MESIN KALOR
Dosen Pengampu :
Khoiro Mahbuhbah,M.Pd.
Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Fluida dan Termodinamika
yang berjudul “Mesin Kalor”. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam mengerjakan pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk membuat makalah
ini menjadi lebih baik lagi, baik dari segi isi maupun segi lainnya. Penulis memohon maaf
apabila ada kata yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya manusia pasti menginginkan semua pekerjaan dan segala
sesuatunya berlangsung secara cepat, efisien dan tidak membutuhkan tenaga manual
lagi karena keterbatasan tenaga. Jadi untuk mempermudah dan meringankan
pekerjaan mereka, manusia merancang alat yang dapat merubah suatu bahan atau
keadaan menjadi energi gerak atau mekanik. Alat yang dibahas kali ini adalah Mesin
Kalor, Gagasan dasar dibalik penggunaan mesin kalor adalah bahwa kalor bisa diubah
menjadi energi mekanik hanya jika kalor dibiarkan mengalir dari tempat bersuhu
tinggi menuju tempat bersuhu rendah. Selama proses ini, sebagian kalor diubah
menjadi energi mekanik (sebagian kalor digunakan untuk melakukan kerja), sebagian
kalor dibuang pada tempat yang bersuhu rendah.
Hampir semua energi yang kita gunakan berasal dari energi potensial kimia
yang terkandung dalam minyak bumi, gas, batu bara. Energi potensial kimia yang
terkandung dalam minyak bumi, gas atau batu bara tidak bisa langsung digunakan.
Minyak bumi, gas atau batu bara harus dibakar terlebih dahulu (pembakaran didalam
mesin) maka minyak bumi, gas atau batubara biasa disebut sebagai bahan bakar.
Pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, gas dan batu bara) menghasilkan kalor
atau panas. Kalor bisa kita gunakan secara langsung untuk memasak makanan,
memanaskan ruangan, untuk menggerakan sesuatu (misalnya menggerakkan
kendaraan).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mesin kalor?
2. Bagaimana penerapan mesin kalor dalam teknologi?
3. Bagaimana penerapan mesin kalor dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian mesin kalor
2. Mengetahui penerapan mesin kalor dalam teknologi
3. Mengetahui penerapan kalor dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mesin Kalor/ Carnot
Mesin Kalor adalah sebuah mesin atau alat yang dapat merubah energi panas
atau kalor melalui siklus menjadi energi gerak atau mekanik. Dalam mesin mobil
misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi gerak
mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor kita tahu bahwa pengubahan energi panas ke
energi mekanik selalu disertai dengan adanya gas buang, yang membawa jumlah
energi panas. Dengan demikian, hanya sebagian utama energi panas hasil pembakaran
bahan bakar yang diubah menjadi energi mekanik, sisanya akan terbuang menjadi
berupa gas buang.
Berikut adalah skematik sederhana dari mesin kalor :
Dapat diamati diagram di atas suhu tinggi (TH) dan suhu rendah (TL) dikenal
juga dengan julukan suhu operasi mesin (suhu = temperatur). Dimulai dari kalor yang
mengalir dari tempat bersuhu tinggi diberi simbol QH adanya kalor ini disebabkan
adanya gesekan antara bahan bakar, udara dan sistem didalam mesin, sedangkan kalor
yang dibuang ke tempat bersuhu rendah diberi simbol QL. Ketika mengalir dari
tempat bersuhu tinggi menuju tempat bersuhu rendah inilah terjadi kerja didalam
sistem, sebagian QH diubah menjadi energi mekanik (digunakan untuk melakukan
kerja/W), sebagian lagi dibuang sebagai QL atau menjadi gas buang. Sebenarnya kita
sangat mengharapkan bahwa semua QH bisa diubah menjadi W, tapi pengalaman
sehari-hari menunjukkan bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Karena akan
selalu ada kalor yang terbuang. Seperti halnya jika kita mengendarai sepeda motor
atau mobil, bukan hanya gaya yang dihasilkan dari swbuah sistem tetapi juga akan
menghasilkan sebuah gas sisa yang dibuang ke lingkungan. Dengan demikian bisa
disimpulkan bahwa QH = W + QL. / W = QH-QL
B. Siklus Carnot
1). Pada proses A-B, gas mengalami ekspansi isothermal. Selama proses ini, system
menyerap kalor sebesar Q₁ pada temperature konstan. Proses ekspansi menyebabkan
volume sistem bertambah besar dari VA menjadi Vв yang diikuti dangan penurunan
tekanan dari PA menjadi PB.
2). Pada Proses B-C, gas mengalami proses ekspansi adiabatik. Selama proses ini, tidak
ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem. Volume gas dinaikkan dari VÂ
menjadi Vc yang menyebabkan turunnya tekanan dari PB menjadi PC.
3). Proses C-D merupakan proses pemampatan secara isotermal. Pada proses ini sistem
melepas kalor sebesar Q2 tanpa terjadi perubahan temperature. Kompresi menyebabkan
volume berkurang dari Ve menjadi Vp. Penurunan volume menyebabkan naiknya tekanan
gas dari Pc menjadi PD.
4). Proses D-A merupakan pemampatan (kompresi) adiabatik. Pada proses ini sistem
tidak menyerap ataupun melepas kalor. Proses kompresi menyebabkan volume mengecil
dari VĎ menjadi VA diikuti dengan kenaikkan tekanan dari Pp menjadi PA.
Sesuai dengan siklus carnot maka dapat dijelaskan prinsip kerja mesin kalor.
Mesin kalor menyerap kalor dari reservois bersuhu tinggi T1 sebesar Q1. Mesin
menghasilkan kerja sebesar W dan membuang sisa kalornya ke reservois bersuhu rendah
T2 sebesar Q2.
Dari penjelasan gambar terlihat bahwa tidak ada sebuah mesin yang memanfaatkan
semua kalor yang diserap Q1 untuk melakukan kerja W. Pasti selalu ada kalor yang
terbuang.
berikut:
1. Langkah Pemasukan/Isap.
Katup isap (KI) terbuka dan piston bergerak dari batas atas, titik saat kondisi tersebut
disebut TMA (Titik Mati Atas). Dari atas kemudian menuju TMB (Titik Mati
Bawah). Setelah katup terbuka kemudian campuran udara dan bahan bakar mesuk dan
mengisi silinder.
2. Langkah Kompresi
Katup masuk tertutup dan piston bergerak menekan campuran udara dan bahan bakar
yang menimbulkan tekanan. Ketika piston mendekat pada TMA, akan timbul percikan
api listrik yang dihasilkan oleh busi dengan dua ujung elektrodenya. Percikan api
listrik tersebut membuat campuran udara dan bahan bakar terbakar sehingga mulai
terjadi proses pembakaran.
3. Langkah Ekspansi
Campuran udara dan bahan bakar yang telah terbakar secara berurutan menimbulkan
tekanan yang semakin lama semakin maksimal. Tekanan maksimal ini berikutnya
menekan piston ke bawah baik tekanan maupun suhu dari gas pembakaran mulai
berkurang. Gaya gerak yang yang timbul dari gerakan pada piston ini diteruskan pada
poros engkol melalui tangkai piston dan engko dan dengan demikian poros cngkol
dipaksa berputar mengatasi tahanan geseran.
4. Langkah Buang.
Katup buang (KB) terbuka dan gas sisa pembakaran ditekan keluar oleh piston yang
bergerak ke atas dan dengan demikian selanjutnya dimulai lagi langkah pemasukan
untuk siklus yang selanjutnya. Daya yang dihasilkan motor pembakaran ini
tergantung dari isi silinder antara TMA dan TMB. Hali ini dikarenakan jumlah panas
yang dihasilkan dari proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar mengalir
dari silinder tersebut pada tiap siklusnya
3. Mesin Diesel
Ditemukan pada tahun 1890 oleh seorang berkebangsaan Jerman yaitu Rudolph
Diesel. Sama halnya dengan siklus otto, siklus diesel merupakan siklus bolak-
balik (reciprocating), namun pada siklus ini terdapat pengapian kompresi yang
berbeda dengan siklus otto (menggunakan spark plug). Pada siklus diesel ini spark
plug dan karburator digantikan oleh injektor bahan bakar.
1. Langkah pertama dinamakan langkah hisap. Proses ini ketika piston bergerak
dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) yang menyebabkan
pembesaran ruang bakar. Saat langkah ini, katup hisap terbuka dan udara dari
intake manifold masuk ke ruang bakar.
2. Langkah kedua dinamakan langkah kompresi, prosesnya saat piston bergerak
dari TMB ke TMA. Pada langkah kompresi, katup hisap dan buar tertutup
rapat. Geraknya piston membuat udara di ruang bakar menjadi terkompresi,
suhu dan tekanannya naik.
3. Ketiga, yaitu langkah usaha, ketika piston sudah ada di TMA, suhu dan
tekanan udara sudah sangat tinggi. Saat ini pula, solar disemprotkan dari
injektor ke ruang bakar. Hasilnya, solar terbakar karena suhu udara melebihi
titik nyala solar. Pembakaran ini menciptakan gaya yang mendorong piston ke
TMB.
4. Langkah terakhir yaitu pembuangan, piston bergerak dari TMB ke TMA
dengan katub buang yang terbuka. Gerakan piston tersebut membuat gas sisa
pembakaran keluar. Kemudian kembali ke langkah yang pertama, langkah
hisap.
Dalam pengaplikasian mesin uap yang saat ini masih digunakan adalah PLTU,
cara kerja pembangkit tenaga listrik dimulai dengan air yang dipanasi dalam boiler.
Lalu, dari hasil pemanasan ini akan didapati uap panas yang selanjutnya akan
disalurkan melalui pipa yang kemudian menggerakkan turbin.
B. Saran
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
dan kesalahan jadi kami mengharapkan saran dari saudara supaya di lain waktu dapat
memperbaiki kesalahan dan kekurangan serta dapat menjadi lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
https://nanopdf.com › 3-huku...PDF
1. Siklus, Hukum Termodinamika II dan Mesin Kalor
http://staff.uny.ac.id › filesPDF
KALOR dan TERMODINAMIKA – Universitas Negeri Yogyakarta
^ Yuberti (2013). Konsep Materi Fisika Dasar 2 (PDF). Bandar Lampung: Anugrah Utama
Raharja (AURA). Hlm. 71. ISBN 978-602-1297-30-8.
https://pdfcoffee.com/bab18-mesin-kalor-entropi-dan-hukum-2-termodinamika1-pdf-
free.html