Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pena Sains Vol. 4, No.

1, April 2017 p-ISSN: 2407-2311


e-ISSN: 2527-7634
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 KOKOP
Salma Drayatun1 dan Ayu Rahmawati2

1
SMP Negeri 1 Kokop
Bangkalan, 69155, Indonesia
salmadarayatun@gmail.com

2
Program Studi Pendidikan IPA, Universitas Trunojoyo Madura
Bangkalan, 69162, Indonesia
ayurahmawati.gemini@gmail.com

Abstrak

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) untuk meningkatkan aktivitas
dan motivasi belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati, dilaksanakan di SMP Negeri 1
Kokop Bangkalan. Sebagai subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIID, berjumlah
31 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA materi keanekaragaman makhluk hidup dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT, aktivitas belajar dan motivasi siswa meningkat
hal ini dapat dilihat dari test hasil belajar siswa yang berupa prestest dan posttest dan data nilai
rerata angket dan rerata motivasi. Jadi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif TGT
aktivitas dan motivasi belajar siswa meningkat.

Kata Kunci: Aktivitas Belajar, Motivasi Belajar, TGT

Abstract

The main aim of this research is to apply a cooperative learning model that is cooperative learning
model type TGT (Team Game Tournament) to increase student activity and motivation in
biodiversity material, implemented in SMP Negeri 1 Kokop Bangkalan. As the subject of this class
action research is the students of class VIID with 31 students. Based on the results of classroom
action research that has been done, it can be concluded that science learning material of diversity of
living creatures by using cooperative learning model TGT, learning activities and student
motivation increased this can be seen from the test of student learning outcomes in the form of
prestest and posttest. And the average value of questionnaire of motivation has given positive
respons. It means motivation student increasing.

Keyword: learning activity, learning motivation, TGT

74
Jurnal Pena Sains Vol. 4, No. 1, April 2017 p-ISSN: 2407-2311
e-ISSN: 2527-7634

mengelola kelas untuk menemukan


Pendahuluan
sesuatu yang baru bagi anggota kelas
Pendidikan merupakan sarana (siswa), sehingga terjadi proses
penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang menyenangkan.
sumber daya manusia (SDM) dalam Pembelajaran akan bermakna
menjamin kelangsungan pembangunan apabila melibatkan siswa secara aktif,
suatu bangsa. Potensi-potensi siswa perlu baik aktif secara fisik maupun secara
dikembangkan dalam pendidikan untuk mental. Oleh karena itu, guru harus
memahami konsep-konsep pembelajaran, mampu menciptakan suasana yang
sehingga pendidikan dapat berjalan mengaktifkan siswa dalam proses
dengan baik. Pendidikan dapat berjalan pembelajaran.
dengan baik jika komponen-komponen Guru harus bisa memberi
didalamnya dapat berjalan dengan baik pembelajaran yang membuat siswa aktif
pula. yaitu dengan adanya umpan balik
Menurut Slameto (2003), faktor interaktif antara guru dan siswa. Dengan
yang mempengaruhi hasil belajar siswa demikian, siswa akan mampu
adalah sikap. Sikap merupakan sesuatu memberikan respon balik terhadap materi
yang dipelajari, dan sikap menentukan pembelajaran secara aktif, tidak harus
bagaimana individu bereaksi terhadap menunggu informasi dari guru. Situasi
situasi serta menentukan apa yang di cari belajar yang memungkinkan terjadinya
individu dalan kehidupan. Kurangnya kegiatan pembelajaran yang optimal
sikap positif siswa dalam belajar dapat adalah situasi siswa yang dapat
menyebabkan rendahnya hasil belajar berinteraksi dengan komponen lain secara
siswa. optimal dalam rangka mencapai tujuan.
Guru harus mengubah dengan Menurut Srini (1997:2) IPA
kegiatan pembelajaran aktif dan kreatif merupakan ilmu yang mempelajari
yang lebih menekankan pada kemampuan peristiwa – peristiwa yang terjadi di alam.
siswa dan tidak masih berpusat pada guru. Sedangkan menurut Concise Dictionary
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk of Science, Pendidikan Ilmu Pengetahuan
memberikan pengalaman belajar yang Alam (IPA) adalah pengetahuan manusia
melibatkan proses mental dan fisik yang luas yang didapatkan dengan cara
melalui interaksi antar siswa, siswa observasi dan eksperimen yang
dengan guru, lingkungan dan sumber sistematik, serta dijelaskan dengan
belajar lainnya dalam rangka pencapaian bantuan aturan-aturan, hukum-hukum,
kompetensi dasar. Pengalaman dasar prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-
tersebut dapat terwujud diantaranya hipotesa. Pembelajaran IPA memiliki ciri
melalui penggunaan metode atau utama menggunakan penalaran deduktif,
pendekatan yang sesuai guna yaitu kebenaran suatu konsep atau
meningkatkan mutu pendidikan. pernyataan diperoleh sebagai akibat logis
Dengan belajar siswa menjadi tahu dari kebenaran sebelumnya sehingga
akan sesuatu yang ingin diketahuinya, kaitan antar konsep dalam IPA bersifat
akan tetapi belajar akan berhasil dengan konsisten. Penalaran ini digunakan pada
baik apabila didukung oleh adanya pola atau sifat untuk membuat
pendidik. Salah satu yang berperan generalisasi, menyusun bukti,
penting dalam menentukan keberhasilan memberikan alasan, dan menarik
pendidikan adalah guru. Tugas guru kesimpulan.

75
Jurnal Pena Sains Vol. 4, No. 1, April 2017 p-ISSN: 2407-2311
e-ISSN: 2527-7634

Pembelajaran IPA di sekolah menyampaikan pelajaran, siswa belajar


menengah pertama (SMP) memerlukan dalam kelas dan memastikan bahwa
kiat atau model pembelajaran tertentu semua anggota tim telah menguasai
yang dapat merangsang motivasi siswa pelajaran. Setelah itu siswa memainkan
untuk aktif belajar agar materi yang game akademik dengan anggota tim
disajikan lebih mudah dipahami siswa. Ini lain untuk menyumbang point bagi skor
berarti bahwa apabila suatu materi dalam timnya. Siswa memainkan game ini
mata pelajaran IPA diajarkan dengan bersama tiga orang pada “Meja
metode pembelajaran yang menarik bagi turnamen”, dimana ketiga peserta dalam
siswa, maka materi tersebut akan melekat satu meja turnamen ini adalah para
lama dalam pikiran dan ingatan siswa. siswa yang memiliki rekor nilai
Salah satu hal yang menyenangkan dan terakhir yang sama. Sebuah prosedur
menarik bagi anak di sekolah menengah “menggeser kedudukan” membuat
pertama (SMP) adalah permainan. permainan ini cukup adil. Tim dengan
Tentunya permainan yang dirancang kinerja tinggi mendapatkan sertifikat
dalam proses pembelajaran merupakan atau penghargaan dari tim lain (Slavin,
permainan akademik yang dapat 2005). Menurut Slavin (2005) TGT
meningkatkan motivasi belajar dan terdiri atas lima komponen yaitu:
merangsang agar siswa aktif bekerja sama Presentasi Kelas, Tim, Game,
dalam pembelajaran. Salah satu model Tournament, Rekognisi Tim.
pembelajaran yang merancang permainan Berdasarkan uraian diatas dapat
akademik dalam penerapannya yaitu disimpulkan bahwa langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe TGT. model pembelajaran Teams Games
Penerapan model pembelajaran kooperatif Tournament (TGT) adalah sebagai
tipe TGT sebagai salah satu tipe model berikut: Guru menyajikan materi
pembelajaran kooperatif akan dapat pelajaran. Sebelum siswa dibagi
memberikan pengalaman langsung yang kedalam kelompok, terlebih dahulu guru
bersifat konkret dalam permainan menyajikan materi pelajaran sesuai
akademik yang dialami siswa dalam tujuan pembelajaran yang diinginkan.
tournamen. Dengan demikian, model Selain itu guru juga harus menyiapkan
pembelajaran kooperatif tipe TGT akan kartu soal untuk games tournament dan
dapat menguatkan ingatan siswa terhadap lembar kerja siswa; Bekerja kelompok
materi yang dipelajarinya, karena (team). Siswa dibagi atas beberapa
permainan akademik yang dialami siswa kelompok (tiap kelompok anggotanya
dalam tournament berfungsi sebagai 4-5 orang). Setiap kelompok
tinjauan untuk memantapkan pemahaman mengerjakan tugas dalam LKS yang
siswa terhadap materi pembelajaran yang dibagikan guru. Apabila ada anggota
telah dipelajarinya sebelum siswa kelompok yang tidak mengerti dengan
mengikuti tes individual. tugas yang diberikan, maka anggota
Teams Games Tournament (TGT) kelompok lain bertugas membantu
adalah salah satu tipe belajar menjelaskannya; Permainan (games);
kooperatif dimana dalam Teams Games Pemberian hadiah.
Tournament para siswa dibagi dalam Berdasarkan uraian diatas,
tim belajar yang terdiri atas empat Masalah-masalah yang ditemukan dalam
orang yang berbeda-beda tingkat pembelajaran di kelas VII meliputi :
kemampuan, jenis kelamin, dan latar bagaimana meningkatkan aktivitas dan
belakang etniknya. Selanjutnya guru motivasi siswa melalui Model
76
Jurnal Pena Sains Vol. 4, No. 1, April 2017 p-ISSN: 2407-2311
e-ISSN: 2527-7634

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team setiap siklusnya. Kuantitatif dilakukan


Games Tournament) pada siswa kelas VII dengan menggunakan statistik deskriptif
A SMP Negeri 1 Kokop materi prosentase, statistik deskriptif yang
Keanekaragaman Hayati. menyajikan data dalam bentuk data
Tujuan penelitian ini yaitu presentase. Statistik deskriptif adalah
meningkatkan aktivitas dan motivasi statistik yang digunakan untuk
siswa melalui Model pembelajaran menganalisis data dengan cara
kooperatif tipe TGT (Team Games mendeskripsikan atau menggambarkan
Tournament) pada siswa kelas VIID SMP data yang telah terkumpul sebagaimana
Negeri 1 Kokop materi Keanekaragaman adanya tanpa bermaksud membuat
Hayati. kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi (Sugiyono 2010:207).
Metode Penelitian Analisis kuantitatif digunakan
Penelitian ini tergolong penelitian untuk menganalisis data yang berupa
Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian angka yaitu hasil dari skala motivasi
yang mengupayakan perbaikan dalam belajar. Pemberian skala dilakukan
praktek pembelajaran serta melihat melalui post test. Adapun rumus dari
pengaruhnya. Didalamnya terdapat empat deskriptif prosentse adalah, sebagai
tahapan pada masing-masing siklusnya. berikut:
Tiap tahapan dalam satu siklus
dilaksanakan, kemudian hasilnya
digunakan untuk memperbaiki siklus % = nilai prosentase/hasil
berikutnya dan demikian seterusnya n = jumlah skor yang diperoleh
hingga ketuntasan belajar siswa dengan N = jumlah skor yang diharapkan
menggunakan model pembelajaran Team (Ali 1985:184).
Game Tournament mencapai 85%. Sedangkan analisis kualitatif
Adapun keempat tahapan tersebut digunakan untuk menganalisis data
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, berkaitan dengan meningkatnya motivasi
pengamatan, dan refleksi. belajar kemudian dideskripsikan. Analisis
Adapun subyek penelitian ini yaitu deskriftif/kualitatif dan kuantitatif
siswa kelas VIID SMP Negeri 1 Kokop digunakan untuk mengetahui gambaran
dengan jumlah siswa 31 anak, materi peningkatan motivasi belajar siswa
keanekaragaman hayati. Data hasil observasi yang didapat
Penelitian tindakan kelas (PTK) melalui lembar observasi aktivitas siswa
adalah penelitian yang dilakukan guru di digunakan untk melihat proses dan
kelasnya sendiri melalui refleksi diri perkembangan aktivitas yang terjadi
bertujuan memperbaiki kinerjanya. selama pembelajaran berlangsung. Data
langkah-langkah penelitian tindakan kelas jumlah siswa yang terlibat dalam masing-
dalam penelitian ini yaitu perencanaan, masing aktivitas dan dipersentasekan
pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. dengan rumus:
Teknik analisis data yang .
digunakan dalam mengetahui motivasi
belajar siswa adalah analisis kuantitatif Dimana
dan kualitatif. Analisis kuantitatif P = angka presentase aktivitas
digunakan untuk menganalisis data yang F = frekuensi aktivitas siswa
berupa angka hasil dari skala motivasi N = jumlah siswa
belajar setelah pemberian tindakan pada
77
Jurnal Pena Sains Vol. 4, No. 1, April 2017 p-ISSN: 2407-2311
e-ISSN: 2527-7634

Hasil Penelitian dan Pembahasan Tahap ketiga yaitu observasi,


observasi adalah kegiatan pengamatan
Pelaksanaan penelitian ini sebanyak yang dilakukan oleh pengamat. Pada
empat siklus, Pada tahap pertama yaitu tahap observasi ini peneliti dibantu oleh
perencanaan, peneliti menyiapkan silabus teman kolaborator dalam penelitian.
dan RPP dengan kompetensi dasar 7.2 Pengamatan dilakukan untuk mengetahui
Mengidentifikasi pentingnya keberhasilan peneliti dan siswa dalam
keanekaragaman mahluk hidup dalam pembelajaran menggunakan model TGT.
pelestarian ekosistem yang menggunakan Pada kegiatan observasi dilaksanakan
kurikulum KTSP, menyiapkan sumber berdasarkan lembar observasi serta
dan media pembelajaran, menyiapkan alat didukung wawancara, angket, catatan
evaluasi berupa tes tertulis dan lembar lapangan untuk pengumpulan data.
kerja siswa dan menyiapkan lembar Tahap keempat yaitu refleksi, pada
observasi yang akan digunakan tahap ini peneliti mengkaji dan
mengamati proses pembelajaran, motivasi memproses data hasil observasi. Pada
dan aktivitas siswa. tahapan ini, peneliti mengumpulkan
Pada tahap kedua yaitu tindakan, semua data baik data hasil observasi yang
pada tahap ini peneliti melaksanakan kemudian dikaji kekurangan dan
penelitian tindakan kelas sesuai dengan permasalahan yang muncul pada
tahap perencanaan. Peneliti menggunakan pelaksanaan tindakan. Sehingga pada
model pembeljaran Koopertif tipe TGT, tahapan ini peneliti dapat menyimpulkan
menurut David De Vries dan Keath berhasil atau tidaknya pembelajaran IPA
Edward (1995) model pembeljaran TGT dengan menerapkan model kooperatif
merupakan tipe pembelajaran kooperatif TGT. Dari penelitian dapat diketahui
yang dihasilkan dari pengembangan tipe bahwa rata-rata siswa pada nilai pretest
STAD (Student Teams-Acheivment tidak tuntas dan setelah diberikan post test
Divisions), dimana siswa belajar dalam rata-rata siswa tuntas. Pada saat pretest
kelompok-kelompok kecil dengan nilai minimumnya adalah 20 dan nilai
komponen utama berupa presentasi kelas, maksimumnya 80. Sedangkan pada
diskusi tim, kuis, skor kemajuan posttest nilai minimumnya 60 dan nilai
individual, dan rekognisi tim. Sedangkan maksimumnya 100. Perlakuan tersebut
yang menjadi pembeda dari kedua tipe ini menunjukkan bahwa setelah diberikan
adalah adanya game-game akademik pada pretest dan posttes terjadi peningkatan
tipe TGT, sehingga dapat menjadikan hasil belajar siswa.
proses pembelajaran menjadi lebih Dari penelitian hasil motivasi
menyenangkan dan dalam suasana belajar siswa maka motivasi siswa setelah
gembira serta terciptanya kompetisi tim dilakukan penerapan model pembelajaran
yang didasarkan pada tanggung jawab kooperatif TGT termasuk dalam kategori
masing-masing individunya. Dari definisi cukup baik. Dari penelitian aktivitas siswa
yang sudah dijelaskan, peneliti setelah dilakukan penerapan model
menggunakan model pembelajaran pembelajaran kooperatif TGT termasuk
kooperatif TGT pada materi dalam kategori cukup baik.
Kenekaragaman makhluk hidup dengan Berdasarkan dari data hasil
tujuan dari permasalahan yang terjadi observasi dan penelitian tindakan kelas
pada proses pembelajaran IPA untuk yang sudah dilakukan, menurut peneliti
meningkatkan aktivitas dan motifasi penerapan model kooperatif TGT (Team
belajar siswa. Games Tournament) perlu diadakan siklus
78
Jurnal Pena Sains Vol. 4, No. 1, April 2017 p-ISSN: 2407-2311
e-ISSN: 2527-7634

2 untuk menindaklanjuti siklus 1 yang Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004


sudah diberikan terhadap meningkatnya (Pertanyaan dan Jawaban).
aktivitas dan motivasi belajar siswa Jakarta: Grasindo.
menggunakan model pembelajaran
kooperatif TGT (Team Games Richard I, A. 2008. Belajar untuk
Tournament). Mengajar. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Kesimpulan dan Saran
Silberman, M., L. 2007. Active Learning
Berdasarkan hasil penelitian Strategi Pembelajaran Aktif.
tindakan kelas yang sudah dilakukan, Yokyakarta: Pustaka intan Madani.
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPA materi keanekaragaman makhluk Slameto. 2003. Belajar dan Faktor faktor
hidup dengan menggunakan model yang Mempengaruhinya. Jakarta:
pembelajaran kooperatif TGT, aktivitas Rineka Cipta.
belajar dan motivasi siswa meningkat hal
ini dapat dilihat dari test hasil belajar Slavin E, R. 2008. Cooperatif Learning
siswa yang berupa prestest dan posttest Teori, Riset dan Praktik. Bnadung:
dan data nilai rerata angket dan rerata Nusa Media.
motivasi. Jadi melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif TGT aktivitas Srini M., I. 1997. Penelitian Ilmu
dan motivasi belajar siswa meningkat. Pengetahuan Alam. Jakarta: DIKTI

Sugandi, A., dkk.2004. Teori


Daftar Pustaka Pembelajaran. Semarang: UPT
MKK UNNES.
Arends, R. 2008. Learning to Tecach.
Yogyakarta: Pustaka belajar. Trianto. 2010. Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Arikunto, S. 2009. Prosedur Pene;itian Jakarta: Kencana.
Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta:
Rineka Cipa. Uno, H., B. 2008. Teori Motivasi dan
Pengukurannya analisis diBidang
Djamarah. 2008. Psikologi Belajar. Pendidikan. Jakarta Bumi aksara.
Jakarta: Rineka Cipta.
Vries, D., D. dan Keath Edward. 2009.
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mendesain model pembelajaran
Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Inovativ-Progresif. Surabaya: Pusat
Sains.
Lie, A. 2008. Cooperative Learning di
Ruang ruang Kelas. Jakarta:
Grasindo.

Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis


Sekolah, Konsep Strategi dan
Implementasi. Bandung:
Rosdakarya.

79

Anda mungkin juga menyukai