Karena sistem dikembalikan ke keadaan semula, maka perubahan besaran keadaan (besaran
termodinamika) seperti energi dalam maupun entalpi sistem proses adalah nol. Dengan
menggunakan hukum I termodinamika dapat dihitung kalor dan kerja pada masing-masing
tahap proses diatas.
đ W = đ Qrev = PdV
dU = đ W = -PdV
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi isotermal reversibel,
maka diperoleh kerja pada proses ini adalah:
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi adiabatik reversibel.
Maka diperoleh kerja untuk proses ini adalah :
Total kerja, W yang dilakukan oleh mesin carnot dalam satu siklus adalah
W = -Q1 – Q2
Q2 berharga negatif karena V4<V3. Sesuai dengan fakta bahwa kalor ini dilepaskan oleh
sistem. Dengan demikian,
Kerja yang dilakukan oleh mesin adalah selisih antara kalor yang diserap, Q 1 dengan kalor
yang dilepaskan Q2.
2.
c. Selanjutnya terjadi penyusutan isotermik. Pada suhu konstan, sejumlah kalor dilepaskan
dari sistem ke lingkungan sehingga gas menyusut dan usaha dilakukan kepada sistem.
d. Terakhir terjadi penyusutan adiabatik. Suhu sistem berkurang dan usaha dilakukan kepada
gas.
efisiensi termal harus berada di antara 0% dan 100%. Karena inefisiensi seperti gesekan,
hilangnya panas, dan faktor lainnya, efisiensi termal mesin tidak pernah mencapai 100%.
Seperti contoh, mesin mobil bensin memiliki efisiensi 25%, dan mesin pembangkit listrik
tenaga batu bara yang besar memiliki efisiensi maksimum 46%. Mesin diesel terbesar di
dunia memiliki efisiensi maksimum 51,7%.
5.