Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENERAPAN PERENCANAAN GIZI DI TEMPAT KERJA

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................4

A. Definisi...................................................................................................................................4

B. Penyelenggaraan Makan Bagi Tenaga Kerja..........................................................................4

C. Syarat-syarat Penyelenggaraan Makanan Bagi Tenaga Kerja.................................................6

D. Ketentuan Pengadaan Kantin, Dapur dan Ruang Makan........................................................8

BAB III KESIMPULAN..................................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

Penerapan gizi kerja di perusahaan khususnya dalam penyelenggaraan makanan


akan berjalan dengan baik tergantung dari manajemen pengelolanya. Manajer atau
pemimpin dalam penyelenggaraan makanan merupakan orang yang bertugas mengawasi
jalannya penyelenggaraan makanan. Penyelenggara makanan hendaknya seseorang yang
terlatih, terampil, dan mempunyai ketrampilan yang cukup tentang gizi, sanitasi, tehnis
praktis dalam penyelenggaraan makanan serta dapat menerapkan fungsi manajemen
didalam pekerjaan tersebut.
Adanya program kerja yang tersusun dan terarah serta pegawai yang terlatih,
dengan peralatan yang mencukupi dan layak sangat dibutuhkan dalam menciptakan efisiesi
kerja. Kantin perusahaan merupakan salah satu sarana dalam penerapan gizi kerja, agar
pekerja dapat meningkatkan produktivitasnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Gizi adalah kesehatan seseorang yang dihubungkan dengan makanan yang
dikonsumsinya sehari-hari.
Gizi Kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada tenaga
kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di tempat kerja guna
mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya.
Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja adalah rangkaian kegiatan yang
meliputi penyusunan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan atau
pembuatan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan
dan pemasakan makanan, penilaian, pengemasan, distribusi dan penyajian makanan
bagi tenaga kerja.

B. Penyelenggaraan Makan Bagi Tenaga Kerja


Penyelenggaraan makanan adalah sebuah ilmu dan seni perencanaan, persiapan,
pemasakan, dan pelayanan yang berkualitas sesuai kebutuhan. Jika dilihat sebuah
sistem, penyelenggaraan makanan adalah penggabungan dari beberapa
komponen/bagian yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama
penyelenggaraan makanan adalah untuk menyajikan makanan agar konsumen/klien
merasa puas. Penyelenggaraan makanan institusi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan makanan dilakukan oleh instutusi itu sendiri dan tidak bertujuan
untuk mencari keuntungan.
2. Dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan makanan sudah ditetapkan jumlahnya
sehingga penyelenggaraan harus menyesuaikan pelaksanaannya dengan dana yang
tersedia.

4
3. Makanan diolah dan dimasak di dapur yang berada di lingkungan tempat institusi
itu berada. Hidangan makanan yang disajikan diatur dengan menggunakan menu
induk (master menu) dengan siklus mingguan atau sepuluh-harian.
4. Hidangan makanan yang disajikan tidak banyak berbeda dengan hidangan yang
biasa disajikan di lingkungan keluarga.

Pada dasarnya penyelenggaraan makanan institusi terdiri atas dua macam yaitu
penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi pada keuntungan (bersifat
komersial) dan penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi palayanan
(bersifat non komersil). Pada penyelenggaraan makanan yang berorientasi pada
keuntungan, dilaksanakan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Bentuk usaha ini seperti restaurant, snack, bar, cafetaria, catering. Usaha
penyelenggaraan makanan ini tergantung pada bagaimana menarik konsumen
sebanyak-banyaknya dan manajemennya harus bisa bersaing dengan institusi yang lain.
Sedangkan penyelenggaraan makanan non komersil dilakukan oleh suatu
institusi baik dikelola pemerintah, badan swasta ataupun yayasan sosial yang tidak
bertujuan untuk mencari keuntungan. Bentuk penyelenggaraan ini biasanya berada di
dalam suatu tempat yaitu asrama, panti asuhan, rumah sakit, perusahaan, lembaga
kemasyarakatan, sekolah dan lain-lain. Frekuensi makan dalam penyelenggaraan
makanan yang bersifat non komersil ini 2-3 kali dengan atau tanpa selingan.
Penyelenggaraan makan di tempat kerja bertujuan untuk meningkatkan keadaan
kesehatan dan gizi tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Yang dimaksud penyelenggaraan makanan adalah semua proses,
dimulai dari merencanakan anggaran belanja sampai ke makanan dikonsumsi oleh
tenaga kerja.
Penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja dapat diselenggarakan sendiri oleh
perusahaan atau dengan cara kerjasama/kontrak dengan perusahaan catering pengelola
makanan bagi tenaga kerja. Untuk menyelenggarakan makan tenaga kerja secara
umum diperlukan persyaratan minimal yang meliputi :
1. Mempunyai dapur

5
2. Mempunyai tenaga gizi
3. Mempunyai tenaga pelaksana
4. Mematuhi peraturan perundangan yang berlaku

Pemberian makan bagi tenaga kerja memberikan keuntungan baik bagi tenaga
kerja maupun perusahaan, antara lain:
1. Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja
2. Meningkatkan produktivitas
3. Meningkatkan derajat kesehatan
4. Menurunkan absensi
5. Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan pekerja maupun antar pekerja
6. Suasana kerja menyenangkan dan meningkatkan motivasi dan gairah kerja
7. Mengatasi kelelahan dan persiapan tenaga untuk kerja kembali
8. Pengawasan relatif lebih mudah

C. Syarat-syarat Penyelenggaraan Makanan Bagi Tenaga Kerja


Peraturan perundangan terkait gizi kerja dan penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja
antara lain:
1. Peraturan Menteri Perburuan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.
2. Permenaker No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
3. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering yang mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964, bahwa
kantin, ruang makan di tempat kerja dan perusahaan catering pengelola makanan bagi
tenaga kerja harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan
dalam tempat kerja.

6
Sesuai Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja, diatur mengenai tugas pokok pelayanan kesehatan, yang salah satunya adalah
mengenai gizi dan penyelenggaraan makanan di tempat kerja. Syarat penyelenggaraan
makanan di tempat kerja sesuai pasal 8 PMP No. 7 tahun 1964:
1. Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih dan rapih
2. Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja
3. Menu makanan yang disediakan harus memenuhi syarat-syarat kesehatan
4. Pegawai penjamah makanan dan minuman harus bebas penyakit menular dan harus
menjaga kebersihan badannya
5. Majikan harus menyediakan pakaian/schort dan tutup kepala yang bersih bagi
pegawai penjamah makanan untuk dipakai waktu melayani makanan.
6. Pegawai penjamah makanan harus mendapat didikan kebersihan dan kesehatan
7. Pegawai penjamah makanan sebelum bekerja harus diperiksa kesehatan badannya
disertai pemeriksaan rontgen paru-paru
8. Pemeriksaan kesehatan berkala sekali/tahun
9. Pegawai penjamah makanan tidak boleh melayani makanan selama menderita suatu
penyakit sampai dinyatakan sehat kembali oleh dokter.

Persyaratan tenaga kerja dalam penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja (food
handler). Semua pegawai yang mengerjakan dan malayani makanan dan minuman bagi
tenaga kerja harus:
1. Bebas dari penyakit menular (TBC, typhus, cacingan) dan harus selalu menjaga
kebersihannya.
2. Disediakan pakaian dan tutup kepala untuk digunakan sewaktu melayani makanan
3. Telah mendapat pelatihan tentang kebersihan dan kesehatan khususnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja
4. Sebelum bekerja harus diperiksa kesehatan badannya minimal satu tahun sekali
disertai dengan pemeriksaan rontgent paru-paru dan dinyatakan dengan surat
keterangan dokter

7
5. Tidak boleh melayani makanan selama menderita suatu penyakit sampai dinyatakan
oleh dokter bahwa ia sudah sehat kembali (khususnya infeksi pada kulit, mata,
telinga, hidung, dan tenggorokan)

D. Ketentuan Pengadaan Kantin, Dapur dan Ruang Makan

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE. 01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan, menyatakan:
1. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara 50 sampai 200 orang supaya
menyediakan ruang tempat makan di perusahaan yang bersangkutan
2. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang supaya
menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan

Untuk dapat berjalannya fungsi dapur dengan baik, maka perlu diperhatikan beberapa
hal antara lain:
1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan dan tidak berhubungan langsung dengan
tempat kerja
2. Fasilitas dapur dan ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan mudah dibersihkan, penerangan cukup,
ventilasi memadai, tidak menyebarkan panas/bau/uap, lantai tidak licin, ruangan
cukup dan bebas dari serangga dan binatang mengerat.
4. Syarat perusahaan catering yang mengelola makanan bagi tenaga kerja sesuai SE
Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang mengelola
makanan bagi tenaga kerja harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
 Setiap perusahaan catering yang mengelola makanan pada perusahaan harus
terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker
 Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan kesehatan,
hygiene dan sanitasi

8
 Setiap kantor Depnaker agar melaksanakan pembinaan/penataran kepada
perusahaan-perusahaan catering yang beroperasi di daerahnya, khususnya
mengenai hygiene, sanitasi dan penganggulangan keracunan makanan.

BAB III
KESIMPULAN

Gizi kerja sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk mendapatkan produktivitas
kerja yang baik. Penerapan gizi kerja dalam penyelenggaraan makanan harus dilakukan
sesuai dengan proses kegiataan perencanaan gizi supaya tujuan yang diharapkan dapat
berjalan dengan efisien.

Di tempat kerja sebaiknya disediakan penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja


untuk meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dan terciptanya hubungan timbal
balik pengusaha dan pekerja maupun antar pekerja.

Pengadaan tempat makan bagi tenaga kerja di tempat kerja seperti kantin harus
dijalankan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku, agar kebersihannya
terjamin.

Anda mungkin juga menyukai