Anda di halaman 1dari 5

Apakah vaksin COVID-19 adalah obat?

Vaksin bukanlah obat. Vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik pada penyakit
COVID-19 agar terhindar dari tertular ataupun kemungkinan sakit berat.

Selama vaksin yang aman dan efektif belum ditemukan, upaya perlindungan yang bisa kita
lakukan adalah disiplin 3M: Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan jauhi
kerumunan, serta mencuci tangan pakai air mengalir dan sabun.

Apakah vaksin COVID-19 sudah ditemukan?

Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Pfizer yang bekerjasama dengan BioNtech baru-
baru ini, mengklaim telah menemukan vaksin Covid-19. Vaksin itu juga disebut-sebut
memiliki efektivitas hingga 90 persen mengurangi gejala Covid-19.

Apakah vaksin COVID-19 akan tersedia secara gratis?

Pemerintah menyampaikan bahwa vaksinasi COVID-19 Gratis dan tanpa persyaratan apapun,
termasuk tanpa persyaratan keanggotaan dan keaktifan di BPJS Kesehatan.

Seberapa ampuh vaksin COVID-19 melindungi kita dari penularan?

Dampak vaksin COVID-19 terhadap pandemi akan bergantung pada beberapa faktor. Ini
termasuk faktor-faktor seperti efektivitas vaksin; seberapa cepat mereka disetujui, diproduksi,
dan dikirim; dan berapa banyak target jumlah orang yang akan divaksinasi.

Pemerintah menargetkan setidaknya 60% penduduk Indonesia secara bertahap akan


mendapatkan vaksin COVID-19 agar mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Apa indikasi seseorang terkena virus COVID 19?

Untuk orang yang terindikasi virus Corona akan mengalami gejala seperti batuk, flu, sakit
tenggorokan, sesak napas, lesu dan letih bahkan pada beberapa kasus pasien akan mengalami
pneumonia atau masalah pada paru-paru.

Apakah vaksin COVID-19 juga akan diberikan pada masyarakat yang berusia lebih
dari 60 tahun?

Terdapat kandidat vaksin yang dapat diberikan untuk mereka yang berusia 60 hingga 89
tahun. Namun, tahap awal vaksinasi diberikan pada orang dewasa sehat usia 18-59 tahun
yang merupakan kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19.

Selain itu, dikarenakan mayoritas kandidat vaksin di dunia saat ini baru diuji cobakan pada
orang dewasa usia 18-59 tahun yang sehat, dan akan membutuhkan waktu uji klinis tambahan
untuk bisa mengidentifikasi kesesuaian vaksin COVID-19 untuk mereka yang berusia di atas
60 tahun dan dengan penyakit penyerta.
Apakah vaksin COVID-19 nanti juga tersedia untuk anak-anak?

Saat ini, uji klinis vaksin COVID-19 dibatasi pada umur 18-59 tahun yang merupakan
kelompok usia terbanyak terpapar COVID-19. Pengembangan vaksin untuk anak-anak masih
direncanakan pada beberapa kandidat vaksin.

Bagaimana vaksin COVID-19 dikembangkan?

Meski pada saat darurat dan dibutuhkan dengan cepat, keamanan dan efektivitas vaksin
adalah prioritas utama. Pengembangan vaksin tetap harus melalui tahapan pengembangan
yang berlaku internasional yang secara umum terdiri dari:

 Tahap praklinik
 Tahap klinis (fase 1-3)
 Penetapan penggunaan vaksin

Sembari menunggu vaksin COVID-19 siap tersedia untuk masyarakat, maka kita harus tetap
melawan pandemi ini dengan patuh protokol kesehatan: #PakaiMasker #JagaJarak
#CuciTanganPakaiSabun

Mengapa pendeteksian dini gejala COVID-19 penting?

Gejala COVID-19 dapat dirasakan setelah 5-6 hari, atau selambatnya 14 hari, sejak terpapar
virus. Masa inkubasi virus yang cukup panjang ini membuat pendeteksian dini gejala
penyakit COVID-19 jadi penting.

Semakin dini diketahui akan membantu meringankan gejalanya agar tidak semakin berat.

Apa yang dimaksud dengan COVID-19?

COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada
tanggal 31 Desember 2019.

Apa pengertian dari kontak erat COVID-19?

Kontak Erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius
1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.

Mengapa kita harus memakai masker ketika keluar rumah saat pandemi COVID-19?

Menggunakan masker pada saat pandemi COVID-19 merupakan hal yang wajib dipakai
terutama ketika bepergian keluar rumah. Masker menjadi hal yang esensial karena mampu
menangkal virus ataupun bakteri yang akan masuk ke mulut ataupun hidung seseorang.
Bagaimana cara penularan tidak langsung penyakit akibat virus COVID-19?

Penularan itu terjadi melalui benda di sekitar kita yang tercemar virus Covid-19 yang kita
sentuh dan kemudian menyentuh mulut, hidung, dan mata.

Apakah vaksin pneumonia melindungi kita dari virus COVID-19?

Tidak. Vaksin pneumonia, seperti vaksin pneumokokus dan vaksin Haemophilus influenza
tipe B (Hib), tidak memberi perlindungan terhadap virus corona baru. Virus ini sangat baru
dan berbeda sehingga membutuhkan vaksin sendiri.

Apakah virus COVID 19 masih berstatus bencana nasional?

Meskipun status Keadaan Tertentu Darurat Bencana yang ditetapkan Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) berakhir pada 29 Mei 2020, status keadaan darurat masih
diberlakukan.

Apakah orang yang terkena virus COVID 19 dapat sembuh sendiri?

Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk
pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu
perawatan khusus.

Sasaran Vaksinasi Covid 19

Seluruh masyarakat Indonesia dengan optimal, dengan prioritas :

1. Garda terdepan : Medis dan Paramedis Contract Tracing, pelayanan publik termasuk
TNI / Polri, Aparat Hukum.
2. Masyarakat (Tokoh Agama / Masyarakat),Perangkat Daerah (Kecamatan, Desa, RT /
RW), sebagian pelaku ekonomi.
3. Seluruh tenaga pendidik, (PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK dan sederajat PT)
4. Aparatur Pemerintah (Pusat, Daerah, Legislatif)
5. Peserta BPJS PBI
6. Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya.
Begini Aturan Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia
Program Vaksinasi COVID-19 segera memasuki tahap kedua, seiring dengan hampir
selesainya pemberian vaksinasi tahap pertama kepada para tenaga kesehatan. Salah satu
kategori yang masuk di tahap kedua ini adalah lansia, yaitu seseorang yang berusia 60 tahun
ke atas. Lansia termasuk yang didahulukan atau menjadi prioritas karena memiliki risiko
lebih tinggi untuk menjadi fatal.

Juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.,
menjelaskan ada sekitar 21 juta orang yang termasuk kategori lansia yang akan menjadi
sasaran program vaksinasi tahap kedua ini. Lebih lanjut, dr. Nadia menjelaskan bahwa ada
prosedur spesifik dan berbeda untuk melakukan vaksinasi kepada lansia tersebut. "Untuk
penyuntikan menggunakan vaksin Sinovac ini, interval penyuntikan khusus untuk lansia
adalah 28 hari, ” jelasnya.

Selain soal interval penyuntikan, ada tahapan lain yang diberlakukan kepada lansia. “Untuk
tekanan darah dan suhu, sama dengan kategori lain, yaitu suhunya mesti 37,5 derajat celcius
ke bawah dan tekanan darahnya tidak boleh lebih dari 180/110 mmHg. Yang berbeda adalah
yang berkaitan dengan kondisi fisik, ada tambahan pertanyaan pada tahapan wawancara
terkait hal itu sebelum dilakukan penyuntikan kepada lansia. Ini wujud aspek kehati-hatian,”
ujar dr. Nadia.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

1. Apakah mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga?

2. Apakah sering merasa kelelahan?

3. Apakah memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker,


penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma,
nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)?

4. Apakah mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 -200 meter?

5. Apakah mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir?

“Jika ada tiga atau lebih yang dijawab ‘iya’ oleh calon penerima vaksin lansia, maka vaksin
tidak dapat diberikan. Demi lancarnya proses ini, kepada calon penerima vaksinasi
diharapkan memberikan keterangan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Itu juga agar bisa
memberikan efek vaksin yang maksimal dan memperkecil risiko terjadinya Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi atau KIPI yang serius,” jelas dr. Nadia.

Tentang Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN)


- Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dibentuk
dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 serta pemulihan perekonomian dan
transformasi ekonomi nasional.  Prioritas KPCPEN secara berurutan adalah: Indonesia Sehat,
mewujudkan rakyat aman dari COVID-19 dan reformasi pelayanan kesehatan; Indonesia
Bekerja, mewujudkan pemberdayaan dan percepatan penyerapan tenaga kerja; dan Indonesia
Tumbuh, mewujudkan pemulihan dan transformasi ekonomi nasional. Dalam
pelaksanaannya, KPCPEN dibantu oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Satuan
Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional.

Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Anda mungkin juga menyukai