Nomor : 06718/JB/04/2021/75
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Undangan sebagai peserta aktif dalam Focus
Group Discussion (FGD) secara daring mengenai
“Peningkatan Kapasitas Produksi dan Bahan Baku
Vaksin COVID-19, 22 April 2021
1. Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) c.q. Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan Multilateral (Pusat P2K Multilateral), Kementerian Luar
Negeri, akan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema
“Peningkatan Kapasitas Produksi dan Bahan Baku Vaksin COVID-19”. FGD ditujukan
untuk mengetahui kapasitas produksi vaksin dan bahan bakunya di Indonesia, serta
peluang ekonomi ke depan.
3. FGD akan dilaksanakan secara hybrid via aplikasi Zoom Cloud Meeting (daring) pada:
a. Mengundang Bapak/Ibu atau perwakilan untuk hadir sebagai peserta aktif secara
online pada kegiatan FGD dimaksud.
b. Meminta bantuan dan kerja samanya untuk dapat menyampaikan undangan
kepada kalangan akademia dan mahasiswa di lingkungan universitas untuk hadir
sebagai peserta aktif secara online pada kegiatan FGD dimaksud.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
Tembusan
Yth. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (sebagai laporan)
DAFTAR UNDANGAN
SURAT NOMOR: 06718/JB/04/2021/75
Poltekes
4 Kaprodi Farmasi Dra. Yusmaniar M.Biomed Apt
Jakarta
Alvan Febrian
7 UB Kaprodi Farmasi
Shalas,S.Farm.,M.Farm.,Apt
Prof. Dr. apt. Agung Endro Nugroho, S.Si.
8 UGM Dekan Fakultas Farmasi
, M.Si
9 UNDIP Kaprodi Farmasi Dr. dr. Hardian
Institut
10 Kesehatan Kaprodi Farmasi Dr. Dra. Rahmawati Ridwan, Apt. MS
Indonesia
Direktur Paramadina
Universitas
11 Graduate School of Dr. phil. Shiskha Prabawaningtyas
Paramadina
Diplomacy
Kerangka Acuan Kerja
FOCUS DISCUSSION GROUP (FGD)
“PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN BAHAN BAKU VAKSIN COVID-19”
BOGOR, 22-23 APRIL 2021
I. LATAR BELAKANG
1. COVID-19 telah ditetapkan WHO sebagai pandemi global. Pada tanggal 31 Maret 2020,
Presiden RI menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia
(Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020). Berbagai langkah dan refocussing
dilakukan Pemerintah RI untuk mencegah penyebaran dan mengatasi COVID-19, antara
lain, pemberlakuan protokol kesehatan dan penyediaan vaksin bagi masyarakat.
3. Indonesia telah menjadi tempat uji coba vaksin Sinovac Biotech Ltd asal RRT bekerja
sama dengan PT. Bio Farma untuk memproduksi vaksin COVID-19. Selain itu, Indonesia
tengah mengembangkan vaksin COVID-19, seperti vaksin Merah-Putih dan vaksin
Nusantara.
4. Kebutuhan vaksin dan bahan baku vaksin akan terus meningkat ke depan, baik untuk
keperluan domestik di Indonesia maupun untuk keperluan dunia. Beberapa bahan baku
vaskin yang kiranya diperlukan untuk vaksin, antara lain, antigen, pengawet, stabilizer,
surfaktan, senyawa pengencer, senyawa pembantu, packaging dan peralatan pendukung.
Secara strategis, Indonesia dapat menjadi pusat industri vaksin COVID-19 untuk
kebutuhan nasional, dan bahkan kawasan dan global.2
5. Produsen vaksin belum mengetahui secara tepat ketahanan vaksin, dan terdapat
kemungkinan vaksinasi perlu dilakukan lebih dari sekali. Oleh sebab itu, diperkirakan tren
produksi dan distribusi vaksin akan terus meningkat dalam 3-5 tahun mendatang.
6. Maksud Focus Discussion Group (FGD) adalah untuk mengetahui kondisi saat ini untuk
kapasitas produksi vaksin dan bahan bakunya, dan keperluan masa mendatang.
Negeri China Wang Yi mengatakan negaranya bersedia bekerja sama dengan Indonesia untuk “mempromosikan
penelitian dan pengembangan, produksi dan penggunaan vaksin di kawasan dan bahkan dunia”,
https://theconversation.com/indonesia-akan-jadi-pusat-produksi-dan-distribusi-vaksin-cina-untuk-kawasan-asia-tenggara-
apa-manfaat-ekonominya-149162 (diakses 22 Maret 2021 pukul 17.00 WIB)
7. Sehubungan dengan hal tersebut, FGD bertujuan:
a. Identifikasi kapasitas nasional dalam produksi vaksin dan bahan baku vaksin,
utamanya untuk COVID Indonesia kiranya perlu mengurangi ketergantingan impor
vaksin, dan mengembangkan kapasitas memproduksi vaksin dan bahan baknya.
Secara straregis, Indonesia perlu membangun kemandirian dan ketahanan (resilensi)
terhadap pandemi COVID-19.-19.
b. Identifikasi peluang kerja sama Indonesia untuk peningkatan kapasitas dalam
memproduksi vaksin dan bahan bakunya.
c. Dalam jangka menengah, identifikasi peluang ekonomi memproduksi vaksin dan
bahan bakunya dari Indonesia.
8. Asumsi permasalahan:
a. Kebutuhan vaksin dan obat-obatan serta bahan bakunya akan meningkat ke depan.
b. Indonesia belum memiliki kapasitas yang optimal untuk produksi vaksin dan bahan
bakunya.
c. Indonesia perlu melakukan peningkatan kapasitas antara lain melalui kerja sama
internasional untuk produksi vaksin dan bahan bakunya.
a. Bagaimana kapasitas Indonesia dalam produksi vaksin dan bahan bakunya, utamanya
untuk COVID-19?
b. Apa bahan baku utama untuk produksi vaksin COVID-19? Bagaimana menelusuri HS
Code bahan baku vaksin COVID-19?
c. Bagaimana mengembangkan kapasitas untuk produksi vaksin dan bahan bakunya?
d. Kerja sama internasional apa yang diperlukan dalam mengembangkan kapasitas
nasional?
e. Dalam jangka menengah, bagaimana Indonesia dapat mengambil peluang ekonomi
dalam memenuhi kebutuhan vaksin dan bahan baku vaksin yang akan meningkat ke
depan?
11. Kegiatan akan dilaksanakan dalam format FGD dan akan membahas 2 (dua) isu utama,
yaitu: (a) Identifikasi Kapasitas Indonesia untuk Produksi Vaksin COVID-19 dan Bahan
Bakunya; dan (b) Peluang Ekonomi dan Kerja Sama Internasional untuk Produksi Vaksin
COVID-19 dan Bahan Bakunya.
12. Para narasumber akan membahas kedua topik tersebut, dilanjutkan diskusi. FGD akan
menghadirkan pembicara/narasumber perwakilan dari pemerintah, swasta dan akamedia.
13. FGD dilanjutkan dengan perhitungan potensi ekonomi (HS Code).
---oOo---
per tanggal 19 April 2021
Program Tentatif
FOCUS DISCUSSION GROUP (FGD)
“PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN BAHAN BAKU VAKSIN COVID-19”
BOGOR, 22-23 APRIL 2021
WAKTU KEGIATAN
Kamis/22 April 2021 Sesi Diskusi dan Tanya Jawab
08.15 – 09.00 Registrasi Online
09.00 – 09.10 Keynote speech
Dr. Siswo Pramono, LL.M, Kepala Badan Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan
09.10 – 09.20 Sambutan Pembukaan:
Rio Budi Rahmanto, Ph.D, Kepala Pusat Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan, BPPK
Sesi Diskusi I:
Identifikasi Kapasitas Indonesia untuk Produksi Vaksin COVID-19 dan Bahan Bakunya
Moderator: Perry Pada
09.20 – 09.45 Dr. Slamet, MHP, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (tbc), Kementerian Kesehatan
09.45 – 10.10 Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, drh., Sekretaris Ekskutif Institute of
Tropical Disease, sekaligus Ketua Pengembangan Vaksin Merah
Putih platform Universitas Airlangga
10.10 – 10.35 Prof. Amin Soebandrio dr., PhD., Sp.MK(K), Kepala Eijkman
Institute for Molecular Biology
10.35 – 11.00 Honesti Basyir, Direktur Utama (tbc)
PT Bio Farma (Persero)
11.00 – 12.00 Diskusi dan Tanya Jawab
12.00 – 13.00 Ishoma
Sesi Diskusi II:
Peluang Ekonomi dan Kerja Sama Internasional untuk Produksi Vaksin COVID-19 dan
Bahan Bakunya
Moderator: Rahmawati Wulandari
13.00 – 13.25 Drg. Arianti Anaya, MKM, Plt. Direktur Jenderal Kefarmasian dan
Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan
13.25 – 13.50 Daniel Tumpal S. Simanjuntak. Direktur Afrika/Sekretaris Bidang
Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE), Kementerian Luar
Negeri
13.50 – 14.15 Dr. Vinod Bura, Techinal Officer, Team Lead, Immunization and
VPD Surveillance World Health Organization (WHO) Indonesia
14.15 – 14.40 Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (tbc)
14.40 – 15.05 Sofian Manahara, Kasi Klasifikasi/Subdit Klasifikasi Barang
Bea Cukai
15.05 – 15.50 Diskusi dan Tanya Jawab
15.50 – 16.00 Penutupan oleh Kepala Pusat P2K Multilateral
Jumat/23 April 2021 Sesi Penghitungan HS Code Bahan Baku Vaksin*
09.00 – 11.30 Penghitungan Potensi Ekonomi (HS Code)
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.00 Penghitungan Potensi Ekonomi (HS Code) (Lanjutan)
14.00 – 15.00 Pembahasan Hasil Penghitungan Tableau oleh Tim
15.00 – 16.00 Penyusunan Laporan
*) Perhitungan HS Code dilakukan oleh Pusat P2K Multilateral