Anda di halaman 1dari 5

ANTIARITMIA (Gabungan Ekstrak Rimpang Temulawak, Daun Tanjung, dan Daun

Belimbing Manis Berdasarkan Electrocardiogram Berpotensi Sebagai Antiaritmia)

Antiaritmia adalah kelompok obat yang digunakan untuk menangani kondisi aritmia.


Aritmia merupakan kondisi yang mengacu ketika denyut jantung berdetak terlalu cepat,
terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan pada impuls
listrik yang mengatur detak jantung.

1. Tempat tumbuh /daerah tumbuh di indonesia

Daun tanjung (Mimusops elengi L.)


Tanaman tanjung biasa tumbuh ditempat yang beriklim tropis. Selain itu tanaman
ini mudah sekali didapatkan di sekitar jalan – jalan protokol. Tanaman tanjung ini kurang
cocok tumbuh di daerah subtropis karena iklimnya tidak sesuai dengan pertumbunan
tanaman tanjung.

Belimbing manis (Averrhoa carambola L.)


Belimbing manis terdapat di banyak daerah di Indonesia, tanaman ini tumbuh liar
di berbagai tempat pada ketinggian 500 m dpl terutama di daerah tropis lembab.

Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrihiza)


Tanaman temulawak merupakan salah satu tanaman dengan daya adaptasi yang
tinggi terhadap beberapa cuaca di daerah tropis. Tanaman ini tumbuh baik pada lahan
teduh dan terlindung dari sinar matahari. Namun, temulawak juga dapat tumbuh di tanah
tegalan dengan intensitas matahari yang cukup terik.

2. Klasifikasi dan deskripsi tanaman


Daun tanjung (Mimusops elengi L.)

Klasifikasi daun tanjung


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Mimusops
Spesies : Mimusops elengi L.
Mimusops elengi L. merupakan tanaman pohon yang memiliki batang berkayu.
Kulit batang kasar, dengan akar tunggang yang kokoh. Daun tunggal dengan tepi rata,
bangun daun bulat telur sampai elips, permukaan atas mengkilat, bagian bawah saat muda
berambut halus, pertulangan daun menyirip halus. Bunga tunggal atau dua dalam ketiak
daun, menggantung, berkelamin dua, beraroma wangi, daun kelopak 8 dalam dua
lingkaran (setiang lingkaran sepala) berwarna putih kehijauan daun mahkota berwarna
putih dan banyak serta menyatu pada bagian pangkal, benang sari menyatu dengan
mahkota bunga bagian pangkal, kepala putik satu dengan bakal buah yang menumpang.
Buah memanjang, bila masak berwarna merah oranye dengan kelopak yang tidak rontok.
Biji satu dalam tiap buah, dengan dua kotiledon, berbentuk pipih.

Belimbing manis (Averrhoa carambola L.)

Klasifikasi belimbing manis


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Oxalidales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola L.
Tanaman belimbing manis (Averrhoa carambola Linn) merupakan semak, perdu
atau pohon. Habitat tanaman ini tegak dengan tinggi 5-12 meter. Ciri-ciri daun belimbing
manis adalah daun tersebar dan majemuk, daun menyirip ganjil, anak daun bulat telur
memanjang, meruncing, ke arah poros semakin besar. Ciri-ciri bunga belimbing manis
adalah bunga dalam ketiak daun yang masih ada atau pada kayu tua atau yang sudah
rontok, malai bunga pada ranting yang langsing, malai bunga kebanyakan terkumpul
rapat, panjang 1,5-7,5 cm dan bunga berwarna merah ungu. Buah kotak atau buni, buah
buni bulat memanjang, dengan lima rusuk yang tajam, kuning muda, panjang 4-13 cm,
bakal buah menumpang, persegi lima atau berlekuk lima dan tangkai putik lima.

Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrihiza)

Klasifikasi temulawak
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza
Temulawak merupakan tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi
hingga lebih dari 1 m tetapi kurang dari 2 m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar
rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap
batang mempunyai daun 2-9 helai dengan bentuk daun bundar memanjang sampai
bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun
31-84 cm dan lebar 10-18 cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43-80 cm. Tiap
tanaman memiliki rimpang cabang antara 3-4 buah. Warna kulit rimpang sewaktu masih
muda maupun tua adalah kuning kotor. Warna daging rimpang adalah kuning, dengan
cita rasanya pahit, berbau tajam, serta keharumannya sedang. Sistem perakaran tanaman
temu lawak termasuk akar serabut.

3. Penggunaan secara empiris


Daun tanjung (Mimusops elengi L.)
Di Indonesia tanaman obat telah digunakan oleh masyarakat scara turun-temurun sejak
berabad-abad yag lalu, diantaranya adalah daun tanjung. berkhasiat sebagai obat diare,
demam nifas, obat sesak nafas, obat pening, obat radang tenggorokan,obat sariawan dan
obat radang hidung.
Belimbing manis (Averrhoa carambola L.)
Belimbing manis (Averrhoa carambolaL.) dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk
tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol darah, mencegah kanker,
memperlancar pencernaan, obat batuk, peluruh air kencing, peluruh lemak, radang usus,
dan influenza.

Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrihiza)


Kegunaan utama rimpang temulawak adalah sebagai bahan baku obat yang dapat
merangsang sekresi empedu dan pankreas. Sebagai obat fitofarmaka, temulawak
bermanfaat untuk mengobati penyakit saluran pencernaan, kelainan hati, kandung
empedu, pankreas, usus halus, tekanan darah tinggi, kontraksi usus, TBC, sariawan dan
dapat digunakan sebagai tonikum.

4. Manfaat dan kandungan kimia tanaman


Daun tanjung (Mimusops elengi L.) : Manfaat berpotensi sebagai obat untuk
mengendalikan penyakit jantung. Ekstrak daun tanjung dilaporkan mempunyai efek
sebagai antioksidan, analgesik, antipiretik, diuretik dan antihipertensi. Kandungan kimia
hasil analisis fitokimia menunjukkan ekstrak aquades daun tanjung mengandung
quercetin atau flavonoid, sterol, turunan gula dan tanin.

Belimbing manis (Averrhoa carambola L.): Manfaat berpotensi sebagai obat untuk
mengendalikan penyakit jantung. Mempunyai efek menurunkan tekanan darah, selain
berkaitan dengan efek diuresis, efek hipotensif belimbing manis. Kandungan kimia daun
A. carambola atau belimbing manis, mengandung alkaloid, glikosida, fenol, tanin dan
flavonoid.

Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrihiza): Manfaat berpotensi sebagai obat untuk


mengendalikan penyakit jantung. Salah satu ciri khas dari rimpang temulawak yang
membedakannya dari famili yang lain adalah hemaglutinasi. Ekstrak temulawak dapat
mengembalikan kadar serotonin dan dopamin yang mengalami penurunan norepinefrin,
serotonin dan dopamin akibat stress, selain mempunyai efek farmakologis sebagai
antiinflamasi, antihipertensi dan antihiperlipidemia. Kandungan kimia metabolit sekunder
yang terdapat pada ekstrak air rimpang temulawak adalah terpenoid, fenol, flavonoid dan
saponin.

5. Mekanisme kerja metabolit sekunder yang memberikan efek farmakologi


Hasil analisis fitokimia baik daun tanjung, belimbing manis maupun rimpang
temulawak, mengandung flavonoid, fenol, saponin dan tanin. Senyawa flavonoid dan
fenol dilaporkan oleh beberapa peneliti dapat menurunkan tekanan darah melalui
mekanisme hambatan terhadap sistem saraf simpatis (simpatolitik) atau meningkatkan
kerja parasimpatik (para simpatomimetik), yaitu relaksasi otot atau melalui syaraf pusat.
Kerja simpatolitik dalam menurunkan tekanan darah dapat melalui berbagai mekanisme
di antaranya adalah menurunkan curah jantung melalui penghambatan reseptor β1,
mendilatasi pembuluh darah melalui penghambatan reseptor α1 atau melalui
penghambatan pelepasan neurotransmitter androgenik.
Aktivitas jantung merupakan hasil dari perubahan muatan listrik jantung sebagai
hasil dari depolarisasi dan repolarisasi sel sel otot jantung. Aktivitas listrik pada otot
jantung yang mendasari kerja jantung secara faal dipengaruhi oleh sistem saraf otonom
simpatis dan parasimpatis. Oleh karena kerja sistem saraf ini juga dapat diinterferensi
oleh ketiga ekstrak tersebut, gabungan ekstrak ketiga tanaman itu diduga dapat
memengaruhi kerja listrik dan kecepatan denyut jantung.
senyawa fenol berperan penting dalam proses penurunan tekanan darah melalui
mekanisme kerja simpatolitik. Senyawa ini bekerja menuju pusat jaringan yaitu sebagai
α1 blocker. Interaksi antara senyawa aktif dengan reseptor α1 menyebabkan terjadinya
vasodilatasi sehingga darah lebih mudah mengalir ke jantung, jantung melemah dan
bekerja lebih rileks. Selain itu, gabungan ekstrak daun tanjung daun belimbing dan
temulawak juga menyebabkan penurunan heart rate.

Daftar pustaka
Rahminiwati M., Widia S., Deni N., 2016, Gabungan Ekstrak Rimpang Temulawak,
Daun Tanjung, dan Daun Belimbing Manis Berdasarkan Electrocardiogram
Berpotensi Sebagai Antiaritmia pada Kucing, Jurnal Veteriner, Vol. 20 (3),
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665.

Djamhari S., 2017, MEMECAH DORMANSI RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma


xanthorrhiza ROXB) MENGGUNAKAN LARUTAN ATONIK DAN
STIMULASI PERAKARAN DENGAN APLIKASI AUKSIN, Jurnal Sains dan
Teknologi Indonesia, Vol. 12 (1).

Rizki D. A., Noor M., Alfi Y., 2020, PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI
EKSTRAK DAUN TANJUNG DAN DAUN JAMBU BIJI TERHADAP
Salmonella typhi IN VITRO, Homeostasis, Vol. 3 (1).

Yustika F. M., Kana S. S., 2017, Klasifikasi Belimbing Menggunakan Naïve Bayes
Berdasarkan Fitur Warna RGB, IJCCS, Vol.11 (1), ISSN: 1978-1520.

Anda mungkin juga menyukai