Anda di halaman 1dari 64

TEKNIK KONVERSI ENERGI

BAB III
PRODUKSI ENERGI MEKANIS

Oleh:
Muhammad Nadjib

Materi Kuliah
Membahas tentang teknik memproduksi energi
mekanis dengan cara antara lain:
1. Konversi Energi Termal
2. Turbin
3. Konversi Elektromekanis
4. Konversi Energi Elektromagnetik

1
1. Pengantar
 Mengapa energi mekanis harus diproduksi?
dapat dikonversi
Energi mekanis menjadi energi termal
merupakan salah dengan efisiensi 100%
satu energi yang dapat dikonversi
lebih disukai menjadi energi listrik
dengan efisiensi tinggi
 Mudahkah memproduksi energi mekanis?
 Skala kecil mudah energi mekanis dari otot
 Skala besar tidak mudah memerlukan proses
tertentu
mesin kalor, turbin,
motor listrik, dll

2. Konversi Energi Termal

Energi Energi
Termal Mekanik

Bagaimana proses pengubahan energi termal


menjadi energi mekanik?
 Memerlukan mesin kalor yang bekerja dengan
siklus termodinamika tertentu
 Proses pengubahan dibatasi oleh Hukum II
Termodinamika

2
2.1 Mesin Kalor
 Mesin kalor (Heat Engine, HE) adalah mesin yang mampu
mengkonversi energi termal menjadi energi mekanis dalam
bentuk kerja (work) dengan siklus tertentu dimana keadaan
akhir siklus sama dengan keadaan awalnya

 Pengubahan ini melalui proses yang disebabkan adanya gradien


temperatur antara reservoir panas (source) dan reservoir dingin
(sink)

 Kalor ditransfer dari reservoir panas, melewati mesin dan


diteruskan ke reservoir dingin. Pada proses ini sebagian kalor
dikonversi menjadi kerja dengan memanfaatkan sifat-sifat fluida
kerja yang digunakan (biasanya gas atau liquid)

 Skema mesin kalor

Qin Qout
TH Heat Engine TL,TC
QH QL,QC

Heat source Heat sink


Work / W

Mengikuti ketentuan Hukum II Termodinamika:


 Harus ada sumber kalor tinggi (reservoir tinggi)
 Harus ada mesin kalor
 Harus ada penampung kalor (reservoir rendah)

3
Apakah skema di bawah ini dapat berlangsung?
Jelaskan jawaban secara ilmiah dan komprehensif

Qin Qout
A TH Heat Engine TL,TC
QH QL,QC

Heat source Heat sink


Work / W

Qin Qout
B TH Heat Engine TL,TC
QH QL,QC

Heat source Heat sink


Work / W

 Contoh mesin kalor


a. Mesin turbin uap

4
b. Mesin refrigerasi

c. Motor bakar torak

TH Hasil pembakaran

Qin

Motor bakar Kerja / W

Qout

Pembuangan kalor
TL ke lingkungan

5
 Konsep mesin kalor

 Siklus mesin kalor


 Ide dasar operasi sebuah mesin kalor diilustrasikan
pada diagram p-v dengan siklus yang berulang-ulang
dan sederhana seperti slide berikut
 Bila siklus beroperasi searah jarum jam, mesin
menggunakan kalor untuk menghasilkan kerja
 Bila siklus bekerja berlawanan arah jarum jam berarti
menggunakan daya untuk memindah kalor (pada
aplikasi refrigerator atau heat pump)

6
Ide siklus mesin kalor

Analisis ide siklus mesin kalor

7
Analisis ide siklus mesin kalor

Analisis ide siklus mesin kalor

8
Analisis ide siklus mesin kalor

 Prestasi mesin kalor


 Ukuran prestasi / performa / unjuk kerja mesin kalor
salah satunya adalah efisiensi termal (ηt)
 Efisiensi mesin kalor menggambarkan seberapa besar
daya yang dihasilkan untuk sejumlah masukan energi
kalor
 ηt = Kerja berguna yang dihasilkan
total kalor yang diberikan

ηt = Wout / QH
Wout = QH – QC
ηt = (QH – QC)/QH
= 1 – (QC/ QH)

9
 Contoh soal 1
Sebuah mesin kalor membuang kalor ke
lingkungan sebesar 1 kJ. Hitung efisiensi termal
mesin bila kalor yang diterima adalah 2,5 kJ
Penyelesaian:
Wout = QH - QC = 2500 J – 1000 J = 1500 J
ηt = Wout / QH = 1500 J / 2500 J
= 0,6 = 60%
Ini menunjukkan bahwa kerja yang dihasilkan
hanya 60% dari kalor yang dimasukkan

Kemana energi yang lainnya (40%)?

2.2 Siklus mesin kalor mampu balik (reversibel)

 Reversibel: proses termodinamika


dimana akhir sebuah proses dapat A B
kebali secara sempurna ke proses
awalnya
 Reversibel adalah konsep ideal

 Tidak ada gesekan


 Tidak ada pressure drop
 Tidak ada pencampuran beberapa zat yang berbeda
 Tidak ada perpindahan kalor

Ireversibilitas

10
 Dikenal 3 siklus daya yang reversibel eksternal

Ketiga siklus disebut


siklus daya gas

Siklus Siklus
siklus daya yang
Carnot Ericsson
memakai gas sebagai
fluida kerja dimana
tidak terjadi
Siklus
perubahan fase
Stirling
selama siklus
berlangsung

2.2.1 Siklus Carnot

 Sejarah
- Konsep siklus dibangun oleh Nicolas Leonard Sadi
Carnot (1824)
- Model mesin Carnot dikembangkan secara
grafis oleh Benoit Paul Emile Clapeyron (1834)
- Perluasan model matematika (konsep entropi)
oleh Rudolf Clausius (1850-1860)

11
 Konsep

 Skema mesin Carnot

Qin Qout
TH Carnot Engine TL,TC
QH QL,QC
Reservoir panas Reservoir dingin
Work / W

Mesin mempunyai:
 alat kompresi dan
ekspansi
 dua proses
isotermal dan
isentropik

12
 Diagram P-V dan T-s

1→2: kalor masuk isotermal reversibel


2→3: ekspansi adiabatik reversibel
3→4: kalor keluar isotermal reversibel
4→1: kompresi adiabatik reversibel

 Gambaran fisik siklus

13
 Proses selama siklus
Terdiri dari empat siklus yang totally reversible
1-2 Ekspansi isotermal reversibel gas pada
temperature TH (pemasukan kalor isotermal)
Selama langkah ini ekspansi gas menyebabkan piston
melakukan kerja. Ekspansi gas digerakkan oleh absorpsi
kalor dari reservoir temperatur tinggi

2-3 Ekspansi adiabatik reversibel (isentropik) gas


Pada langkah ini diasumsikan piston dan silinder
terisolasi secara termal, sehingga tidak ada kalor yang
masuk/keluar. Gas terus melakukan ekspansi dan melakukan
kerja. Ekspansi gas menyebabkan gas menjadi dingin pada
temperatur TL

14
3-4 Kompresi gas isotermal reversibel pada
temperatur dingin TL (pembuangan kalor
isotermal)
Kerja dilakukan pada gas yang
menyebabkan kalor keluar ke
reservoir temperatur rendah

4-1 Kompresi gas adiabatik reversibel


Piston dan silinder diasumsikan
terisolasi secara termal. Selama
langkah ini kerja dilakukan pada
gas, mengkompresi gas dan
menyebabkan temperatur naik ke TH.
Pada titik ini gas kembali seperti keadaan
semula saat awal langkah

 Analisis termodinamika
Analisis dilakukan dengan menganggap:
- fluida kerja mengikuti hukum gas ideal
- digunakan udara dingin standar sehingga kalor jenis
konstan selama proses yang dievaluasi berdasar
temperatur kamar
- seluruh proses bersiklus reversibel internal
- jumlah fluida kerja konstan selama proses
- penambahan/pengeluaran kalor disebabkan perpindahan
kalor

Alasan asumsi ini adalah untuk memudahkan


analisis yaitu mencari parameter yang penting
dalam desain mesin kalor

15
Ingat kembali rumus dasar termodinamika:

1 2

4 3

T2 P
S 2  S1  c p ln  R ln 2
T1 P1

a. Kalor total masuk


dQ = T ds berlaku untuk proses reversibel pada temperatur tetap,
sehingga:
Kalor yang masuk tiap satuan massa,
qin = qH = TH.(s2 – s1) (kJ/kg)
Kalor total yang masuk,
Qin = QH = m.TH.(s2 – s1) (kW)
m : laju aliran massa fluida (kg/det)
s : entropi fluida (kJ/kg.K)

b. Kalor total keluar,


Qout = QL= m.TL.(s3 – s4) (kW), atau
Qout = QL= m.TL.(s2 – s1) (kW)
(karena s3=s2 dan s4 = s1)

16
c. Kerja total yang dihasilkan, Wout = QH – QC (kW)
d. Efisiensi termal,

ηt = Wout / QH = (QH – QC)/ QH


TL. (s2 – s1)
ηt = 1 – (QC/QH) = 1 –
TH. (s2 – s1)
= 1 – (TL/TH)

T adalah temperatur mutlak


(Kelvin, K atau Rankine, R).
Jadi pada siklus ini berlaku:

(QC/QH)= (TL/TH) hanya berlaku untuk


mesin Carnot!!!

QH/QC dapat diganti dengan TH/TL hanya untuk alat yang


bekerja secara totally reversible, yaitu berlaku untuk mesin
kalor yang beroperasi di antara dua reservoir dengan
temperatur konstan.

Efisiensi termal mesin kalor aktual dan reversibel yang


beroperasi di antara batas temperatur yang sama dapat
dibandingkan sebagai berikut:

17
 Contoh soal 2
Suatu siklus Carnot dijalankan dalam sistem tertutup dengan massa udara
0,003 kg. Batas-batas temperatur siklus adalah 300 K dan 900 K, sementara
tekanan minimum dan maksimumnya adalah 20 kPa dan 2000 kPa. Dengan
asumsi panas jenis udara konstan sepanjang siklus, tentukan daya keluaran
bersih tiap siklusnya. Diketahui cp = 1,005 kJ/kg.K, cv = 0,718 kJ/kg.K, k = 1,4
dan R = 0,287 kJ/kg.K
Penyelesaian:

 Siklus Carnot terbalik


Karena siklus Carnot adalah reversibel maka proses yang terjadi
dapat dibalik. Proses yang dibalik ini dikenal dengan Heat Pump dan
Refrigerator Carnot

QH QC
TH Carnot Engine TL

Reservoir tinggi Reservoir rendah


Work / W
Persamaan energi:
a. Kerja yang dimasukkan, Win = QH – QC
b. Coefficient of Performance (COP) refrigerator

COP = QC/Win = QC/(QH – QC) = TL/(TH – TL)

18
Diagram p-V Diagram p-V siklus
siklus Carnot Carnot terbalik

COP refrigerator = TL/(TH – TL) adalah harga maksimum


COP yang mungkin untuk refrigerator yang beroperasi di
antara batas temperatur TH dan TL.

Perbandingan COP refrigerator aktual dan reversibel


(siklus Carnot) yang beroperasi di antara batas
temperatur yang sama adalah:

19
 Skema refrigerator

 Skema heat pump

Buktikan bahwa COP heat pump:

 COP menggambarkan jumlah kalor yang dapat diserap mesin


refrigerasi untuk tiap satuan kerja (daya)
 COP tidak bersatuan karena satuan pembilang dan penyebut
adalah sama, yaitu watt atau Btu/jam

1 kW = 1000 Watt = 3413 Btu/jam


 Refrigerator merupakan contoh alat yang menerapkan
Hukum II Termodinamika
 Alat yang memakai prinsip kerja refrigerator:
- Freezer
- Air Conditioner
- Cold Storage
- Ice Scating Ring

20
 Contoh soal 3
Sebuah instalasi daya Carnot beroperasi di antara dua reservoir
kalor. Satu reservoir dari uap panas pada 100°C dan reservoir
lainnya dari air pada 20°C. Berapa jumlah energi maksimum
yang dapat dihasilkan untuk setiap Joule kalor yang diberikan
dari uap panas?
Penyelesaian:
Maksimum energi yang diperoleh dari
mesin Carnot (reversibel) adalah:
dan

Dengan TH = 373 K, TC = 293 K dan QH


= 1 J, diperoleh Wmak = 0,21 J
Catatan: QL = QC dan TL = TC

 Contoh soal 4
Refrigerator Carnot berada pada ruangan bertemperatur 20°C.
Motor mampu mengeluarkan kalor dari kabinet sebesar 500 W
pada 4°C untuk mengkompensasi kekurangsempurnaan insulasi.
Berapa daya yang harus disuplai ke motor bila motor mempunyai
efisiensi 80% dari maksimum yang mungkin dicapai ?

Penyelesaian: Maksimum efisiensi mesin Carnot:


QC diketahui

Dengan memasukkan harga2nya


diperoleh, W = 29 Watt
Pada kenyataannya motor refrigerator
bekeja dengan η = 80%, maka:
Watt

21
 Contoh soal 5
Kompartemen makanan suatu
refrigerator seperti gambar di
samping. Kompartemen
dipertahankan pada 4°C dengan
memindah kalor dengan laju 360
kJ/menit. Bila dibutuhkan daya input
sebesar 2 kW, tentukan:
(a) COP refrigerator → (3)
(b) laju kalor yang dibuang ke
ruangan dimana refrigerator
ditempatkan → (8 kW)

 Latihan soal
1. Mesin kalor Carnot menerima kalor 500 kJ TH = 652oC

tiap siklus dari reservoir tinggi 652oC dan QH


membuang kalor ke reservoir rendah pada WOUT
30oC. HE

Tentukan: QL

(a) Efisiensi termal mesin (67,24%) TL = 30oC

(b) Jumlah kalor yang dibuang (163,78 kJ)

2. Seorang penemu mesin kalor mengklaim TH = 1000 K

bahwa mesinnya mempunyai efisiensi termal QH


80% apabila beroperasi di antara dua
WOUT
HE
reservoir kalor pada 1000 K dan 300 K.
Evaluasi kebenaran klaim tersebut. QL

TL = 300 K
Klaim salah, efisiensi hanya 70%

22
2.2.2 Siklus Stirling dan Ericsson

 Perbandingan diagram P-v dan T-s

 Proses siklus Stirling

1-2 : T = konstan, ekspansi


(kalor ditambahkan dari
sumber eksternal)
2-3 : v = konstan, regenerasi
(perpindahan kalor dari
fluida kerja ke regenerator)
3-4 : T = konstan, kompresi
(pembuangan kalor ke
reservoir rendah)
4-1 : v = konstan, regenerasi
(perpindahan kalor dari
regenerator kembali ke
fluida kerja)

23
 Proses siklus Ericsson

1-2 : T = konstan, ekspansi


(kalor ditambahkan dari
sumber eksternal)
2-3 : p = konstan, regenerasi
(perpindahan kalor dari
fluida kerja ke regenerator)
3-4 : T = konstan, kompresi
(pembuangan kalor ke
reservoir rendah)
3 2
4-1 : p = konstan, regenerasi
4 1
(perpindahan kalor dari
regenerator kembali ke
fluida kerja)

 Efisiensi termal

Efisiensi termal siklus Stirling dan siklus Ericsson


sama dengan siklus Carnot

semuanya totally reversible

TL
 th, Stirling   th, Ericsson   th,Carnot  1 
TH
Efisiensi termal siklus Stirling dan siklus Ericsson
hanya tergantung oleh temperatur reservoir rendah
(TL) dan temperatur reservoir tinggi (TH)

24
2.2.3 Siklus Otto
 Sejarah:
- Lenoir membuat mesin kalor 6 hp dengan
efisiensi 5% (1860)
- Frenchman Beau de Rochas membuat
proposal siklus mesin kalor (1862)
- Nicolaus A. Otto dan Lenoir mengembangkan
mesin kalor dengan efisiensi 11% (1867)
- Otto membangun mesin 4 langkah berdasarkan
proposal Rochas dan sukses beroperasi (1890)

 Diagram P-V dan T-s


- Siklus Otto merupakan siklus ideal motor bakar
penyalaan api (spark ignition) yang mengasumsikan
penambahan kalor terjadi seketika pada saat piston
mencapai TDC dan berlangsung pada volume konstan
- Sering disebut sebagai siklus volume konstan

25
 Proses siklus
Terjadi empat proses yang reversibel internal:

1 – 2 : Kompresi isentropik udara


saat piston bergerak dari
BDC menuju TDC
2 – 3 : Penambahan kalor udara dari
sumber eksternal pada volume
konstan dimana piston berada
di TDC
3 – 4 : Ekspansi isentropik (langkah
daya)
4 – 1 : Pembuangan kalor dari udara
pada volume konstan dimana
piston berada pada BDC

Untuk siklus Otto udara standar dengan proses


reversibel internal, diagram p-V dan T-s masing-masing
menggambarkan kerja dan kalor yang terjadi

Luasan 1-2-a-b-1 : kerja input per


p-V
V

satuan massa
Diagram p

Luasan 3-4-b-a-3 : kerja yang dihasilkan


per satuan massa a b
dalam proses ekspansi
Luasan 1-2-3-4 : kerja output bersih

Luasan 2-3-a-b-2: kalor ditambahkan per


T-s
Diagram T s

satuan massa
Luasan 1-4-a-b-1: kalor dibuang per a b
satuan massa
Luasan 1-2-3-4 : kalor ditambahkan bersih

26
 Analisis termodinamika
- Aplikasi hukum pertama sistem tertutup pada
proses 2-3, V = konstan

Untuk panas jenis konstan berlaku:


Qnet , 23  U 23
Qnet , 23  Qin  mCv (T3  T2 )

- Aplikasi hukum pertama sistem tertutup pada


proses 4-1, V = konstan

Untuk panas jenis konstan berlaku:


Qnet , 41  U 41
Qnet , 41   Qout  mCv (T1  T4 )
Qout   mCv (T1  T4 )  mCv (T4  T1 )

- Efisiensi termal
Wnet Qnet Qin  Qout Q
 th     1  out
Qin Qin Qin Qin

27
Qout (T4  T1 )
 th , Otto  1   th , Otto  1 
Qin (T3  T2 )
mCv (T4  T1 ) T (T / T  1)
 1  1 1 4 1
mCv (T3  T2 ) T2 (T3 / T2  1)

Proses 1-2 dan 3-4 adalah isentropik dan berlaku:

dan

Karena V3 = V2 dan V4 = V1, maka

T2 T3 T4 T3
 atau 
T1 T4 T1 T2
or

Sehingga efisiensi termal menjadi

T1 Apakah ini sama TL


 th , Otto  1   th , Carnot  1 
T2 dengan efisiensi TH
siklus Carnot?

Karena proses 1-2 isentropik, maka

r adalah compression ratio yaitu perbandingan


volume awal dan akhir langkah kompresi
r = V1/V2

28
Ekspresi lain efisiensi termal:

1
 th , Otto  1 
r k 1

Berlaku untuk kondisi cold-air-standard


Efisiensi termal siklus Otto tergantung
perbandingan tekanan (r) dan
perbandingan panas jenis (k) udara
Efisiensi termal meningkat/menurun dengan
bertambahnya nilai r dan k

- Hubungan ηth, Otto dan r untuk udara

Tajam sebelum r = 8,
setelah itu cukup rata
Meningkatkan ηth dengan
menaikkan r di daerah r
tinggi adalah tidak tepat
Umumnya r bernilai
7 s/d 10

unjuk kerja <<


ηth >> r >> autoignition engine knock
mesin rusak

29
- Karakteristik ηth, Otto untuk berbagai fluida dan r

k = 1,667 untuk gas argon dan helium


k = 1,3 untuk gas karbon dioksida

 Contoh soal 6
Pengujian mesin siklus Otto menghasilkan data sbb:
- volume saat awal kompresi = 110 cc
- temperatur tertinggi siklus = 600 °C
- temperatur awal pembuangan kalor = 100 °C
Bila udara standar digunakan pada pengujian tersebut, hitung
efisiensi termal mesin.

V1 = 110 cc T2 T3
T3 = 600 °C = 873 K 
T1 T4
T4 = 100 °C = 373 K
or = 2,34
T1
 th , Otto  1 
T2
= 57,27 %

30
 Contoh soal 7
Sebuah siklus Otto mempunyai rasio kompresi 9:1 dan
memakai udara sebagai fluida kerja. Pada awalnya P1 = 95
kPa, T1 = 17 °C, dan V1 = 3,8 liter. Siklus tersebut memerlukan
penambahan kalor 7,5 kJ. Tentukan temperatur dan tekanan
semua titik2 penting, th dan back work ratio. Asumsikan
panas jenis konstan dengan Cv = 0,718 kJ/kgK, k = 1,4 dan R
udara = 0,287 kJ/kg.K
Penyelesaian:
 Proses 1-2: kompresi isentropik

• •

 Proses 2-3: pemasukan kalor isovolume


T3
• • • P3  P2
T2
 9 .15 MPa

31
 Proses 3-4: ekspansi isentropik

 Proses 4-1: •
pelepasan kalor
isovolume

 Aplikasi Hukum I Termodinamika


 Efisiensi termal

 BWR

32
2.2.4 Siklus Diesel
 Sejarah:
- Diperkenalkan pertama kali oleh Rudolph Diesel
pada tahun 1897
- Siklus Diesel standar udara merupakan siklus ideal
sebagai pendekatan mesin pembakaran Diesel
- Perbedaan utama dengan siklus Otto adalah proses
penambahan kalor terjadi pada tekanan konstan. Tiga
proses lainnya sama
- Dikenal sebagai siklus tekanan konstan

 Diagram P-V dan T-s


Perbedaan

Siklus Diesel Siklus Otto

33
 Proses siklus
Terjadi empat proses yang reversibel internal:

1 – 2 : Kompresi isentropik udara


saat piston bergerak dari
BDC menuju TDC
2 – 3 : Penambahan kalor udara dari
sumber eksternal pada tekanan
konstan dimana piston mulai
menjauh dari TDC
3 – 4 : Ekspansi isentropik (langkah
daya)
4 – 1 : Pembuangan kalor dari udara
pada volume konstan dimana
piston berada pada BDC

 Analisis termodinamika
- Aplikasi hukum pertama sistem tertutup pada
proses 2-3, P = konstan

- Untuk panas jenis konstan berlaku


Qnet , 23  U 23  P2 (V3  V2 )
Qnet , 23  Qin  mCv (T3  T2 )  mR(T3  T2 )
Qin  mC p (T3  T2 )

34
- Aplikasi hukum pertama sistem tertutup pada
proses 4-1, V = konstan

- Untuk panas jenis konstan berlaku


Qnet , 41  U 41
Qnet , 41   Qout  mCv (T1  T4 )
Qout   mCv (T1  T4 )  mCv (T4  T1 )
- Efisiensi termal
Wnet Qnet Qin  Qout Q
th     1 out
Qin Qin Qin Qin

Qout Cv (T4  T1 )
 th , Diesel  1   th , Diesel  1 
Qin C p (T3  T2 )
mCv (T4  T1 ) 1 T1 (T4 / T1  1)
 1  1
mC p (T3  T2 ) k T2 (T3 / T2  1)

Apakah T3 / T2 itu?

PV
3 3 PV
 2 2 where P3  P2
T3 T2
T3 V3
  rc
T2 V2

rc disebut cutoff ratio dan didefinisikan sebagai


V3 / V2, yaitu perbandingan volume akhir dan
volume awal saat pemasukan kalor

35
Apakah T4 / T1 itu?
P4V4 PV
 1 1 where V4  V1
T4 T1
T4 P
 4
T1 P1

Proses 1-2 dan 3-4 adalah isentropik, maka berlaku


P1V1k  P2V2k dan P4V4k  P3V3k

Karena V4 = V1 dan P3 = P2, maka persamaan isentropik


di atas menjadi:

Ekspresi lain efisiensi termal siklus Diesel


1 T1 (T4 / T1  1)
 th , Diesel  1 
k T2 (T3 / T2  1)
1 T1 rck  1
 1
k T2 (rc  1)
1 rck  1
 1
r k 1 k (rc  1)

 Berlaku untuk cold-air-standard


 Efisiensi termal naik dengan naiknya
compression ratio (r)
 Apa yang terjadi bila rc = 1?

36
- Karakteristik ηth, Diesel untuk berbagai nilai r dan rc

Bila rc>1 untuk nilai r tetap,


maka:
 th , Diesel   th , Otto
Bila rDiesel > rOtto, maka:
 th , Diesel   th , Otto
Umumnya r bernilai
12 s/d 23

1 1 r k 1
  1 dan   1 c
Otto k  1 Diesel k  1 k ( r  1)
r r c

Efisiensi siklus Diesel


diijinkan tinggi

Mengapa?

Diaplikasikan untuk
kebutuhan daya besar

Lokomotif, pembangkit
daya listrik, mesin kapal,
mesin otomotif besar

37
 Contoh soal 8
Sebuah mesin Diesel beroperasi menggunakan udara sebagai
fluida kerja dengan compression ratio 18 dan cutoff ratio 2.
Pada awal proses kompresi, kondisi udara adalah 14,7 psia, 80
°F, dan 117 in3. Memakai asumsi cold-air standard, tentukan:
(a). Temperatur dan tekanan udara pada setiap akhir proses
(b). Kerja keluaran bersih dan efisiensi termal
(c). Mean effective pressure (MEP)
Diketahui: Rudara = 0,3704 psia.ft³/lbm.R, cp = 0,24 Btu/lbm.R
dan cv = 0,171 Btu/lbm.R

Penyelesaian

2.2.5 Siklus Dual

- Siklus Otto dan Diesel tidak menggambarkan


kondisi nyata proses pembakaran pada motor
bakar khususnya dalam diagram P-v
Siklus Otto : pemberian kalor pada volume tetap
tidak mungkin
Siklus Diesel: pemberian kalor pada tekanan tetap
tidak mungkin
- Variasi tekanan saat pembakaran dapat didekati
dengan siklus Dual, yaitu kombinasi siklus Otto
dan Diesel

38
 Diagram P-V dan T-s

qin

qout

1 – 2 : Kompresi isentropik udara saat piston bergerak dari BDC


menuju TDC
2 – 3 : Penambahan kalor udara dari sumber eksternal pada volume
konstan dimana piston berada di TDC
3 – 4 : Penambahan kalor udara dari sumber eksternal pada tekanan
konstan diikuti piston menjauh dari TDC (awal langkah daya)
4 – 5 : Ekspansi isentropik (langkah daya)
5 – 1 : Pembuangan kalor dari udara pada volume konstan
dimana piston berada pada BDC

 Efisiensi termal

Q in  Q 23  Q 34 qin

Q out  Q 51
W net
 th , Dual  qout
 Q in
( Q 23  Q 34 )  Q 51

Q 23  Q 34
Q 51
 1
Q 23  Q 34

39
2.2.6 Motor Bakar Torak
 Mesin kalor yang bekerja secara bolak-balik
menggunakan piston dan silinder untuk
menghasilkan energi mekanik
 Nomenklatur

 Mekanisme konversi energi

piston, batang
Energi Energi Energi penghubung,
Kimia Termal Mekanik poros engkol,
transmisi, dll

Pembakaran Kenaikan T Energi berguna


/oksidasi & P gas

- Melalui tahapan-tahapan
- Tiap tahapan memerlukan proses dan peralatan
tertentu

40
 Mekanisme gerak translasi-rotasi
- Gerak translasi
torak menyebabkan
gerak rotasi pada
poros engkol karena ada
batang penghubung dan
sebaliknya gerak
rotasi poros engkol
menimbulkan gerak
translasi pada torak
- Putaran poros diteruskan
untuk menggerakkan sistem
transmisi pada gear box,
kemudian digunakan untuk
menggerakkan beban

 Klasifikasi motor bakar


1. Tipe pengapian
(a) Spark Ignition (SI)
 Mesin SI diawali dengan proses pembakaran
pada tiap siklus menggunakan spark plug
 Spark plug membangkitkan tegangan listrik tinggi
antara dua elektroda yang akan membakar
campuran udara-bahan bakar di ruang bakar
(b) Compression Ignition (CI)
 Proses pembakaran dimulai saat udara bertekanan
dicampur bahan bakar dan terbakar dengan
sendirinya karena temperatur ruang bakar yang
tinggi akibat kompresi oleh torak

41
2. Siklus mesin
(a) Siklus empat-langkah (four-stroke)
 4 gerakan torak pada dua putaran mesin tiap siklus daya

(b) Siklus dua-langkah (two-stroke)


 2 gerakan torak pada satu putaran mesin tiap siklus daya

3. Lokasi katup
(a) Valves in head (overhead valve, I Head engine)
 Standar pada mobil moderen

(b) Valves in block (flat head valve, L Head engine)


 Mobil2 tua dan beberapa mesin kecil
(c) Valves in block pada sisi berlawanan terhadap
silinder (T Head engine)
 Mobil2 masa lalu

42
3. Lokasi katup
(d) F Head engine
 Satu katup di head (intake) dan satu
di block. Konstruksi ini tidak umum

4. Desain dasar mesin


(a) Resiprokating
 Mesin memiliki satu atau lebih
silinder dimana torak bergerak
maju-mundur di dalamnya
 Daya digunakan untuk
memutar crankshaft yang
berhubungan secara mekanikal
dengan torak

(b) Rotary
 Mesin memiliki block yang berfungsi sebagai
stator yang di dalamnya terdapat rotor non-
konsentrik dan crankshaft
 Ruang bakar berada antara rotor dan stator
 Dikenal sebagai motor Wankel

43
5. Posisi dan jumlah silinder
(a) Silinder tunggal
 Mesin memiliki satu silinder dan torak yang
dihubungkan dengan poros engkol
(b) Segaris (in-line, straight)
 Beberapa silinder tersusun dalam satu baris
(garis lurus) sepanjang poros engkol
 Umumnya terdiri dari 2-11 silinder
 Mesin segaris 4 silinder umum digunakan pada
mobil dan aplikasi yang lain

(c) V engine
 Mesin dengan dua baris beberapa silinder
membentuk sudut tertentu sepanjang
sebuah poros engkol
 Sudut yang umum: 60° - 90°

 Memiliki jumlah silinder genap dari 2 – 20 buah


atau lebih
 V6 dan V8 umum digunakan pada mesin mobil

44
(d) Silinder berlawanan
 Dua baris beberapa silinder berlawanan satu
sama lain pada satu poros engkol
 Disebut juga mesin V 180° atau flat engine

 Konstruksi ini umum ada pada pesawat terbang


kecil dan beberapa mobil
 Memiliki jumlah silinder genap dari 2 – 8 buah
atau lebih

Mesin flat 4 silinder

(e) Mesin W
 Mesin dengan tiga baris beberapa silinder
membentuk sudut tertentu sepanjang
sebuah poros engkol
 Lebih banyak untuk aplikasi racing automobile

 Umumnya terdiri dari 12 silinder dengan sudut 60°


untuk tiap baris

45
(f) Opposed piston engine
 Mesin dengan dua torak tiap silinder dimana
ruang bakar berada di tengah-tengah silinder
 Proses pembakaran tunggal menyebabkan terjadi
dua langkah daya pada saat yang sama
 Mempunyai poros engkol ganda yang terpisah
 Output mesin dapat berasal dari dua putaran
poros engkol atau dengan satu poros engkol
dengan mempersatukannya melalui mekanisme
yang komplek

(g) Radial engine


 Mesin dengan beberapa torak dengan posisi
sirkular terhadap sumbu poros engkol
 Connecting rod torak dihubungkan ke master rod
yang selanjutnya dihubungkan ke poros engkol
 Mempunyai silinder ganjil dengan jumlah 3 - 13
 Aplikasinya untuk pesawat tipe propeler dan
mesin kapal (54 silinder, 6 baris masing-masing 9
silinder)

46
6. Proses pemasukan udara
(a) Naturally aspirated, udara masuk tanpa tekanan
(b) Supercharged
 Tekanan udara masuk ditambah memakai
kompresor yang digerakkan oleh poros engkol
(c) Turbocharged
 Tekanan udara masuk dinaikkan dengan kompresor
yang digerakkan oleh turbin memakai exhaust gas

(b) (c)

(d) Crankcase compressed


 Siklus mesin dua langkah yang menggunakan
crankcase sebagai kompresor udara masuk

7. Metode bahan bakar masuk (SI engine)


(a) Memakai karburator
(b) Memakai multipoint port fuel injection
 Satu atau beberapa injektor pada tiap cylinder
intake
(c) Throttle body fuel injection
 Injektor dipasang pada intake manifold

47
8. Penggunaan bahan bakar
(a) Gasoline (Bensin)
(b) Minyak Diesel
(c) Gas, gas alam, metan
(d) LPG
(e) Alcohol-ethyl, methyl
(f) Dual fuel
 Kombinasi dua atau lebih bahan bakar
 Contoh pada mesin CI; metana dicampur
minyakDiesel
(g) Gasohol
 Campuran 90% bensin dan 10% alkohol
(h) Biofuel

9. Sistem pendinginan
(a) Air cooled
(b) Liquid cooled, water cooled

 Siklus aktual

48
 Unjuk kerja motor bakar
a. Diagram indikator
Diagram yang dihasilkan dengan cara mengukur tekanan di
dalam silinder mesin untuk setiap perubahan volume
Diagram muncul pada lembaran indikator
p (kPa)

Luas diagram
menunjukkan kerja
tiap siklus

V (cm3)
TMA TMB

 Daya yang dihasilkan di dalam silinder mesin yakni berupa


daya gas pembakaran u/ menggerakkan torak
 Dihitung dengan menggunakan diagram indikator dari
siklus sebenarnya

Pi = (Wi.N)/a
Pi = daya indikator, kW
Wi = kerja indikator tiap siklus, kJ (= luas diagram netto)
N = putaran poros, rpm
a = bernilai 2 u/ motor 4 langkah
bernilai 1 u/ motor 2 langkah

Angka 2 dan 1 menggambarkan jumlah putaran


tiap siklus

49
b. Daya poros
 Daya berguna yang dipakai u/ menggerakkan beban
 Diukur memakai dinamometer, yaitu alat yang digunakan
u/ mengukur torsi dan daya mesin

Pb = 2πNT
Pb = daya poros, kW
N = putaran poros
T = torsi
 Daya poros dapat dihitung dengan 2 cara sesuai satuan:
1. Pb (kW) = 2πNT N (rps) dan T (kN.m)
2. Pb (HP) = (2πNT)/33000 N (rpm) dan T (lb.ft)
= (NT)/5252

 Hubungan antara daya poros dan daya indikator:

Pb = ηm.Pi
ηm = efisiensi mekanis

 Daya gesek (Pf) adalah daya u/ mengatasi gesekan


dan menggerakkan peralatan (pompa, alternator,
dll)

ηm = 1 – (Pf / Pi)

50
c. Mean effective pressure, MEP

 Brake Mean Effective Pressure


bmep = Wb / Vd = wb / ∆v
Tekanan rata-rata di
dalam silinder yang
(satuan: Pa)
mewakili tekanan  Indicated Mean Effective
yang berubah-ubah
sepanjang siklus Pressure
imep = wi / ∆v (satuan: Pa)
wb = kerja poros tiap silinder
wi = kerja indikator tiap silinder
∆v = PD (piston displacement)

 Contoh soal 9
Sebuah mesin Otto 4 silinder 4 langkah bekerja dengan udara
standar. Compression ratio nya 8,6 dan volume langkah torak
total 1000 cc. Keadaan awal langkah kompresi adalah 100 kPa
dan 27 °C. Jumlah energi yang dimasukkan tiap siklus 135
Joule/silinder. Hitung imep teoritis, bila diketahui k udara = 1,4 !

Analisis udara standar:

 th  1  rc 1 k  1  8,6 (11, 4 )  0,577 Ingat :


wi  0,577 x135 J / sil .  77,9 J / sil . - wi = ηth.qH
- 1000 cc = 1000 cm3
wi 77,9 J
imep    311,6 x10 3 Pa - PD per silinder = 10-3 m3/4
PD 10 3 3
( )m - J/m3 = (N.m)/m3 = N/m2
4
= Pa

51
 Contoh soal 10
Motor bakar torak 2 langkah direncanakan dipakai untuk
menggerakkan alat dengan torsi maksimum 80 N.m. Dari
pengujian diperoleh diagram indikator seperti gambar berikut.

1 cm = 30 kPa
Apabila diketahui :
- luas bersih diagram 2500 mm2
- putaran mesin 1750 rpm
- m = 60%

Selidikilah apa benar motor


bakar mampu melayani beban
1 cm = 175 cm3 tersebut!

• Kerja indikator
175 cm 3 30 kPa
W i  25 cm 2 x x  131250 kPa .cm 3
1cm 1cm
kN
 131250 .10  6 m 3  0,13125 kJ
m2

• Daya indikator
W i . N 0,13125 kJ 1750
Pi   x x 2  24 ,04 kW
a 1 60 det
• Daya poros
Pb   m . Pi  0 , 6 x 24 , 04 kW  14 , 42 kW

• Torsi
Pb 14 , 42 kW
T    78 , 75 J  78 , 75 Nm
2 N 1750
2
60 det

52
3. Turbin
 Pengertian
 Turbinis putaran
 Adalah mesin putar (rotary engine) yang menghasilkan
energi mekanik dari energi yang dimiliki oleh aliran
fluida
 Mekanisme pengubahan energi:
Energi mekanis
fluida

- Energi potensial
(pressure head) Energi mekanis
TURBIN
- Energi kinetik rotasional
(velocity head)

3.1 Penggolongan Turbin


 Berdasarkan fluida kerja yang digunakan
 Turbin gas fluida gas
 Turbin uap fluida air dalam fasa cair dan uap
 Turbin air fluida air
 Turbin angin fluida udara

compressible
Fluida/zat alir

incompressible

53
 Berdasarkan bentuk blade
 Turbin impulse
 Turbin reaksi

Impulse

Reaksi

3.2 Turbin Gas


 Rotary engine yang bekerja dengan siklus Brayton
yakni terdiri dari dua proses isobar dan dua proses
isentropis

1 – 2: kompresi isentropik di kompresor


2 – 3: pemasukan kalor secara isobar
3 – 4: ekspansi isentropik di turbin
4 – 1: pembuangan kalor secara isobar

54
 Energi mekanik dihasilkan dari proses ekspansi gas
hasil pembakaran

Energi Energi Energi


Kimia Termal Mekanik

bahan hasil turbin


bakar pembakaran

 Komponen utama
Ruang bakar
Turbin

Kompresor

 Persamaan energi
 Kerja kompresor spesifik, kJ/kg
w komp  h 2  h 1

 Kalor masuk spesifik, kJ/kg


qin  q 23  h 3  h 2 wkomp wturb

 Kalor keluar spesifik, kJ/kg


q out  h 1  h 4

 Kerja turbin spesifik, kJ/kg


w turb  h 3  h 4

55
 Persamaan energi
 Efisiensi termal
w net
 
q in

w net  w turb  w komp wkomp wturb

 Back Work Ratio, BWR

w komp
BWR
w turb

3.3 Turbin Uap


 Rotary engine yang bekerja dengan siklus Rankine
yakni terdiri dari dua proses isobar dan dua proses
isentropis

1 – 2: ekspansi isentropik di turbin


2 – 3: pebuangan kalor secara isobar
di kondenser
3 – 4: kompressi isentropik di pompa
4 – 1: pemasukan kalor isobar
di boiler

56
 Energi mekanik dihasilkan dari proses ekspansi uap
hasil pembakaran

Energi Energi Energi


Kimia Termal Mekanik

bahan hasil turbin


bakar pembakaran

 Komponen utama

 Persamaan energi
 Kerja kompresor spesifik, kJ/kg

Qin
 Kalor masuk spesifik, kJ/kg
W turbin

W pompa
 Kalor keluar spesifik, kJ/kg Qout

 Kerja turbin spesifik, kJ/kg

57
 Persamaan energi
 Efisiensi termal

 Back Work Ratio, BWR

3.4 Turbin Air


 Aliran air diarahkan ke blades turbin runner, dan
menimbulkan gaya pada blades. Ketika runner
berputar, gaya beraksi dengan jarak tertentu (gaya
yang beraksi pada jarak tertentu didefinisikan sebagai
kerja / work). Dengan cara ini, energi ditransfer dari
aliran air ke turbin

58
 Tipe turbin
 Reaction turbines:
• Francis
• Kaplan, Propeller, Bulb, Tube, Straflo
• Tyson
• Water wheel

 Impulse turbines:
• Pelton
• Turgo
• Michell-Banki

 Tipe turbin

Turbin Francis

Turbin Kaplan

59
 Tipe turbin

Turbin Tyson

Water Wheel

 Tipe turbin

Turbin Pelton

Turbin Turgo

60
 Tipe turbin

Turbin Banki

 Penggunaan jenis turbin air


• Kaplan
2 < H < 40
(H = head dalam
Turbine High Medium Low meter)
type head head head
• Francis
- Cross- 10 < H < 350
Impulse - Pelton flow Cross-
turbines - Turgo - Pelton flow • Pelton
50 < H < 1300
- Turgo
• Turgo
50 < H < 250
Reaction - Propeller
Francis • Banki
turbines - Kaplan
3 < H < 40

61
3.5 Turbin Angin
 Adalah sebuah mesin yang mengkonversi energi
kinetik angin menjadi energi mekanikal (rotasional)

 Apabila energi mekanikal digunakan langsung untuk


menggerakkan machinery seperti pompa, mesin ini
disebut windmill

 Apabila energi mekanikal dikonversi menjadi energi


listrik maka mesin disebut wind generator

Machinery

62
 Teori operasi
 Angin memutar blades selanjutnya memutar poros.
Apabila poros dihubungkan dengan generator, akan
menghasilkan electricity
 Prinsip kerjanya seperti sayap pesawat terbang:
» menerapkan hukum Bernoulli
» memanfaatkan ketidakseimbangan antara gaya lift
dan drag

WIN
D

 Komponen turbin angin

• blade dan rotor, mengubah


energi angin menjadi energi
putaran poros;
• drive train, biasanya terdiri dari
gearbox dan generator;
• tower yang menyangga rotor
dan drive train; dan
• peralatan lain seperti sistem
kontrol, kabel listrik, pondasi
tower, peralatan interkoneksi

63
 Jenis turbin angin
 Poros horisontal
Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT)
mempunyai poros rotor utama
horisontal dan generator yang terletak
di puncak tower, dan diarahkan ke
angin dengan beberapa cara. Turbin
kecil diarahkan dengan baling-baling
(vane) sederhana. Turbin besar
biasanya memakai sensor angin yang
dikopel dengan servomotor. Umumnya
mempunyai gearbox, yang mengubah
putaran rendah dari blades menjadi
putaran tinggi untuk membangkitkan
listrik

 Jenis turbin angin


 Poros vertikal
Vertical Axis Wind Turbines (or VAWTs)
mempunyai poros rotor utama pada arah
vertikal. Keuntungan susunan ini adalah
bahwa generator dan atau gearbox dapat
ditempatkan di bawah (dekat tanah),
sehingga tower tidak menyangganya, dan
turbin tidak perlu diarahkan ke angin.
Kekurangannya adalah timbulnya getaran
selama perputaran rotor, terganggunya
operasional karena turbulensi udara yang
tinggi di permukaan tanah. VAWT
umumnya dioperasikan untuk operasi
putaran rendah.

64

Anda mungkin juga menyukai