Disusun Oleh:
KELOMPOK III
KELURAHAN : PEGIRIAN
KECAMATAN : SEMAMPIR
KAB/KOTA : SURABAYA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya penyusunan
Laporan Praktik Kerja Lapangan dalam rangka memenuhi salah satu syarat kegiatan
wajib mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga ini dapat
terselesaikan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, baik dosen yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami, serta teman-teman yang telah banyak membantu
dengan memberikan masukan untuk penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, baik kekurangan dari segi bahasa, sistematika
penulisan dan lain sebagainya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, sehiingga nantinya laporan ini akan mendekati kesempurnaan.
Demikian laporan ini kami buat, semoga dapat berguna bagi para pembaca
baik sekarang maupun untuk di masa mendatang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyusun perencanaan, pengimplementasian dan penilaian atau evaluasi
program di bidang kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi gambaran umum mengenai lokasi PKL di Kelurahan
Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
b) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang terdapat di Kelurahan Pegirian,
Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
c) Menentukan prioritas masalah kesehatan yang terdapat di Kelurahan
Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
d) Menyusun rencana intervensi yang sesuai dengan prioritas masalah
kesehatan di Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
e) Melaksanakan intervensi sesuai dengan rencana intervensi yang telah
dibuat sebagai upaya menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
4
1.4 Manfaat
Kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) ini diharapkan dapat memberikan
manfaat pada pihak yang terkait di dalamnya.
1. Bagi Mahasiswa
a) Mendapatkan gambaran umum mengenai permasalahan kesehatan di
masyarakat dan mendapatkan pengalaman terlibat langsung dalam
masyarakat.
b) Mendapatkan kesempatan untuk ikut serta menganalisa dan melakukan
intervensi terhadap masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat
sehingga mahasiswa dapat secara langsung mengimplementasikan
metode yang diperoleh pada proses perkuliahan.
c) Membantu mahasiswa untuk menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat
dan menambah wawasan mengenai permasalahan kesehatan yang
dihadapi masyarakat.
d) Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ilmu yang didapat
dalam proses perkuliahan untuk dikaitkan dalam permasalahan riil
sehingga mahasiswa dapat mengembangkan metode baru yang lebih
inovatif.
2. Bagi Instansi Tempat PKL (Praktik Kerja Lapangan)
Membantu menemukan permasalahan kesehatan masyarakat dan membantu
dalam intervensi penyelesaian masalah kesehatan masyarakat Kelurahan
Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
3. Bagi Masyarakat
Memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan kesehatan
masyarakat serta dapat meningkatkan derajat kesehatan warga Kelurahan
Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
b) Treatment behaviour
3. Melihat important perilaku
a) Frekuensi terjadinya perilaku
b) Terlihat hubungan yang nyata dengan masalah kesehatan
4. Melihat changebility perilaku
5. Memilih target perilaku
Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi status
kesehatan, digunakan indikator perilaku seperti: pemanfaatan pelayanan
kesehatan (utilisasi), upaya pencegahan (prevention action), pola konsumsi
makanan (consumtion pattern), kepatuhan (compliance), upaya pemeliharaan
sendiri (self care).
Untuk mendiagnosa lingkungan diperlukan lima tahap, yaitu: membedakan
penyebab perilaku dan non perilaku; menghilangkan penyebab non perilaku yang
tidak bisa diubah; melihat important faktor lingkungan, melihat changeability faktor
lingkungan, memilih target lingkungan.
Fase 4 : Diagnosis Pendidikan dan Organisasi
Mengidentifikasi kondisi-kondisi perilaku dan lingkungan yang status
kesehatan atau kualitas hidup dengan memperhatikan faktor-faktor penyebabnya.
Mengidentifkasi faktor-faktor yang harus diubah untuk kelangsungan perubahan
perilaku dan lingkungan. Merupakan target atau tujuan dari program. ada tiga
kelompok masalah yang berpengaruh terhadap perilaku, yaitu:
1. Faktor predisposisi: pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai, dan
lain-lain.
2. Faktor pendukung: lingkungan fisik tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, dan lain-lain.
3. Faktor pendorong: perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, orang tua,
teman sebaya, dan lain-lain.
Fase 5 : Diagnosis Administrasi dan Penilain Kebijakan
Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan kejadian-
kejadian dalam organisasi yang mendukung atau menghambat perkembangan
promosi kesehatan.
1. Admistrative diagnosis
a) Memperkirakan atau menilai sumber daya yang dibutuhkan program
b) Menilai sumber yang ada di dalam organisasi atau masyarakat
c) Mengidentifikasi faktor penghambat dalam mengimplementasi program
8
juga disebut sebagai metode dan teknik pengumpulan data kualitatif dengan cara
melakukan wawancara kelompok. Guna memperoleh pengertian yang lebih
saksama, kiranya FGD dapat didefinisikan sebagai suatu metode dan teknik dalam
mengumpulkan data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi tentang suatu
fokus masalah atau topik tertentu dipandu oleh seorang fasilitator atau moderator.
FGD merupakan metode dan teknik pengumpulan data atau informasi yang
awalnya dikembangkan di dalam penelitian pemasaran. Ketika itu FGD digunakan
untuk mengetahui citra tentang produk tertentu, hal-hal apa yang menarik calon
pembeli atau konsumen, disain produk, pilihan ukuran, pilihan warna, disain
kemasan, hal-hal apa yang perlu diperbaiki dan sebagainya. Dengan
menggunakan FGD, dalam waktu relatif singkat (cepat) dapat digali mengenai
persepsi, pendapat, sikap, motivasi, pengetahuan, masalah dan harapan
perubahan berkaitan dengan masalah tertentu.
2.2.1. Kegunaan FGD
1. Untuk merancang kuesioner survey. Hasil FGD sangat mungkin bermanfaat
dalam pembuatan kuesioner survey. Mungkin ada pertanyaan-pertanyaan baru
yang perlu ditambahkan atau diubah yang tidak terpikirkan sebelumnya.
2. Untuk menggali informasi yang mendalam mengenai pengetahuan,sikap dan
persepsi. Dari suatu studi yang menggunakan FGD biasanya akan dapat
menghasilkan istilah-istilah baru yang bersumber dari pengetahuan dan
penafsiran masyarakat lokal.
3. Untuk mengembangkan hipotesa penelitian.
4. Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam studi proses - proses penjajagan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan. Seiring
perubahan paradigma baru pembangunan yang makin banyak menggunakan
pendekatan partisipatif (Participatory Approach), FGD semakin luas pula
digunakan dalam setiap pengkajian kualitatif selama proses-proses
pembangunan untuk tujuan pemberdayaan masyarakat.
setengah lingkaran atau seperti huruf U yang terbuka ujungnya atau meja
bundar (Round Table), dimana pada ujung meja yang terbuka ditempatkan
flipchart atau papan tulis atau white board.
3. Persiapan Peralatan atau Sarana
Sarana atau peralatan yang diperlukan dalam proses kegiatan ini
adalah:
a) Daftar hadir
b) Kertas flipchart, papan tulis, atau white board lengkap dengan alat
tulisnya.
c) Alat tulis di masing-masing meja.
d) Kalkulator
4. Peserta
Sebelum melakukan pemilihan atau seleksi untuk peserta, beberapa hal
yang perlu dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan memimpin pelaksanaan
metode USG, yaitu:
a) Peserta yang akan bergabung dalam kelompok USG, adalah karena
kemampuan mereka untuk melakukan analisis dan mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
b) Menekankan pentingnya tugas kelompok
c) Menekankan pentingnya sumbangan pikiran setiap peserta
d) Memberikan petunjuk kegunaan hasil pertemuan
e) Memberikan sambutan yang bersifat hangat dan ramah, selanjutnya
tentukan siapa yang akan diundang atau dilibatkan dalam pertemuan
untuk melakukan proses metode USG.
f) Jumlah peserta berkisar antara 7-10 peserta.
5. Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metode USG, yakni sebagai
berikut:
a) Hasil analisis situasi
b) Informasi tentang suber daya manusia yang dimiliki
c) Dokumen-dokumen tentang perundang-undangan, peraturan, serta
kebijakan pemerintah yang berlaku.
15
2.4 Fishbone
Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti
tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram
diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari
Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone
diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas
(Tague, 2005, p. 247). Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih
mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.
Manfaat Fishbone diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar
penyebab masalah secara user friendly, tools yang user friendly disukai orang-
orang di industri manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak
ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan (Purba,
2008, para. 1–6).
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari
satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi
brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan,
mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap
kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi brainstorming.
Untuk lebih jelasnya, saya akan menguraikan prosedur atau langkah-langkah
pembuatan Fishbone diagram di bawah ini.
2.4.1. Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone
Berikut langkah-langkah prosedur dan pendekatan dengan menggunakan
fish bone diagram untuk menganalisi dan mengevaluasi kegagalan (Purba,
H.H,2008) : 1) Menyepakati masalah yang ada, 2) Mengidentifikasi kategori
penyebab utama kecelakaan, 3) Menemukan sebab-sebab potensial, 4)
Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab paling mungkin Dari hal-hal tersebut
dapat digambarkan diagram Fishbone nya sebagai berikut:
17
pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Atau observasi
dilakukan secara non partisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan,
dia hanya berperan sebagai pengamat.
2.5.3. In-Depth Interview (Wawancara Mendalam)
Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu (Esterberg, 2002). Wawancara juga merupakan alat
mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang
diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi langsung antara
peneliti dan responden.
Menurut (Moleong, 2005 : 186) wawancara mendalam merupakan proses
menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan
fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Dalam hal ini metode
wawancara mendalam yang dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
Wawancara merupakan bagian dari metode kualitatif. Dalam metode
kualitatif ini ada dikenal dengan teknik wawancara mendalam (In-depth
Interview). Pengertian wawancara-mendalam (In-depth Interview) adalah proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang
diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara
dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama (Sutopo 2006: 72). Ciri khusus dari wawancara mendalam ini adalah
keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan.
Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam
terhadap satu topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud
diadakan wawancara tersebut) dengan menggunakan pertanyaan terbuka.
Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan
perspektif responden dalam memandang sebuah permasalahan. Teknik
wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu
orang secara tatap muka (face to face).
Materi dalam wawancara-mendalam tergantung dari tujuan dan maksud
diadakannya wawancara tersebut. Agar hasil dari wawancara tersebut sesuai
dengan tujuan penelitian, diperlukan keterampilan dari seorang pewawancaranya
agar narasumbernya (responden) dapat memberikan jawaban yang sesuai
19
5. Kecepatan berbicara
Agar responden dapat mencerna apa yang ditanyakan sehingga memberikan
jawaban yang diharapkan oleh pewawancara.
6. Sensitifitas pertanyaan
Pewawancara mampu melakukan empati kepada responden sehingga
membuat responden tidak malu dalam menjawab pertanyaan tersebut.
7. Kontak mata
Agar responden merasa dihargai, dibutuhkan selama proses wawancara
tersebut.
8. Kepekaan non verbal
Pewawancara mampu melihat gerakan dari bahasa tubuh yang ditunjukan
oleh responden, misalnya responden merasa tidak nyaman dengan sikap
yang ditunjukan oleh pewawancara, pertanyaan atau hal lainnya. Karena hal
ini dapat menyebabkan informasi yang diterima tidak lengkap.
9. Waktu
Dalam pelakasanaan wawancara-mendalam ini pewawancara dapat
mengontrol waktu. Hal ini dikuatirkan responden dapat menjadi bosan, lelah
sehingga informasi yang diharapkan tidak terpenuhi dengan baik. Waktu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan wawancara-mendalam yang dilakukan secara
tatap muka adalah 1-2 jam, tergantung isu atau topik yang dibahas.
Sebelum dilakukan wawancara mendalam, perlu dibuatkan pedoman
(guide) wawancara. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pewawancara dalam
menggali pertanyaan serta menghindari agar pertanyaan tersebut tidak keluar
dari tujuan penelitian. Namun pedoman (guide) wawancara tersebut tidak bersifat
baku, dapat dikembangkan dengan kondisi pada saat wawancara berlangsung
dan tetap pada koridor tujuan diadakannya penelitian tersebut.
Agar dalam pembuatan report serta analisa wawancara-mendalam berjalan
dengan baik, diperlukan alat dokumentasi untuk menunjang pelaksanaan
wawancara-mendalam tersebut. Alat dokumentasi adalah :
1. Recorder (alat perekam suara)
Hal ini bertujuan untuk memudahkan pewawancara mengingat kembali
mengenai wawancara yang telah dilakukan. Sehingga dapat membantu dalam
pembuatan laporan dan analisisnya.
21
2. Kamera
Dilakukan untuk kepentingan arsip dan juga untuk mencegah terjadinya
pelaksanaan wawancara dengan responden yang sama agar informasi yang
diberikan tidak bias.
3. Catatan lapangan
Hal ini dilakukan sebagai informasi tambahan (faktor pendukung) dalam
melakukan analisa.
BAB III
METODE KEGIATAN
22
23
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan analisis univariat atau analisis
secara deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan karakteristik variable yang
diteliti dan mengelompokan data berdasarkan variable dan jenis responden.
Deskripsi berupa hasil pengumpulan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
diagram lingkaran dan diagram batang.
3.4.4.2. Analisis Evaluasi Hasil Intervensi
Evaluasi terhadap intervensi berdasarkan hasil penyuluhan dilakukan
menggunakan data pre test dan post test dengan analisis statistic uji paired t-test.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
27
28
b) Rukun Warga
(1) Jumlah RW : 11 Orang
(2) Jumlah Pengurus : 44 Orang
2) Kelembagaan Masyarakat
a) Jumlah LKMK :1 Orang
b) Jumlah Kader Pembangunan Kelurahan :2 Orang
c) PKK
(1) Jumlah Tim Penggerak PKK : 31 Orang
(2) Jumlah kader PKK : 505 Orang
2. Puskesmas Pegirian
a. Data Umum Puskesmas Pegirian
Nama : Puskesmas Pegirian
Nomor Kode Puskesmas : P3578230201
Alamat Puskesmas : Jl. Karang Tembok No. 39 Surabaya
No Telp : (031) 3766179
Tahun Berdiri : 1957
Tipe Pukesmas : Puskesmas Rawat Jalan
b. Visi, Misi, Motto Puskesmas Pegirian
Visi :
“Mewujudkan Masyarakat Pegirian yang Berbudaya Sehat Mandiri”
Misi :
a. Mendorong Masyarakat selalu Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
b. Meningkatkan Kerjasama Lintas Sektor dan Partisipasi Masyarakat
dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan
c. Memberikan Pelayanan yang Profesional dan Beretika
Motto :
“Anda Sehat, Kami Bangga”
c. Kebijakan Mutu dan Tata Nilai Puskesmas Pegirian
Kebijakan Mutu
“Puskesmas Pegirian selalu memberikan pelayanan kesehatan yang
professional dan beretika untuk kepuasan masyarakat”
Tata Nilai :
Tata nilai Puskesmas Pegirian adalah ”PD dan SETIA”, yaitu
kepanjangan dari :
Profesional : Memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas
33
e. Data kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pegirian mencapai
31.916 jiwa yang terdiri dari laki-laki 16.047 orang dan perempuan 15.869
orang. Berdasarkan distribusi kelompok umur terbanyak diketahui pada
kelompok usia 26 - <41 tahun sebanyak 6.029 orang. Sedangkan
kelompok umur terkecil pada kelompok usia rentan >60 tahun yaitu 1.827
orang.
Data kependidikan pada masyarakat di di wilayah kerja Puskesmas
Pegirian, diketahui jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan diketahui
terbanyak adalah lulusan SMP sebesar 15.493 orang, kemudian
dilanjutkan dengan lulusan SMA sebesar 8.283 orang, lulusan SD 6.074
orang, lulusan akademi 800 orang. Sedangkan untuk lulusan perguruan
tinggi 336 orang. Data kependidikan sangatlah penting, dimana
pendidikan merupakan salah satu indikator yang dijadikan sebagai
pertimbangan untuk mengukur tingkat pembangunan di suatu daerah
manupun negara. Melalui data kependidikan dapat mengukur
pengetahuan, dan sikap terhadap perubahan perilaku kesehatan.
3. Distribusi dan Gambaran Umum Masyarakat RT 3 RW 7 Kelurahan
Pegirian Kecamatan Semampir Kota Surabaya
a. Karakteristik Responden
1) Distribusi Usia Responden
Tabel 4. 2 Usia responden
Usia Frekuensi Presentase (%)
<20 tahun 2 3
21 – 30 tahun 10 16
31 – 40 tahun 14 20
>40 tahun 39 61
Jumlah 64 100
sebanyak 10 orang, terdiri dari Kader Posyandu, Kader Bumantik, Ketua PKK,
Perangkat RW dan perwakilan RT.
Dari FGD, didapatkan isu masalah kesehatan antara lain:
a. Kebiasaan Merokok
Berdasarkan hasil FGD, diketahui bahwa hampir semua bapak-bapak di
lingkungan RW 7 adalah perokok berat. Keluarga yang paling terdampak
oleh kebiasaan merokok ini adalah keluarga yang memiliki balita.
Kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan karena pecandu rokok sulit
diedukasi dan budaya yang sangat kuat. Mereka menganggap bahwa lebih
baik tidak makan asalkan masih bisa merokok setiap hari. Merokok
dipercaya merupakan lambang harga diri bagi pria.
b. Bayi usia 6 (enam) bulan mendapat ASI Eksklusif belum mencapai target.
Berdasarkan hasil FGD, diketahui bahwa di lingkungan RW 7 sudah ada
upaya penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan ada program kampung ASI
untuk mendukung upaya pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Namun
menurut kader posyandu, pencapaian ASI Eksklusif belum mencapai target
yang ditentukan. Hal ini dikarenakan banyaknya ibu yang bekerja sehingga
malas untuk memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan penelurusan data sekunder puskesmas, diketahui bahwa
capaian program ASI Eksklusif masih dibawah target, yaitu target 47%
dengan total sasaran sebanyak 468 bayi dan %cakupan riilnya masih 80%
dari target.
c. Imunisasi Dasar Lengkap belum mencapai target
Berdasarkan hasil FGD didapatkan bahwa banyak orangtua yang tidak
membawa anaknya ke posyandu untuk imunisasi. Mereka beranggapan
anaknya sudah sehat dan tidak perlu diimunisasi, imunisasi hanya akan
membuat anaknya menjadi sakit.
Berdasarkan penelusuran data sekunder puskesmas, diketahui bahwa
capaian program Imunisasi Dasar Lengkap masih di bawah target, yaitu
target 95% dengan total sasaran 468 bayi dan %cakupan riilnya masih
44,4% dari target.
d. Kesehatan Lingkungan (Selokan tersumbat)
Berdasarakan hasil FGD didapatkan bahwa hampir seluruh RT di
lingkungan RW 7 bermasalah dengan selokan dan sampah. RT yang
paling bermasalah dengan selokan adalah RT 3, RT 9 dan RT 1. Penyebab
38
Dari aspek urgency tingkatan skor yang digunakan adalah rentang nilai 1-5,
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. 1 = tidak segera
b. 2 = kurang segera
c. 3 = segera
d. 4 = sangat segera
e. 5 = sangat segera sekali
Dari aspek seriousness tingkatan skor yang digunakan adalah adalah
rentang nilai 1-5, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. 1 = tidak serius
b. 2 = kurang serius
c. 3 = serius
d. 4 = sangat serius
e. 5 = sangat serius sekali
Dari aspek growth tingkatan skor yang digunakan adalah adalah rentang
nilai 1-5, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. 1 = tidak berkembang
b. 2 = kurang berkembang
c. 3 = berkembang
d. 4 = sangat berkembang
e. 5 = sangat berkembang sekali
Tabel 4. 8Matriks USG Penentuan Prioritas Masalah
Score Total
No Masalah Rank
U S G Score
1. Kebiasaan Merokok 47 42 41 130 IV
2. Bayi usia 6 (enam) bulan mendapat ASI
50 46 47 143 II
Eksklusif belum mencapai target
3. Imunisasi Dasar Lengkap belum
48 47 40 135 III
mencapai target
4. Kesehatan Lingkungan (Selokan
49 50 47 146 I
tersumbat)
5. Pemberantasan Sarang Nyamuk 42 40 38 120 V
6. Persalinan di Dukun 35 40 28 103 VI
40
e. Tahap 5:
Menyatakan tujuan perilaku, ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4. 10Tujuan Perilaku
WHO Seluruh warga RT 3 RW 7 Kelurahan Pegirian
WHAT Perilaku membuang sampah sembarangan dan kerja bakti
setahun dua kali
HOW Mengurangi perilaku warga yang membuang sampah di
MUCH selokan dan meningkatkan rutinitas kerja bakti
WHEN Intervensi selama 3 minggu
c. Faktor Reinforcing
1) Berdasarakan wawancara, diketahui bahwa ada dukungan pengurus RT
untuk melakukan pemilahan sampah. Para pengurus RT mengadakan
tanaman hias untuk diletakkan di depan rumah warga masing-masing.
2) Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa pada RT. 3 RW. 7
Kelurahan Pegirian terdapat Karang Taruna yang sudah aktif dan sudah
pernah melakukan lomba kebersihan lingkungan.
44
45
47
Waktu &
Nama Penanggung Media yang Indikator
No Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan
Kegiatan Jawab Dibutuhkan Keberhasilan
Pelaksanaan
tersumbat cara pemilahan
akibat sampah sampah organik
yang dan anorganik
menumpuk serta risiko
penyakit yang
dapat ditimbulkan
karena selokan
yang tersumbat
akibat sampah
yang menumpuk
4. Membagikan
lembar Post Test
kepada warga
untuk
menjawabnya
2. Kerja Bakti a. Terwujudnya Warga RT.03 Waktu: 1. Roni Noor 1. Poster 1. Kerja bakti 1. Bersama – sama
Masa lingkungan RT 27 Januari Adam Kegiatan massal dengan warga RT
lRT.03 03 yang bersih 2019 2. Brevy Nella Kerja Bakti yang 03 melakukan
dan tertata 3. Nurul Layly 2. Papan dilakukan kerja bakti
48
Waktu &
Nama Penanggung Media yang Indikator
No Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan
Kegiatan Jawab Dibutuhkan Keberhasilan
Pelaksanaan
rapi serta Tempat: F. Himbauan oleh pembersihan
bebas dari RW VII 4. Hendra Larangan masyarakat lingkungan
sampah (Khususnya Purbaya buang RT terutama selokan
b. Masyarakat RT.3) sampah 03berjalan dari sampah
dapat Kelurahan sembaranga dengan 2. Memasang papan
menjadikan Pegirian n lancar himbauan
kegiatan Surabaya 3. Peralatan 2. Sampah larangan buang
sebagai kebersihan hasil kerja sampah
rutinitas (sapu lidi, bakti sembarangan
c. Masyarakat serok diangkut
mau berkerja sampah, oleh pihak
sama dalam sekop, DKRTH
kebersihan cangkul,
lingkungan sepatu
d. Adanya boots, garpu
partisipasi tanah,
aktif sarung
masyarakat tangan
untuk silikon,
49
Waktu &
Nama Penanggung Media yang Indikator
No Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan
Kegiatan Jawab Dibutuhkan Keberhasilan
Pelaksanaan
melakukan masker)
kerja bakti
yang
bekerjasama
dengan pihak
DKRTH
pemkot
surabaya
3. Pemberday a. Untuk Anggota Waktu: a. Rifatin a. Leaflet 1. Anggota 1. Mengikutsertakan
aan Karang meningkatkan Karang 28- 29 Haibah tentang cara Karang karang taruna
Taruna pengetahuan Taruna RT. Januari 2019 b. Ferry pengelolaan Taruna dalam acara
untuk karang taruna 03 Setyaningsi sampah dapat kegiatan
pengelolaan terhadap Tempat: h organik dan melakukan penyuluhan
sampah pemilahan Kantor c. Hasniyah anorganik pengelolaa kesehatan pada
organik dan sampah Kelurahan Rizka b. LCD n sampah tanggal 21 Januari
anorganik organik dan Pegirian d. Aulia c. Soundsyste anorganik 2019.
anorganik Surabaya Faradina m 2. Anggota karang
b. Untuk d. Microphone taruna RT.3 di
memberdayaa e. ATK (lem, kantor kelurahan
50
Waktu &
Nama Penanggung Media yang Indikator
No Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan
Kegiatan Jawab Dibutuhkan Keberhasilan
Pelaksanaan
n karang gunting,kerta Pegirian.
taruna RT 3 s.cat) 3. Mengenalkan dan
dalam f. Botol mengajarkan
pengelolaan bekas,plastik pengelolaan
sampah ,gelas air sampah organik
organik mineral dan anorganik
maupun bekas
anorganik
c. Meningkatkan
pegetahuan
karang taruna
dalam
pengolahan
sampah
organic
sebagai
kompos
d. Meningkatkan
pengetahuan
51
Waktu &
Nama Penanggung Media yang Indikator
No Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan
Kegiatan Jawab Dibutuhkan Keberhasilan
Pelaksanaan
karang taruna
dalam
pengelolaan
sampah
anorganik
supaya bisa
menambah
pendapatan
Kas RT
4 Sarasehan Untuk 1. Lurah Waktu: 1. Roni Noor 1. Surat 1. Bapak 1. Melakukan
bersama mendiskusikan Kelurahan 31 Januari Adam perizinan Lurah pendekatan
Lurah tentang Pegirian 2019 2. Fery 2. Undangan bersedia informal dengan
Kelurahan pembuatan 2. Seluruh Setyaningsi 3. Sound melakukan pihak DKRTH
Pegirian kesepakatan Ketua RW Tempat: h System kerja sama 2. Menemui Bapak
dan pihak pengangkutan di Kantor 3. Ribka 4. Microphone dengan Lurah dan
DKRTH sampah hasil Kelurahan Kelurahan Agustina pihak memberitahukan
(Dinas kerja bakti warga Pegirian Pegirian 4. Ragilia DKRTH rencana kegiatan
Kebersihan di lingkungan 3. Pihak Surabaya untuk intervensi yang
dan Ruang Kelurahan DKRTH pengangku akan dilakukan.
52
Waktu &
Nama Penanggung Media yang Indikator
No Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan
Kegiatan Jawab Dibutuhkan Keberhasilan
Pelaksanaan
Terbuka Pegirian. 4. Sanitarian tan 3. Menemui pihak
Hijau) Puskesma sampah DKRTH dan
s hasil kerja menyerahkan
5. Perwakilan bakti surat permohonan
dosen warga di terkait kegiatan
FKM lingkungan intervensi yang
Universitas Kelurahan akan dilakukan.
Airlangga Pegirian. 4. Melakukan
2. Adanya kegiatan
persetujua sarasehan di
n dalam Kantor Kelurahan
bentuk Pegirian.
MOU
antara
pihak
Kelurahan
Pegirian
dengan
pihak
53
Waktu &
Nama Penanggung Media yang Indikator
No Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan
Kegiatan Jawab Dibutuhkan Keberhasilan
Pelaksanaan
DKRTH
dalam hal
pengangku
tan
sampah.
54
Tabel 4. 12Timeline Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Waktu
N
Kegitan Januari Februari
o
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5
Persiapan
kegiatan
1
Penyuluhan
Kesehatan
Penyebaran
undangan
2
penyuluhan
kesehatan
Pelaksanaan
3 penyuluhan
kesehatan
Evaluasi kegiatan
4 penyuluhan
kesehatan
55
Tabel 4. 13Timeline Kegiatan Kerja bakti massal
Waktu
N
Kegitan Januari Februari
o
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5
Persiapan
1 kegiatan kerja
bakti
Penyebaran
2 undangan kerja
bakti
Pelaksanaan
3 kegiatan kerja
bakti
Evaluasi kegiatan
4
kerja bakti
56
Tabel 4. 14Timeline Kegiatan Pemberdayaan Karang Taruna
Waktu
N
Kegitan Januari Februari
o
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5
Penyebaran
1 undangan ke
karang taruna
Pengikutsertaan
karang taruna
2 sebagai peserta
dalam kegiatan
penyuluhan
Persiapan
kegiatan
3
pemberdayaan
karang taruna
Pelaksanaan
kegiatan
4
pemberdayaan
karang taruna
Evaluasi kegiatan
5
pemberdayaan
57
karang taruna
58
59
Esterberg, K. Qualitative Methods Ins Social Research. New York: Mc Graw Hill. 2002.
63