Anda di halaman 1dari 2

Taksonomi Kumis kucing

Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Sub Class : Sympetalae
Ordo : Tubiflorae / Solanales
Famili : Labiatae
Genus : Orthosiphon
Species : Orthosiphon stamineus Benth (Anindhita, 2007).

Nama Botani tanaman kumis kucing

Tanaman kumis kucing mempuyai nama botani Orthosiphon stamineus Benth., dan mempunyai
sinonim Orthosiphon aristatus Mig., Orthosiphon spicatus B.Bs, Orthosiphon grandiflorus Bld
(Anindhita, 2007).

Deskriptif

Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak tampak nyata, tinggi
tanaman sampai 2m. Batang bersegi empat agak beralur. Helai daun berbentuk bundar telur
lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian ujungnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan
lebarnya 7.5mm – 1.5cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua
permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang
tangkai daun 7 – 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang
sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau
putih, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang
berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga
tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir
bunga bagian atas. Buah geluk berwarnacoklat gelap, panjang 1.75 – 2mm (Rahmat, 2000).

Kegunaan di masyarakat

Tanaman kumis kucing mempunyai banyak manfaatnya untuk pengobatan. Bagian tanaman yang
biasa digunakan adalah herba baik segar maupun yang telah dikeringkan. Teh yang dibuat dari
daun yang dikeringkan mempunyai reputasi yang baik sebagai obat-obatan terhadap penyakit
ginjal. Kumis kucing berkhasiat diuretik, di Jawa digunakan untuk pengobatan hipertensi dan
diabetes, tanaman ini juga sudah digunakan masyarakat untuk pengobatan pendarahan, ginjal,
batu empedu, gout dan rematik (Barnes, 1996)

Kandungan kimia

Daun kumis kucing mengandung beberapa senyawa kimia antara lain minyak atsiri 0,02-0,06%,
terdiri dari 60 macam seskuiterpen dan senyawa fenolik (Sudarsono dkk., 1996). Tanaman ini
juga mengandung Benzokhromon, Orthokhromen A, methyl riparikhromen A dan
asetovanillochromen. Diterpen, isopimaran–type diterpen (orthosiphones dan orthosiphol),
primaran–type diterpen (neoorthosiphol dan staminol A). Flavonoid, sinensetin, tetrametil
sculaterin dan tetramethoksiflavon, eupatorin, salvigenin, circimaritrin, piloin, rhamnazin,
trimethilapigenin, dan tetrametilluteonin, kadar flavonoid lipofilik pada daun kumis kucing ini
antara 0,2-0,3%, kadar flavonoid glikosida juga sekitar itu. Kandungan lain pada tanaman ini
antara lain asam kafeat dan turunannya (contoh asam rosmarat) inositol, fitosterol (contoh β-
sitosterol) dan garam kalium (Barnes, 1996)

Dapus

Anindhita, M. A. 2007. Efek Antiinflamasi Infusa Herba Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus
B.B.S) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.

Barnes, J., Anderson L. A., and Philipson J. D., 1996, Herbal Medicine, 2nd edition, 126, 313,
Pharmacetical Press,London.

Rahmat, Rukmana. 2000. Kumis Kucing. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Sumber : Sistim
Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS

Sudarsono, Pudjoarinto,A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, A.L., Purnomo, Dradjad,
M.,Wibowo, S., Ngatijan, 1996, Tumbuhan Obat, PPTO UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai