Anda di halaman 1dari 31

SIKLUS TERMODINAMIKA HUKUM 2

Siklus Carnot
Siklus adalah suatu rangkaian proses sedemikian rupa sehingga akhirnya kembali
kepada keadaan semula. Perhatikan Gambar 1!

Gambar 1. Siklus termodinamika.

Misalnya, terdapat suatu siklus termodinamika yang melibatkan proses isotermal, isobarik,
dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal dari keadaan A sampai B, kemudian
menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya
proses isokorik membuat sistem kembali ke keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan
B, kemudian ke keadaan C, dan akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan suatu siklus.
Apabila siklus tersebut berlangsung terus menerus, kalor yang diberikan dapat diubah
menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi usaha. Kalor yang
dapat diubah menjadi usaha hanya pada bagian yang diarsir saja. Berdasarkan Gambar 1
tersebut besar usaha yang bermanfaat adalah luas daerah ABCA. Secara matematis dapat
ditulis seperti berikut.
W = nRT ln V2 - p(V2 - V1)
V1
Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan bernilai negatif
jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam (∆U) untuk satu siklus sama
dengan nol ( ∆U = 0), karena keadaan awal sama dengan keadaan akhir.

Pada tahun 1824, seorang insinyur berkebangsaan Prancis, Nicolas Leonardi Sadi
Carnot, memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin
berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya dikenal sebagai siklus
Carnot. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses
adiabatik.

1
Perhatikan Gambar berikut!

Gambar 2. Siklus Carnot.

Berdasarkan Gambar di atas dijelaskan siklus Carnot sebagai berikut :


1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem
menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu sistem
turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini sistem
menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem naik dari
T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.

Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki efisiensi tertinggi
yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh sistem untuk satu
siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p - V. Mengingat selama proses
siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2
ke reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut hukum I
termodinamika adalah sebagai berikut.
Q = ∆U + W
Q1 – Q2 = 0 + W
W = Q1 – Q2

Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang penting. Untuk
mesin kalor, efisiensi mesin ( η dibaca eta ) ditentukan dari perbandingan usaha yang
dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan.

2
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
W Q1 - Q2 Q2
η x100% x100% 1 x100%
Q1 Q1 Q1
Q2 T2
Untuk siklus Carnot berlaku hubungan , sehingga efisiensi mesin
Q T
1 1
Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut.
η 1 T2
x
1
0
0
%
T
1
Keterangan:
η : efisiensi mesin Carnot (%)
T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi
(K) T2 : suhu reservoir bersuhu
rendah (K)

Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena merupakan
mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin yang
mempunyai efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan persamaan
di atas terlihat efisiensi mesin kalor Carnot hanya tergantung pada suhu kedua
tandon atau reservoir. Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon T2
harus = 0 K. Hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, mesin
kalor Carnot adalah mesin yang sangat ideal. Hal ini disebabkan proses kalor
Carnot merupakan proses reversibel. Sedangkan kebanyakan mesin biasanya
mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan).

esin pendingin merupakan peralatan yang prinsip kerjanya berkebalikan dengan


mesin kalor. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu
rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan usaha pada sistem. Salah
satu contoh mesin pendingin adalah lemari es. Lemari Es beroperasi untuk
mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungan yang hangat.
Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL
(katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar
dikeluarkan pada temperatur tinggi Th (ruangan) (Edi, 2002).
Bagan proses penyerapan kalor pada mesin pendingin

Sejarah penemuan kulkas (Lemari Pendingin)


Sebelum ditemukannya kulkas, orang lebih banyak membawa makanan mereka ke
pinggir danau yang bersalju kemudian menyimpannya disana untuk
mengawetkannya dan hal ini menjadi sesuatu yang biasa dilakukan oleh
masyarakat tempo dulu. Selain itu berbagai cara digunakan oleh orang-orang
ketika itu untuk mengawetkan makanan baik itu melalui pengasapan, pengasinan
dan pengeringan namun cara-cara tersebut masih saja terdapat banyak
kekurangan. Kemudian di abad ke 11, seorang ilmuwan muslim dari Iran bernama
Ibnu Sina menemukan sebuah kumparan pendingin yang mengkondensasi uap
beraroma menjadi cairan. Teknologi penyulingan ini menghasilkan minyak
esensial ditulis oleh Ibnu Sina dalam bukunya (Shinta, 2003).

Pada sistem lemari es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur
tinggi melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Qh
dikeluarkan dan gas mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang
bertekanan tinggi , melalui katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam
lemari es, cairan tersebut menguap padatekanan yang lebih rendah ini dan
kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemaries. Fluida kembali ke
kompresor dimana siklus dimulai kembali. Sampai saat ini belum ditemukan
lemari es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor
dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Clausius mengenai hukum termodinamika kedua, yaitu kalor tidak
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas (Edi, 2002).
Meskipun memiliki cara kerja lemari es dengan mesin kalor berlwanan, akan
tetapi prinsip kerja lemari es masih berhubungan dengan hukum perpindahan
kalor (membalikkan arah normal aliran energi panas). Kulkas dapat bekerja
karena adanya refrigeran, yaitu zat semacam freon yang bertitik didih rendah
sehingga terjadi perubahan wujud antara cair dan gas. Sebaguan cairan, refrigeran
berperan dakam penyerapan energi panas dari udara dingin di dalam lemari es
untuk diubah menjadi gas (Andini, 2007).

Berikut ini siklus kulkas beserta penjelasannya (Giancoli, 2001) :


Siklus refrigerasi pada lemari es

Penjelasan Siklus Refrigerasi:

A-B : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yang menambah beban


kompresor). Hindari kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dengan
cara menginsulasi pipa suction.

B-C : proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan temperatur rendah


dinaikkan tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin
di kondenser. Pada proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yang
sangat tinggi.

C-D : Proses de-superheating (temperatur refrigeran mengalami pemurunan, tetapi


tidak mengalami perubahan wujud, refrigeran masih dalam bentuk gas)

D-E : Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigeran dari gas menjadi cair
tanpa merubah temperaturnya.

E-F : Proses sub-cooling di kondenser ( refrigeran yang sudah dalam bentuk cair
masih membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan
temperatur). Sangat berguna untuk memastikan refrigeran dalam keadaan cair
sempurna.

F-G : Proses sub-cooling di pipa liquid (Refrigeran cair masih mengalami


penurunan temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara
sekitar). Pipa liquidline tidak diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara,
tujuannya untuk menambah kapasitas refrigerasi.

G-H : Proses ekspansi/penurunan tekanan (Refrigeran dalam bentuk cair


diturunkan tekanannya sehingga temperatur saturasinya berada dibawah
temperatur ruangan yangdidinginkan, tujuannya agar refrigeran cair mudah
menguap di evaporator dengan caramenyerap kalor dari udara yang dilewatkan ke
evaporator). Pada siklus ini terjadi perubahan wujud refrigeran dari cair menjadi
bubble gas kurang lebih sekitar 23%. Karena terjadi penurunan tekanan,
jadi refrigeran yang keluar dari katup ekspansi/masukke Evaporator dalam bentuk
campuran, dengan prosentase kurang lebih sekitar 77% cairan dan 23% bubble
gas.

H-I : Proses evaporasi (refrigeran yang bertemperatur rendah menyerap kalor dari
udara yang dilewatkan ke evaporator. Terjadi perubahan wujud refrigeran, yaitu
dari cair menjadi gas. Selain itu juga terjadi penurunan temperatur udara keluar
dari evaporator karena kalor dari udara diserap oleh refrigeran).

Setelah mengetahui siklus dari lemari es diatas, maka akan dijelaskan cara kerja
dari lemari es. Berikut ini cara kerja lemari es secara umum (Giancoli, 2001):
Pertama-tama, dengan adanya aliran listrik, kompresor akan bekerja menghisap
gas refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah dari saluran hisap dan
evaporator. Kompresor kemudian memampatkan gas refrigeran sehingga menjadi
uap/gas bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Gas tersebut dipaksa keluar oleh
kompresor memasuki kondensor yang dingin. Gas refrigeran yang panas dan
bertekanan tinggi tersebut di dalam kondensor akan didinginkan oleh udara di luar
lemari es (panas berpindah dari kondensor ke lingkungan luar) sehingga suhunya
turun, mencapai suhu kondensasi (pengembunan) dan wujudnya berubah menjadi
cair, tapi tekanannya tetap tinggi.

Refrigeran ini kemudian mengalir ke dalam penyaring (strainer dan drier), lalu
masuk ke dalam pipa kapiler yang berdiameter kecil dan panjang sehingga
tekanannya turun drastis dari pipa kapiler, refrigeran cair yang tekananya sudah
sangat rendah ini selanjutnya memasuki ruang evaporator yang memiliki tekanan
yang rendah hingga vakum, sehingga titik didihnya semakin rendah. Oleh sebab
itu, refrigeran segera berubah wujud menjadi gas.

Untuk dapat menguap di dalam evaporator, refrigeran memerlukan kalor. Oleh


karena refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang besar, kalor diserap dari
sekeliling evaporator, yaitu isi lemari es. Kerja ini diperkuat oleh adanya daya
hisap kompresor yang menyebabkan molekul-molekul gas refrigeran mendapat
percepatan sehingga bergerak melesat sepanjang evaporator sambil mengambil
panas dari sekelilingnya dengan efek resultan isi lemari es menjadi dingin.

Selanjutnya gas refrigeran memasuki akumulator untuk dipisahkan dengan


refrigeran yang masih berwujud cair. Hanya refrigeran yang berwujud gas yang
boleh memasuki saluran hisap, kemudian kembali lagi ke kompresor untuk
dimampatkan, kemudian dipompakan lagi ke kondensor, begitu seterusnya.

Selain cooling cycle, lemari es juga memiliki kerja pendukung yaitu mencairkan
es (defrost). Bila defrost tidak berfungsi, maka bunga es akan semakin menumpuk
di luar pipa evaporator sehingga akhirnya daya mendinginkan akan semakin
berkurang.

Kerja mencairkan es di evaporator dikerjakan oleh defrost heater (pemanas listrik)


yang dibantu oleh komponen-komponen listrik kecil yang membentuk rangkaian
listrik dengan berbagai variasi rangkaian , namun memiliki prinsip kerja yang
sama, yaitu mengatur waktu pendinginan dan pencairan es secara bergantian agar
tercapai pendinginan yang optimal di dalam lemari es.

1. Mesin Diesel

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran yang lebih spesifik, sebuah mesin
pemicu kompresi (pemberi tekanan yang tinggi ), dimana bahan bakar dinyalakan
oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergilain
(seperti busi). Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima paten pada tanggal 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah
mesin yang dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar, termasuk debu
batu bara. Dia mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran
Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel).
Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering
(Arismunandar, 2004).

SIKLUS DIESEL :

Siklus mesin diesel

Diagram ini menunjukkan siklus diesel ideal, yang mana urutan kerjanya adalah
(Arismunandar, 2004):

A-B : Mula-mula udara ditekan secara adiabatik (penekanan secara adiabatik


menyebabkan suhu dan tekanan udara meningkat).

B-C : Lalu dipanaskan pada tekanan konstan. Kemudian penyuntik alias injector
menyemprotkan solar dan terjadilah pembakaran. Pembakaran terjadi karena suhu
dan tekanan udara sangat tinggi, sehingga ketika solar disemprotkan ke dalam
silinder maka solar langsung terbakar dan tidak perlu pakai busi lagi.

C-D : Gas yang terbakar mengalami pemuaian adiabatik

D-A : Pendinginan pada volume konstan gas yang terbakar dibuang ke pipa
pembuangan dan udara yang baru masuk kesilinder v,
Dari grafik ini, tampak bahwa untuk proses yang terjadi secara terus
menerus(siklus), selalu ada kalor yang terbuang. Hal ini sesuai dengan penyataan
Kelvin-Planck.

Dapat disimpulkan bahwa setiap mesin kalor pada dasarnya memiliki zat kerja
tertentu. Zat kerja untuk mesin diesel adalah udara dan solar. Zat kerja biasanya
menyerap kalor pada suhu yang tinggi (QH), melakukan usaha alias kerja (W),
lalu membuang kalor sisa pada suhu yang lebih rendah (QL).

Karena energi kekal, maka QH = W + QL.

Karena efisiensi 100 % tidak bisa dicapai oleh mesin, maka kita bisa
menyimpulkan bahwa tidak mungkin semua kalor masukan (QH) digunakan
untuk melakukan kerja. Pasti adakalor yang terbuang (QL). Berbeda dengan
mesin bensin (Otto), pembakaran gas dilakukan dengan memberikan kompresi
hingga tekanannya tinggi. Untuk perbandingan tekanan yang sama , mesin Otto
mempunyai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan mesin Diesel. Hal ini
dikarenakan mesin diesel bekerja pada perbandingan tekanan yang tinggi untuk
mencapai efisiensi yang tinggi.

Hal ini sesuai dengan hukum kedua termodinamika yaitu tidak


mungkin ada mesin kalor (yang bekerja dalam suatu siklus) yang dapat
mengubahsemua kalor alias panas menjadi kerja seluruhnya (Hukum kedua
termodinamika–pernyataan Kelvin-Planck ). Aplikasi mesin diesel terdapat
pada mesin genset, kendaraan bermotor seperti bus, mobil serta alat transportasi
lainnya. Mesin diesel juga dipakai untuk pembangkit listrik yang menghsilkan
tegangan dalam jumlah besar (Pandjaitan, 1999).

Mesin kalor berbeda dengan pompa kalor. Dalam ilmu termodinamika,


refrigerator dan pompa kalor (heat pump) relatif sama. Perbedaannya, terletak
hanya pada proses kerjanya. Mesin kalor adalah alat yang berfungsi untuk
mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Misalnya pada mesin mobil,
energi panas hasil pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi gerak mobil.
Tetapi, dalam semua mesin kalor kita ketahui bahwa pengubahan energi panas ke
energi mekanik selalu disertai pengeluaran gas buang,
yang membawa sejumlah energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian energi
panas hasil pembakaran bahan bakar yang Mesin kalor membuat energi mengalir
dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih dingin, menghasilkan fraksi dari
proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya, pompa kalor membutuhkan kerja
untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang lebih dingin kelokasi yang
lebih panas (Pandjaitan, 1999).
APLIKASI PENERAPAN HUKUM II TERMODINAMIKA

2. MESIN CARNOT
Menurut hukum II Termodinamika, tak mungkin didapatknan mesin panas
yang bekerja antara dua tandon panas dengan efisiensi 100 persen. Carnot
menemukan bahwa semua mesin reversibel yang bekerja antara dua tandon panas
mempunyai efesiensi yang sama dan bahwa tidak ada mesin yang dapat
mempunyai yang lebih besar daripada efesiensi mesin reversibel. Hasil ini
dikenal sebagai teorema Carnot yaitu :
“tidak ada mesin yang bekerja di antara dua tandon panas yang tersedia
yang dapat lebih efesien daripada mesin reversibel yang bekerja di antara kedua
tandon itu”.
Beberapa syarat yang diperlukan agar proses bersifat reversibel:
1. Tidak ada energi mekanik yang dapat hilang karena gesekan, gaya viskos, atau
gaya disipatif lain yang menghasilkan panas.
2. Tidak ada konduksi panas karena beda temperatur.
3. Proses harus kuasi-statik agar sistem selalu dalam keadaan setimbang (atau
sangat dekat dengan keadaan setimbang).
Tiap proses yang melanggar salah satu kondisi diatas merupakan proses
irriversibel. Kebanyakan proses yang terjadi di alam bersifat irriversibel.
Carnot, dalam tahun 1824, adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan suatu proses siklik kedalam teori termodinamika yang sekarang
dikenal sebagai siklus Carnot. Carnot terutama sekali tertarik di dalam
meningkatkan mesin uap. Usaha Carnot ini dapat dikatakan sebagai landasan
pengetahuan tentang termodinamika.
Siklus Carnot dapat dilaksanakan dengan system yang bersifat apapun.
Boleh zat padat, cair atau gas, atau juga saput permikaan (surface film), atau zat
paramagnetic. Bahkan system boleh juga mengalami perubahan fase selama siklus
tersebut. Dan mesin reversibel yang memakai gas ideal sebagai zat kerjanya ,
dikenal dengan istilah yaitu siklus Carnot.
Siklus Carnot
.
Gambar 1.1 siklus Carnot untuk gas ideal.
Siklus dimulai pada keadaan 1 dengan absorsi panas isotermal kuasi-statik
dari tandon panas pada temperatur Th. kerena panas diserap secara isotermal,
proses dapat dibalik tanpa melanggar hukum kedua Termodinamika. Usaha
dilakukan oleh gas ketika berekspansi ke keadaan 2. Dari keadaan 2 ke keadaan 3,
gas berekspansi secara adiabatik, artinya tanpa pertukaran panas. Jika ekspansi ini
dilakukan secara kuasi statik, maka proses ini bersifat reversibel. Lebih banyak
usaha dikerjakan oleh gas, dan temperatur gas turun menjadi Tc. bagian ketiga
siklus ini adalah kompresi isotermal pada temperatur Tc, dari keadaan 3 ke
keadaan 4. Selama tahapan siklus ini, usaha dilakukan pada gas, dan panas │Qc│
dibuang ke tandon dingin pada temperatur Tc. bagian terakhir siklus ini adalah
kompresi adiabatik dari keadaan 4 ke keadaan awal 1. Usaha kembali dilakukan
selama kompresi ini. Usaha neto yang dilakukan selama siklus ini dinyatakan oleh
luasan bayang-bayang dalam gambar.
Dengan cara yang sama, panas yang dibuang ke tandon dingin sama
dengan usaha yang dilakukan pada gas sealama kompresi isotermal pada
temperatur Tc dari keadaan 3 ke keadaan 4. Usaha ini besarnya sama dengan usaha
yang dilakukan oleh gas jika mengembang dari keadaan 4 ke keadaan 1 jadi
panas yang dibuang adalah:
Kita dapat menghubungkan volume V1, V2, V3,dan V4 dengan menggunakan
persamaan untuk ekspansi adiabatik kuasi-statik:
Dengan menggunakan persamaan ini pada ekspansi dari keadaan 2 ke keadaan 3,
kita mendapat
Dengan cara yang sama, untuk kompresi adiabatik dari keadaan 4 ke keadaan 1,
kita mendapatkan
Dengan membagi kedua persamaan ini, kita dapatkan
Dengan demikian, V2/V1= V3/V4. Selanjutnya ln(V2/V1)= ln(V3/V4), sehingga kita
dapat meniadakan suku logaritmik pada persamaan
Persamaan diatas berlaku untuk tiap mesin reversibel yang bekerja di
antara tandon dengan temperatur Th dan Tc. mesin ini menghasilkan efesiensi
terbesar yang mungkit untuk mesin yang bekerja di antara temperatur-temperatur
ini. Tidak ada mesin yang dapat mempunyai efisiensi carnot, mesin dengan
efisiensi yang lebih besar dari mesin ini akan melanggar hukum II
Termodinamika.
2.2. MESIN KALOR
Mesin kalor adalah suatu alat yang mempertukarkan kalor dengan
lingkungannya dan melakukan usaha berulang-ulang secara terus-menerus dalam
suatu rangkaian proses.
Gagasan dasar di balik mesin kalor adalah bahwa energi mekanik bisa
didapat dari energi termal hanya ketika kalor dibiarkan mengalir dari temperature
tinggi ke temperature yang lebih rendah. dalam proses ini, sebagian kalor dapat
diubah menjadi kerja mekanik.
Artinya, masukan kalor Qh pada temperatur tinggi Th sebagian diubah
menjadi kerja W dan sebagian dibuang sebagai kalor QL pada temperatur yang
lebih rendah TL. dengan kekekalan energi , Qh = W + QL. temperature tinggi Th
dan temperature rendah TL disebut temperature operasi mesin.
Efisiensi e dari mesin kalor dapat didefinisikan sebagai perbandingan kerja
yang dilakukan W terhadap masukan kalor pada temperature tinggi Th.

Perlu diketahui bahwa kita hanya meninjau mesin kalor yang melakukan
kerja secara terus menerus. Agar kerja bisa dilakukan secara terus menerus maka
kalor harus mengalir secara terus menerus dari tempat bersuhu tinggi menuju
tempat bersuhu rendah. Jika kalor hanya mengalir sekali saja maka kerja yang
dilakukan mesin kalor juga hanya sekali saja (energi mekanik yang dihasilkan
sangat sedikit). Dengan demikian mesin kalor tersebut tidak bisa kita manfaatkan
secara optimal. Mesin kalor bisa dimanfaatkan secara optimal jika ia melakukan
kerja secara terus menerus. Dengan kata lain, stok energi mekanik yang dihasilkan
mesin kalor cukup banyak sehingga bisa kita gunakan untuk menggerakkan
sesuatu.
a. Mesin Bensin
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe
mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses
pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.

Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur
sebelum masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern
mengaplikasikan injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk
mesin bensin 2 tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan.
Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai dengan
penambahan sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di motor otto
terjadi diluar silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan bahan bakar
seproporsional mungkin. Hal ini dsebut EFI

Mesin bensin sering digunakan dalam :

1. Sepeda motor.
2. Mobil.
3. Pesawat.
4. Mesin untuk pemotong rumput
5. Mesin untuk speedboat dan sebagainya.

Tipe-tipe mesin bensin berdasarkan siklus proses pembakaran adalah :

1. Mesin satu tak, setiap langkah piston terjadi proses pembakaran.


2. Mesin dua tak, memerlukan dua langkah piston dalam satu siklus proses
pembakaran.
3. Mesin empat tak, memerlukan empat langkah piston dalam satu siklus proses
pembakaran.
4. Mesin enam tak, memerlukan enam langkah piston dalam satu siklus proses
pembakaran.
5. Mesin wankel (rotary engine/wankel engine). memerlukan satu putaran penuh
rotor dalam satu siklus pembakaran.

Tiga syarat utama supaya mesin bensin dapat berkerja :

1. Kompresi ruang bakar yang cukup.

2. Komposisi campuran udara dan bahan bakar yang sesuai.


3. Pengapian yang tepat (besar percikan busi dan waktu penyalaan/timing ignition)

Sistem-sistem dalam mesin bensin mencakup :

1. Sistem bahan bakar (fuel system).


2. Sistem pengapian (ignition system).
3. Sistem pemasukan udara dalam ruang bakar (intake system).
4. Sistem pembuangan udara hasil pembakaran (exhaust system).
5. Sistem katup (valve mechanism)
6. Sistem pelumasan (lubricating system)
7. Sistem pendinginan (cooling system).
8. Sistem penyalaan (starting system).

Siklus Otto
Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol
Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Gambar 1.3. piston mesin bensin

Mesin dua tak adalah mesin yang memerlukan dua kali gerakan piston
naik turun untuk sekali pembakaran (agar diperoleh tenaga). Mesin tersebut
banyak digunakan pada motor-motor kecil. Mesin dua tak menghasilkan asap
sebagai sisa pembakaran dari oli pelumas. Mesin empat tak memerlukan empat
kali gerakan piston untuk sekali pembakaran. Pada motor-motor besar biasa
menggunakan mesin empat tak. Akan tetapi, sekarang banyak motor-motor kecil
bermesin empat tak. Mesin jenis ini sedikit menghasilkan sisa pembakaran karena
bahan bakarnya hanya bensin murni.
Gambar di atas merupakan mesin pembakaran dalam empat langkah
(empat tak). Mula-mula campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator
menuju silinder pada saat piston bergerak ke bawah (langkah masukan).
Selanjutnya campuran udara dan uap bensin dalam silinder ditekan secara
adiabatik ketika piston bergerak ke atas (langkah kompresi atau penekanan).
Karena ditekan secara adiabatik maka suhu dan tekanan campuran meningkat.
Pada saat yang sama, busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan
uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu dan tekanan gas semakin bertambah.
Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai terhadap piston dan
mendorong piston ke bawah (langkai pemuaian). Selanjutnya gas yang terbakar
dibuang melalui katup pembuangan dan dialirkan menuju pipa pembuangan
(langkah pembuangan). Katup masukan terbuka lagi dan keempat langkah
tersebut diulangi kembali. Tujuan dari adanya langkah kompresi atau penekanan
adiabatik adalah menaikkan suhu dan tekanan campuran udara dan uap bensin.
Proses pembakaran pada tekanan yang tinggi akan menghasilkan suhu dan
tekanan (P = F/A) yang sangat besar. Akibatnya gaya dorong (F = PA) yang
dihasilkan selama proses pemuaian menjadi sangat besar. Mesin motor atau mobil
menjadi lebih bertenaga. Walaupun tidak ditekan, campuran udara dan uap bensin
bisa terbakar ketika busi memercikkan bunga api. Tapi suhu dan tekanan gas yang
terbakar tidak terlalu tinggi sehingga gaya dorong yang dihasilkan juga kecil.
Akibatnya mesin menjadi kurang bertenaga.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin
pembakaran dalam empat langkah di atas bisa dijelaskan seperti ini : Ketika
terjadi proses pembakaran, energi potensial kimia dalam bensin + energi dalam
udara berubah menjadi kalor alias panas. Sebagian kalor berubah menjadi energi
mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang melalui pipa
pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros
engkol berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak),
sebagian kecil berubah menjadi kalor alias panas sedangkan panas timbul akibat
adanya gesekan. Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses
termodinamika yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2
buah proses adiabatis (kalor tetap). Dengan Proses yang terjadi adalah :
Gambar 1.4. Siklus Otto
1-2 : Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
Sesuai hukum 1 termodinamika, kesetaraan panas dan gerak dapat
dituliskan sebagai persamaan energi sebagai berikut:

Keterangan:
Q = panas yang keluar atau masuk sistem (joule)
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
W= kerja yang diberikan s istem (joule)
Sebuah mesin bekerja menurut sikllus Otto dengan gas sempurna sebagai
zat pelakunya (working subtance). Maka dapat ditentukan efisiensi termal mesin
ini.
Efisisensi mesin
dan
Dengan memperhatikan jenis proses pada tiap langkah, maka dapat
diperoleh persamaan-persamaan berikut.

V2 = V3 V1 = V4
Gambar 6.6 Siklus Otto
, sehingga
, sehingga
, sehingga
, sehingga
Jadi efisiensi mesin

(A)
Dari Gb. 6-6, dapat disimpulkan bahwa suhu tidak diketahui, sihigga suhu T1 dan
lain-lain. Dalam persamaan (A) harus diubah menjadi besarean volume. Dari
kedua adibat, diperoleh
(B)
Dari gambar diketahui bahwa
(C)
Dari keempat persamaan dal (B) dan (C) diperoleh
(tetapan), jadi

(D)
Masukan hasil dalam persamaan (D) ini kedalam persamaan (A)
Jika , maka

b. Mesin diesel

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi
gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Gambar 1.5. Diagram siklus termodinamika sebuah mesin diesel ideal.
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima
paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat
digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900
dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan
disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran)
dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar).
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada
penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak. Pada
umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong
torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak,
sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak
akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya
gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi. Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel
dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim airless
injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan motor diesel yang
menggunakan sistim air injection yang dianalisa dengan siklus diesel (sedangkan
motor bensin dianalisa dengan siklus otto).
Gambar 1.6. siklus pada mesin diesel

Pada mesin Diesel, dibuat ”ruangan” sedemikian rupa sehigga pada ruang
itu akan terjadi peningkata suhu hingga mencapai ”titik nyala” yang sanggup
”membakar” minyak bahan bakar. Pemampatan yang biasanya digunakan hingga
mencapai kondisi ”terbakar” itu biasanya 18 hingga 25 kali dari volume ruangan
normal. Sementara suhunya bisa naik mencapai 500 oC . Cara kerjanya mudah,
minyak
solar
yang sudah dicampur udara (seperti yang keluar dari semprotan obat
nyamuk) disemprotkan ke dalam ruangan yang telah ”mampat” dan bersuhu
tinggi, sehingga dapat langsung membuat ”kabut solar” tadi meledak dan
mendorong ”piston” yang kemudian akan menggerakkan poros-poros roda,
singkatnya menjadi TENAGA. Kejadian ini berulang-ulang dan tenaga yang
muncul pun dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan mobil, generator listrik, dan
sebagainya.
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan
oleh Hukum Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses
pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi
oleh piston yang merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin.
Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC
(Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam
tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang
bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat.
Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati
(sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang
langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct
injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang
berhubungan langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada
dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran
mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga
linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke
crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar.
Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan.
Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan
komponen : Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara
yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh
turbin pada turbo/supercharger.
Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel
adalah governor, yang mengontrol suplai bahan bakar agar putaran mesin selalu
para putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas
listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat
berkerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi
maka bisa mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin
diesel modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai tujuan ini
melalui elektronik kontrol modul (ECM) atau elektronik kontrol unit (ECU) –
yang merupakan “komputer” dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan
mesin melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi
yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu
melalui aktuator elektronik atau hidrolik untuk mengatur kecepatan mesin.

Keunggulan dan kelemahan mesin diesel dibanding dengan mesin busi-nyala


(mesin bensin)

Untuk keluaran tenaga yang sama, ukuran mesin diesel lebih besar
daripada mesin bensin karena konstruksi besar diperlukan supaya dapat bertahan
dalam tekanan tinggi untuk pembakaran atau penyalaan. Dengan konstruksi yang
besar tersebut penggemar modifikasi relatif mudah dan murah untuk
meningkatkan tenaga dengan penambahan turbocharger tanpa terlalu memikirkan
ketahanan komponen terhadap takanan yang tinggi. Mesin bensin perlu
perhitungan yang lebih cermat untuk modifikasi peningkatan tenaga karena pada
umumnya komponen di dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan
menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin dengan biaya murah.
Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin bertujuan
meningkatkan jumlah udara yang masuk dalam ruang bakar dengan demikian
pada saat kompresi akan menghasilkan tekanan yang tinggi dan pada saat
penyalaan atau pembakaran akan menghasilkan tenaga yang besar. Penambahan
turbocharger atau supercharger pada mesin diesel tidak berpengaruh besar
terhadap pemakaian bahan bakar karena bahan bakar disuntikan secara langsung
ke ruang bakar pada saat ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi untuk
memicu penyalaan agar terjadi proses pembakaran. Sedangkan penambahan
turbocharger atau supercharger pada mesin bensin sangat memengaruhi
pemakaian bahan bakar karena udara dan bahan bakar dicampur dengan
komposisi yang tepat sebelum masuk ruang bakar, baik untuk mesin bensin
dengan sistem karburator maupun sistem injeksi.
2.3. MESIN PENDINGIN

a. Cara Kerja Mesin Pendingin

Pada dasarnya sistem yang digunakan pada AC Ruang, Kulkas, Freezer dan
alat pendingin lainya adalah sama, hanya bentuk dan ukurannya yang berbeda
disesuaikan dengan kebutuhannya. Pada dasarnya pendinginan yang terjadi pada
mesin pendingin adalah hasil dari refrigrasi atau proses perputaran refrigran, tentu
saja refrigran tidak akan berputar sendiri oleh karena itu dalam sistem pendingin
ada
Gambar 1.7. cara kerja mesin pendingin
beberapa komponen untuk mengalirkan refrigran yaitu:

1. Kompresor
Merupakan bagian yang paling penting dari mesin pendingin, kompresor
menekan bahan pendingin kesemua bagian dri system. Pada system
refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan pada masing –
masing bagian. Karena dengan adanya perbedaan antara sisi tekanan tinggi
dan tekanan rendah, maka bahan pendingin cair dapat melalui alat
pengatur aliran ke evaporator. Fungsi kompresor sendiri adalah menghisap
gas refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah
kemudian memampatkan gas tersebut menjadi gas yang bertekanan dan
bertemperatur yang tinggi.

2. Kondensor
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasibahan pendingin gas
dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk
penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang
didinginkan, agar dapat membuang panasnya keluar. Kondensor
merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai pengembunan.
Refrigerant yang yang dipompakan dari kompresor akan mengalami
penekanan sehingga mengalir ke pipa kondensor, kemudian mengalami
pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan menjadi
zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.

3. Filter
filter berfungsi untuk menyarin refrigran agar dalam keadaan bersih saat
melewati expansi, filter hanya sebagai tambahan sehingga boleh ada atau
boleh tidak, letak filer terdapat setelah kondensor.

4. Expansi
expansi berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigran, expansi terletak
setelah filter.

5. Evaporator
Evaporator merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai penguapan.
Zat cair yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator lalu
berubah wujud menjadi gas dingin karena mengalami penguapan.
Selanjutnya udara tersebut mampu menyerap kondisi yang ada dalam
ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator
akan mengalir menuju kompresor karena terkena tenaga hisapan.

6. Akumulator
akumulator berfungsi sebagai penyaringan gas dari cairan, sehingga
refrigran yang masuk ke dalam kompresor dalam keadaan gas (kompresor
dirancang untuk memompa gas bukan cairan), akumulator hanya sebagai
tambahan boleh ada atau boleh tidak, akumulator terletak setelah
evaporator dan sebelum kompresor.

b. Lemari Es (Kulkas)
Adalah suatu unit mesin pendingin di pergunakan dalam rumah tangga,
untuk menyimpan bahan makanan atau minuman. Untuk menguapkan bahan
pendingin di perlukan panas.
Gambar 1.8. Lemari Es (Kulkas)

Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah


menguap pada suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil
dari ruang pendingin, karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan
berlangsung dalam evaporator yang ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena
sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi dingin seluruhnya.

Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk


mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat.
Dengan melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL
(katakanlah, di dalam lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar
dikeluarkan pada temperature tinggi Th (ruangan).

Gambar 1.9. Prinsip kerja kulkas

Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada


temperatur tinggi melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es
dimana Qh dikeluarkan dan gas mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari
daerah yang bertekanan tinggi , melalui katup, ke tabung tekanan rendah di
dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada tekanan yang lebih rendah
ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es. Fluida
kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali.
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk
mengambil kalor dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak
mungkina ada. Ini merupakan pernyataan Clausius mengenai hukum
Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara spontan dari benda dingin ke
benda panas. Dengan demikian tidak aka nada lemari Es yang sempurna.
Koefisien kerja (KK) lemari es didefinisikan sebagai kalor QL yang
diambil dari area dengan temperatur rendah ( di dalam lemari es) dibagi dengan
kerja W yang dilakukan untuk mengeluarkan kalor:
Hal ini masuk akal karena makin banyak kalor QL yang didapat
dikeluarkan dari dalam lemari es untuk sejumlah kerja tertentu , makin baik
(makin efisien ) lemari es tersebut. Energi adalah kekal, sehingga dari hukum
pertama kita dapat menuliskan :
W = Qh - QL
QL + W = Q h

=
kemudian persamaan menjadi :
KKideal =
Untuk lemari es ideal (bukan yang sempurna, yang tidak mungkin) yang terbaik
yang bisa di dapat adalah :
Cara Kerja Instalasi Mesin Kulkas
Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas itu dapat
dikeluarkan kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke kondensor,
setelah itu menuju saringan, setelah itu menuju ke pipa kapiler dan akan
mengalami penahanan. Adanya penahanan ini akan menimbulkan suatu tekanan di
dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi cairan di dalam
pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator dan terus
menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke
kompresor. Demilian siklus kembali terulang.

Jenis Aliran Udara Pendingin


Jenis aliran udara pada lemari es ada 2 macam :
1. Secara alamiah tanpa fan motor, di dalam lemari es udara dingin pada bagian
atas dekat evaporator mempunyai berat jenis lebih besar. Dari beratnya sendiri
udara dingin akan mengalir ke bagian bawah lemari es. Udara panas pada bagian
bawah lemari es karena berat jenisnya lebih kecil dan di desak oleh udara dingin
dari atas, akan mengalir naik ke atas menuju evaporator. Udara panas oleh
evaporator didinginkan menjadi dingin dan berat lalu mengalir ke bawah lagi.
Demikianlah terjadi terus menerus secara alamiah.
2. Aliran udara di dalam lemari es dengan di tiup oleh fan motor, lemari es yang
memakai fan motor, dapat terjadi sirkulasi udara dingin yang kuat dan merata ke
semua bagian dari lemari es. Udara panas di dalam lemari es dihisap oleh fan
motor lalu dialirkan melalui evaporator. Udara menjadi dingin dan oleh fan motor
di dorong melalui saluran atau cerobong udara, di bagi merata ke semua bagian
dalam lemari es.

C. Penyejuk Udara (AC)


Air conditioner atau alat pengkondisi udara membantu manusia
memberikan udara sejuk dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi tubuh.
Air conditioner bentuknya lebih kecil dari lemari es, tetapi tenaga motor listrik
sebagai penggerak yang diperlukan jauh lebih besar. Proses pendinginan yang
harus dilakukan yaitu untuk menyejukkan udara dalam suatu ruangan luas atau
kamar, adalah jauh lebih lebih besar dari pada lemari pendingin atau kulkas.
Secara umum dapat dibedakan menjadi 2 jenis :

1. AC Window/Jendela

2. AC Split

Prinsip kerja AC mirip seperti lemari es, AC beroperasi untuk mentransfer


kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungan yang hangat. Meskipun
mirip namun perincian perancangan sebenarnya berbeda karena penyejuk udara
mengambil kalor QL dari dalam ruangan atau gedung pada temperature rendah ,
dan membuang kalor Qh keluar lingkungan pada temperature yang tinggi.
Kalor secarra alami mengalir darri temperatur tinggi ke temperatur
rendah. Penyejuk udara melakukan kerja untuk melakukan yang sebaliknya
(membuat kalor mengalir dari dingin ke panas). Kita bisa mengatakan bahwa
penyejuk udara “memompa” kalor dari daerah dingin kedaerah yang lebih panas,
melawan kecenderungan alami kalor untuk mengalir dari panas ke dingin,
sebagaimana air dapat di pompa menaiki bukit, melawan kecenderungan alami
untuk mengalir ke bawah bukit.
Gambar 1.10. Prinsip Kerja AC
Prinsip Kerja Ac
Prinsip kerja AC dapat dibagi 3 bagian :

1. Kerja bahan pendingin, Setelah ke dalam kompresor diisi gas freon , maka gas
itu dapat dikeluarkan kembali dari silinder oleh kompresor untuk diteruskan ke
kondensor, setelah itu menuju saringan, setelah itu menuju ke pipa kapiler dan
akan mengalami penahanan. Adanya penahanan ini akan menimbulkan suatu
tekanan di dalam pipa kondensor. Sebagai akibatnya gas tersebut menjadi cairan
di dalam pipa kondensor. Dari pipa kapiler cairan tersebut terus ke evaporator dan
terus menguap untuk menyerap panas. Setelah menjadi gas terus dihisap lagi ke
kompresor. Demilian siklus kembali terulang.

2. Kerja Aliran Udara, kerja aliran udara ada 2 bagian yang terpisah yaitu : bagian
muka atau bagian depan dan bagian belakang atau bagian yang panas. Bagian
depan bagian dari evaporator merupakan bagian dingin, dimana fan
menghembuskan udara meniup evaporator sehingga udara yang keluar dari bagian
depan udara dingin. Sedangkan bagian belakang fan meniup kondensor untuk
mendinginkan sehingga udara yang keluar udara panas dari kondensor.

3. Kerja Alat-alat Listrik, Alat-alat listrik dari AC adalah bagian-bagian yang


paling banyak variasinya dan paling banyak menimbulkan gangguan-gangguan.
Pada prinsipnya dapat dibagi dalam 2 bagian : fan motor dan kompresor dengan
alat-alat pengaman dan pengaturnya.

Secara garis besar prinsip kerja air conditioner adalah sebagai berikut:

1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator
dan udara bersentuhan dengan pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal
ini refrigerant akan menyerap panas udara sehingga udara menjadi dingin dan
refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam penampung uap.

2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor,


selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant
menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam kondensor.
3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan
katup ekspansi untuk mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam
evaporator.

4. Pada saat udara keluar dari condensor udara menjadi panas. Uap refrigerant
memberikan panas kepada udara pendingin dalam condensor menjadi embun pada
pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada condensor, dibantu oleh kipas
propeller.

5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya
thermostat untuk mengatur suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.

6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding diluar ruangan sebab udara di
dalam ruangan dihisap oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian
terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill evaporator yang didalamnya terdapat
gas pendingin (freon). Di sini terjadi perpindahan panas sehingga suhu udara
dalam ruangan relatif dingin dari sebelumnya.

7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di
dalam ruangan yang dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan
evaporator, serta dibantu dengan komponen AC lainnya, kemudian udara dalam
ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor. Dalam hal ini udara di luar
ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan masuknya udara melalui kisi-kisi
yang terdapat pada AC.

8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di condensor dengan mudah
dicairkan dengan udara pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant
menyerap panas udara pendingin dalam condensor sehingga mengembun dan
menjadi cairan di luar pipa evaporator.

9. Karena air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, maka air atau
udara tersebut menjadi panas pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant
yang sudah menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui
katup ekspansi. Kejadian ini akan berulang secara terus menerus.
Jadi intinya prinsip pendinginan udara pada AC melibatkan siklus
refrigerasi, yakni udara didinginkan oleh refrigerant/pendingin (biasanya freon),
lalu freon ditekan menggunakan kompresor sampai tekanan dan suhunya naik,
kemudian didinginkan oleh udara lingkungan sehingga mencair. Proses tersebut
diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu siklus yang disebut siklus
pendinginan pada udara yang berfungsi mengambil kalor dari udara dan
membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.

Soal No. 1
Suatu mesin Carnot, jika reservoir panasnya bersuhu 400 K akan mempunyai
efisiensi 40%. Jika reservoir panasnya bersuhu 640 K, efisiensinya.....%
A. 50,0
B. 52,5
C. 57,0
D. 62,5
E. 64,0
(Sumber Soal : SPMB 2004)

Pembahasan
Data pertama:
η = 40% = 4 / 10
Tt = 400 K
Cari terlebih dahulu suhu rendahnya (Tr) hilangkan 100 % untuk mempermudah
perhitungan:
η = 1 − (Tr/Tt)
4 / 10 = 1 − (Tr/400)
(Tr/400) = 6 / 10
Tr = 240 K

Data kedua :
Tt = 640 K
Tr = 240 K (dari hasil perhitungan pertama)
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 240/640) x 100%
η = ( 5 / 8 ) x 100% = 62,5%

Soal No. 2
Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu 800 K
mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi 50%, maka
suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi....(UMPTN 90)
A. 900 K
B. 960 K
C. 1000 K
D. 1180 K
E. 1600 K

Pembahasan
Rumus efisiensi (tanpa %)

Data dari Efisiensi pertama,


Tt = 800 K
η = 40% = 0,4 → (1 − η) = 0,6

Dari sini diperoleh suhu rendah Tr

Dari data efisiensi kedua,


η = 50% = 0,5 → (1 − η) = 0,5
Tr = 480 K

Suhu tingginya:

Soal No. 3
Sebuah mesin Carnot bekerja pada pada suhu tinggi 627°C memiliki efisiensi
50%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 70% pada suhu rendah yang
tetap, maka suhu tingginya harus dinaikkan menjadi....
A. 1500°C
B. 1227°C
C. 1127°C
D. 1073°C
E. 927°C

Soal No. 4
Perhatikan gambar berikut ini!
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, tentukan :
a) Efisiensi mesin Carnot
b) Usaha mesin Carnot
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan
mesin Carnot
d) Jenis proses ab, bc, cd dan da

Pembahasan
a) Efisiensi mesin Carnot
Data :
Tt = 227oC = 500 K
Tr = 27oC = 300 K
η = ( 1 − Tr/Tt) x 100%
η = ( 1 − 300/500) x 100% = 40%
b) Usaha mesin Carnot
η = W/Q1
4/10 = W/1200
W = 480 joule
c) Perbandingan kalor yang dibuang di suhu rendah dengan usaha yang dilakukan
mesin Carnot
Q2 = Q1 − W = 1200 − 480 = 720 joule
Q2 : W = 720 : 480 = 9 : 6 = 3 : 2

d) Jenis proses ab, bc, cd dan da


ab → pemuaian isotermis (volume gas bertambah, suhu gas tetap)
bc → pemuaian adiabatis (volume gas bertambah, suhu gas turun)
cd → pemampatan isotermal (volume gas berkurang, suhu gas tetap)
da → pemampatan adiabatis (volume gas berkurang, suhu gas naik)
Soal No. 5
Sejumlah gas ideal mengalami proses seperti gambar berikut.
Proses yang menggambarkan adiabatis dan isokhorik berturut-turut ditunjukkan
pada nomor...(UN Fisika 2013)
A. 1 – 2 dan 3 – 4
B. 1 – 2 dan 4 – 5
C. 2 – 3 dan 1 – 2
D. 2 – 3 dan 1 – 2
E. 2 – 3 dan 3 – 4

Pembahasan
Adiabatis : proses dimana tidak ada kalor masuk atau keluar. Ciri garisnya
melengkung curam. Seperti garis 2 - 3.

Isokhorik : proses pada volume tetap. Garisnya yang tegak lurus sumbu V. Bisa 5 -
1, juga 3 - 4.

Pilihan yang ada sesuai adiabatis dan isokhoris adalah 2 - 3 dan 3 - 4.

Anda mungkin juga menyukai