Tim Penyusun...................................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................................iv
Daftar Tabel......................................................................................................................vi
Daftar Gambar................................................................................................................viii
1. Geografi.....................................................................................................................2
1.3. Kebencanaan.....................................................................................................9
2. Pemerintahan............................................................................................................13
3. Kependudukan..........................................................................................................51
3.1. Demografi.......................................................................................................51
3.2. Pendidikan......................................................................................................56
3.3. Kesehatan........................................................................................................64
3.4. Keagamaan.....................................................................................................77
4. Ketenagakerjaan.......................................................................................................83
5. Infrastruktur.............................................................................................................88
5.6.2. Terminal.............................................................................................102
6. Pembangunan Ekonomi.............................................................................................110
6.6. Inflasi............................................................................................................116
6.7.1. Kemiskinan........................................................................................117
7. Kesimpulan............................................................................................................155
Kondisi fisik Kabupaten Bogor ini menjadi salah satu keunggulan yang
menjadikan Kabupaten Bogor sebagai wilayah yang sangat strategis. Secara
astronomis Kabupaten Bogor terletak antara – 6° 18’ Lintang Utara dan – 6° 47’
Lintang Selatan dan antara 106° 01’− 107° 103’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi
geografisnya Kabupaten Bogor memiliki batas batas:
Kabupaten Bogor secara administratif terdiri atas Kabupaten Bogor terdiri dari 40
kecamatan dengan sebaran 416 Desa dan 19 Kelurahan. Kabupaten Bogor
merupakan kabupaten terluas ke-4 di Jawa Barat dengan total luas wilayah pada
tahun 2021 sebesar 2.986,2 km2. Sebanyak 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor
tersebar dari wilayah timur sampai dengan wilayah barat. Pengelolaan wilayah
Kabupaten Bogor yang cukup luas berbasis kepada perencanaan pemanfaatan
lahan yang tepat sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik untuk
kawasan budidaya maupun kawasan berfungsi lindung. Perencanaan penggunaan
Cariu 170,17
han Cigombong Sukamakmur Leuwiliang Tanjungsari 159,3
Ciawi Megamendung Parung Panjang Kelapa Nunggal 158,86
Citeureup Sukaraja Gunung Putri Gunung Sindur 156,18
144,54
Babakan Madang 136,84
sadeng Tamansari Kemang Tajur Halang Bojong Gede 133,31
Parung Dramaga Ranca Bungur 124,86
Ciomas
Ciampea 96,07
92,38
91,03
85,43
83,22
77,55
73,97
71,34
70,57
68,81
62,43
60,87
49,39
47,92
47,16
47,07
46,62
43,76
41,35
41,29
38,45
35,4
34,32
33,61
30,78
28,34
25,74
25,29
22,67
18,65
3,04
0 20 40 60 80 100120140160180
Km2
192
188
178
176
175
165
162
156
139
136
127
125
110
110
109
107
107
107
106
95
86
51
100
0 200 300 400 500 600 700 800
meter di atas permukaan laut (mdpl)
Selain dari luas wilayah, faktor penting lainnya berkaitan dengan kondisi fisik
Kabupaten Bogor adalah ketinggian tempat. Ketinggian tempat di suatu wilayah
memiliki relevansi dengan kesesuaian lahan untuk aktivitas pertanian, pemetaan
kebutuhan infrastuktur dan aktivitas ekonomi lainnya seperti wisata. Berdasarkan
Gambar 3, secara umum rata-rata ketinggian tempat di Kabupaten Bogor adalah
271,75 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kecamatan dengan lokasi tertinggi di
Kabupaten Bogor berada di wilayah selatan yaitu Kecamatan Cisarua (789 mdpl)
dan Megamendung (708 mdpl) Sedangkan kecamatan dengan lokasi terendah
berada di
40,00
33,20 33,38 33,55 32,87 33,00 33,52 33,72 33,57 33,58 32,95
35,00 32,47 32,22
30,00
25,87 26,05 26,50 26,80 26,27 25,97 26,05 26,02 26,40 26,43 25,90
25,00 25,27
Derajat Celcius
20,00
21,50 21,10 21,30 21,20 20,80 20,80 20,80 21,40 20,40
20,00 19,30 20,20
15,00
10,00
5,00
-
95,00 95,25 96,00 95 ,50 94,00 94,50 92,25 91,25 91,75 93,25 93,00 95,25
120,00
100,00 84,00 85,00 84,75 84,75 82,50 80,50 8 0,50 82,2583,0
7 8,75 7 6,50 7 5,75
80,00
77,50
71,75 70,75 72 ,00 68,25 0
65,75 62,25 62,50
59,25 55,00 59,00 60,00
60,00
40,00
Persen
800,0
700,0 678,6
600,0
500,0
400,0 446,0
300,0 384,0 358,2 311,0 344,0
m
200,0
100,0 257,6
0,0 187,4 165,7 187,6
115,3
66,3
300
245
250
200
Berdasarkan data kejadian bencana di Kabupaten Bogor, pada tahun 2021 secara
total selama satu tahun terjadi 1.285 kejadian bencana. Kejadian bencana paling
besar terjadi pada bulan februari dengan jumlah 245 kejadian dalam satu bulan.
Apabila dikaitkan dengan kondisi curah hujan, pada bulan februari merupakan
puncak musim hujan dengan curah hujan yang paling tinggi. Kondisi ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor selalu menghadapi bencana tahunan yang
perlu diantisipasi dengan berbagai kebijakan mitigasi dan adaptasi kebencanaan.
56
27
22
Perumahan
Dinas Perumahan,
Rakyat dan Kawasan Dinas Lingkungan
4 4 Lingkungan Hidup
Kawasan Permukiman dan Hidup
Permukiman Pertanahan
Administrasi
Dinas
Satuan Polisi Kependudukan Kependudukan
5 dan Pencatatan
Pamong Praja dan Pencatatan
Ketentraman, Sipil Sipil
Ketertiban
Umum dan Pemberdayaan Dinas
5
Perlindungan Dinas Pemadam Masyarakat dan Pemberdayaan
6
Masyarakat Kebakaran Desa Masyarakat dan
Desa
Badan
Perhubungan Dinas
Penanggulangan 7
Perhubungan
Bencana Daerah
Komunikasi dan Dinas Komunikasi
6 Sosial Dinas Sosial 8 Informatika dan Informatika
Koperasi, Usaha
Dinas Koperasi,
9 Kecil dan Usaha Kecil dan
Menengah Menengah
Dinas
Penanaman
Penanaman Modal Modal dan
10
Pelayanan
Terpadu Satu
Pintu
Kepemudaan dan Dinas Pemuda
11 Olahraga dan Olahraga
Dinas Kebudayaan
12 Kebudayaan dan Pariwisata
Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik
SEKRETARIS
ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ASISTEN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM
BAGIAN TATA PEMERINTA HAN BAGIAN KERJASAMA DAN BANTUAN HUKUM BAGIAN ADMINISTRA SI PEMBANGUN AN BAGIAN PROTOKOL DAN KOMUNIKASI PIMPINAN
BAGIAN PEREKONO MIAN BAGIAN PENGADAAN BARANG/JAS A BAGIAN PERENCANAA N DAN KEUANGAN
BAGIAN PERUNDANG BAGIAN KESEJAHTER AAN RAKYAT BAGIAN SUMBER DAYA ALAM BAGIAN UMUM BAGIAN ORGANISASI
-UNDANGAN
SEKTRETARIAT
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
UPT
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
UPT
`
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
UPT
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PENGEMBANGANBIDANG
DAN PROMOSI
PELAYANAN PERIZINAN
BIDANG
PEMANFAATAN
PELAYANAN
RUANG
PERIZINAN OPERASIONAL
UPT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
UPT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
UPT
KEPALA
JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PENCEGAHAN, KESIAPSIAGAANBIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
SATGAS
Satuan dipimpin oleh seorang kepala satuan yang mempunyai tugas pokok
menegakkan peraturan daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Dalam melaksanakan
tugas pokok tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a) Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan Peraturan Daerah,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat;
b) Pelaksanaan kebijakan penegakkan Peraturan Daerah dan peraturan Kepala
Daerah;
SEKRETARIS
KEPALA DINAS
SEKTRETARIAT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
BIDANG PEMBINAAN SEKOLAH DASAR BIDANG PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAHBIDANG PEMBINAAN PENDIDIKAN BIDANG
PERTAMA ANAK USIA
SARANA
DINI DAN
DANPENDIDIKAN
PRASARANAMASYARAKAT
SEKSI KURIKULUM
SEKSI KURIKULUM DAN KELEMBAGAAN SEKOLAH DAN KELEMBAGAAN
MENENGAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
PERTAMA
SEKSI KURIKULUM DAN KELEMBAGAAN SEKOLAH DASAR SEKSI PEMBANGUNAN SEKOLAH DASAR
SEKSI PESERTA
SEKSI PESERTA DIDIK PEMBANGUNAN
DIDIK DAN DAN PEMBANGUNANKARAKTER
KARAKTER PENDIDIKAN
SEKOLAHANAK USIA DINI PERTAMA
MENENGAH DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
SEKSI PESERTA DIDIK DAN PEMBANGUNAN KARAKTER SEKOLAH DASAR SEKSI REHABILITASI SEKOLAH DASAR
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
UPT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
BIDANG PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
UPT
SEKRETARIAT
SUB BIDANG PERENCANAAN SUB BIDANG PENDATAAN SUB BIDANG PELAYANAN SUB BIDANG PENAGIHAN
SUB BIDANG PENGEMBANGAN SUB BIDANG PENILAIAN SUB BIDANG PENETAPAN SUB BIDANG KEBERATAN
UPT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
BIDANG IRIGASI DAN SUMBER DAYA AIR BIDANG PEMELIHARAAN JALAN DAN JEMBATAN
BIDANG PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN BIDANG PENYEHATANBIDANG
LINGKUNGAN
PENATAAN RUANG
BIDANG JASA KONSTRUKSI
UPT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
UPT
SEKRETARIAT
UPT
SEKRETARIAT
UPT
SEKRETARIAT
BIDANG
BIDANG PRASARANA DAN PERLENGKAPAN SARANA TRANSPORTASI
JALAN BIDANG
JALANLALU LINTAS JALAN
BIDANG ANGKUTAN
UPT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
UPT BPP
UPT
SEKRETARIAT
UPT
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATANKELOMPOK JABATAN FUNGSIONALFUNGSION
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
UPT
SEKRETARIAT
UPT
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
SUB BIDANG ANGGARAN PPKD SUB BIDANG KAS DAERAH SUB BIDANG AKUNTANSI SUB BIDANG PERENCANAAN
UPT
Gambar 34. Struktur Organisasi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
KEPALA DINAS
SEKTRETARIAT
BIDANGTANGKAP
BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA DAN PERIKANAN PETERNAKAN BIDANG KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
UPT
SEKRETARIAT
UPT
SEKTRETARIAT
UPT
KEPALA BADAN
SEKRETARIAT
BIDANG IDEOLOGI, WAWASAN KEBANGSAAN DAN KARAKTER BANGSA BIDANG KETAHANAN EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, AGAMA DAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
UPT
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
UPT
SEKRETARIAT
UPT
6100000 2,50%
2,34%
6000000 2,28%
2,20%
2,10%
5900000 2,00%
5800000
5700000 1,50%
1,28%
1,29%
5600000
5500000 1,00%
5400000
5427068
548953
5300000 0,50%
5618750
5715009
5840374
5965410
5200000
5100000 0,00%
201620172018201920202021
Gambar 41. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2016- 2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2022)
Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada tahun 2021 didominasi
oleh laki-laki dengan jumlah sebanyak 2.820.924 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 2.668.612 jiwa. Apabila dibedakan berdasarkan
rentang umur, maka baik laki-laki maupun perempuan paling banyak berada pada
rentang umur 20 hingga 34 tahun. Artinya pada tahun 2021, penduduk di
Kabupaten Bogor baik perempuan
75+23981 28560
70 - 7432563 32779
65 - 6958501 54058
60 - 6487909 82280
55 - 59121554 112748
50 - 54156871 147055
45 - 49186882 177567
40 - 44210893 202758
35 - 39227847 212906
30 - 34 255303 241060
25 - 29 253340 239452
20 - 24 255457 238666
15 - 19 243617 228667
10 - 14 236182 221247
5 - 9 235163 224477
0 - 4 234861 224332
3000002000001000000100000200000300000
PerempuanLaki-Laki
3.2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Adanya pendidikan dapat meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia yang akan berdampak pada peningkatan
pembangunan ekonomi. Dimensi pendidikan merupakan salah satu komponen
dalam perhitungan indeks pembangunan manusia yang dilihat dari harapan lama
sekolah (HLS) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Nilai RLS diukur dari 25 tahun
ke atas sebab diasumsikan pada usia
25 tahun keatas penduduk sudah tidak bersekolah lagi. RLS menggambarkan
ukuran pendidikan dalam jangka panjang. Nilai RLS selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2016 hingga 2022. Pada
tahun 2022, Kabupaten Bogor memiliki nilai RLS tertinggi diantara tahun-tahun
sebelumnya yaitu 8,34 yang berarti rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten
Bogor adalah 8,34 atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 8.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2016 yang hanya sebesar 7,83
yang artinya rata-rata lama sekolah hanya sampai tingkat SMP kelas 7.
Berdasarkan angka RLS yang ada pada Gambar 43 bahwa rata-rata lama
sekolah
7,88
7,9 7,83 7,84
7,8
7,7
7,6
7,5
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Berbeda dengan RLS, nilai HLS dimulai dari usia 7 tahun karena
menyamakan dengan undang-undang pendidikan nasional. Nilai HLS selama
tujuh tahun berturut-turut yang mulai dihitung dari tahun 2016 hingga 2022 selalu
mengalami peningkatan terutama pada tahun 2017 nilai HLS meningkat 0,38 dari
12,05 pada tahun 2016 menjadi 12,43 di tahun 2017. HLS menggambarkan
ukuran pendidikan dalam jangka pendek. Pada tahun 2022 nilai HLS sebesar 12,5
yang berarti lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak-anak
Kabupaten Bogor ialah selama 12,5 tahun atau setara dengan Diploma I.
12,4
12,3
12,2
12,1 12,05
12
11,9
11,8
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
358
192
TKSDSMPSMASMK
Pada tahun 2021, jumlah fasilitas pendidikan yang paling banyak adalah
SD yakni sebanyak 1847 unit dan tersebar di seluruh kecamatan. Kecamatan yang
paling banyak memiliki SD antara lain Gunung Putri, Cibinong, dan Cileungsi
yang masing-masing sebanyak 100, 96, dan 91 unit. Sedangkan, kecamatan yang
paling sedikit memiliki SD antara lain Tenjolaya, Ranca Bungur, Tanjungsari,
Cariu, dan Sukajaya yakni masing- masing sebanyak 24, 24, 26, 28, dan 29 unit.
Jenjang Pendidikan Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Kasar (APK)
2020 2021 2020 2021
SD/MI/Sederajat 99,11 99,15 104,44 104,64
SMP/MTs/Sederajat 84,29 85,26 88,11 92,02
SMA/SMK/MA/Sederajat 53,2 54,66 61,95 64,13
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Angka partisipasi kasar adalah perbandingan antara siswa pada jenjang
pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah dan dinyatakan dalam
persentase yang berfungsi untuk mengetahui banyaknya siswa yang bersekolah
pada jenjang pendidikan tertentu. Nilai APK biasanya selalu lebih tinggi dari nilai
APM seperti yang terlihat pada Tabel 6 karena APK memperhitungkan jumlah
penduduk di luar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan.
Semakin tignggi nilai APK maka semakin banyak anak usia sekolah yang
bersekolah di jenajng pendidikan tertentu atau banyak anak di luar usia sekolah.
Pada tahun 2021, nilai APK lebih tinggi di bandingkan dengan tahun 2020 dan
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai APM. Nilai APK tertinggi yaitu pada
jenjang SD/MI/Sederajat yaitu 104,64 persen yang artinya persentase penduduk
berusia 7-12 tahun di Kabupaten Bogor yang bersekolah di tingkat
SD/MI/Sederajat sekitar 105 persen.
Nilai APK bisa lebih dari 100 persen karena populasi murid yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu mencakup anak di luar batas
usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. Penyebabnya adalah adanya
pendaftaran siswa usia dini, pendaftaran siswa yang telat bersekolah, atau
pengulangan kelas. Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut
mampu menampung penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya.
APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa
memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya.
Gambar 46. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf
101
100 100 100 100 100
100 99,51
99,23
99
98
97
96 95,22
95
94
93
92 15-1920-2425-2930-3435-3940-4445-49 50+
Alasan lain yaitu pada tahun 2021 tidak banyak yang memilih untuk rawat
jalan karena merasa dapat mengobati sendiri dan ada yang merasa tidak perlu
sebagaimana yang terdapat pada Tabel 8. Sebanyak 25,86 persen penduduk
merasa dapat mengobati sendiri penyakitnya dan sebesar 8,9 persen merasa tidak
perlu. Hal ini sebaiknya dihindari mengingat hingga saat ini semakin banyak
penyakit yang bersumber dari virus dan perlu segera memperoleh penanganan.
Jenis penyakit terbanyak pada tahun 2020 dan 2021 terdapat beberapa
perbedaan dari jumlah. Penyakit. Pada tahun 2020 terdapat empat jenis penyakit
terbanyak pada tahun 2020 yaitu DBD, ISPA, Malaria, dan HIV/AIDS dengan
jumlah penyakit terbanyak yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebesar
3.968 kasus disusul dengan DBD sebanyak 1.296 kasus. Hal yang berbeda
terdapat pada tahun 2021 yaitu jenis penyakit terbanyak hanya ISPA dengan
jumlah penderita sebanyak
3.152 kasus. Hal ini merupakan imbas dari adanya pandemik yang menyerang
pernapasan sehingga penyakit ISPA menjadi penyakit yang paling banyak diderita
oleh penduduk Kabupaten Bogor.
Nanggung 38
Leuwiliang 17
Leuwisadeng 250
Pamijahan 68
Cibungbulang 75
Ciampea 107
Tenjolaya 10
Dramaga 318
Ciomas 205
Tamansari 58
Cijeruk 92
Cigombong 17
Caringin 201
Ciawi 132
Cisarua 10
Megamendung 97
Sukaraja 81
Babakan Madang 220
Sukamakmur 0
Cariu 45
Tanjungsari 6
Jonggol 25
Cileungsi 69
Klapanunggal 3
Gunung Putri 40
Citeureup 152
Cibinong 92
Bojong Gede 35
Tajur Halang 74
Kemang 41
Ranca Bungur 60
Parung 15
Ciseeng 16
Gunung Sindur 184
Rumpin 32
Cigudeg 11
Sukajaya 37
Jasinga 0
Tenjo 2
Parung Panjang 217
Kabupaten Bogor 3153
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
2020 2021
BPJS Kesehatan Penerima Bantuan 24,95 28,84
Iuran (PBI)
BPJS Kesehatan Non-Penerima 28,40 27,65
Bantuan Iuran (Non-PBI)
Jamkesda, Asuransi Swasta, 9,49 7,91
Perusahaan/Kantor Regional
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Jumlah rumah sakit umum di Kabupaten Bogor sebanyak 24 unit, rumah sakit
bersalin sebanyak 4 unit, dan rumah sakit khusus sebanyak 1 unit pada tahun 2021
(Gambar 47). Rumah sakit umum merupakan jenis rumah sakit dengan jumlah
paling banyak diantara dua rumah sakit lainnya karena menyediakan seluruh
keperluan kesehatan dengan lebih lengkap bagi masyarakat. Rumah sakit umum
tidak dimiliki oleh seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor, hanya 13
kecamatan yang memiliki rumah sakit umum dengan jumlah paling banyak berada
di Kecamatan Cileungsi sebanyak 5 unit. Begitu pula dengan rumah sakit khusus
yang hanya dimiliki di Kecamatan Cisarua sebanyak 1 unit yaitu rumah sakit
khusus paru. Rumah sakit bersalin hanya terdapat di empat kecamatan yaitu
Kecamatan Cileungsi, Citereup, Cibinong, dan Parung (Tabel 12).
4905
5000
4000
3000
2000
1000
24 4 1 184 101
0
Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Klinik PuskesmasPosyandu
UmumBersalinKhusus
1000
800
515
600
400
231 187
200 68 75 94 81
0
2500
1926
2000
1500
1000
500
15 9 21 23
0
Masjid Musolla Gereja Katolik Pura Vihara Klenteng
1 Leuwisadeng Wangunjaya 17
Gambar 50. Jumlah Penduduk Angkatan Kerja, Bekerja, dan Pengangguran Terbuka
3.000 2.792
2.539 2558
2.421 2.474
2.500 2345
2.168 2.231
2.000
1.500
1.000
500
253 253 243 213
-
20192020 2021 2022
Angkatan KerjaBekerja Pengangguran Terbuka
8,60 8,55
8,40
8,22
8,20
8,00
7,89
7,80
7,60
7,40
Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan
Gambar 51. Persentase Tingkat Pengangguran Terbuka berdasarkan Jenis Kelamin 2022
di Kabupaten Bogor
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
Pada penduduk yang bekerja terdapat berbagai jenis status pekerjaan yang
dilakukan. Berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik terdapat
tujuh status perkejaan utama baik berusaha sendiri, karyawan maupun sebagai
pekerja lepas. Berdasarkan data secara keseluruhan proporsi penduduk Kabupaten
Bogor paling banyak status pekerjaannya adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai
dengan proporsi 49,07%.
Terdapat sekitar 24,51% penduduk Kabupaten Bogor yang berusaha
sendiri tanpa dibantu oleh pekerja keluarga atau pekerja tetap. Karakateristik ini
biasanya adalah karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sementara itu untuk pekerja bebas mayoritas berada di luar sektor non pertanian
dengan proporsi sebesar 8,54%, dan terdapat juga 4,28% pekerja bebas di
pertanian.
Tabel 18. Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan di Kabupaten Bogor
Tahun 2021
Pengangguran merupakan dampak dari pasar tenaga kerja yang kaku yaitu salah
satunya tidak sama antara kebutuhan dan penawaran. Kabupaten Bogor memiliki
pengangguran banyak di perdesaan dengan lulusan SMA/SMK sederajat ke
bawah. Di lain pihak industri pengolahan sangat dominan di Kabupaten Bogor.
Kondisi ini menunjukkan forward dan backward linkage-nya kurang terkait
dengan pasar tenaga kerja lulusan SMA ke bawah serta adanya perkembangan
sektor informal.
Tabel 20. Jumlah penduduk menurut pendidikan dan jenis kegiatan utama di
Kabupaten Bogor Tahun 2021
Pendidikan Kegiatan L P Jml
1 Bekerja 21,62 10,90 32,52
1. <= SD
2 Pengangguran 2,04 1,09 3,14
1 Bekerja 10,84 4,95 15,79
2. SMP
2 Pengangguran 1,08 1,16 2,24
1 Bekerja 9,66 3,46 13,12
3. SMA Umum
2 Pengangguran 2,03 0,50 2,53
Dilihat dari sisi kondisinya, total panjang jalan yang ada di Kabupaten
Bogor pada tahun 2021 sepanjang 1.961,8 km, dimana sekitar 87% atau 1.706,9
km berada dibawah kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Hal ini
menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor memiliki tanggung
jawab besar untuk memastikan kondisi jalan yang ada layak guna dalam kondisi
yang baik. Selain jalan kabupaten, wilayah Kabupaten Bogor juga dilintasi jalan
dengan jalan provinsi dan jalan negara yang menghubungkan antara Provinsi DKI
Jakarta, Banten dan Jawa Barat. Gambaran mengenai perkembangan panjang jalan
disajikan pada tabel berikut.
1,656.1
1,800.0
1,600.0
1,400.0
1,200.0
1,000.0
800.0
600.0
400.0
200.0
-
48.6 0.0 2.2
Gambar 53. Panjang jalan menurut jenis permukaan tahun 2021 (km)
Sumber : BPS Kabupaten Bogor 2022
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan
irigasi. Sementara jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan
pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan,
pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Pada tahun 2021
total luas daerah yang teririgasi teknis di Kabupaten Bogor mencapai 47.121 ha.
Dari sejumlah tersebut, sekitar 68,5% berada pada kondisi “Baik dan Sedang”,
sisanya 31,5% masih berada dalam kondisi “Rusak Ringan dan Rusak Berat”.
Jaringan irigasi yang ada dalam kondisi rusak berat. Daerah irigasi yang berada
dalam kondisi rusak berat tentunya perlu mendapat perhatian dan sebisa mungkin
dilakukan rehabilitasi jaringan irigasi sesuai dengan kewenanganan
pengelolaannya.
Th 2020Th 2021
Gambar 56. Kondisi Daerah Irigasi di Kabupaten Bogor Tahun 2021
Sumber : Dinas PU Kabupaten Bogor 2022
Gambar 57. Luas daerah irigasi menurut kecamatan di Kabupaten Bogor Tahun
2021
Sumber : Dinas PU Kabupaten Bogor 2022
2017-2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor 2022
95.0%
Listrik merupakan salah satu sumber energi yang memiliki peran sangat
penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk serta laju pertumbuhan ekonomi, permintaan terhadap energi
listrik terus meningkat. Keberadaan infrastruktur listrik akan mendorong
produktivitas di berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, perekonomian dan
aktivitas lainnya.
1,200,000
1,320,156 1,372,462
1,271,585
1,000,000 1,214,094
1,149,126
1,085,680
800,000
600,000
400,000
200,000
-
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Jumlah BTS dan Proporsi Desa yang Terlayani Jaringan Seluler 2016-
2021
180088.0%
1585
1608
1600 86.4%
144786.0%
1381
1400
1244 1265 84.4%
84.0%
1200
82.0%
1000 80.9%
800 80.0%
79.3% 79.1% 79.3%
600
78.0%
400
76.0%
200
0 74.0%
201620172018201920202021
Jumlah BTSProporsi Desa yang Terlayani Jaringan Seluler (%)
Gambar 63. Jumlah BTS dan Proporsi Desa yang terlayani jaringan seluler di
Kabupaten Bogor Tahun 2016-2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor 2022
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Menguasai Teelpon Mengakses Internet Menggunakan HP
2019 2020
5.6.2. Terminal
600
538
500
424
400
300
200
85
55
100 11610
0
Gelanggang Stadion Mini Lapangan Bulu Lapangan Lapangan Volly Lapangan Kolam Renang Lapangan Golf
Olahraga Masyarakat (GOM)
Tangkis Basket Sepak Bola
300,00
237,23 235,95 248,93
250,00 219,24
200,00 184,25 200,90
150,00
100,00
50,00
-
20162017201820192020 2021
Gambar 67. PDRB ADHK dan ADHB Kabupaten Bogor Tahun 2016-2021
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor
0
-12013
-2
-3 20142015 2016 2017 2018 2019 -210,2707 2021
Tabel 28. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga
Konstan (HK) Tahun 2014-2021 (%)
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
6.6. Inflasi
Inflasi bulanan Kabupaten Bogor pada bulan Juni tahun 2017 tertinggi
sepanjang tahun karena adanya Idul Fitri dan bersamaan dengan
1,50
1,00
0,50
0,00
Apr-
Apr-
Apr-
Oct-
Oct-
Jan-
Jan-
Jan-
Jul-
Jul-
Jul-
17
17
17
17
18
18
18
18
19
19
19
-0,50
-1,00
Gambar 71. Tingkat Inflasi Bulanan Kabupaten Bogor
Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2022)
415,02
465,67
491,24
395,03
100
490,8
487,3
474,
0
2016201720182019202020212022
Jumlah Penduduk Miskin (ribu orang) Persentase Penduduk Miskin (Persen)
Gini Rasio
0,43
0,42
0,41 0,42 0,42
0,40 0,41
0,39
0,38 0,40 0,40 0,40 0,40
0,37 0,39 0,39
0,39 0,39 0,39
0,36 0,38 0,38
0,38 0,38
20142015201620172018201920202021
Gambar 73. Proyeksi Gini Rasiona di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan
Indonesia Tahun 2014-2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2022)
Dari segi ketimpangan pendapatan, nilai gini ratio Kabupaten Bogor cenderung
menurun dari tahun 2014 ke tahun 2022. Hasil proyeksi menunjukkan bahwa nilai
gini rasio pada tahun adalah sebesar 0.393. Bila dibandingkan dengan Jawa Barat
dan Nasional, gini rasio Kabupaten Bogor berada diatas nasional dan dibawah
Jawa Barat.
2020 72,09
70,4
2019 72,03
70,65
2018 71,3
6 9,69
2017 70,69
69,13
2016 70,05
68,32
66 67 68 69 70 71 72 73
Gambar 74. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bogor dan Jawa Barat
Tahun 2016-2021
Sumber : BPS Kabupaten Bogor dan Jawa Barat
2661
2346
2318
2313
2165
1498
1451
1281
1223
1108
895
645
539
529
467
428
396
395
373
372
275
147
135
82
82
39
27
0100020003000400050006000700080009000
Hektar
58,87
58,72
58,66
58,65
56,73
58,00
54,00 56,00 60,00 62,00 64,00 66,00
Kwintal / Hektar
Jonggol Sukamakmur
Cariu Leuwisadeng Nanggung Gunung Sindur
Sukajaya Leuwiliang Rumpin Tanjungsari
Tenjo Kelapa Nunggal
Tamansari
Cibungbulang
Ciseeng Parung Panjang
arung Cigombong Citeureup Sukaraja Tenjolaya Cigudeg
Ranca Bungur
Kemang Bojong Gede
Cibinong Gunung Putri
Cileungsi Babakan Madang Megamendung
Cisarua Ciawi Caringin Ciomas Ciampea Pamijahan
Tanjungsari Cibungbulang
Ciampea Citeureup Pamijahan Dramaga Sukaraja Sukamakmur Tenjolaya Tamansari Ciseeng Babakan Madang
Cibinong Tajur Halang Gunung Sindur
Parung Ciomas Tenjo
Ranca Bungur
Rumpin Cijeruk Bojong Gede Sukajaya Kemang Leuwiliang Cigudeg
Ciawi Caringin Cigombong
Jonggol Leuwisadeng Nanggung Jasinga Megamendung Parung Panjang
Cileungsi Cisarua Gunung Putri
Cariu Kelapa Nunggal
-100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00 1.000,00
Hektar
Tamansari
Cijeruk Pamijahan Ciomas Ciawi
Megamendung
ang Bojong Gede Dramaga Sukaraja Ciampea Cibungbulang
Caringin Cigombong
Cisarua Cibinong Tajur Halang Tanjungsari
Babakan Madang
Kemang Rumpin Citeureup Nanggung Ranca Bungur
Cariu Cileungsi Parung Panjang
Tenjo Jasinga Cigudeg Gunung Sindur
Ciseeng Parung Gunung Putri
Kelapa Nunggal
sadeng
- 20.000,00 40.000,00 60.000,00 80.000,00 100.000,00 120.000,00 140.000,00 160.000,00 180.000,00 200.000,00
Ton
Gambar 82. Rata-rata Produksi Sayuran dan Buah Semusim Tahun 2016- 2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
-1.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.0009.000
Ton
Gambar 40. Rata-Rata Produksi Perikanan Menurut Jenis Ikan (2017- 2021) di
Kabupaten Bogor
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Gambar 85. Rata-rata Produksi Ikan Lele di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
1,31
Ciseeng 1,10
0,88
Kemang 0,75
Tenjolaya Leuwiliang 0,74
0,72
0,61
0,40 0,59
Citeureup 0,31
Cigombong 0,31
Leuwisadeng 0,28
Ciampea Sukajaya Kelapa Nunggal 0,27
g Cisarua Cigudeg Jonggol Tanjungsari Parung Panjang Gunung Putri 0,26
Cijeruk Cariu 0,25
Megamendung 0,25
0,23
0,17
0,15
0,15
0,13
0,13
0,13
0,12
0,11
0,10
0,10
0,10
0,08
0,08
0,07
0,06
0,06
0,06
0,05
0,05
0,03 Ribu Ton
0,03
Gambar 87. Rata-rata Produksi 0,03 Ikan Mas di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
0,03
2021
-0,200,400,600,801,001,201,40
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
ikan mas di Kecamatan Pamijahan selama lima tahun terakhir adalah
1.310 ton per tahun. Kecamatan lainnya yang menjadi sentra untuk produksi ikan
mas adalah Kecamatan Ciseeng, Kecamatan Parung,
Gambar 88. Rata-rata Produksi Ikan Mas di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Gambar 89. Rata-rata Produksi Ikan Patin di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Gambar 90. Rata-rata Produksi Ikan Bawal di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Kerbau 15628
Kuda 626
Gambar 91. Rata-rata Jumlah Ternak Besar di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Populasi ternak besar yang paling banyak di Kabupaten Bogor adalah sapi potong,
dimana selama tahun 2017-2021 rata-rata populasi ternak sapi potong adalah
24.650 ekor per tahun. Populasi ternak yang paling banyak berikutnya adalah
kerbau dengan jumlah 15.628 ekor. Untuk ternak kecil, populasi ternak paling
besar adalah domba dengan populasi rata-rata
Domba 135074
Kambing 88869
Kelinci 21059
Babi 4191
Gambar 92. Rata-rata Jumlah Ternak Kecil di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Pada jenis ternak unggas, populasi ternak yang paling banyak adalah
ayam ras pedaging dengan rata-rata populasi per tahun sebesar
26.029.000 ekor. Populasi ayam ras pedaging yang sangat banyak berkaitan
dengan kebutuhan penyediaan daging untuk konsumsi masyarakat Kabupaten
Bogor dan Jabodetabek. Populasi ayam ras petelur berada pada posisi kedua
dengan populasi sebesar 6.205.000 ekor per tahun. Sedangkan populasi itik baik
itik biasa maupun itik manila jumlahnya tidak terlalu besar.
Itik Manila173
Itik136
-5.000
5,00
4,
4,50
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
Ribu
0,50
-
Cijer 0,2
Bojong 0,2
Gede 0
wi 0,1
Citeureup 6
Tajur 0,1
Halang 6
n 0,1
Cia 6
Caringin 0,1
Pamijaha 2
Cigombo 0,1
ng 0
Cibungbulang 0,
Cibino 08
ng 0,
Parung 08
Parung 0,
Panjang 07
Ranca 0,
Bungur 06
Cisee 0,
ng Ciampea 06
njo Cigudeg 0,
Kemang 06
Leuwisadeng 0,
Te 06
Megamendun 0,
g 05
Dramaga 0,
Tamansari 04
Sukaraja 0,
Cisarua 04
Jasinga 0,
Tenjolaya 04
Nanggung 0,
Leuwiliang 03
Sukaja 0,
ya Ciomas 02
uk Gunung
Gambar 94. Rata-rata Populasi Sapi Potong di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Selain sapi potong, pengembangan ternak sapi juga diarahkan untuk sapi
perah. Pengembangan sapi perah saat ini tidak hanya fokus kepada susu segar,
tetapi sudah ada diversifikasi produk, seperti keju, yoghurt,
-0,200,400,600,801,001,201,401,601,80
Ribu Ekor
Gambar 95. Rata-rata Populasi Sapi Perah di Kabupaten Bogor Tahun 2017-
2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Pada ternak ruminansia kecil populasi yang paling banyak adalah ternak
domba. Kecamatan yang populasi dombanya paling tinggi adalah Kecamatan
Pamijahan dengan rata-rata populasi selama lima tahun terakhir adalah 22.750
ekor per tahun. Sentra pengembangan domba lainnya berada di wilayah timur
yaitu di Kecamatan Sukamakmur, Kecamatan Jonggol dan Kecamatan Cariu.
Secara umum populasi domba tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Bogor.
-5,0010,0015,0020,0025,00
Ribu Ekor
Gambar 96. Rata-rata Populasi Domba di Kabupaten Bogor Tahun 2017- 2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
-1,002,003,004,005,006,007,008,009,00
Ribu Ekor
Kebutuhan daging yang lebih banyak diakses oleh masyarakat selain dari
ternak besar berasal dari unggas. Populasi ayam ras pedaging paling banyak
berada di Kecamatan Nanggung dengan rata-rata populasi per tahun sebanyak
3.800.500 ekor. Selain Kecamatan Nanggung, populasi ayam ras pedaging juga
banyak terdapat di Kecamatan Parung Panjang dan Kecamatan Cariu. Pada
kecamatan lainnya jumlah ayam ras pedaging yang dikembangkan masih
berpotensi untuk ditingkatkan.
Tahun 2016-2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Tahun 2016-2021
Sumber: BPS Kabupaten Bogor, 2022
Ayam buras lebih populer dengan sebutan ayam kampung, walaupun ayam
buras juga mencakup juga jenis-jenis lain seperti ayam arab, ayam bangkok, ayam
kate dan jenis-jenis lainnya. Ayam buras menjadi alternatif bagi ayam ras
walaupun produksinya lebih lama dan harganya lebih mahal. Populasi ayam buras
paling banyak berada di Kecamatan Parung dengan rata-rata populasi sebanyak
392.480 ekor per tahun disusul oleh Kecamatan Jonggol.
Gambar 41. Rata-rata Populasi Ayam Buras di Kabupaten Bogor Tahun 2016-
2021
Populasi unggas berikutnya adalah itik dan itik manila. Kedua jenis unggas
ini merupakan variasi dari jenis daging unggas yang juga banyak dikonsumsi
masyarakat. Kecamatan yang menjadi sentra untuk pengembangan itik manila
berada di Kecamatan Jonggol dan Kecamatan Gunung Sindur dengan rata-rata
populasi di atas 24.000 ekor.
30,00
24,
91
25,00
20,00
Ribu
15,00
10,00
1,2
6
1,2
2
1,0
5
1,0
6
1,0
2
0,9
0
0,9
0
0,8
7
0,7
4
0,
64
0,
65
0,
60
0,
55
0,
45
0,
39
0,
40
0,
30
0,
16
0,
16
5,00
0,00
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
Ribu
5,00
0,00
2,3
2,2
0
2,1
9
1,9
9
1,7
7
1,4
5
1,3
0
1,1
5
1,1
1
1,0
9
0,9
4
0,
90
0,9
4
0,
83
0,
80
0,
76
0,
62
0,
35
0,
23
0,
18
Gambar 43. Rata-rata Populasi Itik Manila di Kabupaten Bogor Tahun 2016-2021
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2022
Gambar 44. Rata-rata luas kawasan hutan di Kabupaten Bogor Tahun 2020-
2021
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2022