Anda di halaman 1dari 6

DRAFT KAJIAN

PEREDARAN OBAT IVERMECTIN

Disusun Oleh:

Kelompok 18

Ni Made Anggriyani (218114001)


Yohanes Dominicko Arkana Prasetya (218114034)
Beatrix Teana Vanda Hapsari (218114101)
Hendrik Satria Dwi Putra (218114064)
Sulistiana Tasik (218114039)
Rebbeca Adeline Avrienadya (218114009)
Matilda Luna Kameswari (218114055)
Felix Marvel Sibarani (218114046)
Marta Avelia (218114094)
Jeshie Arta Gimawan (218114144)
KD. Jody Nata Nugraha (218114123)

LATIHAN KEPEMIMPINAN 1
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PEREDARAN OBAT IVERMECTIN

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah nama baru yang diberikan


oleh World Health Organization (WHO) untuk infeksi virus corona novel 2019,
yang dilaporkan pada akhir tahun 2019 dari Wuhan, Cina. Penyebaran infeksi ini
terjadi dengan cepat dan menciptakan ancaman pandemi baru sehingga membuat
pemerintah melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya menanggulangi
pandemi COVID-19. Dari pandemi ini, kita sebagai manusia pasti membutuhkan
obat-obatan. Banyak obat-obatan di luar sana yang beredar dengan kabar bisa
dipercaya untuk menghilangkan virus corona. Salah satunya adalah ivermectin.
Ivermectin merupakan obat antiparasit yang digunakan untuk mengobati infeksi
parasit dan menjadi marak diberitakan karena dianggap mampu mengobati pasien
yang terjangkit COVID-19. Peredaran obat ivermectin pun semakin disorot
sehingga mengakibatkan masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkan obat
tersebut.

Ivermectin ini merupakan obat anti-parasit spektrum luas yang sudah lama
digunakan di dunia kedokteran. Ivermectin dapat menghambat replikasi virus
SARS-CoV-2 pada sel Vero/hSLAM hingga 93% dalam 24 jam, serta 99,8% dalam
48 jam. Food and Drug Administration (FDA) sudah menyetujui penggunaan
ivermectin untuk tatalaksana penyakit parasit karena terbukti aman untuk manusia.
Namun, ivermectin sampai saat ini belum dilakukan uji klinik, khususnya untuk
penyakit COVID-19, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Sebuah uji coba
dilakukan untuk menentukan kecepatan pembersihan virus dan keamanan
ivermectin di antara pasien dewasa SARS-CoV-2. Percobaan ini melibatkan 72
pasien rawat inap di Dhaka, Bangladesh. Pemberian Ivermectin selama 5 hari
terbukti aman dan efektif dalam mengobati pasien dewasa dengan COVID-19
ringan. Percobaan yang lebih besar akan diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan
awal ini. Maka dari itu timbul lah pro dan kontra di tengah masyarakat mengenai
penggunaan obat ivermectin ini terkait dengan virus corona (Prayogi, 2020;
Sabeena dkk, 2021).
Namun, beberapa uji klinis sedang berlangsung untuk mengeksplorasi
aktivitas antivirus potensial dari beberapa obat. Meskipun sebagian besar obat ini
pada awalnya dirancang untuk pathogen lain, mereka tampaknya memiliki potensi
untuk mengobati COVID-19, baik dengan bertindak langsung pada virus atau
memodulasi sistem kekebalan manusia. Salah satu obat yang berpotensi untuk
pengobatan COVID-19 adalah Ivermectin (Mudatsir dkk, 2020).

Ivermectin menghambat sindrom pernafasan akut parah-coronavirus 2


(SARS-CoV-2) in vitro dengan penghambatan 50% (IC 50), yang >35× lebih tinggi
dari konsentrasi plasma puncak (C max) setelah pemberian oral dari dosis
ivermectin yang disetujui. Ivermectin tidak mungkin mencapai IC 50 di paru-paru
setelah pemberian oral dari dosis yang disetujui atau dosis 10x lebih tinggi dari
dosis yang disetujui sebagai dosis tunggal. Dosis ivermectin yang disetujui saja
memiliki kemungkinan keberhasilan yang rendah dalam pengobatan penyakit virus
corona 2019 (COVID-19) (Cally dkk, 2020). Saat ini sudah terdapat beberapa
publikasi mengenai efek potensi kesembuhan pasien Covid-19. Akan tetapi
publikasi tersebut belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai bukti efektivitas
ivermectin karena potensi kesembuhan pasien Covid-19 bisa disebabkan karena
faktor lain. Oleh karena itu, masih dibutuhkan uji klinis yang lebih lanjut mengenai
penggunaan obat Ivermectin.

Penggunaan ivermectin masih menjadi pro dan kontra saat ini. Obat ini
memang digunakan sebagai antivirus, tetapi lebih ditujukan dan paling sering
digunakan untuk mengobati penyakit parasit pada hewan. Bentuk obat hewan yang
dimaksudkan adalah untuk hewan besar, seperti kuda dan sapi, bisa sangat
berbahaya bagi manusia, sebagian karena mereka datang dalam dosis besar atau
terkonsentrasi yang dapat mengakibatkan overdosis (Novianty, 2021).

Pemerintah perlu melakukan upaya khusus untuk mencegah kesalahan


penggunaan obat Ivermectin dikalangan masyarakat luas yang dapat
membahayakan masyarakat. Solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengedukasikan kepada masyarakat untuk membeli obat Ivermectin
hanya melalui fasilitas pelayanan kefarmasian resmi seperti Apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan atas rujukan/resep dokter. Edukasi
dapat dilakukan dengan memanfaatkan perkembangan dan kemajuan
teknologi, misalnya dengan membuat brosur atau poster yang diedarkan
secara online ke berbagai platform hingga mencapai sejumlah besar
masyarakat.
2. Dilakukan studi lebih lanjut khususnya uji klinis terkait efektivitas dan
keamanan obat ivermectin dalam pengobatan Covid-19 sehingga
didapatkan rekomendasi berdasar dalam pengobatan pasien. Selain itu
diharapkan peran penting Badan POM RI dalam memantau pelaksanaan
dan menindaklanjuti hasil penelitian serta melakukan update informasi
terkait penggunaan obat Ivermectin untuk pengobatan Covid-19 melalui
komunikasi dengan World Health Organization (WHO), FDA dan
berbagai badan otoritas obat dari negara-negara lain.
3. Sebagai farmasis atau Apoteker yang berkompeten dalam bidang
farmakoepidemiologi melakukan penyuluhan terhadap masyarakat
terkait bahaya penggunaan obat Ivermectin yang tidak sesuai dan apa
sebenarnya yang harus dilakukan jika terinfeksi Covid-19. Organisasi
IAI atau Ikatan Apoteker Indonesia diharapkan dapat melakukan
sosialisasi atau pemberian edukasi (dapat secara daring) kepada
farmasis dan Apoteker di seluruh Indonesia terkait hal tersebut agar
informasi yang didapatkan dapat disalurkan, diedukasikam, dan
disebarluaskan ke masyarakat luas sehingga tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan terkait penyalahgunaan obat Ivermectin untuk penanganan
Covid-19.
4. Pada masa pandemi seperti ini, ruang gerak semua orang terbatas dan
belum memungkinkan untuk mengadakan pemberian informasi atau
penyuluhan secara langsung kepada masyarakat, sehingga penyuluhan
sebaiknya dilakukan secara daring. Salah satunya dengan
memanfaatkan media sosial yang banyak digemari masyarakat saat ini.
Penyuluhan lewat media sosial dapat melalui berita, webinar,
infografis/poster, press conference, dan lain-lain.
5. Namun, jika dalam keadaan terpaksa maka penyuluhan secara langsung
atau tatap muka dapat dilakukan dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan yang ketat terutama untuk wilayah pelosok yang akses
internetnya belum mendukung. Salah satu bentuk penyuluhan secara
langsung yang dapat dilakukan adalah dengan menjelaskan secara
langsung kepada pasien yang datang ke Apotek atau sarana pelayanan
kesehatan lainnya termasuk home care (penyuluhan skala kecil) kepada
pasien terutama apabila pasien tersebut diketahui atau melalui hasil
penggalian informasi hendak membeli obat Ivermectin tanpa resep
dokter dengan tujuan untuk menyembuhkan Covid-19 yang dialami.

Di masa pandemi ini pemerintah mengeluarkan vaksin untuk meningkatkan


imunitas tubuh manusia, pemerintah berharap masyarakat bisa vaksin. Namun, ada
sebagian orang yang malah menganggap vaksin merupakan masalah sepele dan
banyak masyarakat yang mempertanyakan perihal vaksin. Padahal sudah terbukti
bawah vaksin dapat mencegah terkena atau mengalami gejala COVID-19 berat,
vaksin juga bisa melindungi orang lain apabila terdapat salah satu orang terkena
covid maka orang yang sudah vaksin tidak akan tertular, serta vaksin bisa
menghentikan penyebaran COVID-19. Jadi, bagi masyarakat lebih baik untuk
segera vaksin karena sudah terbukti kebenarannya dapat mencegah covid dan
meningkatkan imunitas tubuh daripada mencoba berbagai macam obat-obatan yang
dapat mengakibatkan efek samping bagi tubuh.

Namun jika ditinjau lebih dalam, penggunaan obat Ivermectin dan


Doxycycline merupakan kombinasi yang aman dan efektif dalam pembersihan
virus awal pada penyakit ringan hingga sedan pasien COVID-19. Kelebihan dari
kombinasi ini yaitu sangat murah cocok untuk seluruh jaringan masyarakat baik
dari kecil,menengah, hingga tinggi. Paling tidak, menggunakannya dalam beberapa
hari pertama positif dengan atau tanpa gejala dapat menyelamatkan penerimaan dari
20% penderita COVID-19. Memang masih terlalu dini dalam pandemi ini
mengklaim efektivitas kedua obat ini, namun kehidupan setiap manusia sedang
dipertaruhkan saat ini. Jadi, untuk menghadapi situasi ini, marilah kita bersama-
sama mengembangkan apa yang kita bisa baik dalam hal pengobatan, tenaga, serta
pemikiran untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 dan menjadi agen solutif
di masa pandemi seperti sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, S., Karim, M., Ross, G., Hossain, S., Clemens, D., Sumiya, K., Phru, S.,
Rahman, M., Zaman, K., Somani, J., Yasmin, R., Hasnat, A., Kabir, A.,
Aziz, B., Khan, A., 2021. A Five-day course of Ivermectin for The
Treatment of COVID-19 may Reduce The Education of Ilness, Journal of
National Center for Biotechnology Information. 103, 214-216.

Alam, M., Murshed, R., Bhiuyan, E., Saber, S., Alam, R., Robin, R., 2020. A Case
Series of 100 COVID-19 Positive Patients Treated with Combination of
Ivermectin and Doxycycline: Journal of Bangladesh College of Physicians
and Surgeons. Bangladesh College of Physicians and Surgeons, Dhaka, pp.
11-14.

Krammy, P., 2020. Terapi Potensial Terkini Corona Virus Disease 2019, Cermin
Dunia Kedokteran. 47, 285-298.

Rohman, M., Iqbal, S., Islam, M., Niaz, M., Hussain, T., Siddiquee, T., 2020.
Comparison of Viral Clearance Between Invermectin with Doxycycline and
Hydroxychioroquine with Azithromycin in COVID-19 Patients: Journal of
Bangladesh College of Physicians and Surgeons. Bangladesh College of
Physicians and Surgeons, Dhaka, pp. 7-8.

Anda mungkin juga menyukai