VAKSINASI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1.
2.
3.
4.
ALFIYAN
ALINCE YIKWA
DITHA R HANDAYANI
ELISABETH BARUSA
5. FADILA ISKANDAR
6. INNA WANDIKBO
7. JUMDARI M
8.
9.
18.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan
untuk Makalah ini, demi kesempurnaan Makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga
segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. khususnya mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
PAPUA SORONG, serta masyarakat Papua pada umumnya
20.
Penyus
un
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34. DAFTAR ISI
35.
36. KATA PENGANTAR ........................................................................
ii
iii
1
2
2
B.
C.
D.
E.
3
3
5
6
9
40. PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ................................................................................................
11
11
42. BAB 1
43. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
44. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu
mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan
antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak
hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi
penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
45. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang
diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin
timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang
serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
46. Istilah vaksin berasal dari Edward Jenner 1796. Penggunaan
istilah vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar
sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan
kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin cacar
tidak dapat dipisahkan dari Edward Jenner (1749-1823). Jenner menyusun
tulisan ilmiahnya tentang kekebalan terhadap cacar pada manusia yang pernah
tertular cacar sapi.Ia juga melakukan survei nasional yang mendukung
teorinya. Sesudah penemuan Jenner diuji coba dan dikonfirmasi banyak
ilmuwan vaksinasi cacar mulai meluas di London untuk kemudian menyebar
di Inggris, seluruh Eropa, dan dunia. Pasteur (1885) memperkenalkan cara
penanggulangan
penyakit
akibat
gigitan
tersangka
rabies
dengan
C. Manfaat
49. Tujuan pembuatan makalah ini adalah selain sebagai salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu juga untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan kepada para pembaca mengenai Vaksinasi
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65. BAB II
66. PEMBAHASAN
A. Definisi Vaksin
67. Vaksin adalah
bahan
antigenik
yang
digunakan
untuk
mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga
tidak menimbulkan penyakit.Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau
hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin
akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan
terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin
juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif
(kanker).
68. Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi
tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh
dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis
vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi
kekebalan tanpa menimbulkan penyakit. Ketika seorang individu divaksinasi
terhadap penyakit atau infeksi, mengatakan difterinya sistem kekebalan tubuh
siap untuk melawan infeksi. Setelah divaksinasi ketika orang terkena bakteri
yang menyebabkan tubuh persneling untuk melawan infeksi. Vaksin
memanfaatkan kemampuan alami tubuh untuk belajar bagaimana untuk
menghilangkan hampir semua penyebab penyakit kuman, atau mikroba, yang
menyerang itu. Setelah divaksinasi tubuh "mengingat" bagaimana melindungi
diri dari mikroba yang dialami sebelumnya.
69.
B. Bahan-bahan Pembuatan Vaksin
70. Berikut bahan-bahan pembuat vaksin :
1. Alumunium, logam ini ditambahkan kepada vaksin dalam bentuk gel atau
71.
garam untuk mendorong anti body. Logam ini dikenal sebagai
kemungkinan penyebab kejang, penyakit Alzheimer, kerusakan otak, dan
dementia (pikun). Menurut pemerhati vaksin Australia bahan ini dapat
meracuni darah, syaraf pernafasan, mengganggu sistem imun dan syaraf
seumur hidup. Alumunium digunakan pada vaksin DPT dan Hepatitis B.
2. Benzetonium klorida, yaitu bahan pengawet yang belum dievaluasi untuk
konsumsi manusia dan banyak digunakan untuk vaksin anthrax.
3. Etilen Glikol, merupakan bahan utama anti beku yang digunakan pada
beberapavaksin yaitu DPT, Polio, Hepatitis B sebagai bahan pengawet.
Kasein, perekat yang kuat, sering digunakan untuk merekatkan label pada
botol. Walaupun dihasilkan dari susu, namun di dalam tubuh protein ini
dianggap sebagai protein asing beracun.
74.
jutaan
virus,
nantinya
dapat
dibuat
menjadi
ratusan
liter
D. Jenis-jenis Vaksin
80. Berikut adalah jenis-jenis Vaksin
1. Vaksin Toksoid
81.
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang
menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam
aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman.
Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid
plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.
Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Contoh: Vaksin Difteri
dan Tetanus
2. Vaksin Acellular dan Subunit
82.
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau
bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui
rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh:
Vaksin Hepatitis B, Vaksin Hemofilus influenza tipe b (Hib) dan Vaksin
Influenza.
3. Vaksin Idiotipe
83.
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment
antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B
mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan
idiotipe
yang dapat
bertindak sebagai
antigen.Vaksin
ini dapat
dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel
prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri
E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain
dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus
sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus
lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke
dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin
bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini
(misal hepatiitis B) memerlukan
epitop
Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode
gen epitop bagi sel penerima vaksin.
85.
5. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
86.
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin
yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin
DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri
yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke
dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap
dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel
(kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya. Selain itu
vektor
plasmid
mengandung
sekuens
nukleotida
yang
bersifat
cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang
dilakukan.
6. Vaksin Hepatitis B
87.
Vaksin Hepatitis B dapat mencegah penyakit Hepatitis B
dan berbagai komplikasinya yang serius yaitu sirosis dan kanker.Vaksinasi
Hepatitis B dibuat dari bagian virus, bukan seluruh virus tersebut sehingga
vaksin hepatitis tidak dapat menimbulkan penyakit hepatitis. Vaksin
Hepatitis B diberikan 4 serial, pemberian serial ini memberikan efek
proteksi jangka panjang bahkan seumur hidup.
7. Vaksin Pneumokokus
88.
Persatuan
kesehatan
sedunia
menempatkan
penyakit
menyerang
beberapa
bagian
tubuh
yang
berbeda,
diantaranya adalah:
Meningitis (Radang selaput otak)
Bakteremia (infeksi dalam darah)
Pneumonia (infeksi Paru-paru)
Otitis Media (infeksi Telinga)
89.
E. Manfaat Vaksin
91. Dalam hal penyakit, lebih bijaksana untuk mencegah daripada
mengobati. Salah satu caranya adalah dengan memberikan vaksinasi.Vaksinasi
sangat
membantu
untuk
mencegah
penyakit-penyakit
infeksi
yang
menular baik karena virus atau bakteri, misalnya polio, campak, difteri,
pertusis
(batuk
rejan),
rubella
(campak
Jerman), meningitis,
sama
atau bagian
dari
antigen yang menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam
keadaan sudah dibunuh atau sangat lemah. Ketika mereka yang disuntikkan
kedalam jaringan lemak atau otot, antigen vaksin tidak cukup kuat untuk
menghasilkan gejala dan tanda-tanda penyakit, tetapi cukup kuat bagi sistem
imun untuk menghasilkan antibodi terhadap mereka. Sel-sel memori yang
menetap akan mencegah infeksi ulang ketika mereka kembali lagi berhadapan
dengan antigen penyebab penyakit yang sama di waktu-waktu yang akan
datang. Dengan demikian, melalui vaksinasi, anak-anak mengembangkan
kekebalan tubuh terhadap penyakit yang mestinya bisa dicegah. Namun perlu
juga diingat bahwa karena vaksin berupa antigen, walaupun sudah dilemahkan,
jika daya tahan anak atau host sedang lemah, mungkin bisa juga menyebabkan
penyakit. Karena itu pastikan anak/host dalam keadaan sehat ketika akan
divaksinasi. Jika sedang demam atau sakit, sebaiknya ditunda dulu untuk
imunisasi/vaksinasi.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.BAB III
107.PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yang
menyebabkan penyakit, tetapi antigen dalam vaksin adalah dalam
keadaan sudah dibunuh atau sangat lema.
2. Manfaat dari vaksin antara lain yaitu, vaksinasi sangat membantu untuk
mencegah penyakit-penyakit infeksi yang menular baik karena virus atau
bakteri, misalnya polio, campak, difteri, pertusis (batuk rejan), rubella
(campak Jerman), meningitis, tetanus, Haemophilus influenzae tipe b (Hib),
hepatitis, dll.
3. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
108.
B. Saran
109. Dengan vaksinasi anak-anak dapat mengembangkan kekebalan
tubuh terhadap penyakit. Namun perlu juga diingat bahwa karena vaksin
berupa antigen, walaupun sudah dilemahkan, jika daya tahan anak sedang
lemah, mungkin bisa juga menyebabkan penyakit.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
DAFTAR PUSTAKA
124.
125.
Wahyu,
S.,
2013,
Imunisasi,
https://www.academia.edu/7029530/MAKALAH _IMUNISASI,
126.
127.
Tjay, Tan Hoan & Rahardja, Kirana. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta PT
Elex Media Komputindo
128.
129.