Anda di halaman 1dari 16

MESIN CARNOT

dan
HK.II TERMODINAMIKA
KELOMPOK 2
ANGGOTA
KELOMPOK
AZIA NAZEILA - 04

ERSA DIANA N - 08

GRACELLA S.M - 12

MERINDA DWI S - 18

REVA PUTRI A - 28

SHABRINA SILFANA D - 30
HK II
Termodinamika

Perpindahan kalor terjadi dari suhu


tinggi menuju ke suhu rendah.
Bunyi hukumnya adalah :

"Kalor mengalir dari suhu tinggi (panas) ke suhu rendah (dingin).


Apabila kalor mengalir dengan arah yang sebaliknya, maka harus ada
usaha karena tidak mengalir secara spontan"
Pengertian Mesin
Carnot

Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang


beroperasi dalam suatu siklus reversibel yang
disebut siklus Carnot. Model dasar mesin ini
dirancang oleh Nicolas Léonard Sadi Carnot,
seorang insinyur Prancis pada tahun 1824.[1] Model
mesin Carnot kemudian dikembangkan secara grafis
oleh Émile Clapeyron 1834, dan diuraikan secara
matematis oleh Rudolf Clausius pada 1850-an dan
1860-an. Dari pengembangan Clausius dan Clapeyron
inilah konsep dari entropi mulai muncul.

Pada diagram di atas, yang diperoleh dari tulisan Sadi Carnot berjudul Pemikiran tentang Daya
Penggerak dari Api (Réflexions sur la Puissance Motrice du Feu), diilustrasikan ada dua benda A dan B,
yang temperaturnya dijaga selalu tetap, dimana A memiliki temperatur lebih tinggi daripada B. Kita
dapat memberikan atau melepaskan kalor pada atau dari kedua benda ini tanpa mengubah suhunya, dan
bertindak sebagai dua reservoir kalor. Carnot menyebut benda A "tungku" dan benda B "kulkas".[2]
Carnot lalu menjelaskan bagaimana kita bisa memperoleh daya penggerak (usaha), dengan cara
memindahkan sejumlah tertentu kalor dari reservoir A ke B.
Pengertian Mesin
Carnot

Diagram mesin Carnot (modern) - kalor mengalir


dari reservoir bersuhu tinggi TH melalui "fluida
kerja", menuju reservoir dingin TC, dan
menyebabkan fluida kerja memberikan usaha
mekanis kepada lingkungan, melalui siklus penyusutan
(kontraksi) dan pemuaian (ekspansi).
Dalam diagram tersebut, sistem ("fluida kerja"), dapat berupa benda fluida atau uap apapun yang dapat
menerima dan memancarkan kalor Q, untuk menghasilkan usaha. Carnot mengusulkan bahwa fluida ini
dapat berupa zat apapun yang dapat mengalami ekspansi, seperti uap air, uap alkohol, uap raksa, gas
permanen, udara, dll. Sekalipun begitu, pada tahun-tahun awal, mesin-mesin kalor biasanya memiliki
beberapa konfigurasi khusus, yaitu QH disuplai oleh pendidih, di mana air didihkan pada sebuah tungku,
QC biasanya adalah aliran air dingin dalam bentuk embun yang terletak di berbagai bagian mesin. Usaha
keluaran W biasanya adalah gerakan piston yang digunakan untuk memutar sebuah engkol, yang
selanjutnya digunakan untuk memutar sebuah katrol. Penggunaannya biasanya untuk mengangkut air dari
sebuah pertambangan garam. Carnot sendiri mendefinisikan "usaha" sebagai "berat yang diangkat melalui
sebuah ketinggian".
Siklus Mesin Carnot

Siklus adalah suatu rangkaian proses yang berjalan


sedemikian rupa sehingga pada akhirnya kembali
kepada keadaan semula.
Pada gambar di samping:
 proses AB isokorik,
 proses BC isotermik,
 proses CA isobarik.
Proses itu membentuk satu siklus ABCA.

Mesin Carnot bekerja secara reversibel (dapat bekerja bolak-balik) yang idealnya bekerja dengan
dua proses isotermik dan dua proses adiabatik.
Siklus Mesin Carnot
Proses Siklus Mesin
Carnot

A) Proses AB
Pada proses ini, gas menyerap kalor Q1.
Bagan siklus Carnot (a) isotermis,
(b) adiabatis, (c) isotermis, dan
(d) adiabatic.
Proses Siklus Mesin
Carnot

B) Proses BC
Pada proses ini, gas melakukan usaha hingga
suhunya turun menjadi T2.

Bagan siklus Carnot (a) isotermis,


(b) adiabatis, (c) isotermis, dan
(d) adiabatic.
Proses Siklus Mesin
Carnot

C) Proses CD
Proses CD adalah pemampatan isotermal pada
suhu T2. Pada proses ini sistem menerima usaha
WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu
rendah T2. Selama proses ini, gas melepaskan
panas (kalor) Q2.

Bagan siklus Carnot (a) isotermis,


(b) adiabatis, (c) isotermis, dan
(d) adiabatic.
Proses Siklus Mesin
Carnot

D) Proses DA
Proses DA adalah pemampatan adiabatik.
Selama proses ini suhu sistem naik dari T2
menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.

Bagan siklus Carnot (a) isotermis,(b) adiabatis,


(c) isotermis, dan (d) adiabatic

Pada proses di atas telah terjadi


perubahan energi kalor menjadi
usaha. Mesin yang melakukan proses
dengan mengubah energi panas
(kalor) menjadi usaha disebut mesin
panas atau mesin kalor.
Efisiensi Mesin
Kalor
Keterangan:
η :adalah efisiensi mesin karnot
W = Usaha (J)
Q1 = kalor yang diserap (J)
Q2 = kalor yang dilepas (J)

Efisiensi mesin kalor. T1:adalah suhu reservoir


Efisiensi digunakan untuk mengukur bersuhu tinggi (K)
kemampuan mesin dalam mengubah T2:adalah suhu reservoir
kalor yang diserap menjadi kerja. bersuhu rendah (K).
Rumus Usaha Mesin
Carnot
Proses yang terjadi dalam siklus Carnot adalah sistem
menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1
dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
Pada siklus Carnot, proses selalu kembali ke keadaan
semula sehingga ΔU = 0.

Besar usaha yang dilakukan mesin Carnot sama dengan


luas daerah di dalam siklus suatu sistem. Sehingga
besar usaha (W) yang dilakukan mesin Carnot sesuai
dengan persamaan berikut.
Contoh
Soal
1) Sebuah mesin Carnot yang menggunakan
reservoir suhu tinggi bersuhu 800 °K dan
memiliki efisiensi 40%. Berapakah suhu pada
reservoir bersuhu rendah?

Diketahui:
Efisiensi mesin Carnot: η = 40%
Suhu pada reservoir bersuhu tinggi: T1 = 800 °K
Contoh
Soal
2) Suatu mesin Carnot bekerja di antara suhu
600°K dan 300°K serta menerima kalor sebesar
1.000 joule. Berapakah besar usaha yang
dilakukan mesin dalam satu siklus?

Diketahui:
Kalor yang diterima: Q1 = 1.000 J
Rentang suhu kerja mesin: T1 = 600°K dan T2 =
300°K

Sebelum menghitung besar usaha yang dilakukan mesin


dalam satu siklus, perlu mengetahui besar kalor yang
dilepas terlebih dahulu.
Terima
Kasih
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai