HUKUM TERMODINAMIKA II
Misalnya, terdapat suatu siklus termodinamika yang melibatkan proses isotermal, isobarik,
dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal dari keadaan A sampai B, kemudian
menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya
proses isokorik membuat sistem kembali ke keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan
B, kemudian ke keadaan C, dan akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan suatu siklus.
Apabila siklus tersebut berlangsung terus menerus, kalor yang diberikan dapat diubah
menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi usaha. Kalor yang
dapat diubah menjadi usaha hanya pada bagian yang diarsir saja. Berdasarkan Gambar 1
tersebut besar usaha yang bermanfaat adalah luas daerah ABCA. Secara matematis dapat
ditulis seperti berikut.
W = nRT ln V2 - p(V2 - V1)
V1
Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan bernilai negatif
jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam (∆U) untuk satu siklus
sama dengan nol ( ∆U = 0), karena keadaan awal sama dengan keadaan akhir.
Pada tahun 1824, seorang insinyur berkebangsaan Prancis, Nicolas Leonardi Sadi
Carnot, memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin
berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya dikenal sebagai siklus
Carnot. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses
adiabatik
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki efisiensi tertinggi
yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh sistem untuk satu
siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p - V. Mengingat selama proses
siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2
ke reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut hukum I
termodinamika adalah sebagai berikut.
Q = ∆U + W
Q1 – Q2 = 0 + W
W = Q1 – Q2
Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang penting. Untuk
mesin kalor, efisiensi mesin ( η dibaca eta ) ditentukan dari perbandingan usaha yang
dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan.
Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena merupakan mesin ideal
yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin yang mempunyai efisien melebihi
efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan persamaan di atas terlihat efisiensi mesin kalor
Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir. Untuk mendapatkan
efisiensi sebesar 100%, suhu tandon T2 harus = 0 K. Hal ini dalam praktik tidak mungkin
terjadi. Oleh karena itu, mesin kalor Carnot adalah mesin yang sangat ideal. Hal ini
disebabkan proses kalor Carnot merupakan proses reversibel. Sedangkan kebanyakan mesin
biasanya mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan).
esin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan mesin kalor.
Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu
tinggi dengan melakukan usaha pada sistem. Salah satu contoh mesin pendingin adalah
lemari es. Lemari Es beroperasi untuk mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk
kelingkungan yang hangat. Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur
rendah TL (katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar
dikeluarkan pada temperatur tinggi Th (ruangan) (Edi, 2002).
Bagan proses penyerapan kalor pada mesin pendingin
Pada sistem lemari es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi
melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Qh dikeluarkan dan gas
mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui
katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap
padatekanan yang lebih rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam
lemaries. Fluida kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali. Sampai saat ini belum
ditemukan lemari es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor
dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Clausius mengenai hukum termodinamika kedua, yaitu kalor tidak mengalir secara spontan
dari benda dingin ke benda panas (Edi, 2002).
Meskipun memiliki cara kerja lemari es dengan mesin kalor berlwanan, akan tetapi prinsip
kerja lemari es masih berhubungan dengan hukum perpindahan kalor (membalikkan arah
normal aliran energi panas). Kulkas dapat bekerja karena adanya refrigeran, yaitu zat
semacam freon yang bertitik didih rendah sehingga terjadi perubahan wujud antara cair dan
gas. Sebaguan cairan, refrigeran berperan dakam penyerapan energi panas dari udara dingin
di dalam lemari es untuk diubah menjadi gas (Andini, 2007).
Berikut ini siklus kulkas beserta penjelasannya (Giancoli, 2001) :
Penjelasan Siklus Refrigerasi:
A-B : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yang menambah beban kompresor). Hindari
kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dengan cara menginsulasi pipa suction.
B-C : proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan temperatur rendah dinaikkan
tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin di kondenser. Pada
proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yang sangat tinggi.
E-F : Proses sub-cooling di kondenser ( refrigeran yang sudah dalam bentuk cair masih
membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan temperatur).
Sangat berguna untuk memastikan refrigeran dalam keadaan cair sempurna.
F-G : Proses sub-cooling di pipa liquid (Refrigeran cair masih mengalami penurunan
temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara sekitar). Pipa liquidline tidak
diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara, tujuannya untuk menambah kapasitas
refrigerasi.
Setelah mengetahui siklus dari lemari es diatas, maka akan dijelaskan cara kerja dari lemari
es. Berikut ini cara kerja lemari es secara umum (Giancoli, 2001):
Pertama-tama, dengan adanya aliran listrik, kompresor akan bekerja menghisap gas
refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah dari saluran hisap dan evaporator. Kompresor
kemudian memampatkan gas refrigeran sehingga menjadi uap/gas bertekanan tinggi dan
bersuhu tinggi. Gas tersebut dipaksa keluar oleh kompresor memasuki kondensor yang
dingin. Gas refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi tersebut di dalam kondensor akan
didinginkan oleh udara di luar lemari es (panas berpindah dari kondensor ke lingkungan luar)
sehingga suhunya turun, mencapai suhu kondensasi (pengembunan) dan wujudnya berubah
menjadi cair, tapi tekanannya tetap tinggi.
Untuk dapat menguap di dalam evaporator, refrigeran memerlukan kalor. Oleh karena
refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang besar, kalor diserap dari sekeliling
evaporator, yaitu isi lemari es. Kerja ini diperkuat oleh adanya daya hisap kompresor yang
menyebabkan molekul-molekul gas refrigeran mendapat percepatan sehingga bergerak
melesat sepanjang evaporator sambil mengambil panas dari sekelilingnya dengan efek
resultan isi lemari es menjadi dingin.
Selanjutnya gas refrigeran memasuki akumulator untuk dipisahkan dengan refrigeran yang
masih berwujud cair. Hanya refrigeran yang berwujud gas yang boleh memasuki saluran
hisap, kemudian kembali lagi ke kompresor untuk dimampatkan, kemudian dipompakan lagi
ke kondensor, begitu seterusnya.
Selain cooling cycle, lemari es juga memiliki kerja pendukung yaitu mencairkan es (defrost).
Bila defrost tidak berfungsi, maka bunga es akan semakin menumpuk di luar pipa evaporator
sehingga akhirnya daya mendinginkan akan semakin berkurang.
1. Mesin Diesel
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran yang lebih spesifik, sebuah mesin pemicu
kompresi (pemberi tekanan yang tinggi ), dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu
tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergilain (seperti busi). Mesin ini
ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada tanggal 23
Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin yang dapat digunakan dengan berbagai
macam bahan bakar, termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition
Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang
(lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering
(Arismunandar, 2004).
SIKLUS DIESEL :
Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal, yang mana urutan kerjanya adalah
(Arismunandar, 2004):
A-B : Mula-mula udara ditekan secara adiabatik (penekanan secara adiabatik menyebabkan
suhu dan tekanan udara meningkat).
B-C : Lalu dipanaskan pada tekanan konstan. Kemudian penyuntik alias injector
menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran. Pembakaran terjadi karena suhu dan
tekanan udara sangat tinggi, sehingga ketika solar disemprotkan ke dalam silinder maka solar
langsung terbakar dan tidak perlu pakai busi lagi.
D-A : Pendinginan pada volume konstan gas yang terbakar dibuang ke pipa pembuangan dan
udara yang baru masuk kesilinder v,
Karena efisiensi 100 % tidak bisa dicapai oleh mesin, maka kita bisa menyimpulkan bahwa
tidak mungkin semua kalor masukan (QH) digunakan untuk melakukan kerja. Pasti adakalor
yang terbuang (QL). Berbeda dengan mesin bensin (Otto), pembakaran gas dilakukan dengan
memberikan kompresi hingga tekanannya tinggi. Untuk perbandingan tekanan yang sama ,
mesin Otto mempunyai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan mesin Diesel. Hal ini
dikarenakan mesin diesel bekerja pada perbandingan tekanan yang tinggi untuk mencapai
efisiensi yang tinggi.
Mesin kalor berbeda dengan pompa kalor. Dalam ilmu termodinamika, refrigerator dan
pompa kalor (heat pump) relatif sama. Perbedaannya, terletak hanya pada proses kerjanya.
Mesin kalor adalah alat yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi
mekanik. Misalnya pada mesin mobil, energi panas hasil pembakaran bahan bakar diubah
menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa
pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang,
yang membawa sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian energi panas hasil
pembakaran bahan bakar yang Mesin kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih
panas ke lokasi yang lebih dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja.
Kebalikannya, pompa kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari
lokasi yang lebih dingin kelokasi yang lebih panas (Pandjaitan, 1999).
APLIKASI PENERAPAN HUKUM II TERMODINAMIKA
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin
pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk
menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum masuk
ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan injeksi bahan bakar
langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas
buang yang ramah lingkungan. Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh
karburator atau sistem injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual
sampai dengan penambahan sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor
otto terjadi diluar silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar
seproporsional mungkin. Hal ini dsebut EFI
1. Mesin satu tak, setiap langkah piston terjadi proses pembakaran.
2. Mesin dua tak, memerlukan dua langkah piston dalam satu siklus proses pembakaran.
3. Mesin empat tak, memerlukan empat langkah piston dalam satu siklus proses pembakaran.
4. Mesin enam tak, memerlukan enam langkah piston dalam satu siklus proses pembakaran.
5. Mesin wankel (rotary engine/wankel engine). memerlukan satu putaran penuh rotor dalam
satu siklus pembakaran.
3. Pengapian yang tepat (besar percikan busi dan waktu penyalaan/timing ignition)
Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan dalam
kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel) adalah
contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Gambar 1.3. piston mesin bensin
Mesin dua tak adalah mesin yang memerlukan dua kali gerakan piston naik turun
untuk sekali pembakaran (agar diperoleh tenaga). Mesin tersebut banyak digunakan pada
motor-motor kecil. Mesin dua tak menghasilkan asap sebagai sisa pembakaran dari oli
pelumas. Mesin empat tak memerlukan empat kali gerakan piston untuk sekali pembakaran.
Pada motor-motor besar biasa menggunakan mesin empat tak. Akan tetapi, sekarang banyak
motor-motor kecil bermesin empat tak. Mesin jenis ini sedikit menghasilkan sisa pembakaran
karena bahan bakarnya hanya bensin murni.
Gambar di atas merupakan mesin pembakaran dalam empat langkah (empat tak).
Mula-mula campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder pada
saat piston bergerak ke bawah (langkah masukan). Selanjutnya campuran udara dan uap
bensin dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika piston bergerak ke atas (langkah
kompresi atau penekanan). Karena ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran
meningkat. Pada saat yang sama, busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan
uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu
tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai terhadap piston dan mendorong piston ke
bawah (langkai pemuaian). Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup
pembuangan dan dialirkan menuju pipa pembuangan (langkah pembuangan). Katup masukan
terbuka lagi dan keempat langkah tersebut diulangi kembali. Tujuan dari adanya langkah
kompresi atau penekanan adiabatik adalah menaikkan suhu dan tekanan campuran udara dan
uap bensin. Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi akan menghasilkan suhu dan
tekanan (P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA) yang dihasilkan
selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil menjadi lebih
bertenaga. Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin bisa terbakar ketika busi
memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang terbakar tidak terlalu tinggi
sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil. Akibatnya mesin menjadi kurang
bertenaga.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin pembakaran
dalam empat langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses pembakaran,
energi potensial kimia dalam bensin + energi dalam udara berubah menjadi kalor alias panas.
Sebagian kalor berubah menjadi energi mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian
kalor dibuang melalui pipa pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang
piston dan poros engkol berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak),
sebagian kecil berubah menjadi kalor alias panas sedangkan panas timbul akibat adanya
gesekan. Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses termodinamika yang
terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2 buah proses adiabatis (kalor tetap).
Dengan Proses yang terjadi adalah :
Gambar 1.4. Siklus Otto
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
Sesuai hukum 1 termodinamika, kesetaraan panas dan gerak dapat dituliskan sebagai
persamaan energi sebagai berikut:
Keterangan:
Q = panas yang keluar atau masuk sistem (joule)
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
W= kerja yang diberikan s istem (joule)
Sebuah mesin bekerja menurut sikllus Otto dengan gas sempurna sebagai zat
pelakunya (working subtance). Maka dapat ditentukan efisiensi termal mesin ini.
Efisisensi mesin
dan
Dengan memperhatikan jenis proses pada tiap langkah, maka dapat diperoleh
persamaan-persamaan berikut.
V2 = V3 V1 = V4
Gambar 6.6 Siklus Otto
, sehingga
, sehingga
, sehingga
, sehingga
Jadi efisiensi mesin
(A)
Dari Gb. 6-6, dapat disimpulkan bahwa suhu tidak diketahui, sihigga suhu T1 dan lain-lain.
Dalam persamaan (A) harus diubah menjadi besarean volume. Dari kedua adibat, diperoleh
(B)
Dari gambar diketahui bahwa
(C)
Dari keempat persamaan dal (B) dan (C) diperoleh
(tetapan), jadi
(D)
Masukan hasil dalam persamaan (D) ini kedalam persamaan (A)
Jika , maka
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah
mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang
dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Gambar 1.5. Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal.
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada
23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan
berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia mempertunjukkannya pada
Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang
(lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis.
Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar)
dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pada motor diesel ruang bakarnya bisa
terdiri dari satu atau lebih tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat
terdiri dari satu atau dua torak. Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya
memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak yang
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak
bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh
poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi
gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Berdasarkan cara menganalisa sistim
kerjanya, motor diesel dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim
airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang
menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan motor
bensin dianalisa dengan siklus otto).
Gambar 1.6. siklus pada mesin diesel
Pada mesin Diesel, dibuat ”ruangan” sedemikian rupa sehigga pada ruang itu akan
terjadi peningkata suhu hingga mencapai ”titik nyala” yang sanggup ”membakar” minyak
bahan bakar. Pemampatan yang biasanya digunakan hingga mencapai kondisi ”terbakar” itu
biasanya 18 hingga 25 kali dari volume ruangan normal. Sementara suhunya bisa naik
mencapai 500 oC . Cara kerjanya mudah, minyak
solar
yang sudah dicampur udara (seperti yang keluar dari semprotan obat nyamuk)
disemprotkan ke dalam ruangan yang telah ”mampat” dan bersuhu tinggi, sehingga dapat
langsung membuat ”kabut solar” tadi meledak dan mendorong ”piston” yang kemudian akan
menggerakkan poros-poros roda, singkatnya menjadi TENAGA. Kejadian ini berulang-ulang
dan tenaga yang muncul pun dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan mobil, generator
listrik, dan sebagainya.
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum
Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke
dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi
dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati
Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang
bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang
bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat.
Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat
dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang
bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan
bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar utama
dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang
dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang
penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft
tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :
Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar
karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger.
Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor,
yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu para putaran yang diinginkan.
Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun
sehingga peralatan listrik tidak dapat berkerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila
putaran mesin terlalu tinggi maka bisa mengakibatkan over voltage yang bisa merusak
peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih
mencapai tujuan ini melalui elektronik kontrol modul (ECM) atau elektronik kontrol unit
(ECU) – yang merupakan “komputer” dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan
mesin melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan
dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik
atau hidrolik untuk mengatur kecepatan mesin.
Keunggulan dan kelemahan mesin diesel dibanding dengan mesin busi-nyala (mesin
bensin)
Untuk keluaran tenaga yang sama, ukuran mesin diesel lebih besar daripada mesin
bensin karena konstruksi besar diperlukan supaya dapat bertahan dalam tekanan tinggi untuk
pembakaran atau penyalaan. Dengan konstruksi yang besar tersebut penggemar modifikasi
relatif mudah dan murah untuk meningkatkan tenaga dengan penambahan turbocharger tanpa
terlalu memikirkan ketahanan komponen terhadap takanan yang tinggi. Mesin bensin perlu
perhitungan yang lebih cermat untuk modifikasi peningkatan tenaga karena pada umumnya
komponen di dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel
kandidat untuk modifikasi mesin dengan biaya murah.
Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin bertujuan meningkatkan
jumlah udara yang masuk dalam ruang bakar dengan demikian pada saat kompresi akan
menghasilkan tekanan yang tinggi dan pada saat penyalaan atau pembakaran akan
menghasilkan tenaga yang besar. Penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin
diesel tidak berpengaruh besar terhadap pemakaian bahan bakar karena bahan bakar
disuntikan secara langsung ke ruang bakar pada saat ruang bakar dalam keadaan kompresi
tertinggi untuk memicu penyalaan agar terjadi proses pembakaran. Sedangkan penambahan
turbocharger atau supercharger pada mesin bensin sangat memengaruhi pemakaian bahan
bakar karena udara dan bahan bakar dicampur dengan komposisi yang tepat sebelum masuk
ruang bakar, baik untuk mesin bensin dengan sistem karburator maupun sistem injeksi.
2.3. MESIN PENDINGIN
1. Kompresor
Merupakan bagian yang paling penting dari mesin pendingin, kompresor menekan
bahan pendingin kesemua bagian dri system. Pada system refrigerasi kompresor
bekerja membuat perbedaan tekanan pada masing – masing bagian. Karena dengan
adanya perbedaan antara sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah, maka bahan
pendingin cair dapat melalui alat pengatur aliran ke evaporator. Fungsi kompresor
sendiri adalah menghisap gas refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan
bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas tersebut menjadi gas yang
bertekanan dan bertemperatur yang tinggi.
2. Kondensor
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasibahan pendingin gas dari
kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri,
kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat
membuang panasnya keluar. Kondensor merupakan jaringan pipa yang berfungsi
sebagai pengembunan. Refrigerant yang yang dipompakan dari kompresor akan
mengalami penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor, kemudian mengalami
pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan
mengalir menuju pipa evaporator.
3. Filter
filter berfungsi untuk menyarin refrigran agar dalam keadaan bersih saat melewati
expansi, filter hanya sebagai tambahan sehingga boleh ada atau boleh tidak, letak filer
terdapat setelah kondensor.
4. Expansi
expansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigran, expansi terletak setelah filter.
5. Evaporator
Evaporator merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair yang
berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu berubah wujud menjadi gas
dingin karena mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut mampu menyerap
kondisi yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam
evaporator akan mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga hisapan.
6. Akumulator
akumulator berfungsi sebagai penyaringan gas dari cairan, sehingga refrigran yang
masuk ke dalam kompresor dalam keadaan gas (kompresor dirancang untuk
memompa gas bukan cairan), akumulator hanya sebagai tambahan boleh ada atau
boleh tidak, akumulator terletak setelah evaporator dan sebelum kompresor.
b. Lemari Es (Kulkas)
Adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga, untuk
menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan pendingin di perlukan
panas.
Gambar 1.8. Lemari Es (Kulkas)
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap
pada suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin,
karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator yang
ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan
menjadi dingin seluruhnya.
Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi
melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Qh dikeluarkan dan gas
mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui
katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada
tekanan yang lebih rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari
es. Fluida kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali.
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor
dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini merupakan
pernyataan Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara
spontan dari benda dingin ke benda panas. Dengan demikian tidak aka nada lemari Es yang
sempurna.
Koefisien kerja (KK) lemari es didefinisikan sebagai kalor QL yang diambil dari area
dengan temperatur rendah ( di dalam lemari es) dibagi dengan kerja W yang dilakukan untuk
mengeluarkan kalor:
Hal ini masuk akal karena makin banyak kalor QL yang didapat dikeluarkan dari
dalam lemari es untuk sejumlah kerja tertentu , makin baik (makin efisien ) lemari es
tersebut. Energi adalah kekal, sehingga dari hukum pertama kita dapat menuliskan :
W = Qh - QL
QL + W = Q h
=
kemudian persamaan menjadi :
KKideal =
Untuk lemari es ideal (bukan yang sempurna, yang tidak mungkin) yang terbaik yang bisa di
dapat adalah :
Cara Kerja Instalasi Mesin Kulkas
Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat dikeluarkan kembali
dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor, setelah itu menuju saringan,
setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami penahanan. Adanya penahanan ini
akan menimbulkan suatu tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut
menjadi cairan di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator
dan terus menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke
kompresor. Demilian siklus kembali terulang.
Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es yang memakai fan
motor, dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat dan merata ke semua bagian dari lemari
es. Udara panas di dalam lemari es dihisap oleh fan motor lalu dialirkan melalui evaporator.
Udara menjadi dingin dan oleh fan motor di dorong melalui saluran atau cerobong udara, di
bagi merata ke semua bagian dalam lemari es.
1. AC Window/Jendela
2. AC Split
Prinsip kerja AC mirip seperti lemari es, AC beroperasi untuk mentransfer kalor
keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungan yang hangat. Meskipun mirip namun
perincian perancangan sebenarnya berbeda karena penyejuk udara mengambil kalor QL dari
dalam ruangan atau gedung pada temperature rendah , dan membuang kalor Qh keluar
lingkungan pada temperature yang tinggi.
Kalor secarra alami mengalir darri temperatur tinggi ke temperatur rendah. Penyejuk
udara melakukan kerja untuk melakukan yang sebaliknya (membuat kalor mengalir dari
dingin ke panas). Kita bisa mengatakan bahwa penyejuk udara “memompa” kalor dari daerah
dingin kedaerah yang lebih panas, melawan kecenderungan alami kalor untuk mengalir dari
panas ke dingin, sebagaimana air dapat di pompa menaiki bukit, melawan kecenderungan
alami untuk mengalir ke bawah bukit.
Gambar 1.10. Prinsip Kerja AC
Prinsip Kerja Ac
Prinsip kerja AC dapat dibagi 3 bagian :
1. Kerja bahan pendingin, Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat
dikeluarkan kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor, setelah itu
menuju saringan, setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan mengalami penahanan. Adanya
penahanan ini akan menimbulkan suatu tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya
gas tersebut menjadi cairan di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus
ke evaporator dan terus menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap
lagi ke kompresor. Demilian siklus kembali terulang.
2. Kerja Aliran Udara, kerja aliran udara ada 2 bagian yang terpisah yaitu : bagian muka atau
bagian depan dan bagian belakang atau bagian yang panas. Bagian depan bagian dari
evaporator merupakan bagian dingin, dimana fan menghembuskan udara meniup evaporator
sehingga udara yang keluar dari bagian depan udara dingin. Sedangkan bagian belakang fan
meniup kondensor untuk mendinginkan sehingga udara yang keluar udara panas dari
kondensor.
3. Kerja Alat-alat Listrik, Alat-alat listrik dari AC adalah bagian-bagian yang paling banyak
variasinya dan paling banyak menimbulkan gangguan-gangguan. Pada prinsipnya dapat
dibagi dalam 2 bagian : fan motor dan kompresor dengan alat-alat pengaman dan
pengaturnya.
Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:
1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator dan udara
bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan
menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan
dikumpulkan dalam penampung uap.
2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor, selama proses
kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant menjadi naik dan ditekan
masuk ke dalam kondensor.
3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan katup
ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator.
4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant memberikan
panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun pada pipa kapiler. Dalam
mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh kipas propeller.
5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya thermostat
untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab udara di dalam
ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian terjadi udara
bersentuhan dengan pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di
sini terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari
sebelumnya.
7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di dalam
ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu
dengan komponen AC lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara
kondensor. Dalam hal ini udara di luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan
masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada AC.
8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan mudah dicairkan
dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap panas udara
pendingin dalam condensor sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air atau udara
tersebut menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah
menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi.
Kejadian ini akan berulang secara terus menerus.
Jadi intinya prinsip pendinginan udara pada AC melibatkan siklus refrigerasi,
yakni udara didinginkan oleh refrigerant/pendingin (biasanya freon), lalu freon ditekan
menggunakan kompresor sampai tekanan dan suhunya naik, kemudian didinginkan oleh
udara lingkungan sehingga mencair. Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga
menjadi suatu siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil
kalor dari udara dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.
Soal No. 1
Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai efisiensi 40%.
Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya.....%
A. 50,0
B. 52,5
C. 57,0
D. 62,5
E. 64,0
(Sumber Soal : SPMB 2004)
Pembahasan
Data pertama:
η = 40% = 4 / 10
Tt = 400 K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100 % untuk mempermudah perhitungan:
η = 1 − (Tr/Tt)
4 / 10 = 1 − (Tr/400)
(Tr/400) = 6 / 10
Tr = 240 K
Data kedua :
Tt = 640 K
Tr = 240 K (dari hasil perhitungan pertama)
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 240/640) x 100%
η = ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5%
Soal No. 2
Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K mempunyai
efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%, maka suhu reservoir suhu tinggi
dinaikkan menjadi....(UMPTN 90)
A. 900 K
B. 960 K
C. 1000 K
D. 1180 K
E. 1600 K
Pembahasan
Rumus efisiensi (tanpa %)
Suhu tingginya:
Soal No. 3
Sebuah mesin Carnot bekerja pada pada suhu tinggi 627°C memiliki efisiensi 50%. Agar
efisiensi maksimumnya naik menjadi 70% pada suhu rendah yang tetap, maka suhu tingginya
harus dinaikkan menjadi....
A. 1500°C
B. 1227°C
C. 1127°C
D. 1073°C
E. 927°C
Soal No. 4
Perhatikan gambar berikut ini!
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin
Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da
Pembahasan
a) Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt = 227oC = 500 K
Tr = 27oC = 300 K
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40%
b) Usaha mesin Carnot
η = W/Q1
4/10 = W/1200
W = 480 joule
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan mesin
Carnot
Q2 = Q1 − W = 1200 − 480 = 720 joule
Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2
Pembahasan
Adiabatis : proses dimana tidak ada kalor masuk atau keluar. Ciri garisnya melengkung
curam. Seperti garis 2 - 3.
Isokhorik : proses pada volume tetap. Garisnya yang tegak lurus sumbu V. Bisa 5 - 1, juga 3 -
4.