Anda di halaman 1dari 2

CLINICAL CASE

SINYALEMEN
Anjing usia 9 tahun, jantan, ras german shepherd
ANAMNESA
Lethargy, anoreksia selama 5 hari, penurunan berat badan, peningkatan konsumsi air, urinasi
tidak diobservasi
PEMERIKSAAN FISIK
Hewan kurus, lethargy, suara bronchovesicular mengalami peningkatan sewaktu auskultasi
HASIL PEMERIKSAAN URIN
Metode pengambilan urin : Kateterisasi
Penyimpanan : Tidak disimpan di kulkas, urin segar
Parameter Keterangan Interpretasi
Warna Kuning Normal
Kejernihan Agak keruh Abnormal
BJ 1,023 Normal
pH 6,0 Normal
Protein 100 mg/dl Abnormal
Darah Negatif Normal
Glukosa +4 Abnormal
Keton +2 Abnormal
Bilirubin +1 Normal
Silinder Tidak ditemukan Normal
Leukosit 10-15 / LPB Abnormal
Eritrosit 7-10 /LPB Normal
Sel epithelial 5-7 /LPB, transitional,
medium
Kristal Tidak ditemukan Normal
Bakteri Tidak ditemukan Normal

PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus ini adalah pemeriksaan kimia urin dengan
sampel urin yang segar dengan cara kateterisasi. Selain pemeriksaan diatas, perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan kimia darah untuk mengetahui keterkaitan adanya
kandungan glukosa di urin dengan kadar glukosa dalam darah
DIAGNOSA
Diagnosa yang didapatkan dari kasus tersebut adalah anjing diduga mengalami
gangguan atau penyakit diabetes melitus.
ANALISA HASIL
1. Kejernihan
Pada anjing, urin normal yang dikeluarkan bersifat jernih, namun apabila ditemukan
kondisi agak keruh pada urin, maka biasanya mengandung leukosit (dilihat pada tabel bahwa
nilai leukosit meningkat), jika terdapat leukosit maka warna urin sendiri berupa putih keruh
(Salasia, 2014).
2. Protein

3. Glukosa
Pada urin anjing normal tidak ditemukan glukosa karena setelah difiltrasi, glukosa
akan direabsorbsi secara sempurna di tubulus proksimal. Pada tabel didapatkan hasil bahwa
terjadi peningkatan kadar glukosa sehingga disebut sebagai glukosuria. Penyebab dari
terjadinya glukosuria ada beberapa macam mulai dari kondisi fisiologis dan abnormal.
Apabila glukosuria disertai dengan hiperglikemia maka salah satu penyebabnya adalah
penyakit diabetes melitus yakni dalam kondisi ini insulin terganggu sehingga penyimpanan
karbohidrat juga terganggu menyebabkan glukosa dalam plasma darah meningkat karena
tidak bisa masuk ke sel, akibatnya terjadi glukosuria. Namun apabila glukosuria tidak disertai
hiperglikemia, maka pada umumnya tidak berat karena biasanya hanya glukosa yang lolos
dalam urin, bukan karena kelebihan glukosa dalam darah (Salasia, 2014).
4. Keton
Berdasarkan pada tabel urinalisis, terjadi peningkatan keton bodies pada urin yang
disebut dengan ketonuria. Menurut Salasia (2014), ketonuria dapat terlihat pada anjing yang
kurang makan, sering berhubungan pula dengan kasus diabetes melitus. Keton bodies
terbentuk akibat peningkatan metabolisme lemak oleh karena metabolisme karbohidrat tidak
mencukupi (misalnya karena produksi insulin rendah) (Salasia, 2014).
5. Leukosit

KESIMPULAN DAN SARAN LANJUTAN


Berdasarkan data urinalisis yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa anjing
mengalami gangguan atau penyakit diabetes melitus karena dilihat dari ditemukannya
glukosa dalam kadar tinggi pada urin dan oleh karena metabolisme glukosa menjadi
karbohidrat yang tidak terjadi, maka terbentuklah keton bodies hasil dari metabolisme lemak.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan kimia darah untuk
melihat kadar glukosa dalam darah anjing tersebut terkait dengan hasil urinalisis.
DAFTAR PUSTAKA
Salasia, Siti Isrina Oktavia. 2014. Patologi Klinik Veteriner: Kasus Patologi Klinis. Samudera
Biru. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai