Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TERMODINAMIKA

“MESIN CARNOT”

DISUSUN OLEH :
NURFA YANTI : 1603408001

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS SAINS

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

2018

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat karunia dan Rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas Termodinamika. Tak lupa shalawat dan salam
tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Beserta
keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga Yaumil Akhir.
Tujuan laporan ini adalah kami Saya akan membahas tentang Mesin
Carnot.
Kami juga ingin berterima kasih kepada :
1. Kedua orang tua kami, karena telah mendukung kami dalam pembuatan
makalah ini.
2. Teman-teman kami, karena telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
3. Bu Nishia, selaku dosen yang mengajar kami.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada
kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan laporan ini, untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Terutama Bu Nishia, selaku dosen
ynag mengajar kami.

Palopo , 15 januari 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................... ....... 1

Kata Pengantar ........................................................................................... 2

Daftar Isi ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4

1.1 Siklus Carnot ........................................................................................... 4

BAB II MESIN CARNOT .......................................................................... 9

2.1 Mesin Kalor Carnot ................................................................................. 9

2.2 Refrigerator Carnot (Mesin Pendingin Carnot)....................................... 13

BAB III DAYA GUNA MESIN CARNOT ............................................... 17

3.1 Mesin Bensin ........................................................................................... 20

3.2 Mesin Diesel ........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Siklus Carnot


Sebelum membahas siklus Carnot terlebih dahulu perlu diketahui istilah
reversibel dan irreversibel. Sebuah proses reversibel didefinisikan sebagai
sebuah proses yang dapat dibalik tanpa meninggalkan jejak pada lingkungan.
Atau dengan kata lain, sebuah proses yang jika dibalik akan melalui lintasan
yang sama-ingat pengertian panas dan kerja sebagai fungsi lintasan. Proses
irreversibel adalah kebalikan dari proses reversibel. Siklus Carnot adalah
sebuah siklus reversibel, yang pertama kali dikemukakan oleh Sadi Carnot
pada tahun 1824, seorang insinyur Perancis. Mesin teoritis yang menggunakan
siklus Carnot disebut dengan Mesin Kalor Carnot. Siklus Carnot yang dibalik
dinamakan dengan siklus Carnot terbalik dan mesin yang menggunakan siklus
carnot terbalik disebut dengan Mesin refrigerasi Carnot.

Urutan proses pada siklus Carnot adalah sebagai berikut :


1. Ekspansi isotermal reversibel.
2. Ekspansi adiabatis reversibel
3. Kompresi isotermal reversibel
4. Kompresi adiabatis reversible

4
Siklus Carnot adalah proses termodinamik yang dialami oleh zat kerja
(working substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses
isotermal dan dua proses adiabatik. Pada proses isotermal pertama, yang
terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat mengalami ekspansi dan menyerap
kalor. Proses isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat
mengalami kompresi dan melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua
dihubungkan oleh dua proses adibatik. adiabatik pertama zat mengalami
ekspansi, sedangkan adibatik kedua zat mengalami kompresi.
Siklus carnot terdiri dari 4 tahapan proses, sebagai berikut.
Proses 1. Ekspansi isothermal reversible, dimana material ( working
substance) menyerap kalor Q1 dari reservoir kalor pada temperature T1 dan
sistem melakukan kerja.
Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana working substance berkurang
temperaturnya dari T1 menjadi T2 dan sistem melakukan kerja.
Proses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana working substance
melepaskan kalor Q2 ke reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja
dikenakan terhadap sistem.
Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, dimana working substance
dikembalikan ke keadaan awal (semula), temperature sistem berubah dari
T2 menjadi T1 dan kerja dikenakan terhadap sistem.
Keempat proses di atas dapat dilukiskan dalam bentuk diagram P versus V, seperti
di bawah ini:

Gambar 1. Grafik Siklus Carnot

5
Karena sistem dikembalikan ke keadaan semula, maka perubahan besaran
keadaan (besaran termodinamika) seperti energi dalam maupun entalpi sistem
proses adalah nol. Dengan menggunakan hukum I termodinamika dapat dihitung
kalor dan kerja pada masing-masing tahap proses diatas.
Misalnya substansi melakukan kerja adalah suatu gas ideal.
- Proses Ekspansi Isotermal Reversible
dU = đ Qrev – PdV atau dU = đ Qrev + dW
Proses Isotermal dU = 0, sehingga
đ W = đ Qrev = PdV
W1 = -Q1 = -nRT ln V2/V1
- Proses Ekspansi Adiabatik Reversibel
Pada proses adiabatic Q = 0, sehingga;
dU = đ W = -PdV
đ W = Cv(T2-T1), dimana T1>T2
Cv = kapasitas panas pada volume tetap
- Proses Kompresi Isotermal Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi
isotermal reversibel, maka diperoleh kerja pada proses ini adalah:
W3 = -Q2 = -nRT ln V4/V3, dimana V3>V4
- Proses Kompresi Adiabatik Reversibel
Dengan menggunakan penjelasan yang mirip dengan proses ekspansi
adiabatik reversibel. Maka diperoleh kerja untuk proses ini adalah :
W4 = Cv (T1-T2), dimana T1>T2
Total kerja, W yang dilakukan oleh mesin carnot dalam satu siklus adalah
W = W1 + W2 + W3 + W4
W = -nRT ln V2/V1 + Cv (T2-T1) – nRT ln V4/V3 + Cv (T1-T2)
W = -nRT ln V2/V1 – nRT ln V4/V3
W = -Q1 – Q2
Q2 berharga negatif karena V4<V3. Sesuai dengan fakta bahwa kalor ini
dilepaskan oleh sistem. Dengan demikian,
W = - Q1 + Q2 atau –W = Q1 - Q2
6
Kerja yang dilakukan oleh mesin adalah selisih antara kalor yang diserap,
Q1 dengan kalor yang dilepaskan Q2.
Efisiensi mesin carnot, η adalah perbandingan antara kerja yang dilakukan mesin
dengan kalor yang diserap, Q1.
η = -W/Q1
η = (Q1-Q2)/Q1 = 1-Q2/Q1

Gambar 2. Mekanisme Kerja Siklus Carnot pada Gas Ideal

Sejumlah kalor Q1 diserap dari reservoir kalor yang temperaturenya T1,


sejumlah kalor Q2 dilepaskan ke reservoir kalor yang temperaturnya T2 dan kerja
dilakukan oleh sistem, demikian seterusnya. Kalor yang ditransfer tergantung
pada beda temperatur antara dua reservoir tersebut. Temperatur reservoir ini
disebut temperatur termodinamika T. karena Q2/Q1 sebanding dengan temperatur
termodinamika dari reservoir, maka efisiensi mesin Carnot dapat dinyatakan
sebagai berikut:
η = 1-T2/T1
Dari hasil yang diperolehnya, Carnot menyampaikan hasil teoremanya
bahwa tidak ada mesin kalor yang bekerja antara dua reservoir kalor mempunyai
efisiensi lebih besar dari mesin Carnot (ideal) yang bekerja pada dua reservoir
kalor yang sama. Teorema diatas menunjukkan bahwa mesin kalor yang
irreversibel mempunyai efisiensi lebih rendah dari mesin reversibel.
Simpulan dari rumusan efisiensi mesin carnot:

7
- Semua mesin carnot yang bekerja pada dua reservoir kalor yang sama
mempunyai efisiensi yang sama
- Efisiensi mesin kalor tidak tergantung pada jenis material (working
substance) yang digunakan
- Temperatur termodinamika tidak tergantung pada jenis material (working
substance)

8
BAB II
MESIN CARNOT

2.1 Mesin Kalor Carnot


Ketika system dalam suatu mesin menjalani sebagian daurnya, sejumlah
kalor diserap dari reservoir panas, pada bagian lain dari daur itu kalor yang
jumlahnya lebih sedikit dibuang ke reservoir yang lebih dingin. Jadi boleh
dikatakan bahwa mesin bekerja diantara sepasang reservoir ini. Menurut
kenyataannya sejumlah kalor selalu dibuang ke reservoir yang lebih dingin,
sehingga efisiensi mesin tidak akan pernah mencapai 100%.
Ada 3 hal yang penting mengenai mesin :
1. Berapa daya guna maksimum yang dapat dicapai oleh suatu mesin yang
bekerja antara kedua reservoir itu.
2. Bagaimana karakteristik mesin.
3. Apa pengaruh sifat zat kerja.
Untuk menjawab pertnyaan ini Nicelai Leonard Sadi Carnot (1824)
seorang insinyur ulung bangsa Perancis memikirkan sebuah siklis ideal yang
sekarang terkenal dengan siklus Carnot. Siklus carnot terdiri atas dua proses
isothermal reversible dan dua proses adiabatic reversible.

Siklus Carnot terdiri dari 4 proses sebagai berikut:

1. Proses adiabatic reversible dalam arah sedemikian sehingga suhu naik


sampai suhu T1dari reservoir panas.

2. Zat kerja tetap berhubungan dengan reservoir dengan suhu T1 dan


menjalani proses isotermik reversible dalam arah dan waktu sedemikian
sehingga jumlah kalor Q1 diserap dari reservoir tersebut, (Penyerapan
kalor terjadi pada suhu konstan yaitu suhu dari reservoir panas).

3. Proses adiabatic reversible dalam arah berlawanan dengan proses pertama


sehingga suhu turun sampai suhu T2 dari reservoir dingin.

9
4. Zat kerja tetap berhubungan dengan reservoir pada T2 dan mengalami
proses isothermik reversible dalam arah belawanan dengan proses kedua
sampai zat kerja mencapai keadaan mula-mula. Selama proses ini kalor Q2
diberikan kepada reservoir dingin (Pengeluaran kalor terjadi pada suhu
konstan yaitu suhu dari reservoir dingin)

Suatu mesin yang menjalani siklus carnot disebut mesin carnot.


Sedangkan mesin kalor carnot adalah suatu mesin yang mengubah energy
kalor menjadi energy mekanik. Karena keempat proses dari siklus tersebut
reversible maka siklus carnot adalah siklus reversible.

Q2= Kalor masuk

W= Usaha yang dihasilkan

Q1= Kalor yang keluar atau energy kalor yang tidak terpakai atau terbuang

Q2 dari reservoir panas, Q1 dari reservoir dingin.

Usaha W=Q2-Q1

Efisiensi mesin kalor :

10
Grafik Mesin Kalor Carnot

Usaha 1-2 ( Ekspansi isothermik)

Usaha 2-3 ( Ekspansi adiabatic)

Usaha 3-4 ( Kompresi isothermik)

11
Usaha 4-1 (Kompresi adiabatic)

Usaha total

Kita amati pada proses adiabatic

2 3

4 1

12
Efisiensi diatas merupakan Effisiensi Mesin Carnot Termik.

Effisiensi mesin secara umum dapat dituliskan sebagai:

η=Q2-Q1Q2

η=WQ2

Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa:

Mesin biasa hanya berlaku persamaan

η=Q2-Q1Q1

Sedang mesin Carnot dapat berlaku

η=Q2-Q1Q1 dan η=T2-T1T2

2.2 Refrigerator Carnot ( Mesin Pendingin Carnot)

Mengingat mesin Carnot merupakan mesin kalor reversible, maka mesin


tersebut dapat dibalik. Mesin tersebut merupakan mesin pendingin atau
13
refrigerator Carnot.

Pada refrigerator Carnot berlaku

T2'>T1, W=Q2-Q1

W= kalor yang masuk / diperlukan

Q1= kalor yang dihisap

Perbandingan antara kalor Q1 yang dapat dihisap dengan usaha yang


digunakan W merupakan koefisien performance C.

c=T1'T2'-T1'

c=Q1'W'=Q1'Q2'-Q1'

Theorema Carnot berbunyi : “Tak ada sebuah mesin yang bekerja antara
dua reservoir tertentu dapat lebih effisien daripada mesin Carnot yang
bekerja antara kedua reservoir”.

Bukti:

Misalkan sebuah mesin Carnot (R) dan suatu mesin lain (I) bekerja diantara
dua reservoir yang samadan diatur demikian sehingga keduanya melakukan
usaha yang sama yaitu W.

Mesin Carnot R

1. Menghisap kalor reservoir panas.


2. Melakukan usaha W.
3. Mengeluarkan kalor Q1-W kepada reservoir dingin
4. Daya Guna ηR=WQ1
Mesin Lain I
1. Menghisap kalor Q, dari reservoir panas.

14
2. Melakukan usaha W
3. Mengeluarkan kalor Q1'-W kepada reservoir dingin
4. Daya guna η1=WQ'
Misalkan bahwa daya guna mesin I lebih besar dari R
ηI>ηR

WQ,>WQ1

Q1>Q'

Misalkan sekarang bahwa mesin I menjalankan mesin Carnot R yang


bekerja sebagai mesin pendingin. Pada peristiwa ini secara simbolik
ditunjukkan sebagai gambar

Karena seluruh usaha adalah untuk kepentingan bersama maka mesin kalor
dan mesin pendingin ini dapat digabungkan sehingga keseluruhannya
merupakan alat yang bekerja sendiri.

Kalor bersih yang diserap dari reservoir dingin adalah:

Q1-W-Q1-W=Q1-Q1'

Harga ini adalah positif. Kalor bersih yang dikeluarkan kepada reservoir
panas juga =Q1-Q1'

15
Jadi kesimpulannya alat yang bekerja sendiri ini memudahkan kalor sebesar
Q1-Q1, dari reservoir dingin ke reservoir panas. Hal ini bertentangan dengan
hukum II Termodinamika (Azas Clausius).

Hal ini berarti bahwa pengandaian ηI>ηR salah. Maka seharusnya adalah:

ηI≤ηR

Dari Theorema Carnot dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Semua mesin Carnot yang bekerja antara dua reservoir yang tertentu
daya gunanya sama.

Bukti:

Misalkan ada mesin Carnot R1 dan R2 yang bekerja diantara dua reservoir
yang sama. Apabila R1 menjalankan R2 yang bekerja sebagai mesin
pendingin maka theorema Carnot haruslah :

ηR1≤ηR2

Apabila R2 menjalankan R1 yang bekerja sebagai mesin pendingin maka


menurut theorema Carnot haruslah:

ηR2≤ηR1

Jadi dengan begitu jelaslah bahwa

ηR1=ηR2

Karena dalam pembahasan tadi tidak terdapat syarat-syarat khusus untuk


sifat zat kerja maka, daya guna siklus Carnot tidak dipengaruhi oleh zat
kerja.

16
BAB III

DAYA GUNA SIKLUS CARNOT

Karena η Carnot tidak tergantung dari zat kerja maka untuk mudahnya
perhitungan kita pakai gas sempurna sebagai gas kerja.

Skema suatu proses siklis

a  b Proses kompressi adiabatic reversible.

Persamaan : Vax-IT2=Vbx-IT1

Atau T1T2=VaVbx-I

b  c Proses ekspansi isothermik reversible.

Hukum I Thermodinamika :

dQ=dU+PdV

dQ=CVdT+P+∂U∂VTdV

Karena U gas ideal hanya merupakan fungsi dari suhu saja maka ∂U∂VT=0

Karena bc merupakan proses isothermis maka CvdT=0

Jadi dQ=PdV=nRTVdV

Q1=VbVcnRT1dVV=nRT1lnVcVb

c  d Proses ekspansi adiabatic reversible


17
Persamaan : Vcx-IT1=Vdx-IT2

T1T2=VdVcx-I

Dari proses kompressi adiabatic reversible didapat bahwa :

T1T2=VaVbx-I

T1T2=VdVcx-I=VaVbx-I

d  a Proses kompressi isothermik reversible

Q2=VdVanRT2dVV=-nRT2VdVadVV=nRT2lnVaVd=nRT2lnVdVa

η=1-Q2Q1=1-nRT2lnVdVanRT1lnVcVb

VdVc=VaVb sehingga VdVa=VcVb

Η carnot=1-T2T1

Contoh Soal C.1.

Misalkan dalam iklan ditawarkan mesin yang bekerja dengan reservoir bersuhu
500 K dan 400 K memerlukan energy sebesar 4 x 104 joule dan melakukan usaha
107 joule. Berdasarkan hokum kedua Thermodinamika, dapatkah iklan itu
dipercaya?

Penyelesaian contoh soal C.1.

η carnot = 1-Q2Q1=1-T2T1=1-400500=15×100%=20%

W = 104 Joule dan Q1 = 4. 104 joule

W = Q1-Q2

104=4. 104-Q2

Q2=4. 104-104=3. 104

η=1-3. 1044. 104=1-34100%=25%

η mesin > η carnot

Jadi iklan tidak dapat dipercaya

18
Contoh soal C.2.

Bagaimana halnya dengan iklan yang menawarkan mesin berefisiensi 30%


bekerja dengan reservoir 400 K dan 900 K

Penyelesain soal C.2.

η carnot =1-Q2Q1=1-T2T1

=1-400.900100 %=55%

η carnot=30%

η mesin < η carnot

Jadi iklan dapat dipercaya

Contoh soal C.3.

Buktikan bahwa kurva adiabatic gas ideal lebih tegak daripada kurva
isotermik!

Penyelesaian soal C.3.

Pada proses isotermik PV=C

Pada proses adiabatic PVγ=CI

P = CV = CV-I

dPdV=-CV-2=-CV2=-PV

P=C'VγC'V-γ

19
dPdV= -γC'V-γ-I= -γC'Vγ+1 = -γPV

Karena γ=CpCV selalu > 1 maka kurva adiabatic gas ideal lebih tegak dari
pada kurva isotermik gas ideal.

3.1 MESIN BENSIN ( siklus oto)

Siklus Otto merupakan siklus dari 4 proses

1-2→W1=-∁νΤ2-Τ1

2-3→Qin= ∁ν(Τ3-Τ2)

3-4→W2=-∁νΤ4-Τ3

4-1→Qout= ∁νΤ1-Τ4

Efisiensi mesin

η = WQin

η = -∁νΤ2-Τ1-∁νΤ4-Τ3∁νΤ3-Τ2

=-Τ2+Τ1-Τ4+Τ3Τ3-Τ2

η =1-Τ4-Τ1(Τ3-T2)

Kita amati proses adiabatik 1-2 dan 3-4

Τ1V1γ-1 = Τ2V2γ-1 Τ3V2γ-1=Τ4V1γ-1

Τ2Τ1 = V1V2γ-1 Τ3Τ4=V1V2γ-1

20
Τ2Τ1=Τ3Τ4→ Τ4=Τ1Τ3Τ2

Τ4-Τ1Τ3-Τ2 = Τ1Τ3Τ2Τ3-Τ2=Τ1Τ3-Τ1Τ2Τ2Τ3-Τ2Τ2

=Τ1Τ2Τ3-Τ2Τ3-Τ2

=Τ1Τ2

η =1-Τ1Τ2

Untuk r=10 dan γ=1,4 efisiensi mesin kira kira 60% makin
besar perbandingan kompresi semakin besar efisiensinya

η=1-V2V1γ-1

V1V2=perbandingan kompresi=r

η=1-1rγ-1

Mesin Bensin ada dua macam,yaitu

Mesin dua tak dan mesin empat tak

1. Mesin dua tak ( Dua Langkah)

Mesin ini dimulai dari titik 1,

Campuran bahan bakar (bensin) dengan udara (oksigen) dikompresi sampai


titik 2 (tekanan dan suhu naik).Dari titik 2 ke 3 terjadi percikan bunga api
listrik,sehingga terjadi ledakan,suhu dan tekanan naik secara drastis.

Langkah 2 dari titik 3 ke 4 melakukan usaha yang sebenarnya (suhu dan


tekanan turun).Sebelum mencapai titik 4 terjadi pembuangan sisa
pembakaran.Selanjutnya proses berlangsung seperti semula.

2. Mesin Empat Tak (Empat Langkah)

Proses dimulai dari titik 0 ke 1 (langkah 1),merupakan proses pemasukan


bahan bakar.

Proses 1 – 2 (langkah 2), pemampatan campuran udara dan bahan bakar (suhu
dan tekanan naik)

21
Proses 2 – 3,terjadi percikan bunga api listrik sehingga terjadi ledakan (suhu
dan tekanan naik drastis)

Proses 3 – 4 (langkah 3 ), merupakan usaha sebenarnya (suhu dan tekanan


turun )

Proses 4 – 1 , pembungan sisa pembakaran

Proses 1 – 0 (langkah 4) ,kembali pada volume awal(pembersihan sisa


pembakaran )

Mesin bensin diatas baik dua tak maupun empat tak adalah merupakan siklus yang
ideal.Sebenarnya dalam kenyataan tidaklah demikian karena proses berlangsung
sangat cepat.

3.2 MESIN DIESEL (Siklus Rankine)/ MESIN SOLAR

Pada mesin diesel ini tidak menggunakan busi tetapi tetap ada penyulutan
1 kali,tetapi pada mesin bensin terjadi beberapa kali.

Mesin diesel yang ideal adalah mesin siklus Rankine.Mesin diesel


berbahan bakar minyak solar.

Siklus Mesin Diesel (Siklus


Rankine)

Proses 1-2: bahan bakar masuk dan


dikompresi secara adiabatis ρ,T naik.

Proses 2-3: terjadi pembakaran


dengan sekali percikan bunga api
(kalor masuk Q1) dan melakukan
usaha W2p tetap V naik

Proses 3-4 : melakukan usaha


sebenarnya W3

Proses 4-1 : pembuangan sisa


pembakaran Q2 keluar.

22
Efisiensi Mesin Diesel

Proses 1 – 2, W1=-∁νΤ2-Τ1

Proses 2 – 3, W2=p2V3-V2=p3V3-V2 Pada proses terjadi usaha sebenarnya.

ΔU=∁νΤ3-Τ2

Qin=∁νΤ3-Τ2+p3V3-V2

Proses 3 - 4, W3=-∁vΤ4-Τ3

Proses 4 – 1, Qout=CvT1-T4

η=∑WQin=W1+W2+W3Qin

=∁vΤ2-Τ1+P2V3-V2-CvΤ4-Τ3CvΤ3-Τ2+p2V3-V2

P2=P3 ;P2V2=RT2 ; P3V3=RT3

η=-CvT2-T1+RT3-T2-CvT4-T3CvT3-T2+R(T3-T2)

=RT3-T2-CvT2-T1+T4-T3RT3-T2+CvT3-T2

=RT3-T2+CvT3-T2-Cv T4-T1R+CvT3-T2

1-CvR+CvT4-T1T3-T2 η=1-1γT4-T1T3-T2

Oleh karena langkah 1 – 2 dan 3 – 4 merupakan proses adiabatis,maka berlaku


persamaan :

T1T2=V2V1γ-1 dan P2P1=V1V2γ

Sehingga

P4P3=V3V4γ=V2VV3V2γ=V2V3V1V2γ

Maka

T4T1=T4V4RP1V1R=P4V4P1V1=P4P1

=P4P3P2P3P2P1=P4P2P3P1

=V2V1V3V2γV1V2γ=V3V2γ

Dan

T3T2=P3V3RP2V2R=P3V3P2V2=V3V2

23
Sehingga efisiensi mesin diesel

η=1-1γV2V1γ-1V3V2γ-1V3V2-1

Besar V1V2 disebut perbandingan kompresi r dan perbandingan V3V2 sebagai


“cut of ratio “ =rc

Perbandingan kompresi V1V2 kira kira 15 dan


perbandingan V3V4 kira kira 5,dengan y=1,4 Efisiensi
mesin diesel kurang lebih 56%

η=1-1rr-1rcγ-1γrc-1

24
DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai