22 DESEMBER 2020
Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia
Training of Trainers
Vaccine
Well Trained Pharmacist
in National Vaccination Program
15 SKP
SKP.538/ PP.IAI/1822/XII/2020
22 DEC 1. Pemahaman Umum tentang Vaksin
apt. Drs. Djoharsjah
Pengamat Vaksin, Mantan Direksi Bio Farma
08 - .00
2. Update Vaksin Covid-19
Dr. apt. Mas Rahman Roestan, S.Si., MBA
15 WIB
.00
Direktur Operasional PT. Bio Farma
3. Vaccine Distribution
apt. Hidayat Setiadji, S.Si., M.Si
Kepala Divisi Komunikasi Pemasaran
DAY dan Distribusi PT. Bio Farma
Moderator :
apt. Iswanto, MM
Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia
Pemahaman Umum
tentang Vaksin
apt. Drs. Djoharsjah
Pengamat Vaksin, Mantan Direksi Bio Farma
Pemahaman Umum tentang
Vaksin dan Sera
OUTLINE :
Penyakit menular Riset vaksin baru / teknologi baru
Prinsip imunologi Produsen vaksin di Indonesia
Imunisasi Pembiakan virus atau bakteri
Sekilas produksi vaksin dan sera
Yang membutuhkan imunisasi
Posisi Bio Farma
EPI WHO, acuan program resmi Vaksin polyvalent
imunisasi
Kebijakan imunisasi global
Program imunisasi resmi Peran badan-badan internasional
Sasaran program imunisasi Peran negara/Lembaga/NGO/
Beda vaksin dan obat organisasi donor
Karakteristik industri vaksin Peran WHO
Sekilas tentang Program Eradikasi
Polio Global
Penyakit menular :
Non vaccine preventable :
Malaria, DHF, AIDS
Vaccine Preventable :
TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis, HiB
Polio, Campak, Hepatitis B, Hep A
ANTIGEN ANTIBODI
(Bakteri ,Virus
atau komponen/metabolit )
IMUNISASI
IMUNISASI
Imunisasi aktif : Imunisasi pasif :
( terpapar atau imunisasi) ( menggunakan serum)
1. Pembentukan antibodi 1. Antibodi siap pakai,
butuh waktu cukup lama. langsung protektif
2. Daya proteksi lebih panjang 2. Daya proteksi pendek
3. Spesifik 3. Spesifik
4. Produk : Vaksin 4. Produk : Serum
Kebutuhan Imunisasi :
Individual : Flu , Rabies, Traveler
Kelompok : pada kasus2 KLB
Regional : JE utk Bali
Nasional ttt : JE
Global : E.P.I. ( WHO )
mis prog imunisasi nasional Indonesia
(DPT-BG-Polio-Campak-Hep B HiB dll )
Pememantauan KIPI
Di semua tahap dilaksanakan proses pengawasan mutu yg sangat ketat
( internal dan eksternal )
Focus : safety & quality
Karakteristik Industri Vaksin
High risk industry Biological product
Highly regulated Long production process
Preventive approach No reformulation
Mass approach Need cold chain system
Cheap product
Vaksin Polivalen
Tujuan : Inti : Vaksin DPT
Efisiensi produksi,
Efisiensi distribusi, Vaksin yang ditambahkan :
Efisiensi storage, 1. Hep B.
Efisiensi alat suntik 2. HiB
Penyederhanaan kunjungan 3. IPV
Kepatuhan 4. Dst
Peran UNICEF
Kordinasi pengadaan vaksin global
Kordinasi penggalangan dana dari donor2
Note : Pengadaan vaksin hanya dari produsen yang memenuhi prekualifikasi WHO
ORGANISASI DONOR
JICA , Jepang
Rotary International
Bill & Melinda Gates Foundation
USAID
Rockefeller Foundation
AUSAID
dll
PREKUALIFIKASI W.H.O.
1. Diperoleh setelah produsen diperiksa secara sangat rinci oleh
suatu team ahli dari WHO.
2. Permohonan PQ WHO ini hanya akan dilayani bila Badan
POM negara ybs sudah memenuhi PQ WHO.
TERIMA KASIH
Vaksin Covid-19:
Pengembangan dan Teknologi Produksi
Dr. apt. Mas Rahman Roestan, S.Si., MBA
Direktur Operasional PT. Bio Farma
Vaksin Covid - 19
Pengembangan dan Teknologi Produksi
LEARNING OBJECTIVE
- Open Minded potensi bidang farmasi :
Innovasi & Kolaborasi penanganan pandemic.
- Update informasi pengembangan vaksin Covid-19
- Memahami karakteristik produk dan teknologi
produksi vaksin Covid-19 peran apoteker
INDUSTRI FARMASI INDONESIA
Bio-Pharmaceutical Natural
Vaccines Chemical
Herbal
Migrated to Bandung
Established in
in 1923
August 6, 1890 (Jakarta)
Produk PQ-WHO
OIC WHO
Bio
(World Health
(Organisation of
Islamic Cooperation) Farma Organization)
5. Meningkatkan Peran
Indonesia di Negara OKI 3. Mengamankan WHO PQ
Suplai Vaksin Global
(GLOBAL HEALTH SECURITY)
DCVMN
4. Meningkatkan Peran (Developing Countries
Indonesia Vaccine Manufacturers
Network)
di negara berkembang
WHO PQ MILESTONES
EXPORT PRODUCT
SUPPLIED TO MORE THAN 150 COUNTRIES, 52 OIC COUNTRIES
PORTFOLIO REGISTERED IN MORE THAN 15 COUNTRIES,
MORE THAN 70 MARKETING AUTHORIZATION (MAs)
OBAT
sintesis
OBAT
GLOBAL herbal SELF RELIANCE
ON PRODUCTION
PANDEMIC LAIN LAIN AND AVAILABILITY
Global Economy
5,40
2,90
2019
2020
2021
-4,90
Sumber: IHS Markit Global Sector PMI, Juni 2020 Sumber: IHS Markit Global Sector PMI, Agustus 2020
4. Pembuatan VTM
Hasil
Dapat memproduksi KIT PCR dengan kapasitas
2 juta perbulan
Launching
2020
15
Inovasi Penanganan COVID-19
Pengembangan vaksin
dari proses hulu
Jangka
Menengah/ KONSORSIUM VAKSIN COVID-19 NASIONAL
Panjang
Maret
Feb
2020
2021
Serah terima
dengan
Bio Farma
Q1 Q2 Q3-4
2021 2021 2021
Pendampingan
Regulasi
Steps in vaccine development
Actions taken to ensure a new vaccine is safe and works well
Pre-clinical studies
Vaccine is tested in animal studies for efficacy and safety, including challenge studies
Phase I clinical trial
Small groups of healthy adult volunteers receive the vaccine to test for safety
Phase II clinical trial
Vaccine is given to people who have characteristics (such as age and physical health)
similar to those for whom the new vaccine is intended
Phase III clinical trial
Vaccine is given to thousands of people and tested for efficacy and safety
Phase IV post marketing surveillance
Ongoing studies after the vaccine is approved and licensed, to monitor adverse
events and to study long-term effects of the vaccine in the population
21 21
All usual safety and efficacy monitoring mechanisms
Normal vaccine development performs each remain in place; such as adverse event surveillance,
step in sequence safety data monitoring & long-term follow-up
To accelerate COVID-19 vaccine development, Phase IV post-marketing surveillance for side effects
steps are done in parallel is critical and essential
Kolaborasi Inovasi Penanganan COVID-19
Ministry of
Health
R&D Embassy
Institute,
Ministry
Virus vaccines
Virus is selected, modified Vaccines from whole virus Attenuated live or inactivated dead virus
(weakened) or completely Attenuated live virus Inactivated dead virus
inactivated so that it will
not cause disease
Note:
This illustration shows injectable
vaccines. Some vaccines in this
category are administered orally
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT Mechanism of action for types of vaccines
Protein-based vaccines
A protein is extracted Protein-based vaccines Protein sub-units or virus-like particles
from the virus (alive or
inactivated), purified, and Protein sub-units OR Virus-like particles
injected as a vaccine
For coronavirus, this is
most commonly the spike
protein
Virus-like particles work in
the same way
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT Mechanism of action for types of vaccines
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
Free
animal
origin
Pre
Vaccine Phase II Phase III Phase IV
Research clinical Phase I CT
CT CT PMS
trial
Skema kolaborasi dengan Sinovac, China
Pengiriman Bulk
vaksin Sinovac / Tech Vaksin
Transfer Jadi BF
Produksi Rutin
oleh Bio Farma
Uji Kinis fase 3 : Aug 20 Jan 21
Tech Transfer : Sep 20 Des 20
#HoldingBUMNFarmasi
Industrial Challenges
Teknologi
Uji keamanan
Regulasi - Uji kekhasiatan
Lisensi #HoldingBUMNFarmasi
OVERVIEW SISTEM MONITORING
control, alarm, temperature monitoring record Internet connection
- Track Product
- Aunthenticate PHARMACY
DISTRIBUTOR - Track Product
- Aunthenticate
Learning Objectives
Karakteristik Vaksin
Distribusi Vaksin
Karakteristik Vaksin
Sensitivity to light
BCG
Measles
Rubella
MR (Measles Rubella)
MMR (Measles Mumps Rubella)
Distribusi Vaksin
BioTracking
BioTracking
6. POSYANDU/KONSUMEN 5. PUSKESMAS
4. DINAS KESEHATAN KOTA/KAB
Sarana Penyimpanan
Pemeliharaan Sarana
Penyimpanan Vaksin
COVID 19
X
• Digunakan untuk
• Berisi cairan, es, gel memperoleh suhu
• Banyak digunakan di bawah – 20 oC
untuk transportasi • Sudah tidak
vaksin pada suhu 2 direkomendasika
– 8 oC n terkait isu
lingkungan dan
safety
Penerimaan Vaksin
3 Polio 2 Minggu
4 IPV 4 Minggu
5 DT 4 Minggu
Platform Vaksin
1. Keamanan (tidak ada efek samping berat) 6. Platform yang sama untuk memudahkan evaluasi & KIPI
2. Efikasi (ideal : 70% ; minimal 50%) 7. Ada otorisasi penggunaan oleh BPOM (EUA)
3. Lama perlindungan panjang (setidaknya 1 tahun) 8. Harga Terjangkau
4. Stabilitas penyimpanan ( suhu 2 8 C) 9. Biaya Distribusi rendah
5. Kemasan : Multi dose (optimalisasi kapasitas rantai dingin 10. Efek samping rendah
vaksin) 11. Vaksin dapat diproduksi di Indonesia (TKDN)
Parameter Subunit Inactivated Protein mRNA Viral Vector
Merah Sinovac Sinopharm Novavax Pfizer Moderna Astra Zeneca
putih CoronaVac NVX CoV2373 BNT162b2 mRNA 1273 ChAdOx1 (AZD1222)
Penyimpanan 2 8°C 2 8°C, 2 8°C 2 8°C 70°C 20°C 2 8°C
tidak boleh dibekukan
Uji klinik 3 3 3 3 3 3
Dosis, interval 2 dosis 2 dosis 2 dosis 2 dosis 2 dosis (0,28) 2 dosis
(0, 14) (0, 21) (0, 21) (0, 21) (0,28)
Kelebihan Sudah dikenal dan banyak vaksin komersial Dosis kecil, pengembangan Antigen bergantung
cepat pada DNA dlm vektor
Kekurangan Perlu BSL 3 saat Tergantung Formulasi kompleks, belum Baru digunakan pada
pembuatan bulk pilihan protein ada yg digunakan pd manusia vaksin Ebola
Poin Penting Vaksinasi
Sudah
Teknologi mempunyai • Keamanan dan Stabilitas (1)
sudah teruji regulasi • Vaksin inaktif whole cell sangat aman dan tidak ada risiko
standard dapat menularkan penyakit dari virus/bakteri yang
terkandung di dalamnya, karena mikroorganisme tsb sudah
dimatikan.
Bio Farma • Vaksin ini terbukti lebih stabil dibandingkan dengan vaksin
Keamanan
familiar
dan stabilitas hidup yang dilemahkan
dengan
yang tinggi
teknologi ini Efek Samping (1)
Berdasarkan data WHO, frekuensi/tingkat kejadian efek
samping yang mungkin ditimbulkan oleh vaksin inaktif yang
sudah komersil pun sangat sedikit, kurang dari 1%
Pengangkut
Pengangkutan pihak ketiga
berizin KLHK
Incinerator di fasilitas masing
Pengolahan masing atau diangkut ke pengolah Pencacahan
lain (berizin KLHK) atau daur ulang
Kesimpulan
6.7%
4.5%
3.1%
2020
2020 2021 2022
-4.6%
World Responses for Humanity
8
Source : Dr Fina Tams, WHO Indonesia
Production ramps
up with 8.4 billion
dosis capacity in
2021
Vaccine will be
gradually available
Indonesia Vaccine
Distribution
Strategy
12
Pelaksanaan Vaksinasi di Indonesia sudah
ditentukan
https://clinicaltrials.gov/ct2/show/study/NCT04456595?term=vaccine&cond=covid-19&draw=2
1. World Health Organisation. WHO target product profiles for COVID-19 vaccines. Available at:
https://www.who.int/publications/m/item/who-target-product-profiles-for-covid-19-vaccines
(Accessed 18 November 2020)
16
Peranan Apoteker
Menjawab
Tantangan
Distribusi Vaksin
17
Herd Immunity
akan terbentuk
lambat jika disribusi
terganggu
Peran Apoteker Pada Vaksinasi Sampai Mendapatkan Imunitas Covid 19
Mempertahankan kualitas vaksin untuk bermanfaat sesuai dengan uji klinik
Mendapatkan Manufacturing Pembelian dan
1
Perseujuan
bukti ilmiah 2 dan scale up 3 regulator or EUA 4 pengadaan
5
Pembuatan
kebijakan
6 Perkuatan
infrastruktur 7 Distribusi ke
FasKes
8
Sosialisasi
vaksinasi
Vaksin Pilihan
Karakter vaksin yang berbeda
No Karakter Sinovac Sinopharm Pfizer Moderna AstraZeneca Biofarma COVAX
1 Platform inactivated inactivated RNA RNA Viral Vector beberapa kemungkinan
2 Interval pemberian 0,14 0,21 0,28 0,28 0,28 belum ditentukan
3 Rute Pemberian IM IM IM IM IM belum ditentukan
4 Shelflife ? 6 bulan 6 bulan 6 bulan belum ditentukan
5 Penyimpanan 2- 2- - - 2- belum ditentukan
https://www.pfizer.com/news/hot-topics/covid_19_vaccine_u_s_distribution_fact_sheet
Kompleksitas Distribusi
Bermacam sediaan farmasi hadir dalam waktu bersamaan
> 5000km
Distribution Risk
Management
24
Scenario Planning
Antisipasi terhadap kegagalan distribusi
Skenario penyebab kegagalan vaksinasi
1.Penerimaan
2.Admin
1.Penerimaan 1.Loading 1.Penerimaan 1.Pengumpulan limbah
Apa yang 2.Admin/dokumentasi 2.Pengiriman 2.Admin/dokumentasi 3.Penyimpanan 2.Pemusnahan limbah
4.Penyerahan
terjadi 3.Penyimpanan 3.Unloading 3.Penyimpanan
5.Pemusnahan
3.Pengembalian
4.Pick and pack 4.Pick and pack 4.Admin
6.Penanganan keluhan
5.Pengiriman 5.Pengiriman
7.Pengembalian
Segera setelah listrik Kembali menyala, catat temperature maksimum dan minimum yang terjadi. Reset temperature di dalam kulkas. Jika suhu
di luar batas yang ditentukan maka segera lakukan evaluasi oleh apoteker penanggung jawab. Monitor dengan ketat temperature kulkas yang
digunakan untuk menghindari adanya kerusakan yang tidak diketahui.
Kesimpulan
Tantangan supply dan distribusi vaksin Covid-19 di HARUS
diantisipasi
TERIMAKASIH
Vaksin COVID-19 dan
Strategi Penanganan
Pandemi di Indonesia
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19
Vaksin COVID-19 dan Strategi
penanganan Pandemi di
Indonesia
dr Siti Nadia Tarmizi M Epid
Direktur P2PML
65.71%
Ya
64.81%
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/herd-immunity-lockdowns-and-covid-19
The percentage of people who need to have antibodies in order to achieve herd immunity against a particular disease varies with
each disease. For example, herd immunity against measles requires about 95% of a population to be vaccinated. The remaining 5%
will be protected by the fact that measles will not spread among those who are vaccinated. For polio, the threshold is about 80%.
Achieving herd immunity with safe and effective vaccines makes diseases rarer and saves lives.
Pentingnya Imunisasi
1. Data epidemiologi
Community transmision
Sporadic/cluster cases
No. Case
2. Kajian ITAGI dan SAGE
roadmap
3. Tahapan ketersediaan
vaksin
https://www.who.int/docs/default-source/immunization/sage/covid/sage-prioritization-roadmap-
covid19-vaccines.pdf?sfvrsn=bf227443_2&download=true
PETUGAS KESEHATAN
SELURUH INDONESIA
TNI/Polri, aparat
tokoh masyarakat Guru, tenaga
sebagai garda hukum, dan pendidik dari aparatur KELOMPOK
/agama, pelaku
terdepan dalam petugas PAUD/TK, SD, MASYARAKAT
pemberian pelayanan publik
perekonomian SMP, SMA dan PT pemerintah RENTAN
layanan lainnya yang
strategis,
berperanan pusat,
kesehatan perangkat daerah daerah, dan
terlibat langsung penting dalam
publik dan kecamatan, desa, keberlangsungan
memiliki risiko
dengan
RT/RW investasi legislatif .
pelayanan pendidikan anak
tertularnya
masyarakat anak Indonesia
COVID-19
Kemenkes
10.134 Puskesmas
P Care
PEMERINTAH
MASYARAKAT
MASKER
TREAT MENCUCI
TANGAN
KESIM PULAN
1. Salah satu upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan
vaksin COVID-19 melakukan penjajakan kerjasama dengan
badan internasional (CEPI dan Gavi) - Multilateral
2. Kementerian Kesehatan telah menyiapkan Peraturan, SDM,
adminstrasi, logistik, jaringan fasyankes dan sistem monev
untuk pelaksanaan vaksinasi covid-19
3. Pelaksanaan vaksinasi menunggu EUA dari BPOM
4. Imunisasi COVID-19 penting namun namun penerapan
protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, mencuci
tangan dengan sabun dan menjaga jarak aman (3M), juga
harus tetap dilaksanakan dengan ketat.
5. Kekebalan kelompok dapat tercapai apabila target cakupan
tinggi dan dilaksanakan dalam waktu singkat dan cepat
TERIMA KASIH
Perizinan Penggunaan Vaksin
di Masa Pandemi Covid-19
Dr. apt. Dra. L. Rizka Andalucia, M.Pharm
Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi Covid-19
PERIZINAN PENGGUNAAN VAKSIN DIMASA
PANDEMI COVID 19
Pasal 3
Pasal 21
2
PERAN BADAN POM DALAM MENDUKUNG AKSES DAN
KETERSEDIAAN VAKSIN
Penerbitan EUA sesuai
PRE-MARKET data keamanan, khasiat POST-MARKET
dan mutu
SARANA SARANA
PRODUK PENGAJUAN EUA PRODUKSI SARANA
DISTRIBUSI
PELAYANAN
Merupakan persetujuan penggunaan obat yang belum mendapatkan EUA yang dikeluarkan Badan
izin edar atau belum disetujui untuk indikasi penggunaan obat POM untuk Penanganan
tersebut dalam keadaan darurat/emergensi. COVID-19
Uji klinik:
Dipersyaratkan data efikasi dari minimum
fase 3 interim untuk Conditional Marketing
Authorization (CMA) dengan VE minimum
70%, atau 50-60% jika studi fase 3 sudah
selesai.
Termasuk Standpoint EMA dalam WHO Consultation on Next Steps for COVID-19 Vaccine Clinical Evaluation, November 2020
EUA For Vaccine to Prevent COVID-19 (USFDA)
Uji klinik:
Dipersyaratkan data efikasi dari minimum studi
klinik fase 3 dengan VE minimum 50% dan
waktu 2 bulan setelah pemberian dosis terakhir.
11
12
PERCEPATAN PENGEMBANGAN VAKSIN
o Hasil uji pada jumlah subyek yang o Uji klinik fase 3 di Indonesia
o Pemberian pada 144 subyek lebih besar (600 subyek),
Uji toksisitas pada hewan hingga sudah mulai 11 Agustus 2020
secara umum aman menunjukkan keamanan dan
dosis 1200 SU merekrut 1620 subyek di
o Dapat menginduksi antibodi imunogenisitas yang konsisten dg
o tidak terjadi abnormalitas dan Jawa Barat
pembentukan antibodi pada UK fase 1 (dosis 600 dan 1200 SU)
reaksi anafilaktik o Belum ada kejadian Efek
dosis 600 dan 1200 SU dengan o Ditetapkan dosis yang dilanjutkan
o menginduksi pembentukan untuk UK fase 3 adalah 600 SU samping serius yang terjadi
jadwal pemberian 0-14 dan 0-
antibodi dengan jadwal pemberian 0-14 o Saat ini sedang dalam
28 hari
hari pengamatan efikasi
RISIKO
MANFAAT
DNA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Vaksin inactivated
(tidak aktif)
Vaksin yang dibuat dari virus yang tidak aktif atau sudah dimatikan (diinaktivasi).
Proses inaktivasi dapat dilakukan dengan cara kimiawi atau dengan pemanasan.
Bahan kimia yang umum digunakan untuk inaktivasi virus adalah formaldehida.
kelebihan
+ Vaksin inaktivasi tidak akan kembali menjadi virus yang berbahaya karena sudah virusnya sudah
dimatikan. Sedangkan vaksin yang dilemahkan berpotensi untuk kembali menjadi virus yang dapat
menginfeksi.
Vaksin ini merupakan protein utuh sehingga umumnya memberikan respon imunologi yang lebih baik
dibanding vaksin yang berasal dari bagian (sub unit).
Vaksin ini dapat diberikan kepada orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena virusnya
(yang merupakan pathogen) sudah dimatikan.
kekurangan
-
Kurang kuat memberikan respons imun dibandingkan dengan vaksin yang dilemahkan (live attenuated)
Tidak memiliki efek menstimulasi respons imun dari mukosa, sedangkan vaksin yang dilemahkan dapat
merangsang respons imun dari mukosa.
+
Paling baik dalam menstimulasi respons imunologi tubuh karena dapat merangsang respons imun cellular
dan respons imun humoral.
Efek proteksinya umumnya lebih ama dibandingkan vaksin inaktivasi.
Teknologi yang digunakan sederhana.
kekurangan
-
Dapat menjadi virus/bakteri yang pathogen dan bersifat infeksi kembali karena virus/bakteri yang menjadi
bibit vaksin hanya dilemahkan.
Protein Subunit
(konvensional)
Vaksin protein subunit adalah vaksin yang menargetkan bagian dari virus/bakteri.
Dengan vaksin jenis itu, protein dibuat di luar tubuh. Diketahui bahwa dalam kasus SARS-CoV-2,
bagian dari virus yang biasanya menjadi sasaran adalah protein spike.
Secara tradisional, pembuatan protein dilakukan dengan memecah seluruh virus menjadi
beberapa bagian menggunakan pelarut seperti eter.
+
kelebihan
- Tidak menghasilkan respons imun sekuat vaksin utuh. Untuk meningkatkan respons imun yang dihasilkan
kekurangan
oleh vaksin protein sub unit, biasanya diperlukan tambahan adjuvant atau protein lain.
Proses pembuatannya memerlukan sumber daya yang banyak dan tidak efisien sehingga menyebabkan
vaksin yang dihasilkan mahal.
Tidak dapat ditingkatkan secepat produksi vaksin RNA atau DNA.
Pengembang: Novavax, Sanofi Pasteur/GSK, Clover Inc./ GSK /Dynavax, Universitas Queensland /
CSL/Seqirus, Medigen Vaccine Biologics Corporation/NIAID/Dynavax, FBRI SRC VB VECTOR-
Rospotrebnadzor-Koltsovo
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Protein Subunit Rekombinan
Vaksin protein subunit rekombinan memiliki prinsip yang sama dengan vaksin protein sub unit
yang konvensional.
Perbedaannya hanya pada teknik pembuatannya yang menggunakan teknologi rekombinan-
genetik, di mana gen untuk protein dimasukkan ke dalam organisme lain untuk menumbuhkan
protein dalam jumlah besar.
kelebihan
+
Keuntungan proses pembuatan vaksin sub unit rekombinan lebih mudah dan efisien dibandingkan dengan
vaksin sub unit konvensional
Pengembang: Vaxine Pty Ltd / Medytox, West China Hospital, Sichuan University, Instituto Finlay
de Vacunas, Cuba, Kentucky Bioprocessing, Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical/Institute of
Microbiology, Chinese Academy of Sciences.
+
Menghasilkan respon imun yang lebih kuat daripada vaksin subunit biasa. Produksi jauh lebih cepat
daripada vaksin tradisional.
-
kekurangan
Memastikan stabilitas dan pemurnian dapat menambah waktu produksi. Bisa jadi sulit untuk diproduksi
dalam jumlah banyak.
Pengembang: Medicago.
+
kekurangan kelebihan
Menghasilkan respon imun yang lebih kuat daripada protein subunit. Beberapa tidak harus disimpan pada
suhu yang sangat rendah (menurut perusahaan CanSino yang berbasis di China), sehingga dapat
digunakan di daerah tropis dengan sumber daya terbatas.
- Orang yang sudah terpapar vektor virus, seperti adenovirus, mungkin resisten.
Proses produksinya lama karena setiap virus hanya dapat menginfeksi satu sel, sehingga sejumlah besar
virus perlu ditanam dan disuntikkan.
Pengembang: Universitas Oxford, AstraZeneca, CanSino Biologics, Institut Bioteknologi Beijing, Janssen,
Lembaga Penelitian Gamaleya, dan Universitas Manitoba.
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Karena bereplikasi, lebih sedikit virus yang perlu disuntikkan sebagai vaksin untuk menimbulkan respons
yang baik.
Lebih sedikit kebutuhan yang dikembangkan untuk memproduksi vaksin, mengurangi biaya, waktu dan
tenaga yang dibutuhkan dibandingkan dengan vaksin vektor virus dan non-replikasi virus.
- Memerlukan lebih banyak pengujian sebelum persetujuan daripada vaksin berbasis protein atau asam
nukleat.
Menambah waktu pengembangan.
Perlu disimpan dan diangkut pada suhu dingin untuk menjaga virus tetap hidup. Sehingga mempersulit
penyebarannya di negara berkembang yang beriklim hangat.
+
Tidak diperlukan virus untuk membuat vaksin,
Proses pengembangan dan produksi lebih singkat dibandingkan dengan platform vaksin lainnya.
-
kekurangan
Tidak menghasilkan respons imun yang kuat dibandingkan dengan virus utuh dan membutuhkan bahan
pembantu.
Dapat menghambat respons kekebalan tubuh dan menyebabkan terjadinya gejala seperti flu.
DNA
Vaksin DNA adalah vaksin yang berasal dari gen pengkode protein virus, misalnya gen pengkode
protein spike COVID-19, yang dimasukan ke dalam potongan DNA, yang disebut plasmid.
Plasmid kemudian disuntikkan sebagai vaksin.
Vaksin DNA sangat mirip dengan vaksin RNA.
Vaksin DNA masuk ke dalam sel dan menghasilkan protein virus.
kelebihan
+ Cepat dan relatif murah untuk diproduksi dalam jumlah banyak. Tidak memerlukan pembekuan dalam
penyimpanan dan pengangkutan. Mudah untuk beralih ke gen atau virus yang berbeda, serta dapat
digabung.
Tidak menimbulkan isu keamanan yang signifikan.
-
kekurangan
Efek respons kekebalan tubuh yang dihasilkan sangat lemah, sehingga membutuhkan adjuvan untuk
respon yang baik.
27
PENUTUP
Perlu dilakukan
studi lebih lanjut
Pemantauan
farmakovigilan/Keja
Persetujuan EUA diberikan dengan dian Ikutan Paska
Persetujuan EUA merupakan bentuk mempertimbangkan rasio Imunisasi yang ketat
izin yang diberikan oleh regulator kemanfaatan dan risiko secara Pendistribusian
obat untuk mempercepat akses komprehensif berdasarkan seluruh diawasi dengan
obat termasuk vaksin, pada kondisi data mutu, non klinik dan klinik
kedaruratan Kesehatan masyarakat ketat
serta risiko kondisi kesehatan
tanpa mengesampingkan masyarakat yang ditimbulkan oleh
pemenuhan aspek keamanan, penyakit penyebab pandemi.
khasiat dan mutu.
JANGAN LUPA SELALU MENERAPKAN 3 M
MENCUCI TANGAN, MEMAKAI MASKER DAN
MENJAGA JARAK
Terima Kasih
30