PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Jumlah dari hewan pekerja dapat diperkirakan mencapai 300 juta hewan dan terus
bertambah sampai saat ini. Contohnya adalah keledai, jumlah keledai meningkat dari 33.2
juta menjadi 42 juta pada tahun 1961sampai 1997. Pada periode yang sama, jumlah
kerbau meningkat dari 87.5 juta menjadi 152.4 juta. Mayoritas hewan pekerja digunakan
dalam bidang transportasi dan pertanian. Pada penggunaan hewan pekerja tersebut,
seringkali pemilik mengabaikan segala sesuatu kebutuhan hewan pekerja nya,
dikarenakan mereka menggunakan hewan pekerja tersebut hanya untuk kepentingan
ekonomi. Banyak pelanggaran Animal Welfare yang terjadi pada hewan pekerja yang
tidak disadari oleh pemilik bahkan oleh orang lain.
B. Landasan Teori
Hewan pekerja adalah hewan yang dipelihara manusia dan dilatih untuk melakukan tugas
tertentu. Mereka mungkin adalah bagian dari keluarga, seperti anjing pemandu,
atauhewan yang dijinakkan dari alam liar, seperti gajah pembawa kayu. Mereka mungkin
juga dimanfaatkan untuk susunya, dan di akhir hidup mereka daging dan kulit mereka
akan dimanfaatkan. Sejarah awal hadirnya hewan pekerja adalah masa sebelum
kebudayaan pertanian menetap ada, manusia menjinakkan anjing liar sebagai sebagai
pembantu dalam usaha perburuan hewan. Di seluruh dunia, hewan pekerja memiliki
hubungan khusus dengan pemiliknya. Hewan yang dijinakkan seringkali
dikembangbiakkan untuk berbagai kondisi dan keperluan, terutama kuda dan anjing.
Hewan pekerja pada umumnya dikembangkan di peternakan meski ada juga yang
menjinakkannya secara langsung dari alam liar, seperti lumba-lumba dan gajah.
Penggunaan Hewan Pekerja.
1. Herding and Hunting
Sejak jaman dahulu, manusia telah menjadikan hewan sebagai partner dalam bekerja.
Beberapa cara yang dapat dilakukan pada hewan untuk membantu pekerjaan manusia
adalah dalam kegiatan berburu dan menggiring.
Salah satu hal yang manusia jaman dahulu pelajari adalah bahwa hewan dapat dilatih
untuk membantu berburu makanan. Nenek moyang telah menggunakan anjing untuk
mengikuti aroma mangsa, berburu mangsa, elang digunakan untuk mengejar,
membunuh dan membawa mangsa, dan kuda digunakan untuk diajak pemburu.
Selain itu, anjing dan kuda telah digunakan sebagai penggembala dari domba,
kambing, sapi, dan babi.
2. Guards
Hewan juga telah / terus digunakan sebagai hewan penjaga, pertahanan dan dalam
peperangan. Bertahun-tahun kuda dimanfaatkan tentara untuk pertempuran. Anjing
telah digunakan untuk menjaga rumah. Pada saat peradaban kuno besar muncul di
Timur Tengah, Asyur, Babel, dan Mesir, anjing digunakan tidak hanya untuk
pertahanan, tetapi juga sebagai anjing perang. Selain itu, orang Eropa terus
menggunakan anjing dalam peperangan. Bahkan di abad ini, tentara telah
mempekerjakan anjing untuk berbagai tujuan militer - sebagai utusan, penjaga, dan
detektor persenjataan. Anjing polisi saat ini adalah evolusi dari anjing yang
digunakan untuk peperangan dan memiliki peran penting untuk menjaga keamanan.
4. Guides
Anjing juga digunakan sebagai pemandu arah atau jalan. Mereka telah menggunakan
anjing pemandu jalan untuk membantu menjelajahi daerah Arktik. Mereka telah
digunakan sebagai pemandu untuk tentara perang yang buta. Mereka telah dilatih
menjadi mata untuk para orang buta.
5. Draft Animal
Berbagai jenis hewan telah digunakan untuk melayani manusia sebagai draft animal
atau hewan pengangkut. Beberapa dari mereka adalah: kuda, keledai, unta, sapi
(digunakan untuk membajak sawah dan menggiling biji-bijian), dan gajah. Anjing
besar, seperti mastiffs, yang pada satu waktu digunakan di beberapa bagian Eropa
untuk menarik gerobak. Huskies di Amerika Utara yang digunakan untuk menarik
sleds berat. Di Eropa, hanya beberapa anjing masih digunakan saat ini untuk menarik
gerobak.
6. Transportation
Sebelum penggunaan sarana transportasi yang modern, hewan adalah bagian yang
paling penting saat akan mengadakan perjalanan, bahkan dibeberapa tempat,
beberapa hewan masih digunakan sebagai alat transportasi. Hewan yang telah
digunakan untuk transportasi adalah: kuda, keledai, unta, gajah, dan anjing di utara
untuk kereta luncur.
BAB II
PEMBAHASAN
Kebanyakan hewan kerja berada di negara berkembang. Berikut ini adalah beberapa kategori
hewan pekerja :
Di banyak negara, meskipun hewan pekerja bekerja dengan sangat baik untuk manusia, namun
banyak dari mereka yang bekerja terlalu keras bahka tidak dihargai dan dipedulikan oleh
pemiliknya. Mereka lebih dianggap sebagai komoditas dari dibandingkan makhluk hidup seperti
manusia . Di berbagai negara, hewan bekerja dapat menjadi satu-satunya penghasil pendapatan
keluarga dan dalam kebanyakan kasus mereka diperlakukan kurang manusiawi dikarenakan
ketidaktahuan dan kurangnya rasa menghargai.
WELFARE PROBLEMS
• Diabaikan kebutuhannya dalam berperilaku alami dan bersosialisasi dengan kawanan lain
• Pada kuda atau keledai, menggunakan alas sepatu kuda dengan pemasangan yang buruk dan
menderita
• Menarik kereta pada jalan yang menanjak dengan muatan yang berlebih• metode pelatihan
yang Kejam
• Heat Stress
• pembuangan yang kurang manusiawi ketika sudah tua atau sudah tidak dibutuhkan
SOLUSI
Gerakan perlindungan hewan telah menggunakan berbagai strategi dan cara untuk meningkatkan
kesejahteraan hewan bekerja. Berikut ini adalah beberapa contoh dari apa yang telah, dan bisa,
dilakukan:
• kampanye profil tinggi, terutama terhadap kondisi pada hewan pekerja yang memprihatinkan,
seperti mengadakan event, demonstrasi, dan tindakan lainnya
• Investigasi dan pemaparan media sosial, seperti bekerja sama dengan documenter stasiun
televisi agar sosialisasi dan kampanye tentang kesejahteraan hewan pada hewan bekerja
cepat sampai pada masyarakat
• Bekerja dengan pihak yang berwenang untuk pengenalan dan penegakan hukum tentang
perlindungan hewan dan peraturan untuk memperbaiki kondisi.
• Membuat turis dan wisatawan menyadari masalah hewan pekerja, misalnya, untuk menghindari
penggunaan keledai atau naik kuda dalam keadaan beban berat atau kondisi lemah.
• Bekerja dengan media, terutama film dokumenter, untuk mengekspos masalah dan ajakan
untuk perlindungan.
• Membuat berita yang dipublikasikan pada majalah atau artikel di internet yang mudah untuk
dibaca masyarakat.
c) Pendidikan
• Memberikan pelatihan dan pendidikan untuk pemilik hewan tentang aspek kesejahteraan hewan
hewan pekerja
• memberi edukasi tentang kesejahteraan hewan pada banyak sekolah dan instansi pendidikan
terkait
• memasukkan materi kesejahteraan hewan pada kurikulum jurusan kedokteran hewan dan
pertanian serta menyediakan sumber yakni “WSPA’s Concept in Animal Welfare”
• memberi pendidikan tentang kesejahteraan hewan di semua program kejuruan yang meliputi
daerah di mana hewan pekerja digunakan.
d) Bantuan Praktis
• Membantu dalam pengenalan alat-alat modern yang digunakan oleh hewan pekerja.
• Memberikan fasilitas air dan tempat istirahat di lokasi yang relevan, misalnya sepanjang rute
perdagangan
CONTOH KASUS
Lampang Pony Welfare Organisation (LPWO) berhasil meningkatkan kesejahteraan hewan dan
meningkatkan kesehatan populasi kuda poni dan keledai di Lampang, Thailand Utara, dengan
dana yang sangat terbatas.
Banyak dari 350 kuda poni dan keledai, digunakan untuk sebagai alat transportasi wisatawan
menggunakan kereta, dimana banyak dari kuda yang menderita gizi buruk dan secondary
nutritional hyperparathyroidism (HPT). Hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya tingkat
kalsium dan fosfor dalam pakannya. Gejala utama dari HPT atau 'kepala yang membesar'
meliputi: peningkatan ukuran hidung dan rahang bawah (karena untuk mineral dalam tulang
digantikan oleh jaringan fibrosa), kesulitan bernapas, nyeri tulang dan sendi, gigi yang mudah
lepas dan kekurusan.
LPWO memulai sebuah proyek untuk merawat dan memantau kesehatan kuda dan meningkatkan
pemahaman gizi dan kesehatan di kalangan pemiliknya. Diharapkan pemberian suplemen kapur
setiap hari akan mencegah HPT dan kasus penyakit lain dengan gejala yang sama.
Sekitar 250 kuda berpartisipasi dalam program perawatan kesehatan umum, 149 kuda
dimasukkan dalam survei dan dipantau. Banyak program gizi dan nutrisi bagi hewan pekerja
telah diselenggarakan, dan beberapa lokakarya yang menyoroti pentingnya kalsium dan
konsekuensi malnutrisi khususnya pada hewan pekerja . Para pemilik kuda juga ditawarkan
kapur yang mengandung kalsium dengan harga terjangkau. Selanjutnya, kuda diperiksa setiap
tiga bulan dan pemberian asupan kalsium serta tanda-tanda klinis HPT juga diperiksa.
Penggunaan kalsium pada kuda juga membutuhkan peran penting dan kesadaran dari sang
pemilik. Pada periode Agustus 2003 sampai November 2004, pemilik kuda telah diakui dapat
meningkatkan kesehatan dan kinerja yang lebih baik pada kuda mereka. Hasil kinerja yang lebih
baik menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi, yang mendorong semakin banyak pemilik
untuk menggunakan kalsium.
Proyek ini membuktikan bahwa sangat memungkinkan untuk meningkatkan kesehatan pada kuda
di Asia Selatan meskipun dengan pendanaan yang sangat terbatas. Pemberian kapur yang
mengandung kalsium dapat diseimbangkan dengan pemberian pakan seperti hijauan dan
konsentrat. Cara edukasi dapat menyadarkan pemilik hewan untuk merubah kebiasaan lama yang
buruk terhadap hewan ternaknya dan memberi hasil yang positif serta menyadarkan pemilik
hewan pekerja lainnya.