Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IMONOLOGI

VAKSINASI

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1.
2.
3.
4.

ALFIYAN
ALINCE YIKWA
DITHA R HANDAYANI
ELISABETH BARUSA

5. FADILA ISKANDAR
6. INNA WANDIKBO
7. JUMDARI M

8.
9.

10. DOSEN PENGAMPU : dr. Syarifudin, Sp.PD


11.

12. YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


13. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
SORONG
14. PROGRAM STUDI FARMASI
15. 2016
16.
17. KATA PENGANTAR

18.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan

hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan Makalah Vaksinasi


sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah Imonology oleh dr. Syarifudin,
Sp.PD
19.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk Makalah ini, demi kesempurnaan Makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga
segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. khususnya mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
PAPUA SORONG, serta masyarakat Papua pada umumnya
20.

21. Sorong, Agustus 2016


22.
23.

Penyus

un
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34. DAFTAR ISI

35.
36. KATA PENGANTAR ........................................................................

ii

37. DAFTAR ISI .......................................................................................

iii

38. BAB I ...................................................................PENDAHULUAN


A.
B.
C.

Latar Belakang ...............................................................................


Rumusan Masalah ...........................................................................
Manfaat ...........................................................................................

1
2
2

39. BAB II PEMBAHASAN


A.

B.
C.
D.
E.

Defenisi Vaksin ...............................................................................


Bahan-Bahan Pembuatan Vaksi ......................................................

3
3

Proses Pembuatan Vaksin .......................................................


Jenis-jenis Vaksin....................................................................
Manfaat Vaksin ......................................................................

5
6
9

40. PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ................................................................................................

11
11

41. DAFTAR PUSTAKA

42. BAB 1
43. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
44. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu
mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan
antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak
hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi
penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
45. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang
diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin
timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang
serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
46. Istilah vaksin berasal dari Edward Jenner 1796. Penggunaan
istilah vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar
sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin cacar
tidak dapat dipisahkan dari Edward Jenner (1749-1823). Jenner menyusun
tulisan ilmiahnya tentang kekebalan terhadap cacar pada manusia yang pernah
tertular cacar sapi.Ia juga melakukan survei nasional yang mendukung
teorinya. Sesudah penemuan Jenner diuji coba dan dikonfirmasi banyak
ilmuwan vaksinasi cacar mulai meluas di London untuk kemudian menyebar
di Inggris, seluruh Eropa, dan dunia. Pasteur (1885) memperkenalkan cara
penanggulangan

penyakit

akibat

gigitan

tersangka

rabies

dengan

menggunakan cara vaksinasi menggunakan vaksin anti rabies (VAR). Seperti


halnya obat, tidak ada vaksin yang bebas dari risiko efek samping. Namun
keputusan untuk tidak memberi vaksin juga lebih berisiko untuk terjadinya
penyakit atau lebih jauh menularkan penyakit pada orang lain.
47.
48.
B. Rumusan Masalah
1

Bagaimana sejarah vaksin?

Apa definisi dari vaksin?

Apa saja bahan-bahan penbuatan vaksin

Bagaimana proses pembuatan vaksin?

Apa saja jenis-jenis vaksin?

Apa manfaat dari vaksin?

C. Manfaat
49. Tujuan pembuatan makalah ini adalah selain sebagai salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu juga untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan kepada para pembaca mengenai Vaksinasi
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65. BAB II
66. PEMBAHASAN
A. Definisi Vaksin
67. Vaksin adalah

bahan

antigenik

yang

digunakan

untuk

menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat

mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga
tidak menimbulkan penyakit.Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau
hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin
akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan
terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin
juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif
(kanker).
68. Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi
tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh
dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis
vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi
kekebalan tanpa menimbulkan penyakit. Ketika seorang individu divaksinasi
terhadap penyakit atau infeksi, mengatakan difterinya sistem kekebalan tubuh
siap untuk melawan infeksi. Setelah divaksinasi ketika orang terkena bakteri
yang menyebabkan tubuh persneling untuk melawan infeksi. Vaksin
memanfaatkan kemampuan alami tubuh untuk belajar bagaimana untuk
menghilangkan hampir semua penyebab penyakit kuman, atau mikroba, yang
menyerang itu. Setelah divaksinasi tubuh "mengingat" bagaimana melindungi
diri dari mikroba yang dialami sebelumnya.
69.
B. Bahan-bahan Pembuatan Vaksin
70. Berikut bahan-bahan pembuat vaksin :
1. Alumunium, logam ini ditambahkan kepada vaksin dalam bentuk gel atau
71.
garam untuk mendorong anti body. Logam ini dikenal sebagai
kemungkinan penyebab kejang, penyakit Alzheimer, kerusakan otak, dan
dementia (pikun). Menurut pemerhati vaksin Australia bahan ini dapat
meracuni darah, syaraf pernafasan, mengganggu sistem imun dan syaraf
seumur hidup. Alumunium digunakan pada vaksin DPT dan Hepatitis B.
2. Benzetonium klorida, yaitu bahan pengawet yang belum dievaluasi untuk
konsumsi manusia dan banyak digunakan untuk vaksin anthrax.
3. Etilen Glikol, merupakan bahan utama anti beku yang digunakan pada
beberapavaksin yaitu DPT, Polio, Hepatitis B sebagai bahan pengawet.

4. Formaldehida/Formalin, bahan ini menimbulkan kekhawatiran besar karena


dipakai sebagai karsinogen (zat pencetus kanker). Bahan ini dikenal sebagai
bahan pembalseman.
5. Gelatin, biasanya digunakan pada Vaksin Cacar Air dan MMR.
6. Glutamat, digunakan untuk menstabilkan beberapa vaksin panas, cahaya
dan kondisi lingkungan lainnya. Bahan Ini banyak ditemukan pada Vaksin
Varicella.
7. Neomicin, antibiotik ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan kuman di
dalam perkembangbiakan vaksin. Bahan ini dapat menyebabkan gatal pada
sebagian orang dan biasanya terdapat pada Vaksin MMR dan Polio.
8. Fenol, bahan yang berasal dari tar batubara ini digunakan dalam produk
bahan pewarna. Bahan ini sangat berbahaya dan beracun.
9. Streptomisin, antibiotika ini dikenal menimbulkan reaksi alergi dan
ditemukan padaVaksin Polio.
10. Timerosal, bahan ini adalah pengawet yang mengandung 50% etil merkuri.
72.
73.

Sementara itu pemerhati vaksin dari Australia juga mencatat

adanya bahan-bahan lain seperti :

Ammonium Sulfat, diduga dapat meracuni sistem pencernaan, hati, syaraf


dan sistem pernafasan.

Ampotericin B, sejenis obat yang digunakan untuk mencegah penyakit


jamur. Efek sampingya dapat menyebabkan pembekuan darah.

Kasein, perekat yang kuat, sering digunakan untuk merekatkan label pada
botol. Walaupun dihasilkan dari susu, namun di dalam tubuh protein ini
dianggap sebagai protein asing beracun.
74.

C. Proses Pembuatan Vaksin


75. Produksi vaksin antivirus saat ini merupakan sebuah proses rumit
bahkan setelah tugas yang berat untuk membuat vaksin potensial di
laboratorium. Perubahan dari produksi vaksin potensial dengan jumlah kecil
menjadi produksi bergalon-galon vaksin yang aman dalam sebuah situasi
produksi sangat dramatis, dan prosedur laboratorium yang sederhana tidak

dapat digunakan untuk meningkatkan skala produksi. Produksi vaksin dimulai


dengan sejumlah kecil virus tertentu (atau disebut benih).
76. Virus harus bebas dari kotoran, baik berupa virus yang serupa atau
variasi dari jenis virus yang sama. Selain itu, benih harus disimpan dalam
kondisi ideal, biasanya beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau
lebih lemah dari yang diinginkan. Benih disimpan dalam gelas kecil atau
wadah plastik.Jumlah yang kecil hanya 5 atau 10 cm3, mengandung ribuan
hingga

jutaan

virus,

nantinya

dapat

dibuat

menjadi

ratusan

liter

vaksin.Freezer dipertahankan pada suhu tertentu. Grafik di luar freezerakan


mencatat secara terus menerus suhu freezer. Sensor terhubung dengan alarm
yang dapat didengar atau alarm komputer yang akan menyala jika
suhu freezerberada di luar suhu yang seharusnya. Setelah mencairkan dan
memanaskan benih virus dalam kondisi tertentu secara hati-hati (misalnya,
pada suhu kamar atau dalam bak air), sejumlah kecil sel virus ditempatkan ke
dalampabrik sel sebuah mesin kecil yang telah dilengkapi sebuah media
pertumbuhan yang tepat sehingga sel memungkinkan virus untuk berkembang
biak. Setiap jenis virus tumbuh terbaik di media tertentu, namun semua media
umumnya mengandung protein yang berasal dari mamalia, misalnya protein
murni dari darah sapi.
77. Media juga mengandung protein lain dan senyawa organik yang
mendorong reproduksi sel virus. Penyediaan media yang benar, pada suhu yang
tepat, dan dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, virus akan bertambah
banyak. Selain suhu, faktor-faktor lain harus dipantau adalah pH.pH adalah
ukuran keasaman atau kebasaan, diukur pada skala dari 0 sampai 14, dan virus
harus disimpan pada pH yang tepat dalam pabrik sel. Air tawar yang tidak
asam atau basa (netral) memiliki pH 7. Meskipun wadah di mana sel-sel
tumbuh tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah
katup, tabung, dan sensor yang terhubung dengannya.Sensor memantau pH dan
suhu, dan ada berbagai koneksi untuk menambahkan media atau bahan kimia
seperti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk mengambil sampel
untuk analisis mikroskopik, dan pengaturan steril untuk menambahkan
komponen ke pabrik sel dan mengambil produk setengah jadi ketika siap.

78. Sebuah penemuan penting dalam tahun 1940-an adalah bahwa


pertumbuhan sel sangat dirangsang oleh penambahan enzim pada medium,
yang paling umum digunakan yaitu tripsin.Enzim adalah protein yang juga
berfungsi sebagai katalis dalam memberi makan dan pertumbuhan sel. Dalam
praktek saat ini, botol tidak digunakan sama sekali. Virus yang sedang tumbuh
disimpan dalam wadah yang lebih besar namun mirip dengan pabrik sel, dan
dicampur dengan manik-manik, partikel mikroskopis dimana virus dapat
menempelkan diri.Penggunaan manik-manik memberi virus daerah yang
lebih besar untuk menempelkan diri, dan akibatnya, pertumbuhan virus
menjadi jauh lebih besar.Seperti dalam pabrik sel, suhu dan pH dikontrol
secara ketat.Waktu yang dihabiskan virus untuk tumbuh bervariasi sesuai
dengan jenis virus yang diproduksi, dan hal itu sebuah rahasia yang dijaga
ketat oleh pabrik.
79.

D. Jenis-jenis Vaksin
80. Berikut adalah jenis-jenis Vaksin
1. Vaksin Toksoid
81.
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang
menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam
aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman.
Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid
plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.
Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Contoh: Vaksin Difteri
dan Tetanus
2. Vaksin Acellular dan Subunit
82.
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau
bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui
rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh:
Vaksin Hepatitis B, Vaksin Hemofilus influenza tipe b (Hib) dan Vaksin
Influenza.
3. Vaksin Idiotipe
83.
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment
antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B
mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan

idiotipe

yang dapat

bertindak sebagai

antigen.Vaksin

ini dapat

menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran


terhadap reseptor pre sel B.
4. Vaksin Rekombinan
84.

Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus

dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel
prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri
E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain
dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus
sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus
lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke
dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin
bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini
(misal hepatiitis B) memerlukan

epitop

organisme yang patogen.

Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode
gen epitop bagi sel penerima vaksin.
85.
5. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
86.
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin
yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin
DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri
yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke
dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap
dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel
(kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu
vektor

plasmid

mengandung

sekuens

nukleotida

yang

bersifat

imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini


berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigen yang
patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil
akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin
DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang

cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang
dilakukan.
6. Vaksin Hepatitis B
87.
Vaksin Hepatitis B dapat mencegah penyakit Hepatitis B
dan berbagai komplikasinya yang serius yaitu sirosis dan kanker.Vaksinasi
Hepatitis B dibuat dari bagian virus, bukan seluruh virus tersebut sehingga
vaksin hepatitis tidak dapat menimbulkan penyakit hepatitis. Vaksin
Hepatitis B diberikan 4 serial, pemberian serial ini memberikan efek
proteksi jangka panjang bahkan seumur hidup.
7. Vaksin Pneumokokus
88.

Persatuan

kesehatan

sedunia

menempatkan

penyakit

Pneumokokus yaitu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin sebagai


penyebab no.1 kematian anak-anak di bawah umur 5 tahun di seluruh
dunia. Bakteri Pneumonia (Pneumokokus) dapat menyebabkan penyakit
Pneumokokus. Biasanya ditemukan di dalam saluran pernafasan anakanak yang disebarkan melalui batuk atau bersin. Kini terdapat lebih dari 90
jenis Pneumokokus yang diketahui, namun hanya lebih kurang 10% yang
bisa menyebabkan penyakit yang serius di seluruh dunia. Jenis 19A adalah
bakteri yang muncul di dunia dan dapat menyebabkan penyakit
pneumokokus yang sangat serius dan resisten terhadap antibiotik.
Pneumokokus

menyerang

beberapa

bagian

tubuh

yang

berbeda,

diantaranya adalah:
Meningitis (Radang selaput otak)
Bakteremia (infeksi dalam darah)
Pneumonia (infeksi Paru-paru)
Otitis Media (infeksi Telinga)
89.

Penyakit Pnemokokus sangat serius dan dapat menyebabkan

kerusakan otak, ketulian, dan kematian.


90.

E. Manfaat Vaksin
91. Dalam hal penyakit, lebih bijaksana untuk mencegah daripada
mengobati. Salah satu caranya adalah dengan memberikan vaksinasi.Vaksinasi

sangat

membantu

untuk

mencegah

penyakit-penyakit

infeksi

yang

menular baik karena virus atau bakteri, misalnya polio, campak, difteri,
pertusis

(batuk

rejan),

rubella

(campak

Jerman), meningitis,

tetanus, Haemophilus influenzae tipe b (Hib), hepatitis, dll.


92. Sebenarnya setiap anak lahir dengan sistem kekebalan penuh
terdiri dari sel, kelenjar, organ, dan cairan yang berada di seluruh tubuhnya
untuk melawan bakteri dan virus yang menyerang. Sistem kekebalan
mengenali kuman yang memasuki tubuh sebagai penjajah asing, atau
antigen, dan menghasilkan zat protein yang disebut antibodi untuk melawan
mereka. Suatu sistem kekebalan tubuh yang sehat dan normal memiliki
kemampuan untuk menghasilkan jutaan antibodi untuk membela serangan
terhadap ribuan antigen setiap hari. Mereka melakukannya-secara alami
sampai-sampai orang bahkan tidak menyadari mereka sedang diserang dan
membela diri. Ketika serangan sudah terlalu banyak dan tubuh tidak mampu
bertahan, barulah orang akan merasakan sakit atau berbagai gejala penyakit.
Banyak antibodi akan menghilang ketika mereka telah menghancurkan antigen
menyerang, tetapi sel-sel yang terlibat dalam produksi antibodi akan bertahan
dan menjadi sel memori. Sel memori ini dapat mengingat antigen asli dan
kemudian mempertahankan diri ketika antigen yang sama mencoba untuk
kembali menginfeksi seseorang, bahkan setelah beberapa dekade kemudian.
Perlindungan ini disebut imunitas.
93. Vaksin mengandung antigen yang

sama

atau bagian

dari

antigen yang menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam
keadaan sudah dibunuh atau sangat lemah. Ketika mereka yang disuntikkan
kedalam jaringan lemak atau otot, antigen vaksin tidak cukup kuat untuk
menghasilkan gejala dan tanda-tanda penyakit, tetapi cukup kuat bagi sistem
imun untuk menghasilkan antibodi terhadap mereka. Sel-sel memori yang
menetap akan mencegah infeksi ulang ketika mereka kembali lagi berhadapan
dengan antigen penyebab penyakit yang sama di waktu-waktu yang akan
datang. Dengan demikian, melalui vaksinasi, anak-anak mengembangkan
kekebalan tubuh terhadap penyakit yang mestinya bisa dicegah. Namun perlu
juga diingat bahwa karena vaksin berupa antigen, walaupun sudah dilemahkan,

jika daya tahan anak atau host sedang lemah, mungkin bisa juga menyebabkan
penyakit. Karena itu pastikan anak/host dalam keadaan sehat ketika akan
divaksinasi. Jika sedang demam atau sakit, sebaiknya ditunda dulu untuk
imunisasi/vaksinasi.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.BAB III
107.PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yang
menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam
keadaan sudah dibunuh atau sangat lema.
2. Manfaat dari vaksin antara lain yaitu, vaksinasi sangat membantu untuk
mencegah penyakit-penyakit infeksi yang menular baik karena virus atau
bakteri, misalnya polio, campak, difteri, pertusis (batuk rejan), rubella
(campak Jerman), meningitis, tetanus, Haemophilus influenzae tipe b (Hib),
hepatitis, dll.
3. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
108.
B. Saran
109. Dengan vaksinasi anak-anak dapat mengembangkan kekebalan
tubuh terhadap penyakit. Namun perlu juga diingat bahwa karena vaksin
berupa antigen, walaupun sudah dilemahkan, jika daya tahan anak sedang
lemah, mungkin bisa juga menyebabkan penyakit.
110.
111.
112.
113.

114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.

DAFTAR PUSTAKA

Suwandi, Usman. 1990. Perkembangan Pembuatan Vaksin. Jakarta: Pusat


Penelitian dan Pengembangan PT Kalbe Farma

124.
125.

Wahyu,

S.,

2013,

Imunisasi,

https://www.academia.edu/7029530/MAKALAH _IMUNISASI,
126.
127.

Tjay, Tan Hoan & Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta PT
Elex Media Komputindo

128.
129.

Dila, Nova. 2013,


https://www.scribd.com/doc/138196827/MAKALAH-VAKSIN

Anda mungkin juga menyukai