Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ATHIFAH ROYANI M

NIM : 145130101111013
KELAS : 2014A
Kasus :

Ada 4 ekor anjing yang terdiri dari pejantan (4.5 tahun), betina (3 tahun), anakan (8
bulan), anjing tetangga (4 tahun 2 bulan). Anjing ditempatkan dikandang panggung dipojok,
tidak terkena sinar matahari, tidak diberi makan selama 2 minggu, hanya minum dari air
hujan. Salah satu pejantan memiliki nafsu makan baik, sistem genital yang baik, namun
terjadi kebengkakan di kelenjar prostat. Anjing menunjukkan perilaku tidak normal yakni
urinasi dengan posisi mau push-up. Urin anjing pekat dan mengeluarkan cairan putih kental
dan kehijauan. Anjing tidak mengalami stranguria. Dan cairan tersebut tidak langsung
menghilang di permukaan tanah. Penyakit ini sistemik. PH urin 4.5. Kaitkan mengapa anjing
mengalami hal tersebut namun genitalnya normal dan apa diagnosa dari penyakit tersebut?

Pembahasan :

Berdasarkan kasus diatas, diketahui bahwa anjing tidak diberi makan selama 2
minggu dan hanya minum dari air hujan. Air yang diminum mengandung bakteri dimana
karena anjing tidak makan selama 2 minggu, menyebabkan mekanisme pertahanan tubuh pun
berkurang, bakteri kemudian memperbanyak diri dan masuk ke pembuluh darah
menyebabkan bakterimia dan menyerang kelenjar prostat, terjadi inflamasi dan
pembengkakan prostat mengarah pada PROSTATITIS AKUT. Prostatitis akut bersifat
supuratif sehingga saat urinasi, mengeluarkan cairan putih kental seperti nanah sesuai dengan
gejala klinis yang muncul.

E.coli merupakan causa umum yang menyebabkan infeksi bakteri pada prostat.
Namun faktor presidposisi lainnya adalah kista, neoplasia atau squamus metaplasia yang
menyebabkan munculnya infeksi sekunder berupa bakteri. Gejala klinis yang muncul adalah
keluarnya disharge uretra, kesulitan urinasi, tenesmus saat urinasi, dan prostatic pain.
Berdasarkan teori, gejala klinis sistemik yang muncul adalah lethargy, anorexia, dan pyrexia,
namun oleh karena dalam kasus ini muncul idiopathic dermatitis, maka dapat pula dikaitkan
sebagai gejala sistemik, dimana terjadi respon imun yang berlebih oleh karena bakteri sudah
menjalar secara sistemik dan karena respon yang berlebih (hipersensitif) tersebut
menyebabkan munculnya manifestasi klinis dermatitis. Untuk meneguhkan diagnosa perlu
dilakukan diagnosa penunjang berupa pemeriksaan urin dan pemeriksaan darah.
SUMBER :

Cowan L. A., Barsanti J. A., Crowell W. And Brown J. (1991) Effects Of Castration of
chronic bacterial prostatitis in dogs. JAVMA 199:346-350

https://www.petassure.com/new-newsletters/061510/article2.aspx diakses pada 7 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai