Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Kumis Kucing atau dengan nama ilmiah (arthosiphon aristatus), merupakan
anggota familia Lamiaceae / Labiatae. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli
Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak daam menanggulangi
berbagai penyakit. Kumis kucing (arthosiphon aristatus) merupakan tanaman obat berupa
tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti:
kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan
Jawa Timur) dan songot koceng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika
tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia. Kumis kucing (arthosiphon
aristatus) termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan
tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul.
Helai daun berbentuk bundar atau lonjong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai
dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun
sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena
adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29 cm. Ciri khas
tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang
sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni
berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7–29 cm, dengan ukuran panjang
13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi
putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar.
Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.
Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang,
panjang 1 mm sampai 6 mm. Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai
menanggulangi berbagai penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai
obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati
reumatik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya
penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga
bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit
syphilis., reumatik dan menurunkan kadar glukosa darah. Selain bersifat diuretik, kumis kucing
juga digunakan sebagai antibakteri. Penelitian mengenai tumbuhan kumis kucing saat ini salah
satunya dalah senyawa inhibitor α-Glukosidase dan antioksidan dari kumis kucing yang
dilakukan dengan pendekatan metabolomic berbasis FTIR (fourier transform infrared). Senyawa
inhibitor ini dapat mengganggu kerja enzim α-Glukosidase dalam memecah karbohidrat menjadi
glukosa pada saluran pencernaan sehingga dapat mencegah meningkatnya kadar gula darah yang
merupakan penyebab penyakit diabetes. Selain itu juga tanaman kumis kucing (arthosiphon
aristatus) kaya akan senyawa antioksidan sehingga tanaman ini berpotensi pula untuk
menurunkan risiko komplikasi diabetes akibat stress oksidatif. Dari sejumlah penelitian
teridentifikasi 116 senyawa aktif dari tanaman kumis kucing yang berasal dari kelompok
monoterpene, diterpene, trirerpena, saponin, flavonoid, minyak atsiri, dan asam organik.
Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan FTIR, dan pengujian terhadap kemampuan
inhibisi, dan antioksidan didapatkan cukup banyak senyawa yang dapat berperan hanya sebagai
inhibitor enzim α-Glukosidase, maupun dapat berfungsi sebagai antioksidan. Hasil dari metode
FTIR menangkap adanya senyawa dengan gugus fungsi karbonil, metoksi, hidroksil, dan C-O
yang mengindikasikan keberadaan senyawa dari kelompok metoksi flavonoid (sinensitin dan
5,6,7,3’-tetrametoksi-4’-hidroksi-8-C-prenilflavon), diterpene (ortosifol, ortoarisin,
neoortotosifol, staminal, dan staminolakton), dan triterpene (asam ursolat, asam oleanolat, asam
betulinat, asam hidroksibetulinat, asam maslinat). Sementara senyawa yang terbukti sebagai
antioksidan yaitu senyawa fenolik (asam rosmarinate), flavonoid (eupatorine, sinensetin, 5-
hidroksi-6,7,3’,4’-tetranetoksiflavon, salvigenin, 6-hidroksi-5,7,3’-trimetoksiflavon dan 5,6,7,3’-
tetrametoksi-4’-hidroksi-8-C-prenilflavon), diterpene (ortosifol, ortoarisin, neoortosifol,
staminal, dan staminalakton), triterpene (asam ursolat, asam olenolat, asambetulinat, asam
hidrolsibetulinat, asam maslinat, dan amirin).

Tumbuhan Kumis Kucing (orthosiphon aristatus) sudah tidak asing lagi di wilayah Glagah,
Kumis Kucing (orthosiphon aristatus) biasanya dijadikan sebagai hiasan di halaman rumah,
sebagai obat infeksi saluran kemih, mengobati batu ginjal, dan mengobati kencing manis, tetapi
masyarakat hanya mengetahui manfaat tumbuhan kumis kucing (orthosiphon aristatus) tidak
lebih dari itu. Manfaat dan kandungan dari tumbuhan kumis kucing (orthosiphon aristatus)
sebetulnya banyak sekali mengandung bahan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita,
salah satunya dapat dijadikan sebagai toner alami. Maka kami ingin membuat penelitian yang
bertujuan agar masyarakat lebih memanfaatkan tumbuhan kumis kucing (orthosiphon aristatus)
menjadi sebuah olahan produk kecantikan yang aman dan agar masyarakat tidak hanya mengenal
tumbuhan kumis kucing (orthosiphon aristatus) hanya sebagai tumbuhan obat-obatan saja.

Oleh karena itu penelitian ini berjudul :

"TONER ALAMI DARI KUMIS KUCING (orthosiphon aristatus) YANG AMAN BAGI
KESEHATAN"

Yang melatar belakangi penelitian ini adalah :

A. Tumbuhan Kumis Kucing (orthosiphon aristatus) dapat kita jumpai disekitar wilayah Glagah
tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik hanya dijadikan hiasan halaman rumah, obat saluran
kemih, obat batu ginjal, dan obat kencing manis yang sudah terkenal di seluruh dunia.

B. Pemilihan Kumis Kucing (orthosiphon aristatus) sebagai bahan utama penelitian karena
mudah didapat dan pengolahannya cukup mudah.
C. Penggunaan Kumis Kucing (orthosiphon aristatus) sebagai toner alami karena memiliki
warna hijau pekat alami yang berasal dari daun tersebut dan memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan kulit.

1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana cara pemanfaatan kumis kucing (orthosiphon aristatus) sebagai toner alami dari
kumis kucing (orthosiphon aristatus) yang aman bagi kesehatan ?

B. Bagaimana cara mengolah Kumis Kucing (orthosiphon aristatus) menjadi toner alami dari
kumis kucing (orthosiphon aristatus) yang aman bagi kesehatan ?

1.3 Tujuan Penelitian

A. Agar Kumis Kucing (orthosiphon aristatus) tidak hanya dijadikan sebagai olahan obat
tradisional saja tetapi juga dapat diolah menjadi produk kecantikan.

B. Agar peneliti lebih mengetahui manfaat, khasiat dan kandungan dari Kumis Kucing
(orthosiphon aristatus) bagi kesehatan.

C. Menciptakan produk kecantikan ini agar kumis kucing (orthosiphon aristatus) dapat dijadikan
berbagai olahan produk kecantikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

Sebagai sumber informasi pembaca dan peneliti yang belum mengetahui agar lebih tau dan yang
sudah tahu tentang tanaman kumis kucing (orthosiphon aristatus) lebih paham tentang daun
katuk. Sebagai informasi bagi pembaca dan peneliti untuk mengetahui secara mendetail
bagaimana khasiat, kandungan, dan manfaat dari tanaman kumis kucing orthosiphon aristatus.

Anda mungkin juga menyukai