyarakat itu sendiri mempunyai dua sifat yaitu ada masyarakat yang bersifat terbuka yang
bisa menerima perubahan yang terjadi dan menggabungkan dengan kebudayaan yang sudah
ada, dan masyarakat yang besifat tertutup yang mana dalam masyarakat ini cenderung sulit
untuk menerima perubahan yang terjadi karena mereka tidak terbiasa melakukan sesuatu
yang mereka tidak pahami dan yang tidak biasa mereka jalankan selama ini, masyarakat ini
biasanya pada masyarakat yang masih tradisional dan biasanya tinggal di daerah pedesaan
atau pegunungan.
Masyarakat yang tinggal di suatu daerah atau desa yang terpencil pasti akan mengalami
suatu perubahan, baik itu secara cepat atau lambat, besar atau kecil, yang dikehendaki
maupun yang tidak dikehendaki, tergantung dari berbagai faktor yang ada di sekitar
lingkungan desa atau daerah tersebut. Perubahan tersebut dapat terjadi dengan berbagai
macam cara dan faktor yang melandasinya. masyarakat itu sendiri. Peran industrialisasi disini
sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat desa khususnya
masyarakat agraris.
Berbeda dengan masyarakat kota, masyarakat desa memiliki kekerabatan yang masih
kental, hal ini biasanya dikarenakan masih adanya hubungan persaudaraan atau solidaritas
yang tinggi terhadap sesama masyarakat sehingga interaksi yang mereka jalin masih sangat
erat. Masyarakat desa bisa dibilang homogen yang artinya mereka memiliki kesamaan dalam
mencapai suatu tujuan dan dalam mata pencaharian. Biasanya masyarakat desa memiliki
mata pencaharian sebagai petani atau nelayan. Pekerjaan ini sangat ditentukan oleh kondisi
lingkungan dan iklim sehingga hal ini dapat mempengaruhi perekonomian warga sekitar.
Karena memiliki pekerjaan yang bergantung pada alam, masyarakat desa dikenal sebagai
warga yang paling dekat dengan alam. Karena masyarakat sekitar sangat bergaantung dengan
alam sekitar untuk menunjang hidupnya dan untuk perekonomiannya, hal ini menyebabkan
masyarakat sekitar sangat menjaga kelesarian sumber daya alam yang ada. Tak heran jika di
pedesaan sangat asri penuh dengan wilayah hijau, sanga jauh berbeda dengan kondisi di
perkotaan.
2
Menurut Bahrein (1996) desa bedasarkan segi perkembangan masyarakat dibagi
menjadi empat jenis, yaitu desa tradisional (pradesa), desa swadaya, desa swakarya (desa
peralihan), dan desa swasembada. Adapun pengertian dari jenis desa dari segi perkembangan
masyarakat sebagai berikut:
2. Desa swadaya
Pada desa tipe swadaya yaitu desa yang memiliki kondisi relative statis
tradisional. Masyarakatnya sangat tergantung pada keterapilan dan kemampuan
pemimpinnya. Kehidupan masyarakat sangat tergantung dengan alam yang belum
diolah dan dimanfaatkan secara baik. Namun desa swadaya cenderung kekurangan
sumber daya manusia yang terampil dan kekurangan dana, sehingga tidak mampu
memanfaatkan potensi yang ada di desa.
4. Desa swasembada
Masyarakat di desa swadembada telah mengalami kemajuan karena sudah
mengenal teknologi. Mereka juga sudah mampu untuk memanfaatkan dan
mengembangkan sumber daya alam dan potensi yang ada. Desa swasembada juga
3
sudah memiliki penghasilan daerah yang tinggi dan cukup untuk semua masyarakatnya.
Dengan kata lain desa swasembadaya sudah tidak terlalu bergantung dengan desa lain.
1.2 Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Paul H. Landis, desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan
ciri-ciri perdesaan sebagai berikut:
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam seperti: iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan
agraris adalah bersifat sambilan.
Menurut Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1979, pengertian desa adalah suatu wilayah
yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di
bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
5
Masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang belum kompleks, yaitu masyarakat
yang belum mengenal pembagian kerja, struktur, dan aspek-aspeknya masih dapat dipelajari
sebagai satu kesatuan. Selain telah dijabarkan pada karakteristik masyarakat perdesaan di
atas, masyarakat perdesaan juga memiliki ciri-ciri spesifik sebagai berikut:
❖ Proses Sosial
Van Doorn dan Lammers (1959) menjelaskan bahwa sosiologi mempelajari
struktur-struktur dan proses masyarakat yang bersifat stabil. Proses sosial didefinisikan
sebagai cara-cara berhubungan yang dapat diamati apabila perorangan atau kelompok
manusia saling bertemu. Dalam proses sosial, obyek pengamatan adalah peristiwa
sosial atau perbuatan sosial yang harus dibedakan dari kegiatan biologis. Bentuk-bentuk
proses sosial terdiri dari proses sosial yang mendekatkan atau mempersatukan
(asosiatif) dan proses sosial yang menjauhkan (disosiatif).
❖ PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial adalah bentuk peralihan yang merubah tata kehidupan
masyarakat yang berlangsung terus menerus karena sifat sosial yang dinamis dan bisa
6
terus berubah. Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa berhenti pada perubahan
yang dilakukan sepanjang masa yang artinya mereka akan selalu mengalami perubahan.
Baik itu perubahan yang cepat atau lambat, maupun Perubahan yang kecil atau besar.
Masyarakat memiliki peran penting terhadap terjadinya perubahan sosial pada jangka
waktu tertentu. Masyarakat inilah yang kemudian akan menghadapi faktor-faktor
terjadi perubahan hingga mengalami perubahan sosial itu sendiri. Setiap insan manusia
memiliki sifat dasar yang selalu tidak puas, jadi wajar jika manusia terus berkembang
dan melakukan banyak perubahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan sosial mengacu pada perubahan besar dalam perilaku, nilai budaya dan
norma dari waktu ke waktu. Kata "perubahan" berarti setiap perubahan yang diamati selama
periode waktu tertentu. Oleh karena itu, perubahan sosial berarti perbedaan yang dapat
diamati dalam fenomena sosial apa pun selama periode waktu tertentu. Perubahan sosial juga
berarti perubahan dalam semua aspek proses sosial, model sosial, interaksi sosial atau
organisasi sosial. Ini adalah perubahan dalam sistem sosial dan struktur normatif. Berikut ini
bentuk-bentuk perubahan sosial diantaranya:
7
2) Perubahan Sosial Bedasarkan Sudut Pandang Masyarakat
Perubahan sosial bedasarkan sudut pandang masyarakat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Perubahan yang dikehendaki
Perubahan ini terjadi karena memang sudah diperkirakan atau direncanakan oleh
pihak yang melakukan perubahan. Oleh karena dikehendaki, maka ada perencanaan
matang yang dilakukan dalam perubahan ini. Pihak yang merencanakan perubahan ini
adalah pihak yang sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Meskipun, biasanya
akan terjadi konflik sebelum perubahan tersebut benar-benar dilaksanakan.
b. Perubahan yang tidak dikehendaki
Perubahan yang tidak dikehendaki biasanya terjadi secara spontan atau terjadi
tanpa kesengajaan. Perubahan ini biasanya terjadi karena di luar jangkauan masyarakat
sehingga menimbulkan dampak sosial yang tidak diinginkan. Misalnya adanya bencana
Tsunami di Aceh pada 2004 yang berpengaruh terhadap segala aspek pada
masyarakatnya. Penduduknya harus kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, keluarga. Hal
itu pasti sangat berpengaruh bagi kehidupan mereka selanjutnya.
8
perubahan gaya rambut serta perubahan model pakaian yang mengikuti tren terbaru atau
mengikuti artis idolanya.
Berdasarkan teori perubahan sosial dari Farley (1990) dalam Sztompka, perubahan
sosial merupakan perubahan kepada pola perilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur
sosial pada waktu tertentu. Hal tersebut terkait adanya perubahan kepada interaksi dalam
masyarakat keika mereka melakukan tindakan dalam masyarakat itu sendiri.
Kemudian, menurut Gillin dalam Leibo (1986) perubahan sosial merupakan perubahan
yang terjadi pada kehidupan manusia yang diterima, berorientasi kepada perubahan kondisi
geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun difusi dalam
penemuan-penemuan hal-hal yang baru.
C. INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi sosial terdapat simbol, di mana
9
simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka
yang menggunakannya. Interaksi sosial dapat terjadi jika ada kontak sosial dan komunikasi.
Gerungan (2006) secara lebih dalam menyatakan bahwa interaksi sosial adalah proses
individu satu dapat menyesuaikan diri secara autoplastis kepada individu yang lain, dimanaya
dirinya dipengaruhi oleh diri yang lain. Individu yang satu juga dapat menyesuaikan diri
secara autoplastis dengan individu lain, dimana individu yang lain itulah yang dipengaruhi
oleh dirinya yang pertama.
Bedasarkan pendapat para ahli diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa interaksi
sosial adalah hubunga antar individu yang saling timbal balik dan mempengaruhi satu sama
lain. Interaksi sosial bisa berupa kerja sama, persaingan, pertikaian ataupun akomodasi.
Berikut ini bentuk-bentuk interaksi sosial, meliputi :
1. Kerja Sama
Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang positive, dimana
kedua belah pihak yang melakukan interaksi saling berusaha bersama-sama untuk
mencapai satu tujuan tertentu.
2. Akomodasi
Tujuan akomodasi adalah untuk mencapai keseimbangan antara interaksi sosial
terkait dengan norma masyarakat yang ada. Jika adaptasi merupakan proses
penyesuaian, atau sekelompok orang yang awalnya berkonflik, maka hal ini dapat
dijelaskan.
3. Asimilasi
Asimilasi Proses ini meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan,
sikap, dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan
bersama.Contoh nyata dari asimilasi ini adalah penggunaan bahasa daerah tertentu oleh
orang-orang yang tinggal di dalamnya tanpa memandang suku atau ras dari masing-
masing orang.
4. Akulturasi
Akulturasi ini menerima segala bentuk unsur baru dan menjadikannya sebagai
budaya baru tanpa mengubah budaya lama yang telah ada sebelumnya.
10
5. Persaingan
Persaingan adalah proses sosial di mana dua pihak bersaing untuk mencapai
tujuan tertentu. Persaingan terjadi ketika beberapa pihak menginginkan sejumlah hal
atau hal-hal yang menjadi perhatian publik sangat terbatas.
6. Pelanggaran
Pelanggaran adalah proses sosial yang ditandai dengan ketidakpastian, keraguan,
penolakan dan penyangkalan, tanpa ekspresi publik.
7. Konflik
Bentuk pelanggaran lainnya adalah adanya konflik dan konflik. Padahal, secara
umum, konflik memang sering terjadi sebagai fenomena sosial yang wajar dalam
masyarakat.
D. KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaan dan saling berinteraksi. Tujuan dibentuknya kelompok sosial adalah untuk
mewujudkan penerapan nilai-nilai sosial yang ada dan dibutuhkan dalam suatu struktur sosial
pada suatu masyarakat. Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang bersifat
universal dan menjadi bagian dari sistem sosial. Pembentukan kelompok sosial terjadi pada
para anggota masyarakat yang memiliki latar belakang yang sama serta memiliki kesadaran
11
akan adanya hubungan yang terjalin di antara mereka. Secara sosiologis, kelompok adalah
setiap kumpulan manusia yang memiliki pola interaksi yang terorganisir dan terjadi secara
berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok sosial bukanlah terletak pada dekatnya jarak
fisik melainkan pada kesadaran untuk berinteraksi.
12
d) Adanya hubungan erat antaranggota untuk mencapai kepentingan bersama.
e) Adanya status sosial tertentu yang mengatur aturan dan perilaku para anggota
kelompok.
Menurut Dalyono (2005) dalam Basrowi dan Kustiyah (2010) ,kondisi sosial adalah
Semua orang atau dapat dibilang manusia lain yang mempengaruhi kita. Kondisi sosial yang
mempengaruhi individu dapat melalui 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Secara
langsung yaitu seperti dalam pergaulan sehari-hari baik dari keluarga, teman ataupun
pekerjaan. Sedangkan Secara tidak langsung melalui media massa baik media cetak, Audio
maupun audio visual.
Sedangkan menurut Linton (2000) dalam Basrowi dan Kustiyah (2010) mengatakan
kondisi sosial masyarakat mempunyai 5 indikator yaitu Umur dan jenis kelamin, Pekerjaan,
Prestise, keluarga dan Keanggotaan dalam kelompok perserikatan. Dari kelima indikator
tersebut, hanya indikator umur dan kelamin yang tidak terpengaruh oleh proses pendidikan,
sehingga hanya 4 indikator yang perlu diukur tingkat perbaikannya, guna mengetahui
tingginya manfaat sosial bagi masyarakat. Adanya kemajuan teknologi komunikasi yang
semakin canggih dapat berdampak langsung kepada beberapa contoh kondisi sosial
masyarakat di suatu wilayah dari perubahan sosial di masyarakat pedesaan. Ini memang baik,
karena bagaimanapun juga peradaban sosial masyarakat pedesaan juga harus disesuaikan
dengan kemajuan teknologi pada masa kini. Berikut adalah beberapa kondisi sosial
masyarakat yang berhubungan erat dengan etika dan budaya pedesaan :
a) Menjunjung tinggi kesederhanaan
b) Cenderung mudah curiga
c) Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku
d) Memiliki sifat kekeluargaan yang erat
e) Cenderung berbicara apa adanya
f) Sangat tertutup dengan hal yang menyangkut keuangan
g) Merasa tidak percaya diri dengan masyarakat kota
h) Sangat menghargai orang lain
13
i) Berjiwa demokratis
j) Menjunjung tinggi agama
k) Menjunjung tinggi sikap gotong royong
l) Bersikap sopan santun dan ramah tamah
m) Menjunjung tinggi adat istiadat budaya leluhur
n) Selalu bermusyawarah
b) Desa Swakarya adalah desa yang setingkat lebih maju dari desa swadaya, di mana
adat-istiadat masayarakat desa sedang mengalami transisi, pengaruh dari luar
sudah mulai masuk ke desa, yang mengakibatkan perubahan cara berpikir dan
bertambahnya lapangan pekerjaan di desa, sehingga mata pencaharian penduduk
sudah mulai berkembang dari sektor primer ke sektor sekunder, produktifitas
14
mulai meningkat dan diimbagi dengan bertambahnya prasarana desa. Adat yang
merupakan tatanan hidup masyarakat sudah mulai mendapatkan perubahan sesuai
dengan perubahan yang terjadi dalam aspek kehidupa sosial.
Ciri-ciri desa swakarya:
- Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.
- Sudah mulai menpergunakan alat-alat dan teknologi
- Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau letaknya jauh dari pusat
perekonomian.
- Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu lintas dan
prasarana lain.
- Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.
c) Desa swasembada atau disebut juga dengan desa maju atau berkembang. Menurut
kamus besar bahasa Inodesia desa swasembada adalah desa yang lebih maju
daripada desa swakarya dan tidak terikat oleh adat-istiadat. Pengertian secara
umum, desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah mampu
memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya alam dan potensinya sesuai
dengan kegiatan pembangunan regional. Para pemukim sudah banyak
berpendidikan setingkat dengan sekolah atas.
Ciri-ciri desa swasembada:
- Kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
- Penduduknya padat-padat.
- Tidak terikat dengan adat istiadat
- Telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai dan labih maju dari desa lain.
- Partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.
F. BUDAYA MASYARAKAT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya atau culture dapat diartikan pikiran,
akal budi, hasil. Sedangkan membudayakan berarti mengajarkan supaya mempunyai budaya,
mendidik supaya berbudaya, membiasakan sesuatu yang baik sehingga berbudaya. Dalam
bahasa Sansekerta kata kebudayaan berasal dari kata budh yang berarti akal, yang kemudian
15
menjadi kata budhi atau bhudaya sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau
akal manusia. Pendapat lain mengatakan bahwa budaya berasal dari kata budi dan daya.Budi
adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya adalah
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani. Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil
dari akal dan ikhtiar manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, peristiwa itu membuktikan bahwa
budaya dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosial-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Norma merupakan pedoman, cara, tingkah laku yang pantas dilakukan oleh
individu/anggota kelompok, dan sampai batas mana tingkah laku tersebut masih dapat
diterima oleh anggota kelompok lainnya. norma sosial terbentuk oleh adanya interaksi sosial
antara individu dalam kelompok sosial merupakan hasil dari interaksi sosial antara anggota
suatu kelompok. Norma berasal dari bahasa Belanda yaitu (norm) yang memiliki arti patokan,
pedoman, atau pokok kaidah dan bahasa Latin yaitu mos yang memiliki arti tata kelakuan,
adat istiadat, atau kebiasaan. Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, norma
memiliki arti sebagai aturan maupun ketentuan yang sifatnya mengikat suatu kelompok orang
didalam masyarakat. Dimana norma diterapkan sebagai panduan, tatanan, dan juga
pengendali tingkah laku yang sesuai.
16
Macam-Macam Norma Sosial antara lain :
a) Norma Agama
Norma agama adalah aturan-aturan hidup yang berupa perintahperintahdan
larangan-larangan, yang oleh pemeluknya diyakinibersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa. Aturan-aturan itu tidak sajamengatur hubungan vertikal, antara manusia dengan
Tuhan (ibadah),tapi juga hubungan horizontal, antara manusia dengan sesama manusia.
b) Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan-aturan hidup tentang tingkah lakuyang baik dan
buruk, yang berupa “bisikan-bisikan” atau suara batinyang berasal dari hati nurani
manusia.
c) Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah aturan hidup bermasyarakat tentang tingkahlaku yang
baik dan tidak baik baik, patut dan tidak patut dilakukan,yang berlaku dalam suatu
lingkungan masyarakat atau komunitas tertentu.
d) Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga negarayang
berwenang, yang mengikat dan bersifat memaksa, demiterwujudnya ketertiban
masyarakat.
Nilai sosial adalah suatu kualitas perilaku, pikiran, dan karakter yang dianggap
masyarakat baik dan benar, hasil yang diinginkan, dan layak ditiru oleh setiap orang. Nilai
sosial adalah sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan
dasar untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting. Nilai Secara umum – Nilai
(value) ialah suatu prinsip, standar, atau kualitas yang dianggap berharga atau diinginkan oleh
orang yang memegangnya. Yang artinya, nilai itu tidak hanya diharapkan, tetapi juga dapat
diusahakan sebagai suatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan orang lain.
Pengertian nilai menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. B. Simanjuntak : Menurut B. Simanjuntak, pengertian nilai adalah sebagai ide-ide
masyarakat tentang sesuatu yang baik.
17
b. Horton dan Hunt : Menurut Horton dan Hunt yang menyatakan bahwa pengertian nilai
adalah gagasan-gagasan yang menjelaskan mengenai apakah suatu tindakan dapat
dikatakan penting atau tidak penting.
c. Bambang Daroeso (1986:20) : mengemukakan bahwa nilai adalah suatu kualitas atau
penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang.
d. Darji Darmodiharjo (1995: 1) : mengatakan bahwa nilai adalah kualitas atau keadaan
sesuatu yang bermanfat bagi manusia, baik lahir maupun batin.
e. Widjaja (1985: 155) : mengemukakan bahwa menilai berati menimbang, yaitu kegiatan
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain (sebagai standar), untuk selanjutnya
mengambil keputusan. Keputusan itu dapat menyatakan : berguna atau tidak berguna,
benar atau tidak benar, indah atau tidak indah, baik atau tidak baik dan seterusnya.
18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PRAKTIKUM
❖ Hasil Praktikum
a. Sejarah pembentukan desa
19
Pada tahun 1953, Kampung Sidokerto masih belukar yang belum ada
penduduknya dan dirintis oleh:
Pada tahun 1953 sampai tahun 1959 Umbulan-umbulan tersebut masih ikut
dengan Pemerintahan Kampung GUNUNG SUGIH PASAR. Pada waktu itu Kepala
Kampungnya dijabat oleh Bapak Senen, dan dibawah Pemerintah Negeri Seputih
Timur. Pada tahun 1959 sampai tahun 1961, kumpulan dari umbulan-umbulan yang ada
disatukan dan terbentuklah satu Kampung. Dan secara musyawarah bahwa Kampung
tersebut diberi Nama Kampung Sidokerto, disaksikan dan disyahkan oleh Asisten
Wedana Gunung sugih, Oleh DPR.
20
❖ Topografi dan Jenis Tanah
Kampung Sidokerto secara geografis berupa
➢ Dataran rendah
➢ Ketinggian antara 100 M s.d 200 M (DPL).
➢ Suhu di Kampung Sidokerto berkisar antara 22oc s.d 32oc.
Kondisi tanah yang ada di Kampung Sidokerto termasuk jenis tanah merah,
sebagian (besar Podsolik Merah Kuning) dengan draenage sedang sampai cukup
baik. Tanah jenis ini memiliki ciri-ciri yaitu tanah mineral yang telah berkembang
solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir, struktur gumpal,
konsisten lekat, bersifat agak asam (pH kurang dari 5,5), tingkat kesuburan rendah
hingga sedang.
❖ Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan pola
tanam. Iklim di Kampung Sidokerto termasuk tropis (pancaroba). Yaitu Iklim
penghujan dan kemarau.
❖ Penggunaan lahan
Luas Kampung secara keseluruhan sebesar 741,65 Ha. Hal tersebut dapat
dilihat dari luas lahan untuk kegiatan pertanian yaitu sawah sebanyak 223 Ha dan
tanah kering seluas 248,25 Ha.. Lahan yang digunakan untuk kuburan, lapangan,
21
jalan dan sungai seluas 2.550 Ha. Perincian masing-masing penggunaan lahan di
Kampung Sidokerto dapat dilihat pada tabel berikut:
❖ Berdasarkan Umur
Jumlah 4662
Tabel 3. 1 Berdasarkan umur di Kampung Sidokerto
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa golongan usia produktif berjumlah 1796
jiwa (38.6%) dan golongan usia tidak produktif adalah 1416 jiwa (30.4%). Kenyataan
ini menunjukan bahwa tenaga kerja yang tersedia di Kampung Sidokerto bisa mengisi
peluang kerja, sementara itu lapangan kerja yang tersedia sebagian besar adalah
dibidang pertanian termasuk peternakan dan perikanan serta kehutanan karena lahan
pertanian cukup tersedia.
❖ Berdasarkan Pendidikan
NO. Kampung/RW Kelompok Tingkat Pendidikan
Belum PAUD TK SD SMP SLTA D I- Sarjana
Sekolah III
1. Sidokerto 2196 70 30 211 403 1428 101 226
22
Sebagian besar penduduk Kampung Sidokerto adalah tamatan Sekolah Dasar
yaitu sebanyak 211 orang, penduduk yang belum tamat SD sebanyak 2.196 orang,
penduduk yang tamat SMP sebanyak 403 orang dan yang tamat SLTA sebanyak 1.428
orang, dan yang tamat Akademi/Perguruan tinggi sebanyak 327 orang.
Dari tabel di atas dapat diamati bahwa golongan usia produktif berjumlah 1796
jiwa (38.6%) dan golongan usia tidak produktif adalah 1416 jiwa (30.4%). Kenyataan
ini menunjukan bahwa tenaga kerja yang tersedia di Kampung Sidokerto bisa mengisi
peluang kerja, sementara itu lapangan kerja yang tersedia sebagian besar adalah
dibidang pertanian termasuk peternakan dan perikanan serta kehutanan karena lahan
pertanian cukup tersedia.
23
d. Identifikasi Permasalahan dan solusi pemecahannya
24
e. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Desa
25
❖ Tugas dan Pertanyaan
a. Tugas
- Identifikasi pembentukan desa
- Identifikasi Kondisi Demografi Menurut kriteria WHO di suatu Desa
- Identifikasi SDM menurut pendidikan, mata pencaharian, Jenis kelamin
- Identifikasi Permasalahan masyarakat perdesaan dan solusi yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah
b. Pertanyaan
- Apa permasalahan terberat dalam memajukan perdesaan di wilayah anda dan
jelaskan solusi pemecahannya?
Jawaban :
Permasalahan terberat dalam memajukan Kampung Sidokerto adalah
latar belakang pendidikan masyarakat Kampung Sidokerto merupakan
lulusan SD, Dengan demikian jika melihat faktor sumber daya manusia,
maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kampung sidokerto merupakan
masyarakat rawan terhadap pengembangan pendidikan. Artinya peningkatan
derajat partisipasi masyarakat untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi
perlu mendapat perhatian yang lebih, guna meningkatkan angka partisipasi
pendidikan yang lebih baik. Mengingat jumlah penduduk dengan pendidikan
Dasar dan Menengah cukup jauh berbeda, sehingga untuk masa yang akan
datang peningkatan akses terhadap kepentingan pendidikan harus lebih
optimal. Solusinya harus ada sosialisasi terhadap masyarakat tentang
pentingnya pendidikan dan masyarakat harus terbuka untuk masa depan
anak-anaknya dan kampung Sidokerto yang lebih baik.
26
3.2 PROSES DAN PERUBAHAN SOSIAL
Proses sosial merupakan sebagai cara cara interaksi sosial antara individu atau
kelompok. Dalam hal ini, masyarakat Kampung Sidokerto melakaukan proses sosial baik
itu dalam kelompok atau individu untuk memahami situasi dan keadaan. Tentunya dengan
adanya proses sosial akan memebawa masyarakat menjadi lebih baik dengan perubahan
sosial. Perubahan sosial adalah “perubahan yang terjadi akibat adanya ketidak-sesuaian di
antara unsur-unsur yang saling berbeda, yang ada dalam kehidupan sosial sehingga
menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang
bersangkutan”. Perubahan sosial pasti terjadi jika kita mau berubah dan mau mengikuti
perubahan. Pada dasarnya perubanahan sosial di Kampung Sidokerto memang tidak begitu
cepat. Tetapi dengan kemajuan jaman ini mau tidak mau harus mengikuti perubahan
begitu juga dengan perubahan sosial.
❖ Hasil Praktikum
27
➢ Perubahan dari membajak lahan sawah dengan
mengandalkan hewan kerbau atau sapi, namun
dengan kemajuan teknologi sekarang
menggunakan traktor untuk membajak lahan
sawah.
3. Perubahan Struktural ➢ Perubahan pergantian struktur jabatan kepala desa
beserta aparat desa setiap 5 tahun sekali, agar
menciptakan program baru untuk mensejahterakan
masyarakat desa.
4. Perubahan Proses ➢ Adanya program ppkm dalam rangka menurunkan
kasus covid 19
➢ Tersusunnya tatanan pemerintah desa
5. Perubahan Lambat(Evolusi) ➢ Pergantian bahan bakar rumah tanaga, dengan
kemajuan yang dahulu menggunakan kayu bakar
untuk masak namun sekarang udah di gantikan
dengan kompor(gas elfiji) walaupun masih lambat
di karanakan di kampung masih banyak bahan
bakar kayu.
6. Perubahan Cepat (Revolusi) ➢ Perkembangan teknologi handphone genggam
yang semula telepon
7. Perubahan yang Dikehendaki ➢ Adanya program KB
➢ Memakai masker, diam dirumah
Tabel 3. 7 Perubahan Sosial
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat kampung Sidokerto mencakup semua yaitu, perubahan kecil, perubahan
besar, perubahan struktural, perubahan proses, perubahan lambat , perubahan cepat,
perubahan yang dikehendaki.
28
No. Aspek Uraian
1. Interaksi dengan masyarakat lain 1. Adanya saling tukar pendapat dan membawa
perubahan dengan meniru/mengikuti kemajuan
masyarakat lain.
2. Adanya perlombaan antar masyarakat.
2. Sikap 1. Dengan bersikap terbuka dan menghargai dari
setiap karya orang lain maka akan terjadinya
perubahan sosial.
2. Sikap sopan santun kepada yang lebih tua.
3. Sistem dalam masyarakat 1. peningkatan sistem pendidikan yang lebih
maju.
2. Perubahan sistem pengolahan hasil panen yang
semakin modern.
Tabel 3. 8 Faktor Pendorong Perubahan Sosial Masyarakat
Dari tabel diatas, ketiga aspek tersebut yang merupakan faktor pendorong
perubahan sosial masyarakat dapat disimpulkan bahwa interaksi dengan msyarakat
lain,sikap, dan sistem dalam masyarakat, dapat memicu terjadinya perubahan sosial di
masyarakat.
29
bersama
1. Adanya sikap masyarakat desa yang tertutup
2. Sikap
terhadap perubahan
2. Lambatnya penerimaan IPTEK
1. Adat juga menjadi penghamabat perubahan
3. Adat
sosial di karena ada masyarakat yang sanagat
kuat memegang adat kebiasaan yang sulit
menerima perubahan
2. Rasa khawatir akan terjadinya kegoyahan pada
integrase budaya
1. Adanya idiologis/paham yang kuat yang di
4. Ideologis
anutnya sehingga susah untuk melakukan
perubahan sosial
Tabel 3. 9 Faktor Penghambat Perubahan Sosial Masyarakat
Dari tabel diatas, uraian dari aspek Interaksi dengan masayarakat lain, sikap, adat
dan ideologis yang diterapkan di Kampung Sidokerto dari faktor-faktor tersebut
merupakan penghambat perubahan sosial masyarakat.
Menurut data yang kami dapatkan dari BPP Bumi Ratu Nuban dan dari
Kelompok tani, kami dapat menyimpulkan beberapa hal. Pihak BPP
mengharapkan semua kelompok tani yang ada di Kampung Sidokerto dapat
berjalan dengan terstruktur dan dapat Peningkatan pengetahuan terhadap pola
30
pelaksanaan usaha tani, sehingga masyarakat khususnya dalam bidang
pertanian dapat berkembang dan maju.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara individu dengan individu
maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja terutama
dalam kehidupan di masyarakat Kampung Sidokerto. Proses interaksi sosial di
Kampung Sidokerto juga ada yang berinteraksi secara asosiatif dan ada juga yang
melakukan interaksi disosiatif. interaksi sosial terjadi karena suatau kebutuhan
masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat lain karena tanapa interaksi tidak
akan tersiptanya kenyamanan di suatu desa.
❖ Hasil Praktikum
a. Interaksi Sosial
Intraksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara individu dengan individu
maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja terutama
dalam kehidupan di masyarakat Kampung Sidokerto. Proses interaksi sosial di
Kampung Sidokerto juga ada yang berinteraksi secara asosiatif dan ada juga yang
melakukan interaksi disosiatif. interaksi sosial terjadi karena suatau kebutuhan
masyarakat untuk berinteraksi dengan masyarakat lain karena tanapa interaksi tidak
akan tersiptanya kenyamanan di suatu desa
31
ronda malam supaya semua
kebagian dan adil.
2. Konflik dengan tetangga, lalu menyelesaikan konflik melalui
masalah di bawa ke pihak perantara yang sifatnya netral.
Rw\Rt untuk di selesaikan
2. Asimilasi 1. Bahasa daerah yang sudah Masyarakat mulai mengenal
jarang di gunakan oleh anakk bahasa orang kota sehingga
muda melupakan bahasa daerahnya
2. Adanya pernikahan berbeda Pernikahan antara suku adat Jawa
suku dengan suku adat Lampung
3. Akulturasi 1. Munculnya perkembangan Banyak masyarakat sekarang yang
teknologi modern seperti menggunakan alat teknologi-
Handphone dan lain teknologi modern
sebagainya yang berasal dari
budaya barat
Tabel 3. 10 Interaksi Sosial Proses Asosiatif
32
pelanggaran yang sudah
termasuk pelanggaran yang
berat dan harus dibawa
kekantor polisi
Conflict 1. Konflik unsur SARA (Suku, Konflik bernuansa SARA
Ras, Agama, dan (Jawa-Lampung) tersebut
Antargolongan) dapat dipicu oleh dominasi
kekuasaan.
Tabel 3. 11 Interaksi Sosial Proses Disosiatif
❖ Persyaratan Interaksi
Interaksi juga membutuhkan syarat untuk menuju interaksi yang berjalan dengan
masyarakat lainya seperti yang di jelaskan di bawah dalam bentuk tabel :
33
2. Tidak saling mengganggu dalam proses
tersebut seperti mencegah dan menghentikan
ketegangan yang sudah ada
3. Harus punya tujuan yang jelas yakni
tercapainya kestabilan dan keharmonisan dalam
kehidupan
4. Adanya pihak ketiga yang bersifat netral
Tabel 3. 12 Persyaratan Interaksi
Penyebabnya karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup individu dan
mempunyai ketergantungan terhadap masyarakat lain oleh karena itu interaksi sosial
sanagat penting berikut penjelasan mengenai penyebab terjadinya interaksi sosial di
kampung sidokerto :
34
4. Supya lebih cepat dalam melaksanakan
pekerjaan
Tabel 3. 13 Penyebab terjadinya Interaksi sosial
35
meningkatnya pendapatan ekonomi
2. Terjadinya saling membantu untuk mencapai
tujuan bersama
3. Memepererat silaturahmi dan menambahkan
relasi kerjaan
2. Kegiatan berdagang 1. Hal ini berpengaruh terhadap kemajuan suatu
usaha
2. Menambah pertemaman /kenalan yang akan
menimbulkan kerjasama
3. Mempermudah seseorang dalam mencari
barang yang lebih murah
3. Membeli kebutuhan rumah tangga 1. Terjadinya peningkatan ekonomi sehingga
saling berinteraksi
2. Menambahkan mitra kerja
3. Saling menjaga kepercayaan
Tabel 3. 15 Pengaruh sistem ekonomi terhadap interaksi sosial
36
keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat yang mendorong
munculnya lembaga
- Bagaimana pengaruh sistem ekonominya terhadap terjadinya interaksi sosial
Jawaban :
Interaksi yang terjadi di tempat jual beli, seperti pasar atau toko yang
mengakibatkan mereka berinteraksi dan dapat sama-sama memperoleh
keuntungan.
Kelompok sosial adalah suatu unit sosial yang terdiri atas 2 atau lebih individu
yang telah berinteraksi sosial secara intensif dan teratur, sehingga diantara individu
tersebut sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma tertentu yang khas bagi
kelompok tersebut.
❖ Hasil Praktikum
a. Identifikasi Kelompok Sosial Di Kampung Sidokerto
Kelompok sosial di kampung Sidokerto ada banyak dan ada juga kelompok sosial
yang primer sekunder dan bisa di bilang kelompok sosial yang sedang menoljol atau
bisa di bilang lagi aktip aktipnya dan mulai maju.
37
yang terdapat banyak anggota yaitu siswa
3. Lingkungan kerja Orang yang berada dalam pekerjaan yang
sama yaitu sebagai rekan kerja
3. Tak resmi 1. Kelompok belajar Interaksi yang terjadi pada saat kegiatan
2. Kelompok tani Kelompok untuk meningkatkan ke
akraban serta memiliki tujuan yang sama
3. PKK Tujuan nya sebagai solidaritas sosial
4. Resmi 1. Partai politik Organisasi yang dibentuk tujuan
umum,menjalani ideologi tertentu
2. PGRI Kelompok sosial formal yang berstatus
guru negeri/swasta
3. RT/RW RT/RW juga sebagai kelompok sosial
yang resmi karena sudah ada surat tugas
dari desa sebagai ketua dari seluruh
warganya
Tabel 3. 16 Kelompok Sosial Di Kampung Sidokerto
38
c. Dasar Dan Tujuan Pembentukan Kelompok Sosial Masyarakat
Tentunya setiap kelompok sosial di bentuk pasti memepunyai dasar dalam
pembentukan dan tujuan di bentuknya. Seperti pada tabel di bawah di jelaskan dasar
dan tujuan pembentukan kelompok sosial masyarakat.
No. Kelompok sosial Proses dan tahun berdirinya Uraian dasar dan tujuan
kelompok sosial pembentukan
1. Kelompok tani Prosesnya dilakukan 1. Kelompok tani adalah
(Abdi Tani II) pertemuan dan musyawarah gabungan petani dan
petani yang dihadiri oleh tokoh kelompok ini dasarnya
masyarakat, pamong desa, dibentuk dengan kesepakan
Penyuluh pertanian BPP Bumi petani dengan tujuan untuk
Ratu Nuban dan berdiri pada memepermudah dalam
tahun 2008 kegiatan bertani serta dalam
kegiatan pengajuan bantuan
mengenai pertanian
2. Sebagai sarana untuk
berdiskusi dan meningkatnya
erat silahturahmi
39
terwujudnya keluarga yang
beriman dan bertaqwa
2. melaksanakan program kerja
desa
Tabel 3. 18 Dasar Dan Tujuan Pembentukan Kelompok Sosial Masyarakat
Pembinaan yang diharapkan adalah untuk di arahkan pada peneran kelompok tani yang dapat
mengelola usahataninya secara baik, dan di arahkan kepada penerapan sistem agribisnis
dalam usaha tani,melalui kerja sama antara petani dan pihak lainya.
Tujuan pendirian :
- Untuk memberdayakan pertanian yang lebih kompak dan lebih tejaga dalam
silaturahminya
- Mempermudah informasi pertanian
40
Penyebabnya : Karena dengan kelompok tani ini akan memperbaiki pertanian di Kampung
Sidokerto, dan khusunya kondisi sekarang masih sedang, penyebabnya karena kelompok tani
ini sebagai saran dalam menerima bantuan untuk pertanian.
Berdasarkan wawancara kepada ketua kelompok tani bahwa strukturnya masih tetap
dengan yang sederhana hanya ada ketua sekertaris dan bendahara karena itulah yang
dibutuhkan.
- Harapan kelompok di masa depan : harapanya semoga dengan adanya kelompok tani ini
bisa mempermudah dalam pengajuan dana bantuan terhadap sarana teknologi pertanian,
dan para kelompok tani kedepanya yaitu bisa lebih maju dari segi kebutuhan serta ilmu
pengetahuan.
41
- Saran pembinaannya : dengan adanya penyuluhan yang lebih intensif mengenai
pemasaran karena masyarakat kampung sidokerto kurangnya mengetahui pemasaran dan
usaha tani yang baik.
Kebudayaan adalah seluruh pemikiran dan hasil karya manusia yang tidak
berakar dari nalurinya, dihasilkan setelah belajar. Terwujudnya kebudayaan
mengharuskan pemahaman kehidupan, realita kehidupan, dan dinamikanya. Seluruh
aktivitas kehidupan manusia merupakan hasil kebudayaan (kecuali seks, makan,
minum, dan tidur) tetapi aturan dan norma tentang hal tersebut merupakan kebudayaan.
❖ Hasil Praktikum
a. Budaya Sosial
42
b. Permasalahan budaya dan penyebabnya
43
3. Pertunjukan wayang 1. Biaya dalam satu pertunjukan yang mahal
2. Masyarakat lebih menyukai menonton film di
televisi
3. Kurangnya minat generasi muda dalam belajar
seni wayang
Tabel 3. 23 Kondisi Kebudayaan yang hampir hilang/musnah
44
Jawaban :
Gotong royong, karena Budaya gotong royong ini harus selalu dijaga
dan dikembangkan karena budaya ini mengandung nilai-nilai yang positif,
memperkuat persatuan dan kesatuan serta melepaskan perbedaan. Gotong
royong juga bisa dalam bentuk kamtibmas untuk meningkatkan keamanan dan
ketertiban di wilayah tempat tinggal masing-masing kita.
❖ Hasil Praktikum
a. Identifikasi tipe desa yaitu Desa/Kampung Sidokerto
45
b. Perbedaan masyarakat Desa/Kampung Sidokerto dengan masayarakat kota
46
b) Pertanyaan
- Apa faktor-faktor pembatasnya sehingga kondisi kehidupan ekonomi desa
tersebut seperti itu. (miskin/sedang/baik)
Jawaban :
• Belum bisa memanfaatkan potensi yang ada
• Sarana dan prasarana kurang lengkap
• Pendapatan ekonomi masyarakat rendah
• Terdapat masyarakat yang belum memiliki pekerjaan/mengangur
Norma merupakan pedoman, cara, atau tingkah laku yang pantas dilakukan oleh
individu /anggota kelompok, dan sampai batas mana tingkah laku tersebut masih dapat
diterima oleh anggota kelompok lainnya. Norma menurut Koentjaraningrat adalah
pranata sosial yang meliputi serangkaian kegiatan pada suatu kelakukan yang berpola,
bersama dengan sistem norma dan tata kelakuan serta peralatan fisiknya yang dipakai
dan orang-orang yang mendukungnya. Dengan demikian dapat dikatakan norma adalah
patokan perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
❖ Hasil Praktikum
a. Norma dan Nilai Sosial
No. Jenis Norma Nilai yang dianggap baik Nilai yang dianggap buruk
1. Cara makan 1. Makan menggunakan 1. Makan menggunakan
dengan tangan kanan dengan tangan kiri
2. Makan tanpa bicara dan 2. Makan sambil berbicara
makan sambil duduk sila dan sambil berdiri
2. Tata kelakuan 1. Ketika memasuki ruangan 1. Ketika masuk ruangan
Menghormati orang mengucapkan salam langsung masuk tanpa
orang yang lebih mengucapkan salam
tua 2. Ketika melewati orang yang 2. Ketika meleati rumah
lebih tua menundukan orang lain dan ada orang
47
kepala dan sambil menyapa yang lebih tua bukannya
mengucapkan salam malah
menendang benda yang
dihadapannya
3. Kebiasaan kegiatan 1. Membersihkan halaman 1. Tidak membersihkan
kebersihan rumah pada pagi hari halaman rumah sehingga
menjadi kotor
2. Merapikan tempat tidur 2. Tidak pernah merapihkan
dengan rapi dan bersih tempat tidur dan jarang
membersihkan tempat tidur
4. Adat Lampung 1. Mengenakan pakaian adat 1. Tidak berpartisipasi dalam
pada saat acara tertentu kegiatan
2. Melakukan adat yang sesuai 2. Melakukan tindakan yang
dengan adat yang berlaku senonoh dan tidak sesuai
dan tidak menyimpang pada adat yang berlaku
adat yang lain
Tabel 3. 28 Norma dan Nilai Sosial
48
c. Pertanyaan
49
d. Penyebab terjadinya Interaksi sosial
50
dengan adanya posyandu
karena masyarakat dapat
dengan mudah memeriksa
balita dan ibu hamil agar
mendapatkan imunisasi.
8. Sekolah Baik Masyarakat menyekolahkan Sebagian masyarakat
anak-anaknya untuk tidak mementingkan
mendapatkan ilmu dan sekolah dan memilih
pengetahuan yang tidak di untuk kerja, namun
dapatkan di rumah hanya sedikit.
9. Pondok Baik Masyarakat membawa anak- Kurangnya minat
pesantren anaknya untuk sekolah anak-anak terhadap
dipesantren agar anaknya hal-hal agama.
mendapatkan ilmu agama
Tabel 3. 31 Penyebab terjadinya Interaksi sosial
51
berupa teguran, cemoohan, hinaan, di kucilkan dan berupa sanksi hukuman
penjara.
- Bagaimana keberadaan lembaga masyarakat perdesaannya
Jawaban :
Keberadaan lembaga masyarakat di desa sangat penting, karena lembaga
masyarakat telah melakukan pemberdayaan masyarakat Desa/Kampung, ikut
serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan, serta meningkatkan
pelayanan masyarakat desa.
- Bagaimana peran serta masyarakat terhadap kemajuan lembaga masyarakat
perdesaan
Jawaban :
Peran masyarakat terhadap kemajuan lembaga masyarakat perdesaan
harus tetap di jaga, masyarakat dapat mendorong dan ikut berpartisipasi secara
aktif dalam kemajuan lembaga desa
B. PEMBAHASAN
52
saja yang dikelola oleh masyarakat Sidokerto. Jenis perkebunan yang sekarang ini
masih ada di Kampung Sidokerto antara lain sawit, dan karet. Komoditas ini kurang
diminati oleh sebagian besar warga Kampung Sidokerto karena kondisi tekstur tanah
yang tidak cocok. Sehingga masyarakat menanam komoditas jenis sawit dan karet
hanya dilahan yang tidak bisa ditanami padi atau singkong.
Selain itu untuk memenuhi kebutuhan harian dan juga meningkatkan asupan
konsumsi protein hewani bagi masyarakat petani itu sendiri. Namun pertanian masih
dengan sistem tradisional karena kekurangan sarana dan prasarana pertanian. Dengan
jumlah penduduk satu Kampung Sidokerto di lihat dari jenis kelaminya laki laki dan
perempuan jumlahnya 4652 penduduk. Tentunya banyak potensi wilayah Kampung
Sidokerto ditinjau dengan banyaknya jumlah penduduk dan SDM yang membuat
lapangan pekerjaan menjadi bertambah dari segi perubahan dan kemajuan suatu desa
ada pendorong dan penghambatnya namun kita selaku masyarakat desa harus bisa
memajukan kesejahteraan desa. Permasalahan yang dihadapi di Kampung Sidokerto
adalah kurangnya rasa saling peduli antar sesama sehingga menyebabkan perbedaan
antara sikaya dan simiskin yang menonjol, juga tingkat pendidikan masyarakat
Kampung Sidokerto masih rendah jika dilihat dari banyaknya lulusan perguruan tinggi
yang masih sedikit sehingga menyebabkan perubahan desa juga terhambat.
53
2) PROSES DAN PERUBAHAN SOSIAL
Proses sosial merupakan sebagai cara interaksi sosial antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Tentunya
dengan proses sosial masyarakat kampung sidokerto akan bisa berubah ke arah yang
lebih maju dan Perubahan sosial yang terjadi tidak begitu cepat karena masyarakatnya
kurang terbuka dalam menerima informasi dan kurang suka terhadap perubahan yang
baru yang tidak disukainya dan dianggap tidak penting. Walaupun secara tidak tidak
sadar perubahan selalu terjadi baik itu perubahan kecil, perubahan besar , perubahan
lambat ataupun perubahan lainya. Dan perlu kita sadari bahwa perubahan sosial tidak
bisa dihindari kalau masyarakat desa mau maju. Perubahan sosial ini berdampak pada
kehidupan masyarakatnya yang lebih terbuka dan termotivasi untuk hidup lebih modern
dan tidak terpaku pada kebiasaan tetapi tidak menghilangkan adat istiadat yang sudah
ada sejak dulu.
3) INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu
maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial bisa terjadi di mana saja terutama
dalam kehidupan di masyarakat Kampung Sidokerto. Setiap warga masyarakat pastinya
melakukan kegiatan sehari hari yang melibatkan banyak orang. Setiap harinya warga
masyarakat Kampung Sidokerto melakukan interaksi sosial bertemu dan bersapa baik
itu bersifat asosiatif maupun bersifat disosiatif. Masyarakat Kampung Sidoketo punya
hubungan interaksi yang baik berupa kekerabatan yang erat. Ini dikarenakan
penduduknya rata-rata berasal dari keturunan yang sama. Selain itu, proses interaksi
yang dilakukan seperti kerja sama, gotong royong membuat kehidupan masyarakat
lebih tentram dan tertib sehingga terciptanya kerukunan antar warga masyarakat.
54
4) KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial adalah suatu unit sosial yang terdiri atas 2 atau lebih individu
yang telah berinteraksi sosial secara intensif dan teratur, sehingga diantara individu
tersebut sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma tertentu yang khas bagi
kelompok tersebut. Kelompok sosial di Kampung Sidokerto dari golongan primer
seperti Keluarga dan Sahabat. Kelompok sosial tersebut ada karena Hubungan yang
dimiliki dengan individu sangat dekat. Kelompok sosial sekunder meliputi lingkungan
kerja dan organisasi. kelompok sosial tersebut ada karena individu memiliki tujuan
yang sama. Mereka memiliki ikatan kebersamaan baik dari karakteristiknya maupun
tujuannya. Kesamaan atau kemiripan keyakinan, harapan, ideologi, kesadaran, dan
visi sering kali menjadi faktor utama terbentuknya kelompok.
5) BUDAYA SOSIAL
kebudayaan adalah seluruh pemikiran dan hasil karya manusia yang tidak
berakar dari nalurinya, dihasilkan setelah belajar. Kondisi sosial masyarakat sudah
cukup maju, kebudayaan lama sudah mulai luntur seiring berjalannya waktu. Solusi
untuk mempertahankan budaya lama yaitu dengan cara mensosialisasikannya kepada
masyarakat supaya tumbuh kecintaan masyarakat terhadap kebudayaan lama/lokal.
55
6) BUDAYA MASYARAKAT PERDESAAN
Norma merupakan pedoman, cara, tingkah laku yang pantas dilakukan oleh
individu/anggota kelompok, dan sampai batas mana tingkah laku tersebut masih dapat
diterima oleh anggota kelompok lainnya. norma sosial terbentuk oleh adanya interaksi
sosial antara individu dalam kelompok sosial merupakan hasil dari interaksi sosial
antara anggota suatu kelompok. Kampung sidokerto memiliki karakteristik nilai dan
norma sosial yang diterapkan dilingkungan masyarakat kami yang dimana karakteristik
tersebut dipengaruhi oleh adat-istiadat dan kebudayaan masyarakat setempat.
Tujuannya agar warga masyarakat dapat menyesuaikan perilakunya dengan nilai dan
norma sosial yang berlaku, sehingga tercipta ketertiban sosial.
56
BAB IV
PEMBAHASAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil laporan praktikum ini kami dapat disimpulkan bahwa Kampung
Sidokerto mempunyai 215 Ha lahan persawahan yang ada, berpotensi untuk mencukupi
kebutuhan pangan dan Jumlah Penduduk Kampung Sidokerto pada tahun 2020 ada sebanyak
1.484 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 4.652 jiwa yang terdiri dari 2.267
laki-laki dan 2.395 perempuan. Masyoritas masyarakat Kampung Sidokerto bekerja dibidang
pertanian, selain bekerja dibidang pertanian, penduduk Kampung Sidokerto juga sebagiam
ada yang memelihara ternak. Ternak yang dikembangkan adalah ternak kambing dan unggas.
Dengan tujuan untuk menopang kebutuhan yang sifatnya mendesak. Sedangkan bidang
pertanian yang dikelola oleh warga masyarakat adalah singkong, padi, jagung, dan palawija.
Karena kondisi lahan yang tersedia peladangan dan pesawahan yang berpotensi untuk
meningkatkan taraf perekonomian warga masyarakat Kampung Sidokerto. Sedangkan mata
pencaharian warga Kampung Sidokerto, selain sebagai petani ada juga sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS), buruh perusahaan, pedagang dan jasa.
Kondisi sosial masyarakat yang selalu berinteraksi dengan masyarakat lain dalam segi
pekerjaan dan hal apaun, kebudayan juga sangat menjadi ciri has dari suatu desa dengan
menjaga kebudayaanya. Tentunya masyarakat juga mengalami perubahan dengan seiring
berjalanya waktu sehingga terjadi perubahan sosial, bida dari perubahan stratifikasi sosial
yang asalnya stratifikasinya rendah menjadi lebih tinggi karen terbuka dan berusaha untuk
berubah ke arah yang lebih baik. Tentunya dengan adanya perbedaan dari setiap warga
masyarakat dengan hal ini juga bisa terjadinya konflik sosial, namun hal tersebut perlu kita
sadari bahwasanya perbedaan pasti ada tapi kita harus bisa menyikapinya. Terutama dengan
kita memiliki modal sosial yang baik, dengan hal itu kita semua akan hidup tentang dan
bermanpaat bagi warga masyarakat Kampung Sidokerto.
Masyarakat Kampung Sidokerto masih memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi dalam
pelaksanaan interaksi sosial, seperti kegiatan tolong menolong, kerjasama, dan gotong royong
dalam pembangunan masyarakat Kampung Sidokerto, Masyarakat Kampung Sidokerto tetap
57
mengutamakan musyawarah dalam penyelesaian masalah. Kelompok sosial di Kampung
Sidokerto seperti karang taruna dan yang lainnya juga masih produktif serta berjalan dengan
baik.
B. SARAN
Dari hasil laporan praktikum ini kami berharap semoga dengan pengetahuan ini dapat
memberikan wawasan untuk mahasiswa serta masyarakat luas agar dapat mengerti bahwa
setiap warga masyarakat berhak dalam memajukan perdesaan akan tetapi perangkat desa dan
para tokoh masyarakat juga mempunyai peran besar dalam meningkat pembangunan desa
agar lebih cepat. Kami juga berharap semoga pemerintah kedepannya lebih memperhatikan
kondisi yang ada di desa maupun di kelompok tani agar masyarakat petani lebih sejahtera
serta masyarakat diharapkan dapat membuka pikirannya dan dapat menerima perkembangan
tenknologi lebih modern.
58
DAFTAR PUSTAKA
Susilawati, Nora. 2013. Buku Ajar Sosiologi Pedesaan. Padang: STKIP PGRI SUMBAR.
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id
Jamaludin, Adon Nasrulah. 2015. Sosiologi Perdesaan. Bandung: CV. Pustaka Pedia. Johan
Wahyudi Adiluhung, 2020; Accepted : 15 Juli 2020; Published : Agustus 2020;
Available online : Agustus 2020.
Adiluhung, J. W. (2020). Sosiologi Pedesaan di Era Corona Virus 19. Madani Jurnal Politik
Dan Sosial Kemasyarakatan, 12(2), 184-195.
Rahardjo. 2010. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yoyakarta: Gajah Mada
University Press.
Sunarti, Sri, dan Suhardi. 2009. Sosiologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional 2009 Graha Multi Grafika.
Sumarti, T. (2007). Kemiskinan petani dan strategi nafkah ganda rumah tangga pedesaan.
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 1(2).
59
LAMPIRAN
60
Gambar 3. Foto bersama dengan penyuluh/pegawai
BPP Bumi Ratu Nuban
61
Gambar 6. Foto bersama dengan perangkat/pegawa
Kampung Sidokerto
62
63