Anda di halaman 1dari 18

THERMODINAMIKA

“SIKLUS CARNOT”

Disusun Oleh:

Nadiya Fakhira

1501617057

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada kita semua. Salam sejahtera semoga tetap senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntukan kita menuju jalan kebenaran.

Alhamdulillah, kami telah menyelesaikan tugas makalah yang


berjudul “Siklus Carnot” yang disusun untuk memenuhi tugas bidang mata kuliah
“Thermodinamika” tahun akademik 2019.

Saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang sudah membantu dalam


menyelesaikan makalah ini. Makalah ini tidak lepas dari segala kekurangan, karena mengingat
pengalaman dan pengetahuan kami yang sangat terbatas.

Oleh karena itu, kami tidak menutupi diri dari segala saran dan kritik dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat berguna kepada para
pembaca sekalian dan terlebih khusus kepada diri kami sendiri.

Jakarta, 1 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 2
A. SIKLUS CARNOT ................................................................................................................... 2
B. MESIN CARNOT ..................................................................................................................... 5
C. REFRIGATOR CARNOT (MESIN PENDINGIN CARNOT) ............................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tahun 1824 seorang insinyur prancis Sadi Carnot (1796-1832)
mengusulkan mesin ideal yang dapat melakukan usaha secara maksimal dan efisien
dibandingkan dengan mesin-mesin kalor lainnya. Ia membuktikan secara teoritis bahwa
tidak ada mesin yang lebih efisien dari mesin ideal ini, walaupun pada kenyataannya
mesin idealini tidak dapat dibuat. Mesin carnot bekerja berdasarkan suatu siklus yang
disebut siklus carnot. Siklus ini terjadi pada sebuah silinder berisi gas yang dinding-
dindingnya terisolasi secara temal (panas tidak dapat menembus dinding silinder).
Bahan atau zat yang dilibatkan dalam msin kalor berdasarkan silkus carnot adalah suatu
gas ideal. Proses termodinamika yang terlibat dalam siklus carnot terdiri dari dua proses
isothermal dan dua proses adiabatic.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Siklus Carnot?
2. Apakah yang dimaksud dengan Mesin Carnot?
3. Apakah kegunaan Siklus Carnot?

C. Tujuan
Makalah ini ditulis sebagai tugas kuliah Thermodinamika dan untuk
memperdalam materi tentang SIKLUS CARNOT, agar kita bisa lebih memehaminya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SIKLUS CARNOT
Siklus Carnot diperkenalkan oleh seorang insinyur berkebangksaan Perancis
bernama Sadi Carnot (1796-1832) pada tahun 1824. Siklus ini terdiri dari empat proses
seperti pada gambar .

Keempat proses itu adalah sebagai berikut. (1) Proses AB adalah pemuaian isotermal
pada suhu T1. Dalam proses ini, gas menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi
T1 dan melakukan usaha WAB. (2) Proses BC adalah pemuaian adibatik. Selama
proses ini suhu gas turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC (3) Proses
CD adalah pemampatan isotermal pada suhu T2, Dalam proses ini, gas melepas kalor
Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2 dan melakukan usaha WCD . (4) Proses akhir DA
adalah pemampatan adiabatik. Suhu gas naik dari T2 ke T1 sambil melakukan usaha
WDA.

Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal, yaitu mesin yang paling efisien, yang
selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh gas untuk satu siklus
sama dengan luas daerah di dalam siklus. Mengingat selama proses siklus Carnot gas
menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi dan melepas kalor Q2 ke reservoir
bersuhu rendah, maka usaha yang dilakukan oleh gas sesuai dengan hukum I
termodinamika adalah:

Q= U + W atau Q1 - Q2 = 0 + W

W=Q1-Q2

dengan:

2
Q1 = kalor yang diserap dari reservoir bersuhu tinggi (J)

Q2 = kalor yang dilepas ke reservoir bersuhu rendah (J)

Siklus carnot terdiri dari 4 tahapan proses, sebagai berikut.


Proses 1. Ekspansi isothermal reversible, dimana material ( working substance)
menyerap kalor Q1 dari reservoir kalor pada temperature T 1 dan sistem melakukan
kerja.
Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana working substance berkurang
temperaturnya dari T1 menjadi T2 dan sistem melakukan kerja.
Proses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana working substance melepaskan kalor
Q2 ke reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja dikenakan terhadap sistem.
Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, dimana working substance dikembalikan ke
keadaan awal (semula), temperature sistem berubah dari T2 menjadi T1 dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Keempat proses di atas dapat dilukiskan dalam bentuk diagram P versus V, seperti di
bawah ini:

Gambar 1. Grafik Siklus Carnot

Karena sistem dikembalikan ke keadaan semula, maka perubahan besaran


keadaan (besaran termodinamika) seperti energi dalam maupun entalpi sistem proses
adalah nol. Dengan menggunakan hukum I termodinamika dapat dihitung kalor dan
kerja pada masing-masing tahap proses diatas.
Misalnya substansi melakukan kerja adalah suatu gas ideal.
 Proses Ekspansi Isotermal Reversible
dU = đ Qrev – PdV atau dU = đ Qrev + dW
Proses Isotermal dU = 0, sehingga
đ W = đ Qrev = PdV

3
W1 = -Q1 = -nRT ln V2/V1
 Proses Ekspansi Adiabatik Reversibel
Pada proses adiabatic Q = 0, sehingga;
dU = đ W = -PdV
đW = Cv(T2-T1), dimana T1>T2
Cv = kapasitas panas pada volume tetap
 Proses Kompresi Isotermal Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi isotermal
reversibel, maka diperoleh kerja pada proses ini adalah:
W3 = -Q2 = -nRT ln V4/V3, dimana V3>V4
 Proses Kompresi Adiabatik Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi adiabatik
reversibel. Maka diperoleh kerja untuk proses ini adalah :
W4 = Cv (T1-T2), dimana T1>T2
Total kerja, W yang dilakukan oleh mesin carnot dalam satu siklus adalah
W = W1 + W2 + W3 + W4
W = -nRT ln V2/V1 + Cv (T2-T1) – nRT ln V4/V3 + Cv (T1-T2)
W = -nRT ln V2/V1 – nRT ln V4/V3
W = -Q1 – Q2
Q2 berharga negatif karena V4<V3. Sesuai dengan fakta bahwa kalor ini dilepaskan
oleh sistem. Dengan demikian,
W = - Q1 + Q2 atau –W = Q1 - Q2
Kerja yang dilakukan oleh mesin adalah selisih antara kalor yang diserap,
Q1 dengan kalor yang dilepaskan Q2.
Efisiensi mesin carnot, η adalah perbandingan antara kerja yang dilakukan
mesin dengan kalor yang diserap, Q1.
η = -W/Q1
η = (Q1-Q2)/Q1 = 1-Q2/Q1

4
Gambar 2. Mekanisme Kerja Siklus Carnot pada Gas Ideal

Sejumlah kalor Q1 diserap dari reservoir kalor yang temperaturenya T 1,


sejumlah kalor Q2 dilepaskan ke reservoir kalor yang temperaturnya T 2 dan kerja
dilakukan oleh sistem, demikian seterusnya. Kalor yang ditransfer tergantung pada
beda temperatur antara dua reservoir tersebut. Temperatur reservoir ini disebut
temperatur termodinamika T. karena Q2/Q1 sebanding dengan temperatur
termodinamika dari reservoir, maka efisiensi mesin Carnot dapat dinyatakan sebagai
berikut:
η = 1-T2/T1
Dari hasil yang diperolehnya, Carnot menyampaikan hasil teoremanya bahwa
tidak ada mesin kalor yang bekerja antara dua reservoir kalor mempunyai efisiensi lebih
besar dari mesin Carnot (ideal) yang bekerja pada dua reservoir kalor yang sama.
Teorema diatas menunjukkan bahwa mesin kalor yang irreversibel mempunyai
efisiensi lebih rendah dari mesin reversibel.

B. MESIN CARNOT
Mesin Carnot adalah mesin kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus
reversibel yang disebut siklus Carnot. Model dasar mesin inidirancang oleh Nicolas
Léonard Sadi Carnot, seorang insinyur militerPerancis pada tahun 1824. Model mesin
Carnot kemudian dikembangkan secara grafis oleh Émile Clapeyron 1834, dan
diuraikan secara matematisoleh Rudolf Clausius pada 1850an dan 1860an. Dari
pengembangan Clausius dan Clapeyron inilah konsep dari entropi mulai muncul.Setiap
sistem termodinamika berada dalam keadaan tertentu. Sebuah siklus termodinamika
terjadi ketika suatu sistem mengalami rangkaiankeadaan-keadaan yang berbeda, dan

5
akhirnya kembali ke keadaansemula. Dalam proses melalui siklus ini, sistem tersebut
dapat melakukan usaha terhadap lingkungannya, sehingga disebut mesin kalor.Mesin
carnot merupakan mesin kalor yang dapat mengubah energi (kalor)menjadi
bentuklainnya (usaha mekanik). Disamping mesin carnot,terdapat pula mesin-mesin
lain yang digolongkan dalam mesin kalor spertimesin uap, mesin diesel dan bensin,
mesin jet dan reactoratom. Pada prinsipnya cara kerja mesin kalor ada tiga proses
penting yaitu:

1. Proses penyerapan kalor dari sumber panas yang sering disebut sebagai reservoir
(tandon) panas.
2. Usaha yang dilakukan oleh mesin.
3. Proses pembuangan kalor pada tempat yang bersuhu rendah, tempat ini sering
disebut reservoir (tandon) dingin.

Suatu mesin yang menjalani siklus carnot disebut mesin carnot. Sedangkan
mesin kalor carnot adalah suatu mesin yang mengubah energy kalor menjadi energy
mekanik.

Q2= Kalor masuk

W= Usaha yang dihasilkan

Q1= Kalor yang keluar atau energy kalor yang tidak terpakai atau terbuang

Q2 dari reservoir panas, Q1 dari reservoir dingin.

Usaha W=Q2-Q1

Efisiensi mesin kalor :

6
Mesin Carnot adalah sebuah mesin ideal mesin teoritik, bekerja dalam sebuah
siklus yang terdiri atas 4 proses, yaitu:

1. EKSPANSI ISOTERMIK: Mula-mula sejumlah kalor (Q1) diambil dari reservoir


panas bersuhu T1, gas dibiarkan berekspansi (memuai) secara isotermik (suhu
dijaga tetap)
2. EKSPANSI ADIABATIK: Gas melanjutkan ekspansinya tapa menyerap maupun
melepas kalor, sehingga suhunya turun menjadi T2
3. KOMPRESI ISOTERMIK: Gas dimampatkan (kompresi), dengan menjaga
suhunya agar konstan, sambil melepas kalor sejumlah Q2
4. KOMPRESI ADIABATIK: Gas melanjutkan proses pemampatan tanpa
menyerap maupun melepas kalor sehingga suhunya naik kembali seperti awal
siklus, yaitu T2.

Grafik Mesin Kalor Carnot

Usaha 1-2 ( Ekspansi isothermik)

7
Usaha 2-3 ( Ekspansi adiabatic)

Usaha 3-4 ( Kompresi isothermik)

Usaha 4-1 (Kompresi adiabatic)

Usaha total

8
Kita amati pada proses adiabatic

Efisiensi diatas merupakan Effisiensi Mesin Carnot Termik.

Effisiensi mesin secara umum dapat dituliskan sebagai:

η=Q2-Q1Q2

η=WQ2

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa:

Mesin biasa hanya berlaku persamaan

η=Q2-Q1Q1

Sedang mesin Carnot dapat berlaku

η=Q2-Q1Q1 dan η=T2-T1T2

9
C. REFRIGATOR CARNOT (MESIN PENDINGIN CARNOT)
Mengingat mesin Carnot merupakan mesin kalor reversible, maka mesin
tersebut dapat dibalik. Mesin tersebut merupakan mesin pendingin atau refrigerator
Carnot.

Pada refrigerator Carnot berlaku

T2'>T1, W=Q2-Q1

W= kalor yang masuk / diperlukan

Q1= kalor yang dihisap

Perbandingan antara kalor Q1 yang dapat dihisap dengan usaha yang digunakan W
merupakan koefisien performance C.

c=T1'T2'-T1'

c=Q1'W'=Q1'Q2'-Q1'

Theorema Carnot berbunyi : “Tak ada sebuah mesin yang bekerja antara dua
reservoir tertentu dapat lebih effisien daripada mesin Carnot yang bekerja antara
kedua reservoir”.

Bukti:

Misalkan sebuah mesin Carnot (R) dan suatu mesin lain (I) bekerja diantara dua
reservoir yang samadan diatur demikian sehingga keduanya melakukan usaha yang
sama yaitu W.

Mesin Carnot R

1. Menghisap kalor reservoir panas.


2. Melakukan usaha W.
3. Mengeluarkan kalor Q1-W kepada reservoir dingin
4. Daya Guna ηR=WQ1
Mesin Lain I
1. Menghisap kalor Q, dari reservoir panas.

10
2. Melakukan usaha W
3. Mengeluarkan kalor Q1'-W kepada reservoir dingin
4. Daya guna η1=WQ'
Misalkan bahwa daya guna mesin I lebih besar dari R
ηI>ηR

WQ,>WQ1

Q1>Q'

Misalkan sekarang bahwa mesin I menjalankan mesin Carnot R yang bekerja sebagai
mesin pendingin. Pada peristiwa ini secara simbolik ditunjukkan sebagai gambar

Karena seluruh usaha adalah untuk kepentingan bersama maka mesin kalor dan mesin
pendingin ini dapat digabungkan sehingga keseluruhannya merupakan alat yang
bekerja sendiri.

Kalor bersih yang diserap dari reservoir dingin adalah:

Q1-W-Q1-W=Q1-Q1'

Harga ini adalah positif. Kalor bersih yang dikeluarkan kepada reservoir panas juga
=Q1-Q1'

Jadi kesimpulannya alat yang bekerja sendiri ini memudahkan kalor sebesar Q1-Q1,
dari reservoir dingin ke reservoir panas. Hal ini bertentangan dengan hukum II
Termodinamika (Azas Clausius).

Hal ini berarti bahwa pengandaian ηI>ηR salah. Maka seharusnya adalah:

11
ηI≤ηR

Dari Theorema Carnot dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Semua mesin Carnot yang bekerja antara dua reservoir yang tertentu daya gunanya
sama.

Bukti:

Misalkan ada mesin Carnot R1 dan R2 yang bekerja diantara dua reservoir yang sama.
Apabila R1 menjalankan R2 yang bekerja sebagai mesin pendingin maka theorema
Carnot haruslah:

ηR1≤ηR2

Apabila R2 menjalankan R1 yang bekerja sebagai mesin pendingin maka menurut


theorema Carnot haruslah:

ηR2≤ηR1

Jadi dengan begitu jelaslah bahwa

ηR1=ηR2

Karena dalam pembahasan tadi tidak terdapat syarat-syarat khusus untuk sifat zat kerja
maka, daya guna siklus Carnot tidak dipengaruhi oleh zat kerja.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal, yaitu mesin yang paling efisien,
yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh gas untuk satu
siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus. Siklus carnot terdiri dari 4 tahapan
proses, sebagai berikut.
Proses 1. Ekspansi isothermal reversible, dimana material ( working substance)
menyerap kalor Q1 dari reservoir kalor pada temperature T 1 dan sistem melakukan
kerja.
Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana working substance berkurang
temperaturnya dari T1 menjadi T2 dan sistem melakukan kerja.
Proses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana working substance melepaskan kalor
Q2 ke reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja dikenakan terhadap sistem.
Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, dimana working substance dikembalikan ke
keadaan awal (semula), temperature sistem berubah dari T 2 menjadi T1 dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Suatu mesin yang menjalani siklus carnot disebut mesin carnot. Sedangkan
mesin kalor carnot adalah suatu mesin yang mengubah energy kalor menjadi energy
mekanik. Mesin Carnot adalah sebuah mesin ideal mesin teoritik, bekerja dalam sebuah
siklus yang terdiri atas 4 proses, yaitu:

5. EKSPANSI ISOTERMIK: Mula-mula sejumlah kalor (Q1) diambil dari reservoir


panas bersuhu T1, gas dibiarkan berekspansi (memuai) secara isotermik (suhu
dijaga tetap)
6. EKSPANSI ADIABATIK: Gas melanjutkan ekspansinya tapa menyerap maupun
melepas kalor, sehingga suhunya turun menjadi T2
7. KOMPRESI ISOTERMIK: Gas dimampatkan (kompresi), dengan menjaga
suhunya agar konstan, sambil melepas kalor sejumlah Q2
8. KOMPRESI ADIABATIK: Gas melanjutkan proses pemampatan tanpa
menyerap maupun melepas kalor sehingga suhunya naik kembali seperti awal
siklus, yaitu T2.

13
B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada saya
agar menjadi motivasi untuk lebih baik kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Dimsiki. 1993. Termodinamika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan.

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Halliday dkk. 2010. Dasar-Dasar Fisika Versi Diperluas. Tanggerang: Binapura Aksara.

Jamal, M. Arifuddin. --. Handout Fisika Dasar I. Belum dipublikasikan.

Sutrisno dan Tan Ik Gie. 1983. Seri Fisika Dasar (Listrik, Magnet dan Termofisika
Listrik). Bandung: ITB.

Zemansky, Sears. 2000. Fisika untuk Universitas I. Jakarta: Erlangga.

Diposkan oleh dhiya'ur_alvy

15

Anda mungkin juga menyukai