Anda di halaman 1dari 29

TATA SURYA DAN

KEPERCAYAAN
MASYARAKAT LOKAL
ETNOSAINS DAN KEARIFAN LOKAL

IPA TERPADU KELAS 7

Oleh :

Molid Rahmanisa
18231051
Pendidikan IPA B 2018

Dosen Pengampu :
Dr. Skunda Diliarosta, M.Pd.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Bahan
Ajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) untuk siswa SMP/MTs telah dapat diselesaikan. Terimakasih
kepada Dr. Skunda Diliarosta, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah Etnosains dan
Kearifan Lokal. Kemudian kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian bahan
ajar ini.

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan,
keterampilan dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah mata
pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi
tersebut. Bila pada jenjang SD/ MI, semua mata pelajaran digabung menjadi satu dan disajikan
dalam bentuk tema-tema, maka pada jenjang SMP/MTs pembelajaran sudah mulai dipisah-pisah
menjadi mata pelajaran. Sebagai transisi menuju ke pendidikan menengah, pemisahan ini masih
belum dilakukan sepenuhnya bagi siswa SMP/MTs. Materi-materi dari bidang-bidang ilmu
Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Bumi dan Antariksa masih perlu disajikan sebagai suatu
kesatuan dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan wawasan yang utuh bagi siswa SMP/MTs tentang prinsip-prinsip dasar yang
mengatur alam semesta beserta segenap isinya.

Bahan ajar ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengundang para pembaca
memberikan kritik, saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi
berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat
memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan
generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).

Pariaman, 5 Desember 2020,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

A. Pengertian Tata Surya...........................................................................................................1

B. Susunan dan Anggota Tata Surya.........................................................................................2

1. Matahari............................................................................................................................2

2. Planet Dalam dan Planet Luar...........................................................................................3

3. Komet................................................................................................................................4

4. Meteoroid..........................................................................................................................5

5. Asteroid.............................................................................................................................5

C. Kondisi Bumi........................................................................................................................5

1. Bentuk Bumi.....................................................................................................................6

2. Rotasi Bumi.......................................................................................................................6

3. Revolusi Bumi...................................................................................................................7

D. Kondisi Bulan.......................................................................................................................8

1. Bentuk Bulan.....................................................................................................................8

2. Pembagian Bulan..............................................................................................................9

3. Fase-fase Bulan...............................................................................................................10

E. Gerhana Matahari dan Bulan..............................................................................................11

1. Gerhana Matahari............................................................................................................11

2. Gerhana Bulan.................................................................................................................12

F. Dampak Rotasi dan Revolusi Bumi dan Bulan bagi Kehidupan........................................13

1. Dampak Rotasi Bumi......................................................................................................13

2. Dampak Revolusi Bumi..................................................................................................14


Kepercayaan Masyarakat Lokal dalam Penanggalan Kalender.....................................................15

Sistim Kalender Pariaman......................................................................................................18

UJI KOMPETENSI.......................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

iii
TATA SURYA DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT LOKAL

KD : 3.11 Mengalisis sistem tata surya, rotasi dan revolusi bumi, rotasi dan revolusi bulan, serta
dampaknya bagi kehidupan di bumi
KD : 4.11 Menyajikan karya tentang dampak rotasi dan revolusi bumi dan bulan bagi kehidupan
di bumi, berdasarkan hasil pengamatan atau penelusuran berbagai sumber informasi.

A. Pengertian Tata Surya

Pernahkah kamu amati langit pada malam hari? Benda-benda apa saja yang kamu lihat di
langit? Pasti kamu akan melihat ribuan benda langit. Di antara benda-benda langit tersebut ada
yang disebut bintang dan ada juga yang disebut planet. Ketika pagi menjelang, masihkah kamu
dapat melihat benda-benda langit tersebut? Tentu saja tidak, karena di siang hari kamu hanya
dapat melihat Matahari di langit. Ketika malam datang, barulah kamu dapat melihat kembali
benda-benda langit tersebut. Mengapa demikian?

Peristiwa tersebut dinamakan yaitu sistem Tata Surya. Segala sesuatu yang berkaitan
dengan sistem Tata Surya akan berpengaruh terhadap sistem kehidupan di Bumi. Maha besar
Tuhan yang telah menciptakan alam dengan begitu agungnya. Oleh karena itu, marilah belajar
dengan sungguhsungguh, senantiasa bersyukur serta berusaha untuk menjaga karunia-Nya
sebagai wujud ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kelak menjadi manusia yang
cerdas dan peduli terhadap semua ciptaan Tuhan SWT.

Gambar 1. Sistem Tata Surya

1
Pada awal tahun 1600an, Johannes Kepler seorang ahli matematika dari Jerman mulai
mempelajari orbit planet-planet. Ia menemukan bahwa bentuk orbit planet tidak melingkar, tetapi
berbentuk oval atau elips. Perhitungan lebih lanjut menunjukkan bahwa letak Matahari tidak di
pusat orbit, tetapi sedikit offset. Kepler juga menemukan bahwa planet bergerak dengan
kecepatan yang berbeda dalam orbitnya di sekitar Matahari.

Manusia telah melihat langit sejak ribuan tahun yang lalu. Pengamatan awal mencatat terkait
perubahan posisi dari planet-planet dan mengembangkan ide-ide terkait tata surya yang
didasarkan pada pengamatan dan kepercayaan. Susunan Tata Surya terdiri atas Matahari, Planet
Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid.

B. Susunan dan Anggota Tata Surya

1. Matahari

Matahari adalah bintang yang berupa bola gas panas dan bercahaya yang menjadi pusat
sistem tata surya. Matahari adalah bintang yang terdapat di dalam tata surya yang memiliki
empat lapisan, yaitu inti Matahari, fotosfer, kromosfer, dan korona. Tanpa energi intens dan
panas Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi. Matahari memiliki 4 lapisan, yaitu sebagai
berikut.

Gambar 2. Bagian-bagian matahari

2
a) Inti Matahari, memiliki suhu sekitar 1,5x107ºC yang cukup untuk mempertahankan fusi
termonuklir yang berfungsi sebagai sumber energi Matahari. Energi dari inti akan
diradiasikan ke lapisan luar Matahari dan kemudian sampai ke ruang angkasa.

b) Fotosfer, memiliki suhu sekitar 6.000 Kelvin, dengan ketebalan sekitar 300 km. Melalui
fotosfer, sebagian besar radiasi Matahari ke luar dan terdeteksi sebagai sinar Matahari
yang kita amati di Bumi. Di dalam fotosfer terdapat bintik Matahari, yaitu daerah dengan
medan magnet yang kuat dan dingin serta lebih gelap dari wilayah sekitarnya.

c) Kromosfer, memiliki suhu sekitar 4.500 Kelvin dan ketebalannya 2.000 km. Kromosfer
terlihat seperti gelang merah yang mengeliling Bulan pada waktu terjadi gerhana
Matahari total.

d) Korona, merupakan lapisan terluar Matahari dengan suhu sekitar 1.000.000 Kelvin dan
ketebalannya sekitar 700.000 km. Memiliki warna keabu-abuan yang dihasilkan dari
ionisasi atom karena suhu yang sangat tinggi. Korona terlihat seperti mahkota dengan
warna keabu-abuan yang mengelilingi Bulan pada waktu terjadi gerhana Matahari total.

2. Planet Dalam dan Planet Luar

Gambar 3. Penampakan Planet Dalam dan Planet Luar

Planet adalah benda langit yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri akan tetapi
hanya memantulkan cahaya dari bintang yang diterimanya. Planet hanya memantulkan cahaya
yang diterimanya dari bintang. Planet dalam disebut juga dengan planet terrestrial. Planet

3
3
terestrial adalah planet yang letaknya dekat dengan Matahari, berukuran kecil, memiliki sedikit
satelit atau tidak sama sekali, berbatu, terestrial, sebagian besar terdiri atas mineral tahan api,
seperti silikat yang membentuk kerak dan mantelnya, serta logam seperti besi dan nikel yang
membentuk intinya.

Planet luar disebut juga dengan planet Jovian. Planet Jovian adalah planet yang letaknya
jauh dengan Matahari, berukuran besar, memiliki banyak satelit, dan sebagian besar tersusun dari
bahan ringan. Seperti hidrogen, helium, metana, dan amonia. Planet-planet dalam dan luar
dipisahkan oleh sabuk asteroid. Planet luar terdiri atas Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

3. Komet

Komet berasal dari Bahasa Yunani, yaitu artinya berambut panjang. Komet adalah benda
langit yang mengelilingi Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet ini terdiri atas debu,
partikel batu yang bercampur dengan es, metana, dan amonia.

Gambar 4. Penampakan Komet

Bagian-bagian komet, yaitu sebagai berikut.

1) Inti komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih kecil, padat, tersusun dari debu dan
gas.

2) Koma, yaitu daerah kabut di sekitar inti.

4
3) Ekor komet, yaitu bagian komet yang berukuran lebih panjang. Arah ekor komet selalu
menjauhi Matahari dikarenakan dorongan yang berasal dari angin dan radiasi Matahari.

4. Meteoroid

Meteoroid adalah potongan batu atau puing-puing logam (yang mengandung unsur besi
dan logam) yang bergerak di luar angkasa. Meteorid mengelilingi Matahari dengan orbit tertentu
dan kecepatan yang bervariasi. Meteoroid tercepat bergerak di sekitar 42 km/detik. Ketika
Meteoroid tertarik oleh gravitasi Bumi, maka sebelum sampai di Bumi, meteorid akan
bergesekan dengan atmosfer Bumi. Gesekan tersebut akan menghasilkan panas dan membakar
meteoroid tersebut. Meteoroid yang habis terbakar oleh atmosfer Bumi disebut meteor. Apabila
Meteoroid tidak habis terbakar oleh atmosfer Bumi dan jatuh ke Bumi disebut meteorit.

5. Asteroid

Asteroid adalah potongan-potongan batu yang mirip dengan materi penyusun planet. Sebagian
besar asteroid terletak di daerah antara orbit Mars dan Jupiter yang disebut sabuk Asteroid.

C. Kondisi Bumi

Setiap hari kita menyaksikan fajar terbit dari arah timur dan tenggelam di arah barat,
kemudian malam menjelang. Apakah benar bahwa Matahari bergerak dari arah timur ke arah
barat? Dahulu orang beranggapan bahwa, Bumi adalah pusat alam semesta. Mereka juga
meyakini bahwa Matahari bergerak mengelilingi Bumi. Akan tetapi, keyakinan itu
tertumbangkan ketika tahun 1543, Nicholas Copernicus mempublikasikan bahwa Bulan bergerak
mengelilingi Bumi, sedangkan Bumi dan planet-planet lainnya bergerak mengelilingi Matahari.

5
1. Bentuk Bumi

Gambar 5. Penampakan Bentuk Bulan

Astronot telah melihat dengan jelas bentuk Bumi. Astronot dari atas melihat bahwa
terdapat sedikit tonjolan di khatulistiwa dan terdapat bagian Bumi yang rata di bagian kutubnya.
Hal ini menunjukkan bahwa bentuk Bumi tidak benarbenar bulat, akan tetapi sedikit lonjong.
Bumi berdiameter sekitar 12.742 km. Sebelum ke topik selanjutnya, terlebih dahulu lakukanlah
kegiatan berikut.

2. Rotasi Bumi

Gambar 6. Penampakan Rotasi Bumi

6
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Sedangkan kala rotasi Bumi adalah
waktu yang diperlukan Bumi untuk sekali berputar pada porosnya, yaitu 23 jam 56 menit. Bumi
berotasi dari barat ke timur. Aktivitas yang telah kamu lakukan adalah salah satu akibat dari
rotasi Bumi, yaitu terjadinya siang dan malam. Adapun akibat lain dari rotasi Bumi adalah
sebagai berikut.

a. Gerak semu harian Matahari.

b. Perbedaan waktu.

c. Pembelokan arah angin.

d. Pembelokan arah arus laut.

3. Revolusi Bumi

Revolusi Bumi adalah perputaran (peredaran) Bumi mengelilingi Matahari. Kala revolusi Bumi
adalah waktu yang diperlukan oleh Bumi untuk sekali berputar mengelilingi Matahari, yaitu
365,25 hari atau 1 tahun. Bumi berevolusi dengan arah yang berlawanan dengan arah perputaran
jarum jam. Akibat dari revolusi Bumi, yaitu sebagai berikut.

a. Terjadinya gerak semu tahunan Matahari.

b. Perbedaan lamanya siang dan malam.

c. Pergantian musim.

7
D. Kondisi Bulan

Gambar 7. Penampakan Bulan

Bulan adalah benda langit yang terdekat dengan Bumi sekaligus merupakan satelit Bumi.
Karena Bulan merupakan satelit, maka Bulan tidak dapat memancarkan cahaya sendiri
melainkan memancarkan cahaya Matahari. Sebagaimana dengan Bumi yang berputar dan
mengelilingi Matahari,

1. Bentuk Bulan

Bulan berbentuk bulat mirip seperti planet. Permukaan bulan berupa dataran kering dan
tandus, banyak kawah, dan juga terdapat pegunungan dan dataran tinggi. Bulan tidak memiliki
atmosfer, sehingga sering terjadi perubahan suhu yang sangat drastis. Selain itu, bunyi tidak
dapat merambat, tidak ada siklus air, tidak ditemukan makhluk hidup, dan sangat gelap gulita.

Bulan melakukan tiga gerakan sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, dan bergerak bersama-
sama dengan Bumi untuk mengelilingi Matahari. Kala rotasi Bulan sama dengan kala
revolusinya terhadap Bumi, yaitu 27,3 hari. Oleh karena itu, permukaan Bulan yang menghadap
ke Bumi selalu sama. Dampak dari pergerakan bulan di antaranya adalah sebagai berikut.

Pasang Surut Air Laut

Pasang adalah peristiwa naiknya permukaan air laut, sedangkan surut adalah peristiwa
turunnya permukaan air laut. Pasang surut air laut terjadi akibat pengaruh gravitasi Matahari dan

8
gravitasi Bulan. Akibat Bumi berotasi pada sumbunya, maka daerah yang mengalami pasang
surut bergantian sebanyak dua kali. Ada dua jenis pasang air laut, yaitu pasang purnama dan
pasang perbani.

Pasang Purnama dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan terjadi ketika Bulan purnama.
Pasang ini menjadi maksimum ketika terjadi gerhana Matahari. Hal ini karena dipengaruhi oleh
gravitasi Bulan dan Matahari yang mempunyai arah yang sama atau searah. Pasang Perbani,
yaitu ketika permukaan air laut turun serendah-rendahnya. Pasang ini terjadi pada saat Bulan
kuartir pertama dan kuartir ketiga. Pasang perbani dipengaruhi oleh gravitasi Bulan dan Matahari
yang saling tegak lurus.

2. Pembagian Bulan

Ada dua pembagian bulan, yaitu bulan sideris dan bulan sinodis. Waktu yang dibutuhkan
bulan untuk satu kali berevolusi sekitar 27,3 hari yang disebut kala revolusi sideris (satu bulan
sideris). Tetapi karena Bumi juga bergerak searah gerak Bulan, maka menurut pengamatan di
Bumi waktu yang dibutuhkan Bulan untuk melakukan satu putaran penuh menjadi lebih panjang
dari kala revolusi sideris, yaitu sekitar 29,5 hari yang disebut kala revolusi sinodis (satu bulan
sinodis). Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui pengamatan dari saat terjadinya Bulan
baru sampai Bulan baru berikutnya. Satu bulan sinodis digunakan sebagai dasar penanggalan
Komariyah (penanggalan Islam).

9
3. Fase-fase Bulan

Gambar 8. Fase-fase Bulan

Fase-fase Bulan merupakan perubahan bentuk-bentuk Bulan yang terlihat di Bumi. Hal ini
dikarenakan posisi relatif antara Bulan, Bumi, dan Matahari. Fase-fase Bulan adalah sebagai
berikut.

a. Bulan baru terjadi ketika posisi Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Selama Bulan
baru, sisi Bulan yang menghadap ke Matahari nampak terang dan sisi yang menghadap
Bumi nampak gelap.

b. Bulan sabit terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar Matahari sekitar seperempat,
sehingga permukaan Bulan yang terlihat di Bumi hanya seperempatnya.

c. Bulan separuh terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar Matahari sekitar
separuhnya, sehingga yang terlihat dari Bumi juga separuhnya (kuartir pertama).

d. Bulan cembung terjadi ketika bagian Bulan yang terkena sinar Matahari tiga
perempatnya, yang terlihat dari Bumi hanya tiga perempat bagian Bulan. Akibatnya, kita
dapat melihat Bulan cembung.

10
e. Bulan purnama terjadi ketika semua bagian Bulan terkena sinar Matahari, begitu juga
yang terlihat dari Bumi. Akibatnya, kita dapat melihat Bulan purnama (kuartir kedua).

E. Gerhana Matahari dan Bulan

Pernahkah kamu mengalami ketika siang hari tiba-tiba secara tidak terduga Matahari
menghilang dari langit, sesaat kemudian suasana berubah menjadi gelap dan kemudian Matahari
muncul kembali dan memancarkan sinarnya? Peristiwa tersebut adalah gerhana. Apakah yang
menyebabkan terjadinya gerhana? Gerhana terjadi ketika posisi Bulan dan Bumi menghalangi
sinar Matahari, sehingga Bumi atau Bulan tidak mendapatkan sinar Matahari. Gerhana juga
merupakan akibat dari pergerakan Bulan. Ada dua jenis gerhana, yaitu gerhana Matahari dan
gerhana Bulan.

1. Gerhana Matahari

Gambar 9. Gerhana Matahari

Gerhana Matahari terjadi ketika bayangan Bulan bergerak menutupi permukaan Bumi.
Dimana posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, dan ketiganya terletak dalam satu
garis. Gerhana Matahari terjadi pada waktu Bulan baru. Akibat ukuran Bulan lebih kecil
dibandingkan Bumi atau Matahari, maka terjadi tiga kemungkinan gerhana, yaitu sebagai
berikut.
a. Gerhana Matahari total, terjadi pada daerah-daerah yang berada di bayangan inti (umbra),
sehingga cahaya Matahari tidak tampak sama sekali. Gerhana Matahari total terjadi hanya
sekitar 6 menit.

b. Gerhana Matahari cincin, terjadi pada daerah yang terkena lanjutan umbra, sehingga
Matahari kelihatan seperti cincin.
11
c. Gerhana Matahari sebagian, terjadi pada daerah-daerah yang terletak di antara umbra dan
penumbra (bayangan kabur), sehingga Matahari kelihatan sebagian.

2. Gerhana Bulan

Gambar 10. Penampakan Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan memasuki bayangan Bumi. Gerhana Bulan hanya
dapat terjadi pada saat Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi apabila Bumi berada di antara
Matahari dan Bulan. Pada waktu seluruh bagian Bulan masuk dalam daerah Bumi, maka terjadi
gerhana Bulan total. Proses Bulan berada dalam dapat mencapai 6 jam, dan dalam hanya sekitar
40 menit. Umbra adalah bayangan gelap yang terbentuk selama terjadinya gerhana. Penumbra
adalah bayangan kabur (remang-remang) yang terbentuk selama terjadinya gerhana.
F. Dampak Rotasi dan Revolusi Bumi dan Bulan bagi Kehidupan

1. Dampak Rotasi Bumi 12

Gambar 11. Dampak Rotasi Bumi

a. Terjadinya siang dan malam

Bagian bumi yang menghadap kearah matahari ketika berputar pada porosnya akan
mengalami siang, sebaliknya bagian bumi yang membelakangi matahari akan mengalami
malam, dan hal ini terjadi secara bergantian yaitu panjang waktu siang dan malam rata-
rata 12 jam. Perbedaan waktu siang dan malam akan menjadi lebih besar pada tempat-
tempat yang jauh dari khatulistiwa.

b. Terjadinya perbedaan waktu diberbagai tempat di muka bumi

Orang-orang yang berada disebelah timur akan mengalami matahari terbit dan terbenam
lebih dahulu. Hal ini dikarenakan bumi berputar dari arah barat ke timur. Daerah yang
berada pada sudut 15 derajat lebih ke timur akan melihat matahari terbit lebih dahulu
selama 1 jam, maka jika di Nusa Tenggara Barat matahari telah terbit, maka kita di
Jakarta baru melihat matahari terbit satun jam setelahnya. Atau jika di Nusa Tenggara
Barat pukul 06.00 WITA, maka di Jakarta baru pukul 05.00 WIB.

c. Gerak semu harian matahari


Akibat rotasi bumi maka kita yang ada di bumi melihat seolah olah mataharilah yang
bergerak berputar dari timur kebarat mengelilingi bumi. Padahal yang terjadi sebenarnya
adalah matahari tidak bergerak, tetapi bumilah bergerak berputar mengelilingi matahari
dari barat ke timur. Gerak yang tidak sebenarnya ini dinamakan gerak semu harian
bintang. Disebut gerak semu harian karena kita dapat mengamatinya setiap hari atau
setiap saat. 13

d. Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi

Bentuk bumi sebenarnya tidak benar-benar bulat, tetapi agak sedikit lonjong. Diamater
bumi diukur dari kutub sampai ke kutub lain akan lebih pendek dibandingkan
diameternya jika diukur dari khatulistiwa. Bentuk yang demikian menyebabkan
percepatan gravitasi  bumi di bagian kutub lebih besar dari  bumi bagian
khatulistiwa. Percepatan gravitasi bumi besarnya 9,789 m/s2 pada permukaan laut di
khatulistiwa dan 9,832 m/s2 pada permukaan laut di kutub.

2. Dampak Revolusi Bumi

a. Perbedaan Lama Siang dan Malam

Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika
menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.

b. Gerak Semu Tahunan Matahari

Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember–21 Juni) dan
pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni–21
Desember ) disebut gerak semu harian matahari. Disebut demikian karena sebenarnya
matahari tidak bergerak. Gerak itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang
miring.

c. Perubahan Musim

Belahan bumi utara dan selatan mengalami empat musim. Empat musim itu adalah
musim semi, musim panas, musim gugur,, dan musim dingin.
d. Perubahan Kenampakan Rasi Bintang

Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang


14 yang tampak dari bumi membentuk pola-
pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada
lokasi yang berdekatan. Karena letak bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika
diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara
lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain Ketika bumi berada disebelah
timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur
matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-
bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-
bintang yang nampak dari bumi selalu berubah.

e. Kalender Masehi

Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada
tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap
empat tahun. Satu hari tersebut ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih
panjang sehari ini disebut tahun kabisat. Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih
sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. 

Kepercayaan Masyarakat Lokal dalam Penanggalan Kalender

Penyebutan nama bulan pada penanggalan masehi merupakan hal biasa yang pernah
didengar. Januari merupakan penamaan bulan di awal tahun dalam penanggalan begitu pula
dengan bulan desember digunakan untuk menyebut bulan diakhir tahun dalam penanggalan
masehi. Dalam penanggalan masehi terdapat hari-hari yang dikhususkan yang ditandai dengan
tanggal merah, di antaranya hari-hari besar yang harus diperingati termasuk hari hari raya
agama-agama tertentu. Penanggalan masehi seperti yang diketahui angat umum dipakai oleh
masyarakat kekinian.
Penanggalan masehi dibuat berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari dan
dimulai sejak kelahiran Nabi Isa Almasih. AS. Oleh karena itu sistem kalender ini disebut
maisiah (Masehi) dan ada yang menyebutnya kalender kelahiran. Meskipun begitu, sebagian
nama bulan dalam kalender ini sudah terlebih dahulu ada sebelum kelahiran Al Masih.

Penyebutan nama bulan dalam kalender masehi awalnya dimulai pada bulan maret
(Martinus-Mars dewa perang Yunani), April (Aprilias-Dewa asmara bangsa Etruscan Yunani),
15
Mei (maiusal /Maia saudara Altas Yunani), Juni (Junius-Juno Istri Yupiter Yunani), Juli (Julius-
Raja Julius Caisar Yunani), Agustus (Sextilis diganti menjadi Agustus dari nama Raja Agustus
Yunani), September, Oktober, Oktober, Nopember, dan Desember. Sepuluh bulan dalam
penanggalan Masehi ditambah dengan Januari (Januarius- Janus malaikat bermuka dua penjaga
gerbang Roma) dan Februari (Februarius-Februa hari pembesihan). Dapat disimpulkan bahwa
kalender masehi mendapatkan pengaruh cukup besar dari tradisi Romawi dan Yunani kuno.

Berbeda dengan penanggalan kalender Masehi, di Kabupaten Padang Pariaman terdapat


penanggalan berbeda dengan sistem penanggalan Masehi. Di Padang Pariaman penganut Tarekat
Stariyah menyebut nama bulan dengan cara berbeda dengan masyarakat lain. Penyebutan nama
bulan pada kalender ini cukup aneh dan menggunakan nama yang sangat lokal. Kelokalan nama
yang dimilikinya menggambarkan kekomplitan tradisi yang dilaksanakan dalam masing-masing
bulan ini. Penyebutan nama bulan juga terhitung dua belas, dimulai dari bulan sura, bulan sapa,
bulan muluk, bulan adiak muluk, bulan adiak muluk kaduo, bulan caghai, bulan sambagheh,
bulan lamang, bulan puaso, bulan gayo, bulan adiak gayo, dan bulan haji. Penyebutan nama
bulan yang mengacu pada tradisi lokal seperti ini hanya terdapat di Kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan pengamatan lapangan, dari masing-masing kedua belas bulan di atas


terdapat hari-hari tertentu yang harus diperingati dan dihindari. Bulan sura dilarang mengadakan
pesta perkawinan, tetapi diwajibkan mendoa sura terhitung sejak masuknya bulan hingga sepuluh
hari kedepan. Pada bulan ini dilaksanakan tradisi batabuik dan pacuan kuda. Pada Bulan sapa
diadakan tradisi basapa yang terdiri dari sapa ketek dan sapa gadang. Pada bulan ini ziarah kubur
dilakukan secara besar-besaran. Pada bulan muluk terhitung sejak masuk bulan muluk hingga
bulan adik muluk kedua, masyarakat merayakan maulid nabi selama tiga bulan secara berturut-
turut. Acara maulid ini dilengkapi dengan membuat lamang dan memasak berbagai makanan.

16
Pada bulan caghai dianggap bulan kosong dan masyarakat juga tidak boleh melakukan
pernikahan pada bulan ini. Bulan sambagheh masyarakat diwajibkan mandoa dan maanta ke
rumah besan, tradisi ini dilakukan oleh pihak keluarga perempuan. Pada bulan lamang
masyarakat diwajibkan mengaji arwah dan ziarah kubur. Tradisi ini juga dilengkapi dengan
membuat lamang dan memasak berbagai macaman sebagai hidangan dalam mengaji. Berbagai
jenis tradisi juga di praktekan pada bulan puaso, gayo, adiak gajo, dan bulan haji.

Perayaan-perayaan pada dua belas bulan di atas memang tidak ditandai seperti yang
terdapat pada kalender masehi, tetapi hanya ditandai dalam pikiran masyarakat pemilik tradisi.
Diperkirakan tradisi ini sudah hidup sebelum islam masuk ke Minangkabau. Setelah islam mulai
dikenal oleh masyarakat, tradisi penyebutan nama bulan ini mendapatkan pengaruh dari Islam.
Seperti penamaan, pada bulan puaso, bulan gayo, dan bulan haji. Sebagai bukti, pada bulan
lamang terdapat tradisi mangaji arwah yang mana sebelumnya tradisi ini berbentuk berbalas
pantun dalam bahasa daerah dielngkapi dengan tangisan yang berhiba hati. Setelah kedatangan
islam,tradisi ini diubah oleh Syeh Burhanuddin dengan bacaan Al-Quran beserta zikir.

Penyebutan nama bulan sebagai sebuah simbol budaya, perlu diteliti secara akademis.
Sebab kekuatan yang dimiliki oleh simbol mampu mengendalikan masyarakat sehingga hadirnya
sebuah tradisi dalam sebuah kebudayaan lebih dipandang sebagai kewajiban yang harus
dijalankan oleh masyarakat pendukungnya. Pendapat ini dipertegas oleh Dillistone (2002) bahwa
hanya dengan menggunakan lambang-lambang dan simbollah manusia bisa mencapai potensi
dan tujuan tertinggi hidupnya. Pernyataan yang serupa juga dimunculkan oleh Ernst Cassirer
bahwa sesungguhnya manusia adalah animal symbolicum. Oleh karenanya, untuk
mengungkapan misteri dibalik penyebutan nama bulan sebagai sebuah simbol budaya perlu
dilakukan secara ilmiah, sehingga kehadirannya di tengah masyarakat dapat diakui secara
akademis.

Sejalan dengan di atas, Taniputra (2009) juga pernah membahas sistem kalender sebagai
produk astrologi. Dalam kajiannya, ’’Astrologi dan Sejarah Dunia’, dijelaskan bahwa karakter
manusia berhubungan erat dengan dengan peredaran benda-benda langit, karakter berbanding
lurus dengan posisi benda-benda langit. Taniputra juga mengatakan bahwa peredaran benda-
benda-langit ini juga sangat menentukan usia bumi. Meskipun astrologi ini mulai populer di
zaman Yunani-Romawi kuno, tetapi di Nusantara sendiri juga sudah mulainya beberapa abad
yang silam, hal ini dibuktikan terbentuknya sistem kalender jawa. Jadi, secara umum Taniputra
berpendapat sistem kalender yang bergantung pada rasi bintang sebagai benda langit
berpengaruh pada pembentukan karakter manusia.

Lebih jauh dia menjelaskan,bahwa peredaran benda langit berhubungan erat dengan
kejadian-kejadian yang berlaku di bumi. Bencana alam, peperangan, kedatangan tokoh-tokoh
besar, dan propaganda-propaganda yang terjadi berbanding lurus dengan peredaran bintang di
17
langit. Kejadian-kejadian di masa depan pun dapat digambarkan berdasarkan posisi bintang di
langit.

Sistim Kalender Pariaman

Penyebutan nama bulan pada kalender Masehi merupakan hal yang bersifat umum.
Namun begitu, di dalam masyarakat tradisi tepatnya di Kabupaten Padang Pariaman terdapat
penyebutan nama bulan yang bersifat lokal. Kelokalan yang dimilikinya menggambarkan
kekomplitan tradisi yang dilaksanakan dalam masing-masing bulan ini. Penyebutan nama bulan
di daerah ini juga terhitung dua belas, dimulai dari bulan sura, bulan sapa, bulan muluk, bulan
adiak muluk, bulan adiak muluk kaduo, bulan caghai, bulan sambagheh, bulan lamang, bulan
puaso, bulan gayo, bulan adiak gayo, dan bulan haji.

1. Bulan Sura (Muharam)

Pada bulan ini masyarakat diharuskan mensucikan diri dari kesalahan masa lalu. Bulan
ini menurut pandangan Islam termasuk salah satu bulan yan diharamkan untuk
melakukan peperangan dan perbuatan jahat lainnya. Sura sendiri berasal dari bahasa arab
Syahrulloh (bulan allah) yang artinya bulan yang disucikan Allah yang mana pada bulan
ini identik dengan kesunyian dan peribadatan.

2. Bulan Sapa (Safar)

Mengacu pada Bulan Islam, Bulan Sapa dartikan sebagai bulan yang kosong. Pada masa
lalu zaman rasulullah dan khalifah di bulan ini masyarakat meninggalkan rumahnya.
3. Bulan Muluk (Rabiul awal)

Bulan muluk yang jatuh pada bulan Raibul Awal merupakan bulan yang bersejarah bagi
Umat Islam. Pada tanggal 12 rabiul awal Nabi Muhammad SAW dilahirkan.

4. Bulan Adiak Muluk (Rabiul akhir)

18
Bulan ini masyarakat masih berada pada kondisi menetap terakir dalam islam disebut
Rabiul akhir.

5. Bulan Adiak Muluk Kaduo (Jumadil awal)

Pada bulan ini masyarakat masih melaksanakan tradisi mauluik tetapi prosesinya
dilaksanakan di surau kaum.

6. Bulan Caghai (Jumadil akhir)

Bulan caghai bulan yang dianggap bulan kosong. Bulan ini menjadi pemisah antara bulan
muluk dengan bulan-bulan menjelang puasa. Bulan ini berada pada posisi tengah dalam
dua belas bulan. Atas dasar itu, bulan ini disebut bulan caghai sebuah bulan perpisahan.

7. Bulan Sambagheh (Rajab)

Nama bulan ini disebut dengan sebutan bulan sambagheh. Asal-muasal penyebutan ini
erat kaitannya dengan tradisi masyarakat membuat makanan yang disebut sambagheh.
Sambagheh merupakan makanan yang dibuat dari tepung dan lebih mirip dengan kue
serabi, makanan ini di santap dengan manisan yang dibuat dari gula enau

8. Bulan Lamang (Syaban)

Munculnya penyebutan bulan lamang juga dilatarbelakangi oleh tradisi yang berlaku di
Padang Pariaman. Lamang sendiri sendiri sudah dijelaskan pada penjelaskan sebelumnya.
Lamang merupakan makanan yang terbuat dari puluik dan dimasak di dalam talang.

9. Bulan Puaso (Ramadhan)


Bulan Ramadhan disebut oleh masyarakat dengan sebutan Bulan Puaso. Penyebutan ini
juga bersumber dari pola prilaku masyarakat seperti yang mendasari prilaku masyarakat
pada bulan-bulan sebelumnnya. Umat Islam menyebut bulan puaso berkaitan dengan
kebiasaan masyarakat berpuasa pada bulan ini.

10. Bulan Gayo (Syawal)

Gayo disebut oleh masayarakat sebagai yang istimewa. Gayo tidak hanya dihitung pada
19
saat hari sholat idul fitri, tetapi gayo dimulai sejak sholat idul fitri hingga sebulan penuh.
Oleh karena itu, bulan ini disebut oleh masyarakat sebagai bulan gayo gadang.

11. Bulan Adiak Gayo (Dzulqaidah)

Penyebutan adiak gayo erat kaitannya dengan bulan sebelumnya bulan gayo. Sebelum
datangnya bulan ini terlebih dahulu di dahului oleh bulan gayo sebagai kakak dalam
pandangan masyarakat. Sebab hari raya Idul Fitri sendiri diucapkan oleh masyarakat
sebagai hari rayo gadang. Pada bulan ini suasana lebaran masih terasa, dinamakan dengan
adiak gayo dikarenakan bulan ini datang setelah bulan gayo.

12. Bulan Haji (Dzulhijjah)

Tradisi pada bulan ini hampir mirip dengan bulan gayo. Di bulan ini rutinitas dimulai
dengan pelaksanaan sholat idul adha di Surau Korong
20
UJI KOMPETENSI

1. Jelaskan susunan Tata Surya!

2. Mengapa Matahari yang menjadi pusat Tata Surya? Jelaskan.

3. Dari manakah energi Matahari dihasilkan?

4. Jelaskan perbedaan antara planet luar dan planet dalam.

5. Jelaskan perbedaan antara meteoroid, meteor, dan meteorit.

6. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut air laut.

7. Selain berotasi dan berevolusi terhadap Bumi, Bulan juga bersama-sama dengan Bumi
mengelilingi Matahari. Apabila ditentukan kala rotasi Bumi 1 (satu) hari, kala revolusi Bumi
366 hari, serta kala revolusi dan rotasi Bulan sama, yaitu 29,5 hari. Ketika Bumi telah
menempuh seperempat lintasan revolusinya, maka berapa kali Bumi telah berotasi dan
berapa kali Bulan telah berevolusi dan berotasi? Jelaskan jawabanmu.

8. Jenis gerhana apakah yang terjadi berdasarkan gambar di bawah ini? Jelaskan.

9. Mengapa gerhana Matahari hanya terjadi kadang-kadang saja, meskipun fakta menunjukkan
bahwa rotasi Bulan menyebabkan Bulan berada di antara Bumi dan Matahari pada setiap
bulannya? Jelaskan.

10. Mengapa ketika terjadi gerhana Matahari kamu tidak diperbolehkan untuk melihat Matahari
secara langsung?

21
DAFTAR PUSTAKA

Admiranto, A. Gunawan. 2000. Tata Surya dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius

Dnandjaja, James. 2002. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Furqan, Arief, dkk. 2002. Ilmu Astromi. Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam

Geert, Clifford.2005. Hayat dan Karya, Antropolog sebagai Penulis dan Pengarang.
Yogyakarta: LKIS.

Hamka. 1984. Islam dan Adat Minangkabau. PT Pustaka Panjimas. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Mulyadi. 2007. Matahari Bumi dan Bulan. Jakarta: Sinar Cemerlang Abadi

Parker, Steve. 2006. Tata Surya. Jakarta: Erlangga

Samad, Duski. 2003. Syekh Burhanuddin dan Islamisasi Minangkabau. Pariaman: The
Minangkabau Foundation.

Anda mungkin juga menyukai