Anda di halaman 1dari 4

MAHKOTA DEWA

Meskipun berbagai kemajuan dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan terus
berkembang pesat, namun penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan tradisional oleh
masyarakat masih bertahan dan semakin berkembang. Salah satu jenis tumbuhan obat yang sering
dijadikan bahan obat adalah tanaman mahkota dewa. Mahkota dewa merupakan tanaman yang
tumbuh di daerah tropis dan biasa dijadikan sebagai tanaman hias. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu tanaman ini lebih dikenal sebagai tanaman obat atau tanaman herbal yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit. Tanaman mahkota dewa mempunyai manfaat yang banyak
karena hampir semua bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat. Mahkota dewa dapat
menyembuhkan penyakit berat seperti kanker, jantung, kencing manis, ginjal, darah tinggi, dan
kecanduan narkoba. Sedangkan penyakit ringan yang dapat disembuhkan antara lain eksim,
jerawat, dan gatal-gatal. Mahkota dewa dapat digunakan sebagai obat dalam dengan cara dimakan
atau diminum dan sebagai obat luar dengan cara dioleskan atau dilulurkan.

Tanaman mahkota dewa mempunyai banyak nama ilmiah. Phaleria papuana Warb. Var.
Wichanii (val.) Back adalah nama yang diberikan berdasarkan tempat asalnya. Sedangkan
Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. adalah nama yang diberikan berdasarkan ukuran buahnya
yang besar.
Klasifikasi tanaman mahkota dewa adalah sebagai berikut:

Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Class Dicotyledon
Order Thymelacales
Family Thymelaeaceae
Genus Phaleria
Species Phaleria macrocarpa

Tanaman yang termasuk family Thymelaeaceae biasanya memiliki kulit batang yang
mengkilat dan berserat. Apabila kita mencoba untuk mematahkan batangnya sering kali
mengakibatkan potongan kulit kayu terkelupas di bagian samping. Memiliki jumlah benang sari
biasanya satu atau dua kali jumlah lobus kelopak. Jika dua kali, maka mereka sering terjadi dalam
dua seri yang terpisah dengan baik. Tabung bunga tampak seperti kelopak atau mahkota, tapi
sebenarnya wadah berongga. Sepal dipasang di tepi tabung bunga. Benang sari dapat dipasang di
tepi atau di dalam. Apa yang tampak seperti kelopak sebenarnya adalah pelengkap stipula dari
sepal. Buahnya adalah berry berbiji 1 atau achene. Buah beri berbiji 1 sering disalahartikan sebagai
drupes setiap kali kulit biji dikira sebagai endokarp.

Tumbuhan mahkota dewa memiliki akar yang termasuk akar tunggang. Batangnya
berbentuk bulat dengan percabangan simpodial, permukaan kasar, kulit berwarna coklat kehijauan.
Daunnya berupa daun tunggal yang saling berhadapan, tangkai bulat, helaian daun berbentuk
lanset atau lonjong, ujung dan pangkal runcing, permukaan licin, tidak berbulu, pertulangan
menyirip, serta panjang daun sekitar 7-10 cm dan lebar 3-5 cm. Bunga mahkota dewa termasuk
bunga majemuk, tersebar di batang atau pada ketiak daun, tersusun dalam kelompok 2-4 bunga,
tanpa kelompak, berbentuk tabung, dan unjung lepas. Buah mahkota dewa berbentuk bulat dengan
panjang 4-6 cm, diameter 3-5 cm, buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna merah, daging
buah berwarna putih, berserat. Cangkang buahnya berwarna putih, dan didalamnya terdapat biji
yang beracun dengan bentuk pipih.
Mahkota dewa mengandung antihistamin alkaloida, sebab daun maupun buahnya agak
pahit, mengandung senyawa triterpen, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buahnya juga
mengandung alkaloida, triterpen, saponin dan flavonoida. (Gotama, 1999). Alkaloid bermanfaat
untuk memacu kinerja otot rahim sehingga diyakini mampu melancarkan haid serta proses
persalinan. Polifenol yang merupakan golongan senyawa sisquiterpen dapat memperbaiki
kerusakan pada dinding pembuluh darah akibat tekanan darah tinggi, kolseterol, maupun penyakit
lain. Flavonoid merupakan antioksidan alami penangkal radikal bebas yang sanggup memerangi
sel-sel kanker. Senyawa flavonoid, saponin, dan tanin memiliki kemampuan sebagai antibakteri,
sedangkan senyawa alkaloid dan terpenoid memiliki kemampuan sebagai pertahanan dan toksik
dari herbivora.

Buah Mahkota Dewa saat ini telah berkembang mengenai kegunaannya untuk mengobati
bermacam-macam keluhan atau penyakit. Efek suatu bahan erat kaitannya dengan senyawa yang
terkandung dalam bahan tersebut. Kandungan flavonoid pada Buah mahkota dewa dapat
digunakan sebagai antihipertensi. Flavonoid dapat menurunkan Systemic Vascular Resistance
(SVR) karena menyebabkan vasodilatasi. diketahui bahwa terdapat penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada kelompok intervensi setelah diberikan buah mahkota dewa.
Mengkonsumsi buah mahkota dewa, secara rutin satu kali sehari selama tujuh hari dapat
menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.

Langkah-langkah pembuatan rebusan daging buah mahkota dewa adalah dengan cara
memilih daging buah mahkota dewa berwarna merah yang sudah dikeringkan dibawah terik
matahari. Belah buah mahkota dewa menjadi dua bagian, kemudian ambil 15 gram daging buah
mahkota dewa dan rebus dengan air sebanyak 300ml. Biarkan air sampai tersisa 150ml, lalu
tuangkan ke gelas. Minum air rebusan setelah dingin. Cara penggunaan rebusan buah mahkota
dewa adalah dengan cara minumlah setiap pagi hari setelah bangun tidur, Setelah minum tidak
boleh minum minuman yang mengandung kafein dan melakukan aktivitas berat, Lakukan setiap
pagi selama 1 minggu, lalu hentikan untuk sementara waktu, sebab kalau dilakukan terus menerus,
khawatir tekanan darah penderita turun terlalu rendah dan akan berbahaya kalau berubah menjadi
tekanan darah rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. — The Plant List, diakses pada tanggal 17 Oktober, pukul
10.00

Phaleria macrocarpa Boerl. (worldfloraonline.org) , diakses pada tanggal 17 Oktober, pukul 10.00

Harefa, Darmawan. (2022) ‘Pemanfaatan Hasil Tanaman Sebagai Tanaman Obat Keluarga’,
STKIP Nias Selatan.

Firmansyah, Andan. (2019) ‘Pengaruh rebusan buah mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di desa Sendana kecamatan
Mambi kabupaten Mamasa’, STIKES Muhammadiyah Ciamis, Jawa Barat.

Istiningrum. Rino Banowati. (2003) ‘Identifikasi flavonoid dalam ekstrak methanol daun mahkota
dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) menggunakan spektrofotometer UV-Vis’, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai