Anda di halaman 1dari 7

INOVASI BIOTEKNOLOGI MODERN

Bioteknologi merupakan seluruh aplikasi teknologi yang menggunakan


sistem biologi, organisme hidup atau turunannya untuk membuat atau
memodifikasi suatu produk atau proses untuk penggunaan yang spesifik
(Freitas et al., 2012). Bioteknologi terdiri dari bioteknologi tradisional atau
konvensional dan bioteknologi modern. Bioteknologi tradisional atau
konvensional adalah
bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memodifikasi
bahan dan lingkungan untuk memperoleh produk optimal. Ciri-ciri bioteknologi
tradisional atau konvensional adalah sudah dikenal sejak awal peradaban
manusia, kurang steril, peralatan yang digunakan masih sederhana,
jumlahnya relatif sedikit (terbatas), dan kualitas belum terjamin. Contoh
produk bioteknologi konvensional adalah pembuatan tempe, oncom, tape,
anggur, kecap yoghurt, dan lainnya (Sutarno,2016).
Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang memanfaatkan
ketrampilan manusia dalam melakukan manipulasi organisme agar
menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan manusia. Ciri-ciri
bioteknologi modern adalah bersifat steril, peralatan yang digunakan lebih
modern atau canggih, jumlah produk yang dihasilkan dalam jumlah banyak
(massal), kualitas standar dan terjamin. Selain itu, bioteknologi modern tidak
terlepas dengan aplikasi metode-metode mutakhir bioteknologi. Contoh
bioteknologi modern adalah rekayasa genetika yang merupakan Teknik
modifikasi genetika untuk menghasilkan molekul DNA yang berisi gen baru
(Sutarno, 2016).

VAKSIN
Vaksin merupakan salah satu hasil pemanfaatan teknologi DNA
rekombinan. Vaksin telah lama dikenal sebagai suatu substansi yang digunakan
untuk memperoleh respon imun terhadap mikroorganisme patogen. Vaksin
pertama kali
ditemukan pada
tahun 1796 oleh
Edward Jenner yaitu
vaksin virus cacar.
Tahapan dalam pembuatan sebuah vaksin memang melalui beberapa
tahap sampai vaksin tersebut dapat diproduksi dan diterima secara global,
begitupun dengan pengembangan vaksin COVID-19. Vaksin sebagai cara yang
paling efektif dan ekonomis untuk mencegah penyakit menular membuat
pengembangan dari vaksin untuk memerangi infeksi SARS-CoV-2 sangat
diperlukan. sejauh ini lebih dari 40 perusahaan farmasi dan lembaga akademis
di seluruh dunia telah meluncurkan program pengembangan vaksin mereka
melawan SARS-CoV-2.

TAHAP PRODUKSI/PEMBUATAN VAKSIN


Proses pembuatan vaksin dalam skala pabrik secara umum terdiri dari lima
tahapan sebagai berikut: pembiakan/fermentasi sel, isolasi,
pemurnian/purifikasi, pencampuran/formulasi dan penambahan pengawet.
Seluruh tahapan harus dijalankan pada kondisi yang terkendali terutama
suhu lingkungan
1. Tahap pembiakan antigen
Tahap pembiakan antigen Tahap ini bertujuan menghasilkan antigen
(virus/bakteri) yang digunakan untuk mendorong respon imun tubuh,
yang terdiri dari proses menghasilkan antigen (untuk jenis vaksin
inactivated atau protein subunit) atau menghasilkan protein rekombinan
dari antigen.
2. Tahap isolasi dan pemurnian antigen
Tahap ini bertujuan melepaskan antigen dari substrat dan
mengisolasinya dari lingkungan biakan sel. Jenis antigen yang diisolasi
bisa merupakan ‘virus bebas’, atau protein yang disekresikan dari sel,
atau isolasi sel yang mengandung antigen dari media yang dipakai
3. Tahap pencampuran
Tahap pencampuran atau formulasi bertujuan memaksimalkan stabilitas
vaksin agar diperoleh distribusi dan penggunaan klinis yang efisien.
Pada tahap ini seluruh komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan
vaksin dicampur dalam bejana tunggal. Pengoperasian bejana dalam
pengawasan ketat (terhadap lingkungan dan tahap-tahap kritis) serta
operator menggunakan pakaian pelindung khusus untuk mencegah
kontaminasi
4. Tahap pengisian vaksin
Setelah dilakukan pencampuran dilakukan pengisian (filling) vaksin
ke dalam wadah (dosis tunggal atau ganda) yang terlebih dahulu
dilakukan pembersihan dan depirogenisasi. Wadah vaksin yang telah
diisi, ditutup dengan stopper dan plungers yang steril
5. Keamanan dan Kualitas Produk
Vaksin harus memenuhi kelulusan spesifikasi berbagai uji selama proses
produksi dan penyimpanan.
a. Uji kualitas yang dilakukan terutama pada tahap formulasi adalah
keamanan (safety), potensi (potency), kemurnian (purity), sterilitas
(sterility) dan serangkaian spesifikasi vaksin lainnya. Pabrik vaksin
juga harus menjalankan jaminan mutu (quality assurance) dengan
menghasilkan data stabilitas vaksin pada suhu yang
direkomendasikan, sebelum dan sesudah diberikan ijin edar
b. Uji stabilitas vaksin dilakukan dalam studi jangka panjang selama
vaksin tersebut ada. Meskipun vaksin sudah memiliki ijin edar,
serangkaian uji stabilitas dilakukan setiap tahun untuk memastikan
tidak ada efek merusak

PERANAN VAKSIN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MANUSIA


Peranan vaksin menurut kemenkes (2021) :
1. Merangsang Sistem Kekebalan Tubuh
Vaksin yang terdiri dari berbagai produk biologi dan bagian dari virus
yang sudah dilemahkan yang disuntikkan ke dalam manusia, akan
merangsang timbulnya imun atau daya tahan tubuh seseorang.
2. Mengurangi Risiko Penularan
Tubuh seseorang yang telah disuntikkan vaksin, akan merangsang
antibodi untuk belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan
tersebut. Dengan demikian, tubuh akan mengenai virus dan
mengurang risiko terpapar.
3. Mengurangi Dampak Berat dari Virus
Dengan kondisi kekebalan tubuh yang telah mengenali virus, maka
jika sistem imun seseorang kalah dan kemudian terpapar, maka
dampak atau gejala dari virus tersebut akan mengalami pelemahan.
4. Mencapai Herd Immunity
5. Semakin banyak individu yang melakukan vaksin di sebuah daerah
atau negara, maka Herd Immunity akan tercapai, sehingga
meminimalisir risiko paparan dan mutasi dari virus

ANTIBIOTIK
Antibiotik secara tidak sengaja ditemukan oleh Alexander Flemming pada
tahun 1929 ketika menumbuhkan jamur Pencillium notatum. pada saat itu
diketahui bahwa jamur ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri di
sekitarnya. penelitian kemudian dilanjutkan untuk mengetahui zat penghambat
ini. kemudian zat antibiotic ini dinamakan dengan penisilin.

Gambar. Penicillium Notatum.

Gambar. kultur Penicillium Notatum


Gambar. contoh antibiotic dari penicillin

TAHAP PRODUKSI/PEMBUATAN ANTIBIOTIK


Proses pembuatan antibiotic melalui 7 tahapan yaitu
1. Isolasi dari alam
Proses isolasi mikroba dilakukan dengan mengambilnya dari habitatnya
untuk kemudian ditumbuhkan di dalam laboratorium.
2. Identifikasi bahan aktif
Memerlukan proses yang Panjang, sumber daya alam yang sangat kaya
berupa mikroba dan bahan lain yang digunakan untuk mendapatkan
beberapa bahan antibiotic baru. Sebagian besar antibiotic dihasilkan dari
mikroba (bakteri atau fungi)
3. Identifikasi target dan validasinya
Identifikasi target bakteri yang akan disasar kemudian dilanjutkan dengan
validasi yang kemudian dilakukan optimasi senyawa aktif
Waktu yang diperlukan untuk proses ini berkisar 3-4 tahun. dan dalam
tahap ini didadaptkan 10.000 senyawa kandidat antibiotic yang sangat
berpotensi sebagai antimikroba. pada tahap optimasi senyawa aktif
tersebut akhirnya hanya akan dihasilkan 250 bahan aktif kandidat antibiotic.
4. Uji pre klinis
dalam tahap uji ini menggunakan hewan coba untuk mengetahui
kemampuan kandidat antibiotic yang bisa melawan infeksi bakteri
uji pre klinis dilakukan secara ketat dan membutuhkan waktu 2-3 tahun.
pada akhirnya pada proses ini hanya menyisahkan 3-6 kandidat antibiotic
saja.
5. Uji klinis
dalam tahap uji ini dilakukan pada manusia, hal ini dilakukan untuk
mengetahui keamanan kandidat antibiotic. waktu yang dibutuhkan dalam
proses ini cukup lama yaitu 6-7 tahun dan berlangsung secara ketat. hasil
dari proses ini kemungkinan hanya menyisakan 1 kandidat antibiotic saja.
setelah tahap ini maka antibiotic bisa diproduksi dalam skala industry
6. Proses Produksi
proses produksi antibiotic dilakukan melalui proses fermentasi dengan
medium yang sesuai, seperti pada umunya, kondisi nutrisi pada medium
mutlak diperhatikan baik makronutrisi maupun mikronutrisi
7. pendaftaran dan penjualan antibiotic
proses yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin edar kurang lebih sekitar 2
tahun. sehingga dapat disimpulkan bahwa proses produksi antibiotic baru
hingga ke proses penjualan membutuhkan waktu lebih dari 15 tahun. tetapi
untuk pengembangan antibiotic yang sudah ada, proses yang diperlukan
bisa lebih pendek.

PERANAN ANTIBIOTIK DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN


MANUSIA
Antibiotik saat ini digunakan di seluruh dunia sebagai terapi terhadap
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh bakteri. Beberapa penggunaan yang
salah pada infeksi selain bakteri telah menyebabkan beberapa resisten
terhadap antibiotic. resistensi antibiotic ini menjadi perhatian tersendiri
dikarenakan antibiotic yang tersedia saat ini menjadi tidak efektif pada
pengobatan penyakit-penyakit yang berbahaya seperti pneumonia,
tuberculosis, dan lain-lain.
Sedangkan produksi antibiotic memerlukan waktu yang lama mulai dari
penelitian hingga dipasarkan. kekhawatiran mengenai resistensi antibiotic ini
adalah semakin meluasnya resistensi diseluruh dunia. oleh jarena itu, para ahli
peneliti terus menggali antibiotic baru.(Shin at al. 2020)

Anda mungkin juga menyukai