“MESIN CARNOT”
DISUSUN OLEH :
NURFA YANTI : 1603408001
FAKULTAS SAINS
2018
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Siklus Carnot adalah proses termodinamik yang dialami oleh zat kerja
(working substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses
isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang
terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyerap
kalor. Proses isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat
mengalami kompresi dan melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua
dihubungkan oleh dua proses adibatik. adiabatik pertama zat mengalami
ekspansi, sedangkan adibatik kedua zat mengalami kompresi.
Siklus carnot terdiri dari 4 tahapan proses, sebagai berikut.
Proses 1. Ekspansi isothermal reversible, dimana material ( working
substance) menyerap kalor Q1 dari reservoir kalor pada temperature T1 dan
sistem melakukan kerja.
Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana working substance berkurang
temperaturnya dari T1 menjadi T2 dan sistem melakukan kerja.
Proses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana working substance
melepaskan kalor Q2 ke reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, dimana working substance
dikembalikan ke keadaan awal (semula), temperature sistem berubah dari
T2 menjadi T1 dan kerja dikenakan terhadap sistem.
Keempat proses di atas dapat dilukiskan dalam bentuk diagram P versus V, seperti
di bawah ini:
5
Karena sistem dikembalikan ke keadaan semula, maka perubahan besaran
keadaan (besaran termodinamika) seperti energi dalam maupun entalpi sistem
proses adalah nol. Dengan menggunakan hukum I termodinamika dapat dihitung
kalor dan kerja pada masing-masing tahap proses diatas.
Misalnya substansi melakukan kerja adalah suatu gas ideal.
- Proses Ekspansi Isotermal Reversible
dU = đ Qrev – PdV atau dU = đ Qrev + dW
Proses Isotermal dU = 0, sehingga
đ W = đ Qrev = PdV
W1 = -Q1 = -nRT ln V2/V1
- Proses Ekspansi Adiabatik Reversibel
Pada proses adiabatic Q = 0, sehingga;
dU = đ W = -PdV
đ W = Cv(T2-T1), dimana T1>T2
Cv = kapasitas panas pada volume tetap
- Proses Kompresi Isotermal Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi
isotermal reversibel, maka diperoleh kerja pada proses ini adalah:
W3 = -Q2 = -nRT ln V4/V3, dimana V3>V4
- Proses Kompresi Adiabatik Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi
adiabatik reversibel. Maka diperoleh kerja untuk proses ini adalah :
W4 = Cv (T1-T2), dimana T1>T2
Total kerja, W yang dilakukan oleh mesin carnot dalam satu siklus adalah
W = W1 + W2 + W3 + W4
W = -nRT ln V2/V1 + Cv (T2-T1) – nRT ln V4/V3 + Cv (T1-T2)
W = -nRT ln V2/V1 – nRT ln V4/V3
W = -Q1 – Q2
Q2 berharga negatif karena V4<V3. Sesuai dengan fakta bahwa kalor ini
dilepaskan oleh sistem. Dengan demikian,
W = - Q1 + Q2 atau –W = Q1 - Q2
6
Kerja yang dilakukan oleh mesin adalah selisih antara kalor yang diserap,
Q1 dengan kalor yang dilepaskan Q2.
Efisiensi mesin carnot, η adalah perbandingan antara kerja yang dilakukan mesin
dengan kalor yang diserap, Q1.
η = -W/Q1
η = (Q1-Q2)/Q1 = 1-Q2/Q1
7
- Semua mesin carnot yang bekerja pada dua reservoir kalor yang sama
mempunyai efisiensi yang sama
- Efisiensi mesin kalor tidak tergantung pada jenis material (working
substance) yang digunakan
- Temperatur termodinamika tidak tergantung pada jenis material (working
substance)
8
BAB II
MESIN CARNOT
9
4. Zat kerja tetap berhubungan dengan reservoir pada T2 dan mengalami
proses isothermik reversible dalam arah belawanan dengan proses kedua
sampai zat kerja mencapai keadaan mula-mula. Selama proses ini kalor Q2
diberikan kepada reservoir dingin (Pengeluaran kalor terjadi pada suhu
konstan yaitu suhu dari reservoir dingin)
Q1= Kalor yang keluar atau energy kalor yang tidak terpakai atau terbuang
Usaha W=Q2-Q1
10
Grafik Mesin Kalor Carnot
11
Usaha 4-1 (Kompresi adiabatic)
Usaha total
2 3
4 1
12
Efisiensi diatas merupakan Effisiensi Mesin Carnot Termik.
η=Q2-Q1Q2
η=WQ2
η=Q2-Q1Q1
T2'>T1, W=Q2-Q1
c=T1'T2'-T1'
c=Q1'W'=Q1'Q2'-Q1'
Theorema Carnot berbunyi : “Tak ada sebuah mesin yang bekerja antara
dua reservoir tertentu dapat lebih effisien daripada mesin Carnot yang
bekerja antara kedua reservoir”.
Bukti:
Misalkan sebuah mesin Carnot (R) dan suatu mesin lain (I) bekerja diantara
dua reservoir yang samadan diatur demikian sehingga keduanya melakukan
usaha yang sama yaitu W.
Mesin Carnot R
14
2. Melakukan usaha W
3. Mengeluarkan kalor Q1'-W kepada reservoir dingin
4. Daya guna η1=WQ'
Misalkan bahwa daya guna mesin I lebih besar dari R
ηI>ηR
WQ,>WQ1
Q1>Q'
Karena seluruh usaha adalah untuk kepentingan bersama maka mesin kalor
dan mesin pendingin ini dapat digabungkan sehingga keseluruhannya
merupakan alat yang bekerja sendiri.
Q1-W-Q1-W=Q1-Q1'
Harga ini adalah positif. Kalor bersih yang dikeluarkan kepada reservoir
panas juga =Q1-Q1'
15
Jadi kesimpulannya alat yang bekerja sendiri ini memudahkan kalor sebesar
Q1-Q1, dari reservoir dingin ke reservoir panas. Hal ini bertentangan dengan
hukum II Termodinamika (Azas Clausius).
Hal ini berarti bahwa pengandaian ηI>ηR salah. Maka seharusnya adalah:
ηI≤ηR
Semua mesin Carnot yang bekerja antara dua reservoir yang tertentu
daya gunanya sama.
Bukti:
Misalkan ada mesin Carnot R1 dan R2 yang bekerja diantara dua reservoir
yang sama. Apabila R1 menjalankan R2 yang bekerja sebagai mesin
pendingin maka theorema Carnot haruslah :
ηR1≤ηR2
ηR2≤ηR1
ηR1=ηR2
16
BAB III
Karena η Carnot tidak tergantung dari zat kerja maka untuk mudahnya
perhitungan kita pakai gas sempurna sebagai gas kerja.
Persamaan : Vax-IT2=Vbx-IT1
Atau T1T2=VaVbx-I
Hukum I Thermodinamika :
dQ=dU+PdV
dQ=CVdT+P+∂U∂VTdV
Karena U gas ideal hanya merupakan fungsi dari suhu saja maka ∂U∂VT=0
Jadi dQ=PdV=nRTVdV
Q1=VbVcnRT1dVV=nRT1lnVcVb
T1T2=VdVcx-I
T1T2=VaVbx-I
T1T2=VdVcx-I=VaVbx-I
Q2=VdVanRT2dVV=-nRT2VdVadVV=nRT2lnVaVd=nRT2lnVdVa
η=1-Q2Q1=1-nRT2lnVdVanRT1lnVcVb
Η carnot=1-T2T1
Misalkan dalam iklan ditawarkan mesin yang bekerja dengan reservoir bersuhu
500 K dan 400 K memerlukan energy sebesar 4 x 104 joule dan melakukan usaha
107 joule. Berdasarkan hokum kedua Thermodinamika, dapatkah iklan itu
dipercaya?
η carnot = 1-Q2Q1=1-T2T1=1-400500=15×100%=20%
W = Q1-Q2
104=4. 104-Q2
18
Contoh soal C.2.
η carnot =1-Q2Q1=1-T2T1
=1-400.900100 %=55%
η carnot=30%
Buktikan bahwa kurva adiabatic gas ideal lebih tegak daripada kurva
isotermik!
P = CV = CV-I
dPdV=-CV-2=-CV2=-PV
P=C'VγC'V-γ
19
dPdV= -γC'V-γ-I= -γC'Vγ+1 = -γPV
Karena γ=CpCV selalu > 1 maka kurva adiabatic gas ideal lebih tegak dari
pada kurva isotermik gas ideal.
1-2→W1=-∁νΤ2-Τ1
2-3→Qin= ∁ν(Τ3-Τ2)
3-4→W2=-∁νΤ4-Τ3
4-1→Qout= ∁νΤ1-Τ4
Efisiensi mesin
η = WQin
η = -∁νΤ2-Τ1-∁νΤ4-Τ3∁νΤ3-Τ2
=-Τ2+Τ1-Τ4+Τ3Τ3-Τ2
η =1-Τ4-Τ1(Τ3-T2)
20
Τ2Τ1=Τ3Τ4→ Τ4=Τ1Τ3Τ2
Τ4-Τ1Τ3-Τ2 = Τ1Τ3Τ2Τ3-Τ2=Τ1Τ3-Τ1Τ2Τ2Τ3-Τ2Τ2
=Τ1Τ2Τ3-Τ2Τ3-Τ2
=Τ1Τ2
η =1-Τ1Τ2
Untuk r=10 dan γ=1,4 efisiensi mesin kira kira 60% makin
besar perbandingan kompresi semakin besar efisiensinya
η=1-V2V1γ-1
V1V2=perbandingan kompresi=r
η=1-1rγ-1
Proses 1 – 2 (langkah 2), pemampatan campuran udara dan bahan bakar (suhu
dan tekanan naik)
21
Proses 2 – 3,terjadi percikan bunga api listrik sehingga terjadi ledakan (suhu
dan tekanan naik drastis)
Mesin bensin diatas baik dua tak maupun empat tak adalah merupakan siklus yang
ideal.Sebenarnya dalam kenyataan tidaklah demikian karena proses berlangsung
sangat cepat.
Pada mesin diesel ini tidak menggunakan busi tetapi tetap ada penyulutan
1 kali,tetapi pada mesin bensin terjadi beberapa kali.
22
Efisiensi Mesin Diesel
Proses 1 – 2, W1=-∁νΤ2-Τ1
ΔU=∁νΤ3-Τ2
Qin=∁νΤ3-Τ2+p3V3-V2
Proses 3 - 4, W3=-∁vΤ4-Τ3
Proses 4 – 1, Qout=CvT1-T4
η=∑WQin=W1+W2+W3Qin
=∁vΤ2-Τ1+P2V3-V2-CvΤ4-Τ3CvΤ3-Τ2+p2V3-V2
η=-CvT2-T1+RT3-T2-CvT4-T3CvT3-T2+R(T3-T2)
=RT3-T2-CvT2-T1+T4-T3RT3-T2+CvT3-T2
=RT3-T2+CvT3-T2-Cv T4-T1R+CvT3-T2
1-CvR+CvT4-T1T3-T2 η=1-1γT4-T1T3-T2
Sehingga
P4P3=V3V4γ=V2VV3V2γ=V2V3V1V2γ
Maka
T4T1=T4V4RP1V1R=P4V4P1V1=P4P1
=P4P3P2P3P2P1=P4P2P3P1
=V2V1V3V2γV1V2γ=V3V2γ
Dan
T3T2=P3V3RP2V2R=P3V3P2V2=V3V2
23
Sehingga efisiensi mesin diesel
η=1-1γV2V1γ-1V3V2γ-1V3V2-1
η=1-1rr-1rcγ-1γrc-1
24
DAFTAR PUSTAKA
25