22 DESEMBER 2020
Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia
Training of Trainers
Vaccine
Well Trained Pharmacist
in National Vaccination Program
15 SKP
SKP.538/ PP.IAI/1822/XII/2020
22 DEC 1. Pemahaman Umum tentang Vaksin
apt. Drs. Djoharsjah
Pengamat Vaksin, Mantan Direksi Bio Farma
08 - .00
2. Update Vaksin Covid-19
Dr. apt. Mas Rahman Roestan, S.Si., MBA
15 WIB
.00
Direktur Operasional PT. Bio Farma
3. Vaccine Distribution
apt. Hidayat Setiadji, S.Si., M.Si
Kepala Divisi Komunikasi Pemasaran
DAY dan Distribusi PT. Bio Farma
Moderator :
apt. Iswanto, MM
Pengurus Pusat
Ikatan Apoteker Indonesia
Pemahaman Umum
tentang Vaksin
apt. Drs. Djoharsjah
Pengamat Vaksin, Mantan Direksi Bio Farma
Pemahaman Umum tentang
Vaksin dan Sera
OUTLINE :
Penyakit menular Riset vaksin baru / teknologi baru
Prinsip imunologi Produsen vaksin di Indonesia
Imunisasi Pembiakan virus atau bakteri
Sekilas produksi vaksin dan sera
Yang membutuhkan imunisasi
Posisi Bio Farma
EPI WHO, acuan program resmi Vaksin polyvalent
imunisasi
Kebijakan imunisasi global
Program imunisasi resmi Peran badan-badan internasional
Sasaran program imunisasi Peran negara/Lembaga/NGO/
Beda vaksin dan obat organisasi donor
Karakteristik industri vaksin Peran WHO
Sekilas tentang Program Eradikasi
Polio Global
Penyakit menular :
Non vaccine preventable :
Malaria, DHF, AIDS
Vaccine Preventable :
TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis, HiB
Polio, Campak, Hepatitis B, Hep A
ANTIGEN ANTIBODI
(Bakteri ,Virus
atau komponen/metabolit )
IMUNISASI
IMUNISASI
Imunisasi aktif : Imunisasi pasif :
( terpapar atau imunisasi) ( menggunakan serum)
1. Pembentukan antibodi 1. Antibodi siap pakai,
butuh waktu cukup lama. langsung protektif
2. Daya proteksi lebih panjang 2. Daya proteksi pendek
3. Spesifik 3. Spesifik
4. Produk : Vaksin 4. Produk : Serum
Kebutuhan Imunisasi :
Individual : Flu , Rabies, Traveler
Kelompok : pada kasus2 KLB
Regional : JE utk Bali
Nasional ttt : JE
Global : E.P.I. ( WHO )
mis prog imunisasi nasional Indonesia
(DPT-BG-Polio-Campak-Hep B HiB dll )
Pememantauan KIPI
Di semua tahap dilaksanakan proses pengawasan mutu yg sangat ketat
( internal dan eksternal )
Focus : safety & quality
Karakteristik Industri Vaksin
High risk industry Biological product
Highly regulated Long production process
Preventive approach No reformulation
Mass approach Need cold chain system
Cheap product
Vaksin Polivalen
Tujuan : Inti : Vaksin DPT
Efisiensi produksi,
Efisiensi distribusi, Vaksin yang ditambahkan :
Efisiensi storage, 1. Hep B.
Efisiensi alat suntik 2. HiB
Penyederhanaan kunjungan 3. IPV
Kepatuhan 4. Dst
Peran UNICEF
Kordinasi pengadaan vaksin global
Kordinasi penggalangan dana dari donor2
Note : Pengadaan vaksin hanya dari produsen yang memenuhi prekualifikasi WHO
ORGANISASI DONOR
JICA , Jepang
Rotary International
Bill & Melinda Gates Foundation
USAID
Rockefeller Foundation
AUSAID
dll
PREKUALIFIKASI W.H.O.
1. Diperoleh setelah produsen diperiksa secara sangat rinci oleh
suatu team ahli dari WHO.
2. Permohonan PQ WHO ini hanya akan dilayani bila Badan
POM negara ybs sudah memenuhi PQ WHO.
TERIMA KASIH
Vaksin Covid-19:
Pengembangan dan Teknologi Produksi
Dr. apt. Mas Rahman Roestan, S.Si., MBA
Direktur Operasional PT. Bio Farma
Vaksin Covid - 19
Pengembangan dan Teknologi Produksi
LEARNING OBJECTIVE
- Open Minded potensi bidang farmasi :
Innovasi & Kolaborasi penanganan pandemic.
- Update informasi pengembangan vaksin Covid-19
- Memahami karakteristik produk dan teknologi
produksi vaksin Covid-19 peran apoteker
INDUSTRI FARMASI INDONESIA
Bio-Pharmaceutical Natural
Vaccines Chemical
Herbal
Migrated to Bandung
Established in
in 1923
August 6, 1890 (Jakarta)
Produk PQ-WHO
OIC WHO
Bio
(World Health
(Organisation of
Islamic Cooperation) Farma Organization)
5. Meningkatkan Peran
Indonesia di Negara OKI 3. Mengamankan WHO PQ
Suplai Vaksin Global
(GLOBAL HEALTH SECURITY)
DCVMN
4. Meningkatkan Peran (Developing Countries
Indonesia Vaccine Manufacturers
Network)
di negara berkembang
WHO PQ MILESTONES
EXPORT PRODUCT
SUPPLIED TO MORE THAN 150 COUNTRIES, 52 OIC COUNTRIES
PORTFOLIO REGISTERED IN MORE THAN 15 COUNTRIES,
MORE THAN 70 MARKETING AUTHORIZATION (MAs)
OBAT
sintesis
OBAT
GLOBAL herbal SELF RELIANCE
ON PRODUCTION
PANDEMIC LAIN LAIN AND AVAILABILITY
Global Economy
5,40
2,90
2019
2020
2021
-4,90
Sumber: IHS Markit Global Sector PMI, Juni 2020 Sumber: IHS Markit Global Sector PMI, Agustus 2020
4. Pembuatan VTM
Hasil
Dapat memproduksi KIT PCR dengan kapasitas
2 juta perbulan
Launching
2020
15
Inovasi Penanganan COVID-19
Pengembangan vaksin
dari proses hulu
Jangka
Menengah/ KONSORSIUM VAKSIN COVID-19 NASIONAL
Panjang
Maret
Feb
2020
2021
Serah terima
dengan
Bio Farma
Q1 Q2 Q3-4
2021 2021 2021
Pendampingan
Regulasi
Steps in vaccine development
Actions taken to ensure a new vaccine is safe and works well
Pre-clinical studies
Vaccine is tested in animal studies for efficacy and safety, including challenge studies
Phase I clinical trial
Small groups of healthy adult volunteers receive the vaccine to test for safety
Phase II clinical trial
Vaccine is given to people who have characteristics (such as age and physical health)
similar to those for whom the new vaccine is intended
Phase III clinical trial
Vaccine is given to thousands of people and tested for efficacy and safety
Phase IV post marketing surveillance
Ongoing studies after the vaccine is approved and licensed, to monitor adverse
events and to study long-term effects of the vaccine in the population
21 21
All usual safety and efficacy monitoring mechanisms
Normal vaccine development performs each remain in place; such as adverse event surveillance,
step in sequence safety data monitoring & long-term follow-up
To accelerate COVID-19 vaccine development, Phase IV post-marketing surveillance for side effects
steps are done in parallel is critical and essential
Kolaborasi Inovasi Penanganan COVID-19
Ministry of
Health
R&D Embassy
Institute,
Ministry
Virus vaccines
Virus is selected, modified Vaccines from whole virus Attenuated live or inactivated dead virus
(weakened) or completely Attenuated live virus Inactivated dead virus
inactivated so that it will
not cause disease
Note:
This illustration shows injectable
vaccines. Some vaccines in this
category are administered orally
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT Mechanism of action for types of vaccines
Protein-based vaccines
A protein is extracted Protein-based vaccines Protein sub-units or virus-like particles
from the virus (alive or
inactivated), purified, and Protein sub-units OR Virus-like particles
injected as a vaccine
For coronavirus, this is
most commonly the spike
protein
Virus-like particles work in
the same way
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT Mechanism of action for types of vaccines
Source: https://www.nature.com/articles/d41586-020-01221-y
Free
animal
origin
Pre
Vaccine Phase II Phase III Phase IV
Research clinical Phase I CT
CT CT PMS
trial
Skema kolaborasi dengan Sinovac, China
Pengiriman Bulk
vaksin Sinovac / Tech Vaksin
Transfer Jadi BF
Produksi Rutin
oleh Bio Farma
Uji Kinis fase 3 : Aug 20 Jan 21
Tech Transfer : Sep 20 Des 20
#HoldingBUMNFarmasi
Industrial Challenges
Teknologi
Uji keamanan
Regulasi - Uji kekhasiatan
Lisensi #HoldingBUMNFarmasi
OVERVIEW SISTEM MONITORING
control, alarm, temperature monitoring record Internet connection
- Track Product
- Aunthenticate PHARMACY
DISTRIBUTOR - Track Product
- Aunthenticate
Karakteristik Vaksin
Sensitivity to light
BCG
Measles
Rubella
MR (Measles Rubella)
MMR (Measles Mumps Rubella)
Distribusi Vaksin
BioTracking
BioTracking
6. POSYANDU/KONSUMEN 5. PUSKESMAS
4. DINAS KESEHATAN KOTA/KAB
Cold Room & Freezer Room harus terkualifikasi pada awal penggunaan
dan saat perubahan spesifikasi
Sarana Penyimpanan
Penyimpanan Vaksin
COVID-19
X
Digunakan untuk
Berisi cairan, es, gel memperoleh suhu
Banyak digunakan di bawah 20 oC
untuk transportasi Sudah tidak
vaksin pada suhu 2 direkomendasika
8 oC n terkait isu
lingkungan dan
safety
Penerimaan Vaksin
3 Polio 2 Minggu
4 IPV 4 Minggu
5 DT 4 Minggu
8 COVID-19* 6 Jam
Platform Vaksin
1. Keamanan (tidak ada efek samping berat) 6. Platform yang sama untuk memudahkan evaluasi & KIPI
2. Efikasi (ideal : 70% ; minimal 50%) 7. Ada otorisasi penggunaan oleh BPOM (EUA)
3. Lama perlindungan panjang (setidaknya 1 tahun) 8. Harga Terjangkau
4. Stabilitas penyimpanan ( suhu 2 - 9. Biaya Distribusi rendah
5. Kemasan : Multi dose (optimalisasi kapasitas rantai dingin 10. Efek samping rendah
vaksin) 11. Vaksin dapat diproduksi di Indonesia (TKDN)
Parameter Subunit Inactivated Protein mRNA Viral Vector
Merah Sinovac Sinopharm Novavax Pfizer Moderna Astra Zeneca
putih CoronaVac NVX-CoV2373 BNT162b2 mRNA-1273 ChAdOx1 (AZD1222)
Penyimpanan 2-8°C 2-8°C, 2-8°C 2-8°C -70°C -20°C 2-8°C
tidak boleh dibekukan
Uji klinik - 3 3 3 3 3 3
Dosis, interval 2 dosis 2 dosis 2 dosis 2 dosis 2 dosis (0,28) 2 dosis
(0, 14) (0, 21) (0, 21) (0, 21) (0,28)
Kelebihan Sudah dikenal dan banyak vaksin komersial Dosis kecil, pengembangan Antigen bergantung
cepat pada DNA dlm vektor
Kekurangan Perlu BSL 3 saat Tergantung Formulasi kompleks, belum Baru digunakan pada
pembuatan bulk pilihan protein ada yg digunakan pd manusia vaksin Ebola
Mengapa Vaksin Inaktif?
Inactivated Viral Vaccine : Vaksin yang mengandung patogen
(virus) yang sudah mati atau mengalami proses inaktivasi
Sudah
Teknologi mempunyai Keamanan dan Stabilitas (1)
sudah teruji regulasi Vaksin inaktif whole-cell sangat aman dan tidak ada risiko
standard dapat menularkan penyakit dari virus/bakteri yang
terkandung di dalamnya, karena mikroorganisme tsb sudah
dimatikan.
Bio Farma Vaksin ini terbukti lebih stabil dibandingkan dengan vaksin
Keamanan
familiar
dan stabilitas hidup yang dilemahkan
dengan
yang tinggi
teknologi ini Efek Samping (1)
Berdasarkan data WHO, frekuensi/tingkat kejadian efek
samping yang mungkin ditimbulkan oleh vaksin inaktif yang
sudah komersil pun sangat sedikit, kurang dari 1%
(1) https://vaccine-safety-training.org/inactivated-whole-cell-vaccines.html
Confidential PT Bio Farma (Persero)
Pengangkut
Pengangkutan pihak ketiga
berizin KLHK
Incinerator di fasilitas masing-
Pengolahan masing atau diangkut ke pengolah Pencacahan
lain (berizin KLHK) atau daur ulang
Referensi
WHO Guidelines on the international packaging and shipping of vaccines, Geneva, World Health Organization, 2005
(WHO/IVB/05.23).
Immunization in Practice, Module 2: The Vaccine Cold Chain, Geneva, World Health Organization, 2015
(Available at http://www.who.int/immunization/documents/IIP2015_Module2.pdf).
Temperature sensitivity of vaccines. Geneva, World Health Organization, 2006 (WHO/IVB/06.10).
Perpres Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2020 Tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan
Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19, Jakarta, 2020.
Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi,
Jakarta, 2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 dan 74 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Pengadaan Vaksin Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19, Jakarta, 2020.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9860 Tahun 2020 Tentang Penetapan Jenis Vaksin
Untuk Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19, Jakarta, 2020.
BPOM Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 Tentang
Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik, Jakarta, 2019.
6.7%
4.5%
3.1%
2020
2020 2021 2022
-4.6%
World Responses for Humanity
8
Source : Dr Fina Tams, WHO Indonesia
Production ramps
up with 8.4 billion
dosis capacity in
2021
Vaccine will be
gradually available
Indonesia Vaccine
Distribution
Strategy
12
Pelaksanaan Vaksinasi di Indonesia sudah
ditentukan
https://clinicaltrials.gov/ct2/show/study/NCT04456595?term=vaccine&cond=covid-19&draw=2
1. World Health Organisation. WHO target product profiles for COVID-19 vaccines. Available at:
https://www.who.int/publications/m/item/who-target-product-profiles-for-covid-19-vaccines
(Accessed 18 November 2020)
16
Peranan Apoteker
Menjawab
Tantangan
Distribusi Vaksin
17
Herd Immunity
akan terbentuk
lambat jika disribusi
terganggu
Peran Apoteker Pada Vaksinasi Sampai Mendapatkan Imunitas Covid 19
Mempertahankan kualitas vaksin untuk bermanfaat sesuai dengan uji klinik
Mendapatkan Manufacturing Pembelian dan
1
Perseujuan
bukti ilmiah 2 dan scale up 3 regulator or EUA 4 pengadaan
5
Pembuatan
kebijakan
6 Perkuatan
infrastruktur 7 Distribusi ke
FasKes
8
Sosialisasi
vaksinasi
Vaksin Pilihan
Karakter vaksin yang berbeda
No Karakter Sinovac Sinopharm Pfizer Moderna AstraZeneca Biofarma COVAX
1 Platform inactivated inactivated RNA RNA Viral Vector beberapa kemungkinan
2 Interval pemberian 0,14 0,21 0,28 0,28 0,28 belum ditentukan
3 Rute Pemberian IM IM IM IM IM belum ditentukan
4 Shelflife ? 6 bulan 6 bulan 6 bulan belum ditentukan
5 Penyimpanan 2- 2- - - 2- belum ditentukan
https://www.pfizer.com/news/hot-topics/covid_19_vaccine_u_s_distribution_fact_sheet
Kompleksitas Distribusi
Bermacam sediaan farmasi hadir dalam waktu bersamaan
> 5000km
Distribution Risk
Management
24
Scenario Planning
Antisipasi terhadap kegagalan distribusi
Skenario penyebab kegagalan vaksinasi
1.Penerimaan
2.Admin
1.Penerimaan 1.Loading 1.Penerimaan 1.Pengumpulan limbah
Apa yang 2.Admin/dokumentasi 2.Pengiriman 2.Admin/dokumentasi 3.Penyimpanan 2.Pemusnahan limbah
4.Penyerahan
terjadi 3.Penyimpanan 3.Unloading 3.Penyimpanan
5.Pemusnahan
3.Pengembalian
4.Pick and pack 4.Pick and pack 4.Admin
6.Penanganan keluhan
5.Pengiriman 5.Pengiriman
7.Pengembalian
Segera setelah listrik Kembali menyala, catat temperature maksimum dan minimum yang terjadi. Reset temperature di dalam kulkas. Jika suhu
di luar batas yang ditentukan maka segera lakukan evaluasi oleh apoteker penanggung jawab. Monitor dengan ketat temperature kulkas yang
digunakan untuk menghindari adanya kerusakan yang tidak diketahui.
Kesimpulan
Tantangan supply dan distribusi vaksin Covid-19 di HARUS
diantisipasi
TERIMAKASIH