Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
1. Anita (0618014091)
2. Ditta Septy Marhaeni (0618013711)
3. Eva Rusdiana (0618013691)
4. Nur Amalia Martha (0618014051)
5. Rizka Nur Khanifah (0618013761)
6. Rizky Amalia Sova (0618013771)
7. Romadona (0618013671)
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan besar kita nabi muhammad saw yang kita nantikan
syafaatnya di yaumul akhir, Aamiin. Dalam tugas ini kami membahas mengenai “ PENYAKIT
AKIBAT KERJA”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Dalam hal ini kami berterimakasih kepada kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak. Kami juga menyadari
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar dapat
memperbaikinya.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ………………………………………………………………………. 3
B. Klasifikasi Penyakit Akibat Kerja……………………………………………… 3
C. Faktor-Faktor Penyakit Akibat Kerja ………………………………………….. 5
D. Penyakit Akibat Kerja ………………………………………………………….. 4
E. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja ………………………………………………. 5
F. Pencegahan dari Penyakit Akibat Kerja ……………………………………….. 6
G. Pengibatan dan Perawatan ……………………………………………………... 7
A. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 8
B. Saran …………………………………………………………………………… 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap pekerjaan di dunia ini hampir pasti tak ada yang tak berisiko. Kecelakaan dan
sakit akibat kerja sudah menjadi risiko setiap orang yang melakukan pekerjaan, baik itu
petani, nelayan, buruh pabrik, pekerja tambang, maupun pegawai kantoran sekalipun.
Sepanjang tahun 2009, pemerintah mencatat telah terjadi sebanyak 54.398 kasus kecelakaan
kerja di Indonesia. Meski menunjukkan tren menurun, namun angka tersebut masih
tergolong tinggi.
Kerugian akibat kecelakaan kerja tidak hanya dirasakan oleh tenaga kerja itu sendiri,
namun juga bisa berdampak pada masyarakat sekitar. Oleh karena itu perlu adanya
penerapan sebuah sistem manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3) di tempat
kerja berbasis paradigma sehat.
Hal itu menjadi kebutuhan yang mendesak mengingat jumlah tenaga kerja di
Indonesia pada tahun 2009 sebesar 104,49 juta, bekerja di sektor formal sebesar 30,51 %
sedangkan 69,49 % bekerja di sektor informal, dengan distribusi sebesar 41,18% bekerja di
bidang pertanian, industri 12,07%; perdagangan sebesar 20,90%; transportasi, pergudangan
dan komunikasi sebesar 5,69%; konstruksi sebesar 4,42%, jasa dan keuangan 14,44%; serta
pertambangan, listrik dan gas 1,3% (Berita Resmi Statistik 2009). Dari data tahun 2007
diketahui kecelakaan kerja terbanyak terjadi pada tenaga kerja konstruksi dan industri
masing-masing 31,9 % dan 31,6 %.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Penyakit Akibat Kerja ?
2. Apa klasifikasi Penyakit Akibat Kerja ?
3. Apa saja faktor Penyakit Akibat Kerja?
4. Jelaskan beberapa Penyakit Akibat Kerja ?
5. Bagaimana diagnosis Penyakit Akibat Kerja ?
6. Bagaimana pencegahan dari Penyakit Akibat Kerja ?
7. Bagaimana pengobatan dan perawatan Penyakit Akibat Kerja ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Penyakit Akibat Kerja.
2. Untuk mengetahui klasifikasi Penyakit Akibat Kerja
3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Penyakit Akibat Kerja
4. Untuk mengetahui beberapa Penyakit Akibat Kerja.
5. Untuk mengetahui diagnosis Penyakit Akibat Kerja.
6. Untuk mengetahui pencegahan dari Penyakit Akibat Kerja.
7. Untuk mengetahui pengobatan dan perawatan Penyakit Akibat Kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyakit Akibat Kerja (PAK), menurut KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993,
adalah penyakit yang disebabkan pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja
terjadi sebagai pajanan faktor fisik, kimia, biologi, ataupun psikologi di tempat kerja.
3
D. Penyakit Akibat Kerja
a. Penyakit Saluran Pernafasan
PAK pada saluran pernafasan dapat bersifat akut maupun kronis. Akut misalnya
asma akibat kerja. Sering didiagnosis sebagai tracheobronchitis akut atau karena virus.
Kronis, missal: asbestosis. Seperti gejala Chronic Obstructive Pulmonary Disease
(COPD). Edema paru akut. Dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti nitrogen oksida.
b. Penyakit Kulit
Pada umumnya tidak spesifik, menyusahkan, tidak mengancam kehidupan, kadang
sembuh sendiri. Dermatitis kontak yang dilaporkan, 90% merupakan penyakit kulit yang
berhubungan dengan pekerjaan. Penting riwayat pekerjaan dalam mengidentifikasi iritan
yang merupakan penyebab, membuat peka atau karena faktor lain.
c. Kerusakan Pendengaran
Banyak kasus gangguan pendengaran menunjukan akibat pajanan kebisingan yang
lama, ada beberapa kasus bukan karena pekerjaan. Riwayat pekerjaan secara detail
sebaiknya didapatkan dari setiap orang dengan gangguan pendengaran. Dibuat
rekomendasi tentang pencegahan terjadinya hilangnya pendengaran.
d. Gejala pada Punggung dan Sendi
Tidak ada tes atau prosedur yang dapat membedakan penyakit pada punggung yang
berhubungan dengan pekerjaan daripada yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Penentuan kemungkinan bergantung pada riwayat pekerjaan. Artritis dan tenosynovitis
disebabkan oleh gerakan berulang yang tidak wajar.
e. Kanker
Adanya presentase yang signifikan menunjukan kasus Kanker yang disebabkan oleh
pajanan di tempat kerja. Bukti bahwa bahan di tempat kerja, karsinogen sering kali
didapat dari laporan klinis individu dari pada studi epidemiologi. Pada Kanker pajanan
untuk terjadinya karsinogen mulai > 20 tahun sebelum diagnosis.
f. Coronary Artery Disease
Oleh karena stres atau Carbon Monoksida dan bahan kimia lain di tempat kerja.
g. Penyakit Liver
Sering di diagnosis sebagai penyakit liver oleh karena hepatitis virus atau sirosis
karena alkohol. Penting riwayat tentang pekerjaan, serta bahan toksik yang ada.
h. Masalah Neuropsikiatrik
Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering diabaikan.
Neuro pati perifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian alkohol atau tidak
diketahui penyebabnya, depresi SSP oleh karena penyalahgunaan zat-zat atau masalah.
4
psikiatri. Kelakuan yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stres yang
berhubungan dengan pekerjaan. Lebih dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat
menyebabkan depresi SSP. Beberapa neurotoksin (termasuk arsen, timah,
merkuri,methyl, butyl ketone) dapat menyebabkan neuropati perifer. Carbon disulfide
dapat menyebabkan gejala seperti psikosis.
i. Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
Alergi dan gangguan kecemasan mungkin berhubungan dengan bahan kimia atau
lingkungan. Sick building syndrome. Multiple Chemical Sensitivities (MCS), mis:
parfum, derivate petroleum, rokok.
5
5. Pemeriksaan laboratorium khusus atau pemeriksaan biomedis
a. Seperti pemeriksaan spirometri dan rontgen paru (pneumokoniosis-
pembacaan standar ILO).
b. Pemeriksaan audiometrik.
c. Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah atau urin.
6. Pemeriksaan atau pengujian lingkungan kerja atau data hygiene perusahaan yang
memerlukan:
a. Kerja sama dengan tenaga ahli hygiene perusahaan.
b. Kemampuan mengevaluasi faktor fisik dan kimia berdasarkan data yang
ada.
c. Pengenalan secara langsung sistem kerja, intensitas dan lama pemajanan.
7. Konsultasi keahlian medis dan keahlian lain
a. Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada diagnosis klinis,
kemudian dicari faktor penyebabnya di tempat kerja atau melalui
pengamatan (penelitian) yang relatif lebih lama.
b. Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasihat.
c. (kaitan dengan kompensasi).
6
d. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation). Misalnya: memeriksa dan
mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja secara
sempurna dan pendidikan kesehatan.
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan
kemali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba
menempatkan keryawan-karyawan cacat di jabatan yang sesuai.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah PAK adalah sebagai
berikut:
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya menggantikan
bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
4. Menyediakan, memakai dan merawat APD.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap pekerjaan di dunia ini hampir pasti tak ada yang tak berisiko. Kecelakaan dan
sakit akibat kerja sudah menjadi risiko setiap orang yang melakukan pekerjaan, baik itu
petani, nelayan, buruh pabrik, pekerja tambang, maupun pegawai kantoran sekalipun.
Sepanjang tahun 2009, pemerintah mencatat telah terjadi sebanyak 54.398 kasus
kecelakaan kerja di Indonesia. Meski menunjukkan tren menurun, namun angka tersebut
masih tergolong tinggi. Kecelakaan kerja di sebuah pabrik gula di Jawa Tengah
menyebabkan empat pekerjanya tewas dan diTuban Jawa Timur seorang meninggal dan dua
orang lainnya terluka akibat tersiram serbuk panas saat bekerja di salah satu pabrik semen
adalah beberapa contoh kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian bahkan
sampai menghilangkan nyawa. Oleh karena itu perlu adanya penerapan sebuah sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja berbasis paradigma
sehat.
B. Saran
Diharapkan untuk memberikan penanganan dan pengetahuan tentang penyakit akibat
kecelakaan kerja. Serta terus meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien.
Pertanyaan
Jawaban
1. Karsinoma Bronkhogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran
pernapasan bagian bawah bersifat epitelia yang berasal dari mukosa percabangan bronkus
dan telah menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada laki-laki maupun
perempuan.
2. Lingkungan pekerjaan yang berpotensi mengakibatkan kanker yaitu lingkungan yang
terdapat banyak bahan-bahan kimia dan terjadi paparan pada tubuh pekerja.
3. Masalah neuropsikiatrik yang berhubungan dengan tempat kerja sering diabaikan.
Kelakuan yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stres yang berhubungan
dengan pekerjaan.
4. Anamnesis adalah diagnosis yang dilakukan oleh dokter.
5. Diagnosis tetap dilakukan dengan melihat hal-hal atau kegiatan yang dilakukan
sebelumnya apakah penyakit tersebut diakibatkan oleh pekerjaan atau tidak atau justru
karena faktor genetik jadi dicari riwayat penyakit sebelumnya.
6. Coronary Artery Disease disebabkan oleh karena stress atau Carbon Monoksida dan
bahan kimia lain di tempat kerja.
7. Pemeriksaan fisik adalah proses medis yang harus dijalani saat diagnosis
penyakit.Ruang lingkup pemeriksaan fisik ini akan terdiri dari pemeriksaan tanda vital
(suhu, denyut nadi, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah), pemeriksaan fisik head to
toe, dan pemeriksaan fisik per sistem tubuh (seperti sistem kardiovaskuler, pencernaan,
muskuloskeletal, pernapasan, endokrin, integumen, neurologi, reproduksi, dan perkemihan).
DAFTAR PUSTAKA
➢ <https://docplayer.info/67737558-Makalah-penyakit-akibat-kerja-pak-january-31-
2013.html>. Diakses tanggal 26 November 2019
➢ <https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unila.ac.id/6650/
15/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjkh8-
SzpXmAhVU6nMBHWAYAT4QFjAAegQIAhAB&usg=AOvVaw2zXZ0hT0VN5kFlqDlE
mfhZ>. Diakses tanggal 26 November 2019
➢ <https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://dinus.ac.id/repository/do
cs/ajar/IX__Penyakit_Akibat_Kerja_.pdf&ved=2ahUKEwjkh8-
SzpXmAhVU6nMBHWAYAT4QFjAEegQIBBAB&usg=AOvVaw3-
z5AvpjPgeg082yFDIgTa>. Diakses tanggal 27 November 2019
➢ <https://id.scribd.com/document/380619648/Makalah-Di-k3-Expo-Seminar-Smesco-Dk3n-
April-2012-Penyakit-Akibat-Kerja-Identifikasi-Dan>. Diakses tanggal 27 November 2019
➢ <https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.jurnal.unsyiah.ac.i
d/JKS/article/download/3260/3083&ved=2ahUKEwjkh8-
SzpXmAhVU6nMBHWAYAT4QFjACegQIBhAB&usg=AOvVaw3pUV7rHCl3LRCs2F7tl
u-r>. Diakses tanggal 29 November 2019