Anda di halaman 1dari 69

Piper sarmentosum Roxb. Ex.

Hunter
Nama latin : chavica sarmentosa Miq/piper difusum
Nama daerah : karuk, cabean, sirih tanah gofu tofere

Klasifikasi:
Karuk disebut Piper sarmentosum Roxb. Ex. Hunter atau Chavica sarmentosa Miq. atau Piper diffusum termasuk ke
dalam famili tumbuhan Piperaceae.
Tanaman ini dikenal dengan nama daerah karuk, cabean, kado-kado, sirih tanah, amelun une atau gofu tofere.
Sifat Kimiawi
Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain Buah, daun dan akar mengandung
saponin dan polifenol. Buah dan daunnya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.
Efek Farmakologis
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional menyebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat;
Daun: pedas, peluruh lendir. Akar: pedas, peluruh air seni dan batu empedu.
Bagian Tanaman Yang Digunakan
Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh daun
segar dan akar serta buah segar atau yang telah dikeringkan.
Penyakit yang bisa disembuhkan dan takarannya
Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah,
tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut :

Daruju

Nama Latin :

Acanthus ilicifolius L

Sinonim :
A. doloariu Blanco., A. ebracteatus Val., A. volubilis Wall., Dilivaria ilicifolia Nees. (Juss. ).

Familia :
acanthaceae.

1. Deskripsi Tanaman
Daruju tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai, serta tempattempat lain yang tanahnya berlumpur dan berair payau.
Semak tahunan, berbatang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, berumpun banyak.
Batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecokelatan, berduri panjang dan runcing. Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang. Helaian daun berbentuk memanjang atau lanset, pangkal
dan ujung runcing, tepi bercangap menyirip dengan ujung-ujungnya berduri tempel, panjang 9-30 cm, lebar 4-12 cm.
Bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota bunga
berwarna ungu kebiruan. Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, berwarna cokelat kehitaman. Biji
berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan. Daruju dapat
diperbanyak dengan biji.

2. Nama Daerah
NAMA DAERAH: Jeruju (Melayu), daruju (Jawa). Nama asing Lao shu le (C), sea holly (I). Nama simplisia Acanthi
Radix (akar daruju).

3. Penyakit Yang Dapat Diobati


Akar daruju rasanya pahit, sifatnya dingin, berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak
(ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah. Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb
pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktivitas enzim SGPT dan
SGOT secara nyata. Namun, tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat
menurunkan SGOT dan SGPT dibanding dengan dosis 0,8 g/ kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang
nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati, FF WIDMAN, 1990).

4. Khasiat
Bagian yang digunakan adalah akar, daun, dan biji. Sebelum digunakan, cuci akar sampai bersih, iris tipis-tipis, lalu
jemur sampai kering. INDIKASI Akar digunakan untuk pengobatan : radang hati (hepatitis) akut dan kronis,
pembesaran hati dan limpa (hepato.splenomegali), pembesaran kelenjar limfe (limfadenopati), termasuk pembesaran
kelenjar limfe pada tuberkulosis (TBC) kulit (skrofulode rma), gondongan (parotitis), sesak napas (asma bronkial),
cacingan, nyeri lambung, sakit perut, kanker, terutama kanker hati. Biji digunakan untuk pengobatan :bisul dan
cacingan. CARA PEMAKAIAN Untuk obat yang diminum, sediakan 30-60 g akar daruju kering, lalu rebus atau tim
dengan daging. Untuk pemakaian luar, giling akar kering sampai halus, lalu taburkan pada bagian tubuh yang luka
atau terkena racun. CONTOH PEMAKAIAN Kanker Rebus 30-120 g akar daruju kering dan 60-120 g daging sapi
tanpa lemak dalam 500 cc air dalam periuk tanah atau panci email dengan api kecil selama 6 jam, sampai airnya
tersisa satu mangkuk. Jika airnya mengering sebelum 6 jam, tambahkan air panas secukupnya sambil terus direbus.
Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi dua untuk dua kali minum, pagi dan sore hari (masing-masing 1/2
mangkuk). Setiap kali minum tambahkan madu secukupnya. Lakukan pengobatan ini setiap hari. Hepatitis akut dan
kronis Iris 60 g akar daruju yang telah dikeringkan tipis-tipis. Masukkan ke dalam panci email, lalu tuang 500 cc air
bersih ke dalamnya. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa 100 cc. Setelah dingin, saring dan airnya dibagi
dua untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali minum dapat ditambahkan madu secukupnya. Luka terkena
pisau beracun Kunyah akar kering sampai halus, lalu bubuhkan pada luka dan balut dengan kain perban. Ganti 2-3
kali sehari. Bisul Giling empat butir biji daruju sampai menjadi bubuk. Seduh dengan air secukupnya, lalu diminum
sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Cacingan Giling 3-5 butirbiji daruju sampai halus. Seduh dengan 1/2
cangkir air panas. Setelah dingin, minum sekaligus. Pengobatan ini dapat dilakukan selama 2-4 hari berturut-turut.

5. Kandungan
Akar mengandung flavone dan asam amino

Manfaat Tanaman Tapak Dara


Tapak Dara
Catharanthus roseus (L.) G. Don.
Tapak Dara [Catharanthus roseus (L.) G. Don.] tumbuhan ini berasal dari amerika tengah, tumbuh liar
dan banyak ditanam sebagai tanaman hias. Tumbuhan semak menahun ini terdapat pada dataran
rendah sampai ketinggian 1800 m diatas permukaan air laut, dapat tumbuh pada bermacam-macam
iklim, baik ditempat terbuka maupun tertutup. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji, setek batang,
atau akar. Habitus herba atau semak yang tumbuh tegak, bercabang banyak, tinggi mencapai 120 cm.
Batangnya berkayu pada bagian bawah, bergetah putih, bentuk batang bulat, berwarna merah tengguli,
berambut halus. Daunnya tunggal, agak tebal, tersusun berhadapan bersilang, berbentuk bundar
memanjang atau bulat telur, pangkal daun meruncing dan bertangkai, kedua permukaan daun berambut
halus. Bunga tunggal, keluar dari ujung tangkai dan ketiak daun dengan lima helai mahkota bunga,
bentuknya seperti terompet, berwarna putih, ungu, merah muda atau putih dengan warna merah
ditengahnya, tabung mahkota bunga sepanjang 22-30 mm. Buahnya berupa buah berbumbung berbulu,
berisi banyak biji yang berwarna hitam, menggantung pada batang, warna buah hijau atau hijau pucat.

Familia
Apocynaceae.

Sinonim
Ammocallis rosea Small. = Loch-nera rosea Reich. = Vinca rosea L.

Nama Daerah
1. Sumatra : rutu-rutu, rumput jalang, kemuting china.
2. Jawa : kembang sari china, kembang serdadu, kembang tembaga, paku rane, tapak
doro, cakar ayam, tai lantuan.
3. Nusa Tenggara : tapak lima (Bali).
4. Sulawesi : sindapor.
5. Maluku : usia.

Nama Asing
Chang chun hua (T), amnias, atai bia, kantotan, sitchirika (F), vinca, madagaskar periwinkle herb, pink
periwinkle (I), vonenina (Md), soldatenbloem (B), hoa hai dang, dira can (V), chichirica, san pedro (S),
kemunting china (M).

Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis


Sedikit pahit, sejuk, toksik, masuk ke meridian hati. Berkhasiat sebagai antikanker (antineoplastik),
menurunkan tekanan darah (hipotensi), penenang (sedatif), menyejukan darah, menghentikan
pendarahan (hemostatik), menetralkan panas dan racun, peluruh kencing (diuretik).
Kandungan Kimia
Pada akar, batang, daun, dan biji ditemukan lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 bi-indole alkaloid.
Komponen anti kanker, yaitu alkaloid seperti vinblastine (VLB), vincristine (VCR), leurosine (VLR),
vincadioline, leurosidine dan catharanthine. Alkaloid yang berefek hypoglycemic (menurunkan kadar gula
darah), antara lain leurosine, catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, dan vindolinine.

Bagian yang Dipakai


Seluruh tumbuhan/herba tapak dara segar atau dikeringkan.

Kegunaan
 Kencing manis (diabetes mellitus).
 Buang air kecil sakit dan sedikit (oliguria).
 Batu ginjal (nephrolithiasis).
 Pendarahan akibat penurunan trombocyt (primary thrombocytopenic purpura).
 Tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Hodgkin’s disease, chorionic epithelioma, acute lymphocytic leukimia, acutemonocytic leukemia,
lymphosarcoma, retikulum cell sarcoma.
 Kanker payudara, kanker rahim, kanker saluran pencernaan.
 Radang hati (hepatitis).
 Radang saluran napas (bronkhitis).
 Asma, batuk (tussis).
 Gondongan (parotitis).
 Demam, malaria.
 Kurang darah (anemia).
 Bisul (furunculus), borok, luka bakar, bengkak (abses).
 Disentri, muntaber.
 Sariawan (aphthae).
 Sukar buang air besar atau sembelit (konstipasi).
 Haid tidak teratur (ireguler menstruation).
 Tangan gemetar tanpa terkontrol (buyutan).

Ki Tajam
In Tanaman Herbal Kategori K on December 16, 2007 at 6:33 am

KI TAJAM
(Clinacanthus nutans Lindau )

Famili : Acanthaceae
Daerah : Sunda : Ki Tajam, Jawa : Dandang Gendis, Jawa Tengah : Gendis

Asing :

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui a. l. saponin,
polifenol

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Mengefektifkan fungsi kelenjar tubuh, Meningkatkan
sirkulasi Diuretic, anti demam, anti diare

Bagian tanaman yang digunakan : Daun Segar

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan stek batang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air
dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Perlu cukup
matahari.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

SUSAH KENCING : Daun segar 15 gram, direbus dengan air 1 gelas selama 15 menit, dinginkan kemudian
disaring. minum sekaligus.

DISENTRI : Daun segar segenggam direbus dengan 5 gelas air jadi 3 gelas, minum 3 x 1 gelas

KENCING MANIS : Daun segar 7 lembar ( sakit ringan / gejala awal) atau 21 lembar (sakit berat ) di
rebus dengan air 2 gelas sampai tinggal satu gelas, dinginkan, minum dua kali sehari.

Catatan : Resep untuk Kencing manis tidak tercatat dalam literatur tetapi biasa digunakan di Jawa. Efek
abortivurn tanaman ini belum diketahui oleh karena itu wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan obat
ini.

Serai
In Tanaman Herbal Kategori S on December 16, 2007 at 6:03 am
SERAI

Nama latin: Andropogon nardus Linn.


Nama daerah: Sereh; Sereh seri; Sorani
Deskripsi tanaman: Semak tahunan, batang tidak berkayu, putih kotor. Daun tunggal, bentuk
lanseet, berpelepah, pangkal pelepah memeluk batang, warna hijau. Perbungaan bentuk malai,
karangan bunga berseludang, warna bunga kuning keputihan. Buah bulat panjang, pipih, warna putih
kekuningan.
Habitat: Tumbuh liar di tepi sungai atau tempat ynag cukup air, cukup sinar matahari pada dataran
rendah 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Minyak atsiri (geraniol, sitronelal, dan eugenolmetileter)
Khasiat: Antiinflamasi; Diaforetik; Stomakik; Emenagog; Analgesik
Nama simplesia: Andropogonae Herba

Resep tradisional:

Rematik

Akar serai 15 g, Diambil minyaknya, Oleskan pada tempat yang nyeri pada pagi dan sore hari.

Haid tidak teratur

Akar serabut 7 g; Daun muda 12 g; Air 110 ml, Rebus hingga mendidih, Diminum pagi dan sore

Sambung Nyawa
In Tanaman Herbal Kategori S on December 16, 2007 at 5:53 am
SAMBUNG NYAWA

(Gynura Procumbens Back)


Herba, berdaging. Batang memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau
keunguan, menahun. Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat
memanjang, ukuran panjang 3,5 – 12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing
pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai
daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus. Perbungaan
dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai (panicula) sampai
malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6
mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7
cm. Brachtea involucralis dalam berbentuk garis berujung runcing atau tumpul, panjang 0,3 – 1 cm.
Lebar 0,6 – 1,7 cm, gundul, ujung berwama hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe
tabung, panjang 1 – 1,5 cm, jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning,
kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4 – 5 mm, coklat. Daun
mempunyai susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga tumbuhan bunga
matahari (Asteraccae = Compositae). Waktu berbunga Januari – Desember. Di Jawa perbungaan
jarang ditemukan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1 – 1200 m dpl,
terutama tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan,
semak belukar, hutan terang, dan padang rumput . Secara kultur jaringan, eksplan yang terbaik untuk
penumbuhan kalus G. procumbens adalah tangkai daun yang ditaburkan. Media yang terbaik untuk
penumbuhan kalus adalah media RTK yaitu media RT dengan air kelapa 10%. Pemberian kombinasi
pupuk N dan P memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan hasil produksinya. Pemakaian BA
1 – 4 mg/l memberikan kondisi yang baik untuk multiplikasi tunas. Cara perbanyakan tanaman dapat
dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat sehingga dapat
segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih
tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan segar.

Famili : Compositae
Efek Farmakologis : Bersifat dingin, netral, anti neoplastik, menurunkan tekanan darah.
Cara Budidaya : Dengan stek dan sedikit terlindung tempatnya.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Maag : Daun mentah dilalap secara teratur.

Kena bisa ulat dan semut hitam : Daun mentah segar 1 lembar digosok kebagian yang kena ulat
samapi keluar air/getahnya lakukan 2 jam sekali.

Kolesterol tinggi : Daun mentah 3 lembar dicuci dan dijadikan lalapan, bisa juga di juice, lakukan
secara teratur.

Ambeien, Lever, Tumor : Seperti Kalecterol.

Diabetes melitus : Seperti kolesterol.

Radang pita tenggorok, sinusitis : Sama seperti Tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi : Seperti kolesterol tetapi daunnya 4 lembar.

Temu Putih
In Tanaman Herbal Kategori T on December 15, 2007 at 12:57 pm

TEMU PUTIH
(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe.)
NAMA DAERAH: — NAMA ASING: — NAMA SIMPLISIA: Zedoariae Rhizoma; rimpang temu
putihUraian :
Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah
tanah, berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat
dan aromatilc. Daun tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua,
helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing,
berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm
atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer, tangkai berambut. Daun
pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3 daun, putih
atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih
kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe,
kuning atau putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak
sempuma, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari
putih, 6 mm. Buah: berambut, rata-rata 2 cm. Waktu berbunga Agustus – Mei. Tumbuh di daerah
tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman obat, di bawah naungan. Produksi
terpenoid pada kultur organ Curcuma zeodaria relatif lebih banyak bila dibandingkan kultur kalus.
Diferensiasi sel dapat menginduksi biosintesis terpenoid.
Komposisi :
Rimpang mengandung zat wama kuning kurkumin (diarilheptanoid). Kornponen minyak atsiri dari
rimpang Cucrcuma zedoaria terdiri dari: turunan Guaian (Kurkumol, Kurkumenol, Isokurkumenol,
Prokurkumenol, Kurkurnadiol), turunan Germakran (Kurdion, Dehidrokurdion); Seskuiterpen
furanoid dengan kerangka eudesman (Kurkolon). Kerangka Germakran (Furanodienon,
Isofuranodienon, Zederon, Furanodien, Furanogermenon); kerangka Eleman (Kurserenon identik
dengan edoaron, Epikurserenon, Isofurano germakren); Asam-4-metoksi sinamat (bersifat
fungiStatik). Dari hasil penelitian lain ditemukan kurkumanolid A, kurleumanolid B, dan
kurkumenon.’0)
Penyakit Yang Dapat Diobati :
EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Minyak atsiri Curcuma zedoaria dapat menghambat
pembentukan radang pada tikus putih galur Wistar, pada dosis 800 mg/kg BB. Infusa temu putih
berefek hepatoprotektif pada tikus terisolasi. Infusa temu putih sejumlah 0,0 1 mg/ml, 05 1 mg/ml
dan 1 mg/ml dapat menekan rembesan enzim GPT ke media suspensi hepatosit tikus terisolasi yang
disebabkan oleh hidrazin 1 MM. Seduhan serbuk rimpang dengan kisaran dosis 15,75- 126 mg/kg
BB dapat meningkatkan regenerasi sel hati tikus yang terangsang galaktosamina. Perasan rimpang
pada dosis 7,87, 1,97; 0,49 mg/kgBB berefek hepatoprotektif dan mempercepat regenerasi sel hepar
tikus terangsang karbontetraklorida WC14). Potensi hepatoregeneratif perasan rimpang pada tikus
terangsang CCl4 terbesar pada dosis 1,97 mg/kgBB . TOKSISITAS Potensi ketoksikan akut salah
satu sediaan serbuk runpang yang beredar di pasaran (LD50 semu) lebih besar dari 2375 mg/kgBB.
KEGUNAAN DI MASYARAKAT
Sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran
pencernaan serta sebagai obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas

Daun Wungu
In Tanaman Herbal Kategori D on December 15, 2007 at 12:42 pm

DAUN WUNGU

Nama latin: Graptophyllum pictum (L.)Griff.


Nama daerah: Daun putri; Demung; Tulak; Puding; Daun ungu
Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi lebih kurang 8 meter. Daun berbentuk lonjong,
berhadapan, berlendir. Bunga berbentuk bintang, keluar dari pucuk daun, kelopak bunga besar dan
berbentuk daun, warna putih.
Habitat: Tumbuh di dataran rendah sampai 1250 m dpl, sebagai tanaman hias atau tanaman pagar.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Lendir; Alkaloid; Steroida; Tanin
Khasiat: Diuretik; Laksatif
Nama simplesia: Graptophylli Folium
Resep tradisional:

Demam:
Daun wungu segar 7 helai; Rimpang temu lawak 5 keping; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh,
Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 7 hari.
Wasir:
Daun wungu segar 7 helai; Daun duduk 7 helai; Menyan madu 1/2 sendok teh; Norit 1/2 tablet; Air
secukupnya, Dipipis, Diminum sehari 1 kali tiap kali 1/4 cangkir; diulang selama 14 hari.

Bisul:
Daun wungu beberapa helai; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bisul
atau bagian kulit yang bengkak.

Sambung Nyawa
In Tanaman Herbal Kategori S on December 16, 2007 at 5:53 am

SAMBUNG NYAWA

(Gynura Procumbens Back)


Herba, berdaging. Batang memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau
keunguan, menahun. Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat
memanjang, ukuran panjang 3,5 – 12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing
pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai
daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus. Perbungaan
dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai (panicula) sampai
malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6
mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7
cm. Brachtea involucralis dalam berbentuk garis berujung runcing atau tumpul, panjang 0,3 – 1 cm.
Lebar 0,6 – 1,7 cm, gundul, ujung berwama hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe
tabung, panjang 1 – 1,5 cm, jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning,
kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4 – 5 mm, coklat. Daun
mempunyai susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga tumbuhan bunga
matahari (Asteraccae = Compositae). Waktu berbunga Januari – Desember. Di Jawa perbungaan
jarang ditemukan. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1 – 1200 m dpl,
terutama tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan,
semak belukar, hutan terang, dan padang rumput . Secara kultur jaringan, eksplan yang terbaik untuk
penumbuhan kalus G. procumbens adalah tangkai daun yang ditaburkan. Media yang terbaik untuk
penumbuhan kalus adalah media RTK yaitu media RT dengan air kelapa 10%. Pemberian kombinasi
pupuk N dan P memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan hasil produksinya. Pemakaian BA
1 – 4 mg/l memberikan kondisi yang baik untuk multiplikasi tunas. Cara perbanyakan tanaman dapat
dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat sehingga dapat
segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih
tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan segar.

Famili : Compositae
Efek Farmakologis : Bersifat dingin, netral, anti neoplastik, menurunkan tekanan darah.
Cara Budidaya : Dengan stek dan sedikit terlindung tempatnya.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
Maag : Daun mentah dilalap secara teratur.

Kena bisa ulat dan semut hitam : Daun mentah segar 1 lembar digosok kebagian yang kena ulat
samapi keluar air/getahnya lakukan 2 jam sekali.

Kolesterol tinggi : Daun mentah 3 lembar dicuci dan dijadikan lalapan, bisa juga di juice, lakukan
secara teratur.

Ambeien, Lever, Tumor : Seperti Kalecterol.

Diabetes melitus : Seperti kolesterol.


Radang pita tenggorok, sinusitis : Sama seperti Tekanan darah tinggi.

Tekanan darah tinggi : Seperti kolesterol tetapi daunnya 4 lembar.

Daun Jinten
In Tanaman Herbal Kategori D on December 15, 2007 at 12:36 pm
DAUN JINTEN

Nama latin: Coleus amboinicus Lour.


Nama daerah: Sukan; Ajeran; Daun kucing; Daun kambing
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, menjalar. Batang berkayu, lunak, beruas-ruas. Ruas yang
menempel di tanah akan tumbuh akar, batang muda berwarna hijau pucat. Daun tunggal, mudah
patah, bentuk bulat telur, tebal, tepi beringgit, berambut, panjang 6-7 cm, lebar 5-6 cm, bertulang
menyirip, warna hijau muda. Bunga majemuk, berbentuk tandan, mahkota bentuk mangkok warna
ungu.
Habitat: Tumbuh baik pada dataran rendah sampai 1100 m dpl, dibudidayakan sebagai tanaman
hias.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Minyak atsiri; Fenol; Kalium
Khasiat: Ekspektoran; Antiseptik; Karminatif
Nama simplesia: Plectranthi amboinici Herba

Resep tradisional:

Batuk:
Daun jinten segar 7 helai; Air 100 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 2 kali sehari; pagi dan
sore; tiap kali minum 100 ml; diulang selama 14 hari
Sariawan perut:
Daun jintan segar 1 g; Daun saga segar 3 g; Herba pegagan segar 3 g; Daun Sirih segar 3 helai; Kulit
kayu turi 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100 ml (infus); apabila
dibuat pipisan diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; diulang selama 7 hari.
Sakit kepala:
Daun jinten segar 2 helai; Daun legundi segar 2 helai; Rimpang jahe merah 1 rimpang; Rimpang
bangle secukupnya; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan ke pelipis dan di
belakang telinga; bila ada; dapat ditambahkan minyak kelonyo.

Cakar Ayam
In Tanaman Herbal Kategori C on December 13, 2007 at 1:25 am

CAKAR AYAM
(Selaginella doederleinii hieron )

Famili : Selaginella aceae

Daerah : Paku rane (sunda), tai lantuan (madura), Usia (ambon)

Asing : Scrawl ; Cina : Shi Shang Be

Sifat Kimiawi : Kandungan kimianya belum banyak diketahui.

Efek Farmakologis : Tumbuhan ini bersifat : anti piretik (penurun panas), anti toxic, anti kanker (anti neoplastik),
hemostatik (menghentikan pendarahan), anti bengkak (anti oedem). Pembersih darah, stomakikum. Dalam
farmakologi Cina di sebutkan tumbuhan ini memiliki rasa manis dan sifat hangat.

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman, pemakaian kering atau segar.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan stump. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara
penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Jombang
In Tanaman Herbal Kategori J on December 15, 2007 at 11:35 am

JOMBANG
Nama latin: Taraxacum officinale
Nama daerah: Taraksakum; Tarsakum
Deskripsi tanaman: Terna menahun, tinggi 10-25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung
cairan, seperti susu. Daun berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah.
Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai
daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi sangat dalam, panjang 6-15 cm, lebar 2-3,5 cm,
berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal bertangkai panjang yang dilapisi
rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna kuning, diameteer 2,5-3,5
cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal dan bercabang.
Habitat: Tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, dan sisi jalan daerah berhawa sejuk pada dataran
sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Herba
Kandungan kimia: Taraxasterol; Taraxacerin; Taraxarol; Kholine; Inulin; Peklin; Asparagin; Lutein
Violaxanthin; Tanin; Kalsium; Silikon; Sulfur; Vitamin; Karotenoid
Khasiat: Diuretik; Stomakik; Hipoglikemik; Antitoksik
Nama simplesia: Taraxaci Herba

Resep tradisional:

Kanker:
Herba jombang 50 g; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan
sore

Kaki bengkak:
Herba jombang 100 g; Minyak kelapa 50 ml, Ditumbuk sampai halus , Dibalur pada bagian yang
bengkak 3-4 kali sehari

Adas
In Tanaman Herbal Kategori A on December 7, 2007 at 9:53 am
ADAS
Nama latin: Foeniculum vulgare Mill
Nama daerah: Hades; adase; Fenkel; Fennel; Denggu-denggu; Papaato; Alas; Landi; Adhas; Cedas;
Adeh; Manih; Wala wunga; Kumpasi; Paapang; Rempasu
Deskripsi tanaman: Terna, tinggi 0,5-3 meter, batang beralur, tumbuh tegak. daun berbagi menyirip,
berseludang dengan warna putih. Perbungaan berbentuk payung dengan 6-40 gagang bunga, mahkota
bunga berwarna kuning. Buah berusuk-rusuk sangat nyata, panjang 4-6 milimeter, warna hijau pada
waktu muda dan keabu-abuan setelah tua.
Habitat: Tumbuh secara liar di daerah Tosari dan dibudidayakan di pegunungan Jawa Tengah dan Jawa
Timur pada ketinggian 900 – 1.300 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Buah
Kandungan kimia: limonena; minyak lemak; stigmasterin; umbeliferona; gula; saponin; flavonoida;
polifenol
Khasiat:
Anti inflamasi , karminatif , diuretik , anti mikroba

Resep tradisional:
Sembelit:
Adas 3 butir; Daun muda jambu biji 3 lembar; Kulit batang pulosari 1/2 jari; air 2 cangkir; Ramuan direbus
hingga mendidih sampai diperoleh cairan 1 cangkir kemudian disaring, Bayi umur 3 bulan: sehari minum
5-7 kali, tiap kali 1 sendok teh; Bayi umur 6 bulan: sehari minum 3 kali, tiap kali 1 sendok makan; Anak
umur 3 tahun: sehari minum 3 kali, tiap kali 2 sendok makan; Remaja: sehari minum 1 kali, tiap kali 1
cangkir
Batuk:
Adas 3 butir; Gula batu secukupnya; Air secukupnya; Daun sagamanis 7 lembar; Kulit batang pulosari 1
jari; Bawang merah 1 buah, Campuran ditambah air sedikit, lalu ditumbuk halus, kemudian dibungkus
dengan daun pisang selanjutnya dikukus 15 menit, lalu diperas dengan kain bersih, Diminum sekaligus
sebelum tidur
Sakit perut:
Adas 5 butir; Ketumbar 11 biji; Merica bolong 11 biji; Daun po’o segar 20 lembar; Air 2 cangkir; Kunyit 1/2
jari; Lempuyang wangi dibakar 1 biji; Temu kunci dibakar 3 biji; Temu kunci segar 3 biji; Kayu ules 1 biji,
Campuran ditumbuk, kemudian dididihkan sampai memperoleh 1 cangkir, lalu disaring dengan kain
bersih, Diminum sehari 2 kali.

Iler
In Tanaman Herbal Kategori I on December 15, 2007 at 10:59 am
ILER

Nama latin: Coleus atropurpureus Benth.


Nama daerah: Miana; Jawer kotok; Kentangan.
Deskripsi tanaman: Tumbuhan secara liar diladang atau dikebun-kebun bisa digunakan sebagai
tanaman hias. Berbatang basah yang tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk segitiga atau
bentuk bulat telur dengan warna yang sangat bervariasi dari hijau hingga merah ungu berbulu, dan
tepinya beringgit. Bunganya berwarna merah atau putih, ungu atau kuning.
Habitat: Dapat tumbuh liar di ladang-ladang, di kebun-kebun sebagai tanaman hias.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Lendir; Minyak atsiri; Alkaloid; Flavonoid; Saponin.
Khasiat: Emenagog; Anti bengkak
Nama simplesia: Plectranthi scutellaroidi Folia

Resep tradisional:

Habis bersalin:

Daun iler segar 12 helai; Herba jung Rahab (abunya)1 sendok teh; Asam kawak secukupnya; Air
secukupnya, Herba jung rahab secukupnya dibakar dan diambil abunya. Ramuan dipipis hingga
berbentuk pasta, Ditapalkan di perut.

Radang usus:

daun iler segar 12 helai; Bawang merah (disangrai)1 umbi; Rimpang kunyit 2 g; Herb apatikan cina
segar 7 g; Menyan madu 1/2 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 2 kali sehari; pagi
dan sore; tiap kali minum 100 ml (infus)atau 1/4 cangkir (pipisan).

Wasir:

Daun iler segar 12 helai; Daun wungu segar 7 helai; Herba pegagan segar 1 genggam secukupnya;
Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.

Ginje
In Tanaman Herbal Kategori G on December 15, 2007 at 10:52 am
GINJE

Nama latin: Thevetia peruviana (pers)K.Schum


Nama daerah: Ginji; Ghinje
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1,7 meter. Batang berkayu,
beralur, beruas, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi bergerigi, pangkal dan
ujung runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai,
mahkota bentuk ginjal, warna kuning kemerahan. Buah kotak, beruang dua sampai empat, diameter
lebih kurang 7,5 mm, warna cokelat kehitaman.
Habitat: Tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah kering di dataran rendah
sampai 900 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Tevetiana (alkaloid gigitalis); Nerifolin; Perufosida; Rufosida; Minyak lemak.
Khasiat: Tonika; Diuretik; Anti bengkak.
Nama simplesia: Thevetiae nerifoliae Semen

Resep tradisional:

Infeksi kulit:
Daun ginje 17 lembar; Cabe jamu 7 biji, Ditumbuk halus dan diberi air; diremas dan disaring, Air
saringan dioleskan pada bagian kulit yang infeksi 2-3 kali sehari.

Daun Sendok
In Tanaman Herbal Kategori D on December 15, 2007 at 12:39 pm

DAUN SENDOK

Nama latin: Plantago major L.


Nama daerah: Daun urat; Ekor angin; Ekor menjangan; Ki urat; Ceuli uncal; Meloh kiloh; Otot-
ototan; Sembung otot; Suri pandak; Sang koba; Terongoat
Deskripsi tanaman: Tumbuhan terna tahunan, berkembang secara luar biasa dengan rimpang tegak,
tinggi tanaman 60-80 cm.
Habitat: Tumbuh di tanah yang disinari matahari atau agak teduh, dipinggir-pinggir jalan berumput
dan di lapangan rumput, di hutan atau tempat terbuka.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tanaman
Kandungan kimia: Lendir; Asam D-galakturonat; Pluntagon; ankobin(glikosid); Nivertin;
Emulsin(enzim); Vitamin C; Alkaloida; Tanin; Minyak lemak
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik; Antipiretik; Ekspektoran
Nama simplesia: Plantaginis majoris herba

Resep tradisional:

Bisul:
Seluruh tanaman daun sendok 3 tanaman; air 2 gelas, Campuran direbus sampai diperoleh 1 gelas;
disaring, Diminum sehari 1 kali 1 gelas.

Kudis:
Daun sendok segar 7 lembar; Daun sambiloto segar 7 lembar; air 2 gelas, Campuran direbus hingga
diperoleh 1 gelas; disaring, Diminum sehari 2 kali; 1 gelas.

Batu ginjal:
Herba daun sendok segar 7 g; Akar alang-alang 7 g; Daun keji beling segar 2 g; Herba kumis kucing
segar 6 g; Herba meniran segar 2 g; Air 130 ml, Dibuat infus atau dipipis, Diminum 1 kali sehari 100
ml; apabila dibuat pipisan; diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; diulang selama 14 hari.

Hepatitis dan Radang usus:


Herba daun sendok segar 1 genggam; Rimpang temu lawak segar 7 keping; Air secukupnya,
Rimpang temu lawak segar disangrai; kemudian dipipis bersama herba daun sendok, Diminum 1 kali
sehari 1/4 cangkir; diulang selama 7 hari sampai 14 hari.

Rematik:
Herba daun sendok segar secukupnya; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan
pada bagian yang sakit; diperbaharui setiap 3 jam sekali.

Wasir:
Herba daun sendok segar 1 genggam; Daun wungu segar 7 helai; Air 100 ml, Dibuat infus atau
diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari.

Katu
In Tanaman Herbal Kategori K on December 16, 2007 at 6:14 am
KATU

Nama latin: Sauropus androgynus L. Merr


Nama daerah: Katuk; Daun katu; Katukan; Katuk manuk; Babing; Memata; Cekop manis; Simani;
Keratur
Deskripsi tanaman: Tanaman perdu tinggi sampai 3,5 m. Daun berbentuk bulat telur berwarna
hijau, menyirip ganda dan jumlahnya banyak. Buah berwarna putih, kecil dan melekat pada cabang
dan rantingnya.
Habitat: Tumbuh liar dihutan-hutan dan ladang-ladang yang terbaik di daerah dengan ketinggian
1300 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar
Kandungan kimia: Zat protein; Lemak; Kalsium; Posfor; Besi; Vitamin A; Vitamin B1; Vitamin C
Khasiat: Antipiretik; Laktagog
Nama simplesia: Sauropi Folium

Resep tradisional:

Demam:

Akar katu 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml; diulang
selama 4 hari.

Pelancar ASI:

Daun katu segar beberapa helai; Daun bayam; Daun lembayung; Daun Sawi; Kacang panjang;
Kacang koro; Jantung pisang; Buah labu air; Buah labu merah, Dijadikan sayuran, Dimakan secara
bergantian
Pegagan
In Tanaman Herbal Kategori P on December 15, 2007 at 1:24 pm

PEGAGAN
[Centella Asiatica]

Famili : Umbelliferae atau Apiaceae


Daerah : Rumput kaki kuda, Antanan gede, Panegowang atau kisu-kisu
Centella terdiri dari sekitar 40 spesies dengan ragam yang berbeda-beda di Indonesia, dimana
penyebarannya terbatas, kecuali C.asiatica yang penyebarannya sampai Asia Tenggara dan meluas ke
berbagai negara sub-tropis. Tanaman ini telah digunakan untuk proses penyembuhan agar lebih baik,
perbaikan ingatan, kanker, kekebalan, jamu, penyakit pernafasan, perawatan penyakit pada kulit
(seperti psoriasis dan eczema), memperbaiki bekas luka, nyeri haid, menguatkan urat, pembersih
darah, tekanan darah tinggi, obat penenang, obat anti-stress, anti-cemas, dan perangsang, peningkat
kekebalan, dan penyesuaian tubuh, dan lain-lain.
Sifat Kimiawi : Asiaticoside, thankunside, isothankunside, madecassoside, brahmoside, brahmic
acid, madasiatic acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids, garam K, Na, Ca, Fe, vellarine, tatin,
mucilago, resin, pektin, gula, vitamin B
Efek Farmakologis : Sifatnya manis dan sejuk, anti infeksi, anti racun, penurun panas, asiaticoside
dan vellarine. Daun : sebagai atringensia dan tonikum ; Pegagan dikenal untuk revitalisasi tubuh dan
otak yang lelah dan untuk kesuburan wanita. Memperbaiki sirkulasi dengan revitalisasi pembuluh
darah
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman
Cara budidaya : Menggunakan stolon dan akar tunggang (bonggol). Stolon berakar/bertunas
dipotong-potong sepanjang 2.5 cm dan tanam langsung. Dalam 14 hari sudah tumbuh.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.
1 Infeksi batu saluran kencing/kencing keruh : rebus 30 gr daun segar dgn air beras bilasan.

2 Susah kencing : Lumatkan 30 gr pegagan segar, tempel dipusar.

3 Pembengkakan hati : rebus 240-600 gr pegagan segar dan minum secara rutin

4 Campak : Rebus 60 -120 gr pegagan segar, minum secara rutin.

Bisul : pegagan segar 30-60 gr, direbus, diminum, pegagan segar dilumatkan dan ditempel ke
5 bisul

Mata merah, bengkak : pegagan, cuci bersih, lumatkan dan saring, airnya diteteskan ke mata 3-
6 4 x sehari

7 Batuk darah, muntah darah, mimisan : Rebus 60-90 gr daun segar dan diminum

Batuk kering : segenggaman segar dilumatkan, peras dan ditambah air serta gula batu
8 secukupnya lalu minum

9 Darah Tinggi : Daun 20 lb, direbus dengan 3 gls air menjadi 2.25 gls, minum 3 x 1/4 gelas

10 Wasir : rebus 3-4 pohon pegagan dengan 2 gelas air selama 5 menit lalu diminum.
11 Keracunan gelsemium, elegans, arsenic : rebus 15-30 gr segar lalu minum

Kumis Kucing
In Tanaman Herbal Kategori K on December 16, 2007 at 6:38 am
KUMIS KUCING
Nama latin: Orthosiphon stamineus Benth
Nama daerah: Kumis ucing; Brengos kucing; Songot koceng; Remujung; Sesaseyan
Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 1,5 m, daunnya berbentuk bulat
telur, bunganya berwarna putih seperti kumis kucing, batangnya berbentuk empat persegi dan mudah
di patahkan
Habitat: Tumbuh liar diladang, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab
sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Genkosid orthosifonin; Zat lemak; Minyak atsiri; Minyak lemak; Saponin;
Sapofonin; Garam kalium
Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik
Nama simplesia: Orthosiphonis Herba

Resep tradisional:

Susah kencing

Daun kumis kucing segar 1/4 genggam; Air 1 gelas, Direbus hingga memperoleh cairan 1/2 gelas,
Diminum setiap hari 2 kali dan tiap kali minum 1/2 gelas

Batu ginjal

Herba kumis kucing 6 g; Herba meniran 7 pohon; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari;
tiap kali minum 100 ml

Kencing manis, Daun kumis kucing 20 helai; Daun sambiloto 20 helai; Air 110 ml, Dibuat infus,
Diminum 1 kali sehari; 100 ml

Sakit pinggang
Daun kumis kucing segar 1 genggam; Kulit batang pepaya seluas 4 cm2; Air 110 ml, Dibuat infus,
Diminum 1 kali sehari 100 ml

Sambiloto
In Tanaman Herbal Kategori S on December 16, 2007 at 5:54 am
SAMBILOTO

Nama latin: Andrographis paniculata


Sinonim :
= Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ.
Familia :
Acanthaceae
Nama daerah: Ki Oray, Ki Peurat, Takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa).
pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong
(Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;
Deskripsi tanaman: Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah
kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m
dpl. Terna semusim, tinggi 50 – 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat
(kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan
bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua,
bagian bawah hijau muda, panjang 2 – 8 cm, lebar 1 – 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang
membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk
tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar
1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-
Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m – 700 m di atas permukaan laut · Curah hujan
tahunan : 2.000 mm – 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan – 7 bulan ·
Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan – 7 bulan · Suhu udara : 250 C – 320 C · Kelembapan
: sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah :
200 cm – 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah
· Kemasaman (pH) : 5,5 – 6,5 · Kesuburan : sedang – tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan
Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan
dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan
dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan
Kandungan kimia: Andrografin; Andrografoloid; Panikulin
Khasiat: Antiinflamasi; Antipiretik; Analgesik; Diuretik; Stomakik; Antibengkak
Nama simplesia: Andrographidis Herba

Resep tradisional:

Gatal-gatal

Daun sambiloto 1 g; Jahe 1 g; Ngokilo 1 g; Akar wangi 1 g, Semua bahan ditumbuk halus seperti
bubuk, Diminum 3x sehari.
Kudis

Daun sambiloto segar 1 genggam; Belerang sedikit, Campuran ditumbuk hingga halus sampai rata,
Dilumurkan pada kulit yang sakit; dan lakukan setiap hari hingga sembuh.

Demam digigit serangga atau binatang berbisa

Daun sambiloto 1 genggam; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; ampas
dioleskan pada tempat gigitan.

Kencing manis

Daun sambilata 25 helai; Daun kumis kucing 25 helai; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih,
Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Radang usus bantu

Daun sambiloto; Air Secukupnya, Dipipis atau diseduh , Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; apabila
ramuan dibuat seduhan maka diminum 1 kali sehari 100 ml.

Tifus

Daun sambiloto 17 helai; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.
Kaki bengkak, Daun sambiloto; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diparamkan pada
kaki setiap pagi dan sore.

Keji Beling
In Tanaman Herbal Kategori K on December 16, 2007 at 6:21 am
KEJI BELING
Nama latin: Reulla napifera Zoll Mor
Nama daerah: Daun picah beling; Keci beling; Enyoh kelo
Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tinggi 1-2 meter. Batang beruas, bula, berbulu kasar,
percabangan monopodial, warna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset atau lonjong, tepi
beringgit, ujung dan pangkal runcing, [anjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, pertulangan
menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, mahkotabentuk corong, berambut, warna ungu.
Buah bulat, warna coklat.
Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah ternaungi di ketinggian 1-750 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun
Kandungan kimia: Garam alkali; Asam silikat; Karbonat; Triterpena
Khasiat: Diuretik
Nama simplesia: Reullaea Folium

Resep tradisional:

Kencing batu :

Daun Keji beling 1 gram; daun tembuyung 10 gram; Air 100 ml, Dibuat infus; diseduh; dipipis,
Diminum 1 kali sehari 100 ml; Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.


KENCING KURANG LANCAR : Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air
bersih selama 15 merit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau siang
hari.

BATU KANDUNG KENCING : Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda dicuci,
lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring, lalu diminum.
Lakukan pagi dan sore hari, masing-masing I/2 gelas.

BATU KANDUNG EMPEDU : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar, dicuci
bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh

KENCING MANIS : Daun segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas,
dinginkan, disaring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.

BATU GINJAL : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar. Dicuci
dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali 2/3 gelas per
hari. ATAU Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah,
dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah dingin disaring, dibagi
untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
SEMBELIT : Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.

WASIR : Daun segar 20 - 50 gram, di rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas,dinginkan,
saring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.

Kemuning
In Tanaman Herbal Kategori K on December 16, 2007 at 6:29 am

KEMUNING
Nama latin: Murraya paniculata (L.)JACK

Nama daerah: Kamuning; Kamuri; Kamoni; Kamone; Kemuning; Kajeri

Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon, tinggi 3-7 m. Batang berkayu, beralur, warna kecokelatan
kotor. Daun majemuk, anak daun 4-7, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan, panjang mahkota 6-27 mm,
lebar 4-10 mm, warna putih. Buah buni, diameter lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau setelah
tua merah.

Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah lembab dengan cahaya cukup di dataran dari 950 m dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Glukosida murayin; Minyak atsiri; Kadinena

Khasiat: Analgesik; Diuretik; Stomakik

Nama simplesia: Murrayae Folium

Resep tradisional:

Haid tidak teratur:

Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Rimpang temu lawak 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1
kali sehari 100 ml

Menguruskan badan:

Daun kemuning 1 genggam; Daun pace 1 genggam; Bangle 1/2 jari kelingking; Air secukupnya, Dipipis,
Diulang selama 7 hari; untuk pemeliharaan diminum 2 kali seminggu; tiap kali minum 1/4 cangkir

Keputihan:

Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Herba tapak liman 2 g; Rimpang temu kunci 2 g; Air 110 ml,
Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

Reumatik, Daun kemuning 3 g; Akar tembelekan 6g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100
ml

CINCAU RAMBAT
(Cyclea barbata Miers)

Tanaman Cincau Rambat merupakan tanman herbal sebagai obat Tekanan darah tinggi,Demam,radang
lambung,gangguan perut/ nyeri dan keracunan makanan udang

Famili : Menispermaceae

Daerah : Camcauh, juju, tarawalu, kepleng

Asing :

Sifat Kimiawi : Karbohidrat yang menyerap air, zat lemak dan alkoloid siklein, kardioplegikum, tentradine dan dimetil
tentradine. Polifenol, saponoid dan flavonoida.

Efek Farmakologis : Rasa agak manis, anti demam, anti racun, menurunkan tekanan darah.

Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang dan daunnya.

Cara budidaya : Menggunakan stek batang, menghendaki tempat terbuka dan sedikit terlindung. pemeliharaannya
mudah sekali.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1. Tekanan darah tinggi : daun diremas dengan air sampai menjadi hijau, biarkan menjadi agar-agar dan diminum
dengan gula jawa.
2. Demam : rimpang diiris halus, direbus dan perasannya diminum sebagai obat demam, atau akar cincau
secukupnya disedu dan diminum.
3. Radang lambung, typhus, penyakit usus : daun segar 50 gr dicuci ditumbuk sampai lumat. Tambah 4 gls air
matang, diremas dan disaring.
4. Diamkan sampai mengental dan tambahkan 5 sendok kecil gula, diminum 3 x sehari.
5. Gangguan perut, Nyeri : seperti no. 1
6. Keracunan makanan udang : seperti no. 1

7.

8. Nama Umum : Buah Makasar,


Nama Ilmiah :Brucea javanica [L.] Merr)

9. Familia :Simaroubaceae.

10. NAMA DAERAH


Sumatera: dadih-dadih, tambar o,
Jawa: kendung peucang, ki padesa, kuwalot, trawa!ot,
Sulawesi: tambara marica (Makasar).
China : Ya dan zi

11. Diskripsi tanaman :

12. Buah makasar tumbuh liar di hutan, kadang-kadang ditanam sebagai tanaman pagar: Perdu
tegak, menahun, tinggi 1-2,5 m, berambut halus warna kuning. Daunnya berupa daun majemuk
menyirip ganjil, jumlah anak daun 5-13, bertangkai, letak berhadapan.
13. Bunga majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa malai padat yang keluar dari ketiak daun,
warna ungu kehijauan.
Buahnya buah batu berbentuk bulat telur, panjang sekitar 8 mm, jika sudah masak berwarna
hitam. Bijinya bulat, berwarna putih. Di Indonesia, buahnya disebut biji makasar. Buah
makasar dapat diperbanyak dengan biji.

14. Kegunaan sebagai obat :

15. Rasanya pahit, sifatnya dingin, beracun (toksik), masuk meridian usus besar. Khasiat buah
makasar dapat membersihkan panas dan racun, menghentikan perdarahan (hemostatis),
membunuh parasit (parasiticic), antidisentri, dan antimalaria. Khasiat daun makasar dapat
membersihkan panas dan racun.
Buah makasar mengandung zat aktif, seperti asam oleat, bruceine, dan yatanoside A & B,
yang berkhasiat antikanker pada Ehrlich ascitic cancer, sarcoma 37′ sarcoma 180′ cervix
cancer 14′ Walker carcinoma, 56, leucemia1,lo, dan leucemia3g8. menunjukkan hasil yang
nyata.

16. Kandungan Kimia :


Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin,
yatanoside A dan B, kosamine), dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung
brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam
oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung
tanin.

17.
Ramuan untuk Pengobatan :
1.Disentri amuba
Giling 10-15 buah makasar sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul. Minum ramuan ini
sekaligus setelah makan. Lakukan sehari 3 kali, selama 7-10 hari.

18. 2.Disentri, air kemih dan tinja berdarah karena panas


Giling 25 buah makasar (maksimal 50 buah) sampai halus, lalu masukkan ke dalam kapsul.
Minum ramuan ini sekaligus dengan larutan air gula batu.
19. 3.Malaria
Ambil isi buah makasar, kira-kira 10 buah, lalu giling sampai halus. Masukkan ke dalam kapsul,
lalu minum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari selama 3 hari. Selanjutnya, dosis dikurangi
setengahnya (5 buah) dan minum selama 5 hari.
Cuci 15-20 g akar buah makasar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam tiga gelas air
bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya slap untuk diminum.
Lakukan sehari dua kali, masing-masing 1/2 gelas.
Seligi
Phyllanthus buxifolius Muell.Arg
Phyllanthus buxifolius Muell arg
Indonesian= Tanaman Seligi
* * SMS = + 6281326220589
* * SMS = + 6281901389117
* * SMS = + 6285876389979
* * Email= Dipokusumo01@ yahoo.com

KLASIFIKASI
~ Tanaman Seligi disebut Phyllanthus buxifolius Muell.Arg
~ di Indonesia sering disebut Daun Seligi

~ Klasifikasi
Kingdom: Plantae ( Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta ( Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Phyllanthus
Spesies: Phyllanthus buxifolius Muell.Arg

KHASIAT TRADISIONAL
Phyllanthus buxifolius Muell arg
1.) Frekuensi pemakaian: Sering, terutama banyak digunakan orang usia lanjut dan pemilik panti
pijat.
2.) SENDI TERKILIR
~ Formula dalam ramuan: Untuk obat sendi terkilir dipakai 2, 5 gram daun segar Phillanthus
buxifolius, dicuci, dan ditumbuk, ditambah 2 sendok makan minyak kelapa.
~ Ramuan tersebut untuk membalut dan mengurut sendi yang sakit.
3.) Kultivasi dan pemanenan: Dapat dibudidayakan dengan penanamn benih pada musim panas
sehingga cocok hidup di daerah tropis
4.) Kandungan senyawa kimia:
~ Seligi adalah tanaman yang mengandung lignan terbanyak ( 16 lignan) dan salah satu diantaranya
adalah senyawa hindunin yang secara terapetik digunakan sebagai antihepatitis.
~ Tanaman Seligi ini juga mengandung flavonoid, kuinon dan steroi/ triterpenoi, saponin, polifenol.
5.) Efek farmakologi :
~ memiliki aktivitas immunodulator dan dapat digunakan sebagai analgesik pada sendi terkilir.
~ Pada penelitian terbaru didapatkan hasil bahwa tanaman ini dapat digunakan sebagai antivirus
karena efek immunodulatornya yang terkandung pada daun.

GINSENG KOREA

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Apiales
Famili: Araliaceae
Upafamili: Aralioideae
Genus: Panax
L.

Nama latin : Panax Ginseng

Nama Lokal : Ginseng

Diskripsi tanaman : Tanaman herbal ginseng ini merupakaan tanaman yang banyak memberikan manfaat bagi
kesehatan, utamanya untuk Vitalitas. Tanaman ini merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan dalam
pengobatan cina. Bagian yang digunakan sebagai pengobatan adalah akarnya. Ginseng berhabitat asli didaerah
yang bermusim 4. Bagian akar tanaman ini selalu berada didalam tanah, karena setiap tahun ia akan menyusut,
setelah musin dingin maka semua kegiatan tubuh tanaman ini akan berhenti. Penyusutan yang berakibat
menurunkan batang ini tanaman itu akan dinormalkan kembali oleh akar keatas yang lajunya kira-kira sama dengan
penyusutan setiap musim dingin itu. Tanaman ginseng ini dapat tumbuh baik didaerah pada ketinggian 0,1 – 0,5 m.

Ciri-ciri tanaman herbal ginseng :

 Akar : akar tanaman ginseng ini menggembung yang berbentuk seperti boneka, yang berisi cadangan makanan
dan zat-zat berkhasiat lain. Bentuk akar ini kurus dan memanjang. Bila dirasakan pertama adalah rasa manis,
namun setelah itu akan berasa pahit.
 Batang : Bentuk batangnya bulat dan warnanya hijau ungu.
 Daun : Tanamn ini termasuk tanaman yang berdaun tunggal dan berbentuk oval, bagian tepi daun bergerigi dan
bertulang daun menyirip. Jumlah daunnya ada 5 namun 3 diantaranya lebih panjang dari yang lain, berwarna
hijau tua.
 Buah : Buah tanaman herbal ginseng ini berwarna merah dan bentuknya kecil seperti murbei.
Kandungan zat berkhasiat pada tanaman herbal ginseng :
 Saponin : yang berfungsi untuk memulihakan stamina, dan juga meningkatkan stamina. Dengan cara kerja
saponin mempengaruhi kelenjar hipofisia agar memerintahkan cortex utntuk mengeluarkan hormon cortisol dan
aldosteron yang mengatur keseimbangan kadar gula dan garam dalam darah.
 Saponin, Vaporising oil, Asam organik dan ester, Sterols.
 Berbagai macam vitamin. Antara lain : B1, B2, B12, C.
 Berbagai macam mineral.
 Berbagai macam enzim.
 Kamfer dan pansenoside.
 Geomisin N dan geomisin A
 Gula.
Resep pemanfaat tanaman herbal ginseng sebagai obat herbal :

1. Meningkatkan gairah sex pria. Ambil 10 gram ginseng cina atau korea,taruh dalam sebuah wadah, beri
dengan sedikit air. Tim ramuan selama 30 – 60 menit. Minum sekaligus sebelum makan. Bisa juga ginseng
tersebut langsung dikulum, tapi dosisnya cukup setengahnya.
2. Menangkal stres : Sejumput ginseng cina atau korea, sejumput daun sage dan 2 buah bunga cengkih
ditambah dengan segelas air panas. tutu dan biarkan selama 15 menit.Aduk dan mium ramuan ini sekaligus
selagi hangat, 1 kali sehari.
3. Prostat: 1-2 gram ginseng cina atau korea diiris halus atau ditumbuk lalu diseduh dengan 1 gelas air panas,
Diamkan selama 15 menit, lalu minum sekaligus. Atau akar ginseng ini dihisap langsung.

Hal yang perlu diperhatikan :

Keji Besi

Nama Ilmiah
Hemigraphis rependa L

Nama Daerah
Jawa Tengah: Keji besi
Klasifikasi
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Solanales
Suku: Acanthaceae
Marga: Hemigraphis
Jenis: Hemigraphis rependa (L) Hall f.

Ciri-ciri
Habitus: Herba, merayap, tahunan.
Batang: Bulat, beruas-ruas, bercabang, berbulu, hijau.
Daun: Tunggal, bersilang berhadapan, helaian daun bulat telur, ujung lancip, tepi bergerigi, pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, berambut, hijau, hijau keunguan.
Bunga: Tunggal, di ujung batang dan di ketiak daun, kelopak lepas, lima daun kelopak, berbulu, putih kehijauan,
mahkota bentuk terompet, benang sari putih bentuk benang, putik putih, melekat pada mahkota, putih.
Buah: Kotak, kecil, berbulu, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji: Bulat, kecil, coklat.
Akar: Tunggang, kuning keputih-putihan.

Kandungan Kimia
Herba keji besi mengandung saponin, flavonoida, tanin dan polifenol

Khasiat
Herba keji besi berkhasiat sebagi peluruh air seni.
Untuk peluruh air seni dipakai ± 30 gram herba segar keji besi, direbus dengan 2 gelas air selama 20
menit, setelah dingin diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan
sore.

. NAMA
1. Nama ilmiah : Jatropha multifida Linn.
2. Nama daerah : jarak cina, pohon yodium, jarak tintir (Jawa); jarak gurita (Sunda), balacai batai
(Ternate).
3. Nama asing : coral plant (Inggris).

B. KALNDUNGAN KIMIA DAN EFEK FARMAKOLOGIS


-sitosterol, dan HCN. Batangnya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin.-diol, stigmaterol, -
amirin, kampesterol, 7 Jarak cina memiliki rasa agak pahit dan bersifat netral. Beberapa bahan kimia yang
terkandung dalam jarak cina di antaranya
Efek farmakologis jarak cina di antaranya penurun panas, anti-inflamasi, dan menghambat pendarahan.

C. PERBANYAKAN DAN PERAWATAN TUMBUHAN


Perbanyakan jarak cina dilakukan dengan biji. Jarak cina dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga
kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik. Jarak cina menghendaki tempat cukup matahari.

D. BAGIAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN DAN PEMANFAATANNYA


Biji, daun, dan getah jarak cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.

1. Bengkak terpukul, terkilir, tulang patah, dan luka berdarah


Cuci bersih 7 helai daun segar, tumbuk sampai hancur, lalu tambahkan sedikit air sampai membentuk
adonan. Borehkan adonan jarak cina ke bagian yang sakit.

2. Luka berdarah
Oleskan getah batang atau daun pada bagian luka baru.

3 Mencegah dan mengobati kerusakan gigi


Tumbuk 1 butir biji sampai halus lalu seduh dengan gelas air panas. Setelah dingin, gunakan air seduhan
untuk berkumur selama 3—5 menit. Lakukan secara rutin 3 kali sehari.

Tanaman stevia (Stevia rebaudianaBertonii M.) memiliki sistematika


sebagai berikut(Hutapea, 1991):

Division : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Asterales
Familia : Composite
Genus : Stevia
Spesies : Stevia rebaudianaBertonii M.

Stevia adalah tanaman semak yang berasal dari famili Compositae.


Tingginya ± 65 cm, berbatang bulat, berbulu, beruas, bercabang banyak,
dan warnanya hijau. Daunnya tunggal berhadapan, berbentuk bulat telur,
berbunga hermaprodit, mahkota ungu berbentuk tabung dan berakar
tunggang.

Tanaman ini memiliki daya regenerasi yang kuat sehingga tahan terhadap
pemangkasan. Stevia sebagai sumber pemanis alami memiliki prospek
cerah di masa yang akan datang, mengingat pemanis sintetik seringkali
berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Bahan pemanis utama
pada stevia adalah stevioside, suatu glikosida diterpen yang sangat manis
namun hampir tidak mengandung kalori (Tirtoboma,1988).
Produk utama stevia adalah daun yang digunakan sebagai bahan baku
pembuat gula atau pemanis alami. Saat yang tepat untuk panen pertama
pada waktu kandungan stevioside maksimal yaitu tanaman telah berumur
40-60 hari, tinggi tanaman 40-60 cm, berdaun rimbun, dan menjelang
stadium berbunga. Panen dilakukan dengan cara memotong batang
tanaman stevia setinggi 10-15 cm dari permukaan tanah dengan
menggunaka gunting pangkas yang tajam (Rukmana, 2003).

Agar kadar kemanisan dapat dipertahankan daun harus segera dirempel/


dilepas dari dahannya dan dikeringkan setelah panen. Pasar ekspor
menghendaki daun yang memiliki kadar air maksimal 10% dan kandungan
kotoran maksimal 3%. Tanaman stevia sangat potensial dikembangkan
sebagai bahan baku gula (pemanis) alami pendamping gula tebu dan
pengganti gula sintetis. Kelebihan gula stevia antara lain tidak bersifat
karsinogen dan rendah kalori (Paimin, 2004).

Stevia adalah suatu sumber bahan pemanis alami yang mempunyai tingkat
kemanisan 200-300 kali lebih manis daripada gula tebu. Tanaman ini sudah
lama digunakan sebagai bahan pemanis pada makanan dan minuman
(Darmoko dan Oskari, 1984).

Stevia dapat dikembangbiakkan dengan cara generatif dan vegetatif. Secara


vegetatif umumnya diperbanyak dengan stek batang. Perkembangbiakkan
secara generatif dilakukan dengan menggunakan biji. Cara ini jarang
dilakukan karena untuk mendapatkan biji cukup sulit, waktu pertumbuhan
juga lebih lama disamping kandungan stevioside tanaman induk lebih
rendah (Lutony, 1993).

Para peneliti berusaha mencari dan menemukan bahan obat baik yang
modern maupun tradisional. Kebijaksanaan Obat Nasional menyebutkan
berbagai langkah penanggulangan diperlukan agar dapat dicapai hasil yang
berdaya guna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari apakah zat
pemanis dari Stevia rebaudianaBertonii mempunyai sifat hipoglikemik atau
tidak. Stevia rebaudianaBertonii dapat digunakan sebagai makanan
berkalori rendah bagi penderita diabetes, orang kegemukan dan penderita
gigi berlubang (http//:digilib.ti.itb.ac.id).

Nona Makan Sirih


(Clerodendrum thomsonae Balff.)
Sinonim :
= Clerodendron thomsonae, Balf.f.
Familia :
Verbenaceae

Uraian :
Tanaman ini biasa ditanam sebagai tanaman hias di halaman atau di taman-
taman, dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1,000 m dpl. Asalnya dari
Afrika tropis, dapat ditanam di pot atau di tanah, menyukai lokasi yang
sedikit terlindung atau terkena matahari penuh untuk berbunga bagus. Perdu
memanjat atau merambat, tinggi 2-5 m. Tanaman ini mempunyai ranting
muda yang bentuknya persegi empat. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya
bulat telur memanjang, ujung runcing, tepi rata. Bunga keluar dari ujung
ranting atau ketiak daun, dalam rangkaian yang bersifat rasemos, warnanya
merah berseludang putih kekuningan, Buah bulat warnanya hijau dengan 2-4
biji, bila masak warnanya coklat hitam. Perbanyakan dengan biji, stek atau
pemecahan akar.

Nama Lokal :
-;

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Radang selaput gendang telinga (tympanitis) pada anak- anak.;

Pemanfaatan :

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Membersihkan panas dan
racun (toksin).

SELINTAS ASHITABA BAPETRO


(Balai Pengembangan Tanaman Obat dan Aromatik)
Tanaman Ashitaba (latin: Angelica Keiskei K) famili: Umbelliferae, juga di kenal dengan sebutan "Daun Malaikat".
Sebutan tersebut diberikan di masa lalu karena pengalaman atas kemampuan penyembuhan Ashitaba sebagai
tanaman Obat (TO). Bahkan peneliti modern, setelah memperhatikan data ilmiah Ashitaba, menjuluki Ashitaba
sebagai a parennial plant (Nagata J, Morino T, Saito M, 2007) suatu sebutan untuk menggambarkan keampuhan
Ashitaba yang bersifat lintas batas.

Literatur tertua mengenai Ashitaba terdapat dalam buku TABIB LEE (1593 - 1518 SM) yang ditulis semasa
pemerintahan Dinasti Ming. Buku tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Inggris, Jerman dan
Rusia. Keunggulan berbagai khasita Ashitaba, mengundang minat para ilmuwan untuk senantiasa berusaha
menelitinya (ashitaba has been attracting more and more attention from the scientific community) (Kazuo Ida, 2010).

Di Indonesia Ashitaba belum menjadi perhatian peneliti. Secara atnofarmakologis Ashitaba telah dimanfaatkan oleh
sebagian masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menyembuhkan beberapa penyakit tertentu (Sri Wuryanti,
2006).

Tanaman yang masih satu famili dengan seledri (Apium graveolens


) ini dikembangkan oleh BAPETRO menyerupai habitat aslinya berdasarkan teknologi simulasi konservasi, TANPA
PESTISIDA dan BAHAN KIMIA apa pun, TANPA REKAYASA GENETIKA (Non-GMO's/Genetically Modified
Organisms) serta diproduksi TANPA BAHAN PENGAWET (non-preservated).

Dalam pendekatan simulasi konservasi, Ashitaba dibiarkan tumbuh sebagaimana layaknya kehidupan di zona
konservasi (hutan lindung). Tujuannya agar Ashitaba Bapetro mampu mengembangkan mekanisme pertahanan diri
secara mandiri (self defense mechanism) dengan jalan mengoptimalkan seluruh sistem biokimia di dalamnya secara
alamiah, sehingga dihasilkan kandungan senyawa obat alami yang berkhasiat, bermutu tinggi dan aman dikonsumsi.

BAB III
MORFOLOGI DAN ANATOMI TUMBUHAN HERBA
ASHITABA (Angelica keiskei koidzumi)
Ashitaba (angelica keiskei) adalah suatu jenis tanaman herba anual /tahunan atau bisa juga
bianualatau dua tahunan yang abadi. Tumbuh di suatu tempat yang terbuka dengan persentase asosiasi
yang tinggi. Akan tumbuh baik dengan kondisi tanah yang memadai yang mengandung kadar unsur hara
yang secukupnya. Dapat tumbuh di berbagai tempat di daerah indnesia dengan iklim tropis. Seperti
dapat tumbuh di daerah sembalun yang merupakan suatu daerah datran tinggi yang cukup lembab.
Kemungkinan tanaman ini akan tumbuh dengan sempurna di daerah seperti sembalun tersebut. Area
jika di bandingkan dengan pertumbuhan di daerah Pancor misalnya tanaman ini tidak dapat tumbuh
dengan baik. Batang atau bahkan daunnya cepat mengalami kematian yang di tandai dengan
mengunignya daun tanaman tersebut. Dan mjuga tanaman ini juga tidak dapat melakukan perbungaan
secara sempurna.
Ashitaba merupakan suatu jenis tanaman herba yang simple serta bernilai rupiah yang tinggi.
Hal ini di sebabkan karena tanaman Ashitaba tidak memerlukan daa yang banyak untuk perawatanya
karena kempuan assiasinya dengan tanaman atau tumbuhan lain dan juga terhadap hewan. Seerti
tanaman herba lainnya emungkinan tanaman Ashitaba tidak dapat di dekati leh hama yang dapat
mengganggu pertumbuhan dari tananm ini sendri karena tanaman herba biasanya menimbulkan bau
dan rasa yang tidak sedap yang tidak di sukai oleh para hama.
Angelica tanaman yang keiskei, asli Kepulauan Izu di lepas pantai Jepang dan sekarang juga
dibudidayakan di Indonesia, umumnya dikenal sebagai ashitaba-istilah yang umum diterapkan pada
tanaman itu sendiri, daun segar dan bubuk berasal dari tanaman daun dan getah oleh perusahaan
seperti Jepang Bio Science Laboratory (JBSL). Orang Jepang makan daun mentah atau dimasak,
membuat teh dengan menekan ashitaba daun, taburi bedak halus ashitaba tanah melalui berbagai
makanan seperti yoghurt, dan termasuk bubuk sebagai sehat, bahan fungsional produk seperti makanan
yang dipanggang dan mie. "Nama ashitaba berarti 'besok daun,'" kata Vincent Hackel, presiden dan CEO.
"Ashita berarti 'besok' dan ba berarti 'daun." "Nama berasal dari tanaman kemampuan untuk dengan
cepat menumbuhkan daun baru setelah mengambil setek. Awalnya, Jepang diperlakukan seperti
ashitaba daun hijau lainnya, seperti kale, memakannya mentah atau memasak mereka dalam berbagai
hidangan. "Lalu mereka mulai mencari di dalam profil gizi," kata Hackel, dan menemukan bahwa itu
cukup tinggi di sejumlah nutrisi penting. Saat itulah mereka mulai membuat ashitaba serbuk. Ashitaba
mengandung, per 100 gram daun mentah: 65,0 mg kalsium, 5,3 gram serat, 1,0 mg besi, 3.700 μg beta-
karoten, 2.100 μg vitamin A, 0.1 mg Vitamin B1, 0,24 mg Vitamin B2 dan 55 mg vitamin C. Penelitian
telah menunjukkan berbagai manfaat kesehatan yang berhubungan dengan asupan ashitaba, termasuk
pengurangan lemak viseral, meningkatkan metabolisme lemak, meningkatkan toleransi glukosa,
menurunkan tekanan darah, meningkatkan sirkulasi, lebih tinggi high-density lipoprotein (HDL) kadar
kolesterol, menurunkan kadar trigliserida dan menurunkan peradangan, di kalangan lain.
Adapun klasifikasi dari ashitaba tersebut adalah :
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Famili : Apiaceae / Umbeliferiae
Ordo : Apiales
Genus : Angelica
Spesies : Angelica keiskei koidzumi

A. MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN ASITABA (Angelica keiskei koidzumi)


1. Morfologi Daun
Daun ashitaba adalah termasuk daun lengkap yang terdiri dari pelepah (upih), tangkai, dan
helaian. Upih daun melekat pada batang pokok yang sepintas kita tidak dapat membedakan antara
batang pokok dengan daunnya. Tangkai daun silinder agak sedikit kecil bila di bandingkan dengan
pelepah daun yang mengalami pelebaran di bagian samping yang kemudian melekat di batang pokok.
Daun tersebar, majemuk atau terbagi pinnatus, palmatus atau trifoliolatus, dengan pelepah yang lebar,
ada atau tidak stipula.
Daun Ashitaba taermasuk daun majaemuk karena dari mulai pelepah dan ujung tangkai daun-daun
mulai tumbuh dengan anak daun yag sbenarnya berjmlah tiga atau lebih . anak-anak daun pada daun
Ashitaba ini mempunya anak tangkai yang sela-olah seperti tangkai daun untuk daun-daun yang melekat
padanya. Daun Asitaba mengalami torehan yang dalam dengan torehan yang di hasilkan terpisah dari
bagian yang awal munculnya torehan tersebut sehingga daun tersebut seperti terlihat seprti daun yang
beranak daun tiga.
Ujung daun ashitaba meruncing dengan pangkal daun yang tumpul. Susunan tulang daun pada
tanaman ashitaba ada dua macam yaitu ada yang menjari dan menyirip. Hal ini di lihat dengan dua
sudut pandang yang berbeda yaitu , pertama jika kita melihat mulai dari bagian tempat melekatnya
daun tanaman tersebut, tulang daunnya menjari. Tulang daun menjari yaitu jika dari ujung tangkai
daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperihatkan susunan seperti jari-jari pada
tangan. (Gembong Citro Soepomo,1997,Morfologi Tumbuhan , yogyakarta : UGM -
IKAPI). Berdasarkan argumentasi buku tersebut, daun ashitaba di katakan memiliki susunan tulang daun
menjari karena tulang daun muncul dari ujung anak tangkai dengan tulang daun mengikuti susunan
tulang daun yang berasal dari tangkai tersebut.sedangkan ashitaba kami katakan sebagai susunan
tulang daun menyirip karena pada helaian daun yang merupakan hasil torehan daun tersebut, tulang
daunnya tersusun menyirip.daun menyirip yaitu daun - daun yang mempunyai ibu tulang daun yang
berjalan dari pangkal keujung dan meupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini akan muncul
tulang-tulang cabang, sehingga susunannya seperti susunan sirip-sirip pada ikan. (Gembong Citro
Soepomo,1997,Morfologi Tumbuhan, yogyakarta : UGM - IKAPI). Ada daun ashitaba yang menjadi ibu
tulang daun ada sistem pertulangan yang menyirip ini yaitu tulang daun yang mengalami sistem
pertulangan daun menjari. Dari sanalah kemudian akan muncul tulan-tulang cabang yang membentuk
seperti sirip ikan tadi. Tepi daun ashitaba yaitu bergerigi dengan duri yang berwarna putih yang tidak
terlalu keras atau kaku. Dagimg daunnya tipis seperti kertas jika pada usia muda tapi pada daun-daun
yang sudah dewasa. Daun tanaman ini tipis agak keras dengan permukaan yang agak kasar. Warna daun
yang masih muda berwarna hijau agak kekuning-kuningan seadangkan daun yang sudah dewasa
berwarna hijau tua. Daun tanamn yang oleh orang Barat di panggil dengan sebutan Tomorrow’s leaf
yang berasal dari Jepang ini berdasarkan sisitem pertulangan daunnya merupakan daun tipe majemuk
campuran.daun majemuk campuran yaitu daunsuatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang –
cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat anak-anak daun yang tersusun
menyirip.(Gembong Citro Soepomo,1997,Morfologi Tumbuhan , yogyakarta : UGM - IKAPI). Jika kita
teliti secara seksama daun ashitaba terlihat seperti daun yang tunggal yang tersusun dalam suatu
tangkai tanpa upih daun. Karena pada dasrnya daun Ashitaba ini mengalami torehan dalam dan terpisah
yang mempengaruhi bentuk dengan anak tangkai daun yang terkesan seperti ibu tangkai daun tapi
sebenarnya merupakan anak tangkai pertama di mana yang kemudian menjadi anak tangkai kedua yaitu
tangkai yang langsung berhubungan dengan helaian daun atau dengan pertulangan daun menyirip tadi.
Jika di lihat dengan sudut pandang secara keseluruhan daunnya di mana daunnya tersebut kita lihat
tanpatorehan maka daun ashitaba tersebut adalah daun majemuk yang berhadapan dan bentuknya
seperti pohon cemara atau lebih tepatnya bangun segitiga sama sisi. Jika kita lihat secara subjektif
maka bentukatau bangun daun ashitaba adalah bulat. Daun bulat yaitu daun yang jika panjang : lebar =
1 : 1 (Gembong Citro Soepomo,1997,Morfologi Tumbuhan , yogyakarta : UGM - IKAPI) .
2. Anatomi Daun Ashitaba
Ashitaba (Angelica keiskei koidzumi) adalah jenis tanaman suatu jenis tanaman tahunan yang
abadi. Daun merupakan sebuah organ vital yang dimiliki oleh setiap tumbuhan tidak terkecuali bagi
tanaman Ashitaba. Asitaba tumbuh dengan baik di daerah dataran tinggi dengan kedalam tanah yang
cukup lembab seperti di Sembalun. Tumbuhan ini terasuk tanamn monocotyl.
Adapun anatomi daun biasanya berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran
yang membungkus batang., serta urat daunnya yang sejajar, jaringan yang terdapat pada daun Asitaba
yaitu terdapat jaringan epidermis, stomata, mesofil, xilem, floem, sklerenkim,parenkim, dan mesofil.
Jaringan epidermis pada daun Asitaba yaitu sama dengan jarigan pada daun umumnya yaitu
merupakan suatu jaringan yang berupa satu lais sel yang dindngnya mengalami penebalan dari zat
ktikula atau dari lignin. (Anonim,1994, Anatomi Tumbuhan). Pada epidermis terdapat stomata yang
diapit oleh 2 sel penutup. Stomata terletak nerdert di antara urat daun. Fungsi dari stomata tersebut
yaitu untuk sebagai jalan masuk dan keluarnya udara. Sedangkan jaringan epiderms brfungs untuk
melindung lapsan sel di bagian dalm dari kekeringan dan untuk mecegah penguapan ar melalui
permukaan daun.
Mesofil yaitu merupakan jaringan dasar penyusun daun Ashitaba. Mesofil terdiri dari sel-sel
parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antar sel. Pada tanaman Asitaba tidak jaringan
mesofil tidak mengalami diferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan spons sehingga jaringan ini
kemungkinan jumlah klorofilnya kurang. Namun meskipun bigitu mesfil sangat berarti bagi
kelangsungan hidup Ashitaba karena pada mesofil ini makanan di prduksi dengan bantuan cahaya
matahari melalui suatu proses yang di sebut dengan proses fotosintesis. Tanaman Ashitaba ini juga
melakukan penyimpanan makanan pada daun berupa getah yang berwarna kuning pekat dalam jumlah
yang cukup banyak di mana getah tersebut juga di temukan di organ Ashitaba yang lain seperti batang
misalnya. Dan kemungkinan juga getah tersebut di hasilkan dari sel-sel tambahan yaitu kelenjar.
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagai
penguat daun. Yang termasuk berkas pengangkut daam hal ini yaitu jaringan xilem dan jaringan floem.
Pada tanaman seperti Ashitaba letak xilem dan floem tidak teratur jumlah suatu berkas pembuluhnya.
Jaringan sklerenkim yaitu jaringan penguat yang terdapat pada daun yaitu yang berfungsi untuk
memperkokoh organ tumbuhan.Jaringan sklerenkim ini hanya terdapat ada daun yang sudah tidak lagi
melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri dari sel-sel mati. Dinding
selnya kurang kuat karena tidak mengandung kayu.
Jaringan parenkim yaitu jaringan yang tidak terlalu dominan pada dan hanya terdapat dalam
jumlah yang sedikit saja. Parenkim pada Ashitaba juga berfungsi sebagai jaringan penghasil dan
penyimpanan cadangan makanan. Parenkim ini terdapat pada jaringan mesofil.

B. MORFOLOGI DAN ANATOMI BATANG ASITABA (Angelica keiskei koidzumi)


1. Morfologi Batang
Ashitaba adalah suatu jenis tanaman yang mempunyai batang lunak seprti tanaman herba pada
umumnya yaitu lunak dengan banyak menghasilkan cairan. Ashitaba adalah suatu jenis tanaman yang
jelas mempunyai batang di mana termasuk jenis batang yang basah yaitu batang yang lunak dan
basah.Tanaman family Apiaceae ini mempunyai bentuk batang yang silinder atau bulat dengan garis –
garis vertical seperti benang yang ada di sepanjang bagian yang tubuh batang tersebut atau di sebut
sebagai batang yang beralur. Batang tanaman earth growth ini tidak berbuku-buku atau beruas yang
biasanya sebagai tempat terdapatnya daun. Daun tumbuh dengan melekatkan diri pada batang dengan
upih yang memeluk batang. Batang Ashitaba tumbuh tegak lurus keatas menuju kearah sinar matahari.
Batng yang seperti itu di sebut sebagai batang yang bersifat fototrop.
Seperti halnya batang pada batang tumbuhan umumnya,tanaman ashitaba secar anatomi
tanaman tersebut mempunyai titik tumbuh yang teru meakukan peremajaan sel atau teru melakukan
pembelahan yang di sebut sebagai daerah apical meristem yang ersusun ats komponen – komponen sel
embrional yang selalu muda dan biasanya terletak di bagian ujung titik tumbuh batang. Tanaman ini
tidak melakukan percabangan karena Ashitaba adalh tanaman annual sampai biannual dan termasuk
tanaman Monocotyledoneae yang salah satu cirinya yaitu batangnya lunak dengan kadar air yang tinggi.
Hal ini di sebabkan karena pada batang ashitaba tidak terdapat cambium sehingga batang ashitaba
tidak begitu kokoh jika di bandingkan dengan tanaman pohon yang mempunyai cambium sehingga
dapat tumbuh melebar dan meninggi dengan pembuluh Xilem dan floem yang dengan kambium
mereduksi membentuk lingkaran tahun. Lain halnya dengan batang ashitaba yang pertumbuhannya
searah saja. Maksudnya yaitu tanaman tersebut tidak dapat melebar tapi hanya bisa tumbuh tinggi
keatas. Meskipun demikian batang ashitaba ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia terutama
dalam hal kesehatan dan pemenuhan asupan gizi bagi tubuh manusia.
Warna batang Ashitaba yang kami lihat yaitu berwarna hijau muda sedang pada literature yang
lain kami temukan bahwa batang ashitaba dalam pertumbuhannjya setelah dewasa akan mengalami
perubahan warna dan akan menjadi lebih tinggi dari masa mudanya yaitu batangnya berubah menjadi
warna merah persis seperti tanaman herba spesies Amaranthus spinosus ( Bayam berduri). Ketika sudah
sampai pada fase tersebut tanaman ashitaba ini kemudian di sebut sebagai tanaman Ashitaba pohon
yang sebelumnya di sebut sebagai tanaman daun Ashitaba.
Adapun pada batang ashitaba ini terdapat getah hasil sekresi yang berwarna kuning pekat yaitu
umum menghasilkan poliasetilin dengan rangka 17-karbon (penyebab dari kebanyakan efek meracun,
tapi prinsip meracun Conium adalah suatu alkaloid) sering triterpenoid saponin dan berbagai macam
koumarin (diturunkan dari umbelliferon), kadang (pada Ferula) sesquiterpen lakton, jarang sianogenik
dan jarang bertanin, umumnya menyimpan karbohidariat dalam bentuk trisakharida umbeliferrosa;
saluran sekresi yang terbentuk secara skhizogen banyak terdapat pada parenkim berisi monoterpen
memberi wangi yang khas pada tumbuhan), sesquiterpen dan komponen fenil-propanoid.
2. Anatomi Batang
Dilihat dari penampang melintang, batang berbentuk segi dengan sudut tumpul. Epidermis
terdiri dari selapis sel bentuk empat persegi panjang, kecil. Terdapat jaringan kolenkim di setiap sudut
di bawah lapisan epidermis. Korteks menjadi dasar dari jaringan parenkim. Berkas pembuluh bertipe
kolateral, pada bagian tengah terdapat empulur batang.
Batang secara umum terdiri atas tiga bagian yaitu bagian epidermis, korteks, dan stele. Secara
morfologi telah di jelaskan bahwa tanaman Ashitaba adalah suatu jenis tanaman yang tidak mengalami
percabangan dan struktur batangnya mempunyai ukuran yang relatif sama dari pangkal sampai ke ujung
pangkal.

Jaringan epidermis tersusun oleh selapis sel , tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar
terdapat kutikula yang terlalu besar. Ashitaba ketika sudah dewasa tidak dapat membentuk kambium
gabus karena batangnya lebih banyak menyimpan air atau banyak mengandung air.Epidermis terdapat
pada bagian terluar batang yang berfungsi sebagai pelindung dari kehilangan air. Korteks yaitu
tersususn oleh beberapa lapis sel parenkim yang tidak teratur dan berdnding tipis, bayak ruang antar
sel. Terdapat klenki dan sklerenkim yang berfungsi sebagai penyokng dan penguat tubuh. Sel-sel
korteks bagian dalam yang mnegndung amilum di sebut floterma (sarung tepung). Jarnga-jaringan yang
merupakan jaringan merstem dasar pada tanaman Ashitaba belum begitu jelas. Namun jasi yang di
haskan yang berupa getah warna kuning tersebut di hasilkan dari penyimpanan cadangan makanan. Bila
di bandingkan denga gjumlah getah yang di hasilakn tanaman Ashataba ini pada daun lebih sedikit
kemungkinan di sebabkan karena pada daerah batang jaringan parenkimnya terlihat jelas sedang pada
dauan hanya berupa selubung parenkim saja.
Sama halnya dengan yang ada pada daun letak berkas pembuuh seperti xilem dan floem tidak
teratur tersebar di dalam endodermis atau tersebar pada meristem dasar dan di lindungi sarung berkas
pengangkut. Fungsi floem yaitu berfungsi untuk mengangkut zat makanan yang di buat di daun menuju
ke seluruh tubuh. Sedangkan xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan garam dari akar ke daun.
Stele merupakan bagian batang yang terletak paling dalam. Lapisan paling luar dari stele di
sebut perisikel atau perikambium. Di sebelah dalamnya terdapat jaringan parenkim dengan berkas
pembuluh pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem. Iakttan xilem terletak berdampingan dengan
ikatan floem dan, xilem di sebelah dalam sedangkan floem menghadap ke luar. Pada tanaman Ashitaba
xilem dan floem tidak di pisahkan oleh kambium karena pada batang Ashitaba tidak mempunyai
kambium.
Tanaman Ashitaba ketika masih muda belum mempunyai empulur tapi ketika sudah dewasa
ashitaba mempunyai empulur walau hanya sedikit saja.

C. MORFOLOGI AKAR ASHITABA (Angelica keiskei koidzumi)


1. Morfologi Akar
Akar adalah bagian pokok yang merupakan bagian .pokok yang penting bagi tubuh tumbuhan yang
yang tubuhnya telah merupakan kormus. .Akar ashitaba mempunyai system perakaran serabut yaitu
jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian di susul oleh sejumlah akar
yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal akar (Gembong Citro
Soepomo,1997,Morfologi Tumbuhan , yogyakarta : UGM - IKAPI) . akar tersebut tadi dalam
perkembangannya akan mengalami modifikasi menjadi akar yang membesar sebagimana akar umbian
yang menyebabkan akar tersebut tampak seperti akar yang mempunyai sistem perakarakaran tunggang
yaitu, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akr pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar
yang lebih kecil (Gembong Citro Soepomo,1997,Morfologi Tumbuhan , yogyakarta : UGM - IKAPI).
Akar Ashitaba berfungsi sebagaimana fungsi yang terdapat pada akar tumbuhan pada umumnya yaitu
berfungsi sebagai berikut :
1) Untuk memperkuat berdirinya tumbuhan
2) Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air dari dalam tanah
3) Mengangkut air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan
4) Sebagai tempat penimbunan cadangan makanan.
Adapun warna dari akar Ashitaba tersebut adalah berwarna coklat tua jika sudah dewasa tapi jika
masih muda akan berwarna puith agak kuning-kuning ataubahkan bisa juga berwarna cokalat muda jika
menjelang masa dewasa. Akar Ashitaba mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari :
a. Leher akar/ pangkal akar yang merupakan bagian yang langsung berhubungan denagn pangkal batang.
b. Ujung akar yaitu yang merupakan bagian yang paling muda yang selalu melakukan peremajaan sel atau
melakukan pembelahan karena pada daerah tersebut merupakan suatu daearha yang di sebut sebagai
daearah neristem apikal yang tersusun atas sel-sel embrional yang selalu muda.
c. Batang akar, yang terdapat antara leher akar dan ujungnya di mana pada bagian ini terdapat banyak
jaringam yang mengalami diferensiasi sel.
d. Cabang-cabang akar yang merupakan bagaian-bagain yang secara tidak langsung bersambungan dengan
pangkal batang tetapi keluar dari akar pokok dan masing-masing akan mengadakan percabangan lagi.
e. Serabut akar yaitu merupakan suatu bagaian yang juga di miliki oleh Ashitaba yaitu merupakan suatu
serabut yang kemudian bermdifikasi membentuk akar umbi sebagai bentuk dari aplikasi akar dalam hal
sebagai tempat untuk penimbunan cadangan makanan.
f. Rambut-rambut akar, merupakan bagian yang sifatnya sementara yaitu umurnya pendek dan hanya
terdapat pada bagian ujung akar. Jika akar bertamabah panjang rambut-rambut akar yang paling jauh
dengan ujung kemudian akan mati tetapi akan tumbuh tidak jauh dari ujung yang mati tersebut.
g. Tudung akar yaitu bagain yang letaknya paling ujung, terdiri atas jarinagn yang berguna untuk
pelindungi ujung akar yang masih muda dan lemah. Tudung akar sebagai pelindung ujung akar yaitu
dalam menembus tanah merupakan bagian yang di pinggirnya selalu aus dan dari dalam bagian yang aus
di ganti dengan yang baru.
Ketika tumbuhan masih kecil akar sudah tumbuh di dalam bakal biji yang di sebut sebagai akar
lembaga. Jika sudah berkembang akar lembaga tersebut akan tumbuh dengan aura yang berbeda.

2. Anatomi akar
Akar merupakan suatu organ vital yang harus di miliki setiap tumbuhan. Karena peranan yang
sangat penting dalam kelangsungan hidup tumbuhan tersebut. Di balik peran yang di maiankan tersebut
terdapat jaringan-jaringan yang selalu bekerja untuk memaksimalkan peran tersebut. Seperti yang
terjadi pada tanaman Ashitaba yang mempunyai banyak komponen jaringan yang berperan dalam
hidupnya. Adapu jaringan yang berperna tersebut di antaranya yaitu terdapat epidermis, korteks,
endodermis, dan silinder pusat.

Epidermis terdiri atas selapis sel yang letaknya dan tidak terdapat ruang-ruang antar sel. Sel-sel
epidermis yang letaknya satu garis dengan berkas ruang xilem mengalami modifikasi membentuk bulu
akar. Bulu-bulu akar berfungsi menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah. Korteks, terdiri atas
beberapa lapaisan sel yang berdinding tipis serta susunanya tidak rapat. Banyak terdapat ruang-ruang
anatar sel yang berfungsi untuk pertukaran gas. Endodermis, jaringan yang yang merupakan batasan
terdalam lapaisan korteks, terdiri atas selapis sel yang bentuk dan struturnmya khusus. Pada dinding
radial sel-sel endodermis mengalami penebalan dari lignin atau suberin, yang bersifat impermeabel.
Penebalan dinding tersebut tanpak seperti pita yang mengelilingi dinding sel yang di sebut pita kaspari.
Air dan garam-garam mineral masuk kedalam plasmodesmata.
Silinder pusat merupakan bagian yang terdapt di sebelah dalam endodermis. Bata terluara dari
silinder pusat terdiri dari jaringan perisikel yang mudah di bedakan dari jaringan lainnya. Sel-sel
perisikel yang berhadapan dengan berkas xilem besifat meristematis (aktif membelah) dan mampu
membentuk akar cabang.
D. MORFOLOGI DAN ANATOMI BUNGA ASHITABA (Angelica keiskei koidzumi)
1. Morfologi bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif yang terjadi pada tanaman yang mempunyai
biji. Suatu tumbuhan berbiji, jika sudah tiba baginya untuk berbunga. Pada bunga yang merupaka suatu
tempat tejadinya berbagai proses seperti proses persarian (pebnyerbukan) dan pembuahan yang
kemudian menghasilkan buah yang di dalamnya terkandung biji, dan biji inilah yang akan tumbuh
menjadi individu baru. Pada dasarnya bunga yang terbentuk pada tanaman ashitaba merupakan
modifikasi dari salah satui organ yang ada padanya seperti daun, batang, dan akar. Bunga yang
terbentuk merupakn penjelmaan suatu tunas (batang atau daun) yang bentuk, warna dan susunannya di
sesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. , sehingga dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan
kemudian menghasilkan alat-alat perkembangbiakan. Ketika tunas yang mengalami perubahan bentuk
menjadi bunga, batang Ashitaba akan terhenti perkembangnanya yang kemudian batang tersebut akan
melakukan perubahan warna menjadi warna merah. Sedangkan daun-daunya tetap bersifat seperti
daun hanya bentuk dan warnanya yang berubah, dan berperan dalam peristiwa-peristiwa yang akhirnya
akan mengahasilkan calon individu baru. Sebagian lagi yang akan mengalami metamorfosis seperti
pada tanaman Ashitaba, banyak daun yang kemudian mengalami metamorfosis menjadi daun-daun
pembalut atau daun pelindung yang bersifat seperti daun, denagn bentuk yang bulat memanjang dan
pada awal munculnya akan terjadi pelipatan seperti daun pisang yang terdapat ulat di dalamnya. Jika
di lihat dengan lebih teliti lagi daun tersebut akan berbentuk sepeti daun debnga bangun daun yang
jorong.
Keunikan dari tanaman ini yaitu selain terlihat pada bunganya yang begitu indah dengan warna
yang sangat menawan yang mampu menarik minat serangga yang menyukai madunya. Tanaman ini juga
memiliki ke unikan dalam hal perkembangan organ pelindung yang mengiringi tumbuhnya bunga yaitu
daun pembalut atau daun pelindung yang padanya terdapat daun semu yang mana daun tersebut
terjadi karena adanya modifikasi dari tanaman itu sendiri. Daun semu yang tersebut tumbuh di ujung
daun yang pembalut. Namu tidak mengganggu pertumbuhan daun tempat melekatnya tersebut. Pada
sample yang lebih sedikit dewasa daun semu tersebut tumbuh dengan baik dan akan tumbuh menjadi
sebuah daun yang sejati.
Terhentinya pertumbuhan batang menyebabkan bagian bunga yang merupakan metamorfosis,
daunnya tersusun rapat satu sama lain. Bunga Ashitaba mempunyai kekhasan yaitu mempunyai bau
yang tidak di senangi oleh hama penggangu perumbuhannya. Ashitaba merupakan suatu jenis tanaman
yag sangat tahan dengan serangan hama. Sehingga untuk perawatan tanaman obat ini tidak
membutuhkan pupuk yang dapat mencemari lingkungan. Nama Angelica yang di beriakn oleh
penemunya di dasarkan pada struktur perbungaan yang di miliki oleh Ashiataba ini yaiut mmepunyai
warna yang begitu indah. Penemunya mengibaratkannya bak seorang putri yang sedang turun ke bumi
membawa ketentraman. Tanaman dengan bunga yang berwarna putih yang di topang oleh kelopak yang
berwarna hijau. Ketika musim kemarau bunga-bunga akan gugur dari tangkainya. Bunga Aahitaba
merupakan suatu jenis tanaman dengan bunga majemuk yang tersususn dalamsuatu rangkaian
berbentuk payung.
Tata letak bunga Ashitaba yaitu tumbuh di ujung batang dan berkumpul membentuk suatu
rangkaian dengan susunan yang beranekaragam atau majemuk. Tipe yang di anut oleh tanaman yang
menganut sistem perbungaan yang majemuk tak terbatas. Bunga dalam umbela komposita (bisa
tereduksi menjadi bunga tunggal), kapitulum, jarang dikhasium; bi-atau uniseksual, aktinomorf atau
zigomorf, umum pentamer; umbella atau umbella komposita dikelilingi oleh involukrum atau
involusellum; kaliks umum bentuk cincin di puncak ovarium; petal lepas, tepi melekuk ke dalam;
stamen berselangan dengan petal, tumbuh di atas diskus; ginaecium 2 karpel membentuk ovarium
inferus, 2 ruang, stilus 2, lepas sering dasarnya membengkak membentuk stilopodium, ovum 1 tiap
ruang.
Buah skhizokarpium terdiri 2 merikarpium yang memisah ketika masak; biji dengan kulit biji
menyatu dengan perikarp, endosperm berminyak mengandung asam petroselenat dan
petroseledat.Terdiri 300 marga dan 3000jenis, kosmopolitan, terbanyak didaerah temperate utara, dan
pegunungan tropis.
2. Anatomi bunga Ashitaba
Secara anatomi, daun mahkota dan daun mahkota mempunyai struktur yang sama yaitu terdapat
sel-sel parenkimatis. Parenkim inijuga disebut mesofil. Parenkim ini terletak di antara epidermis atas
dan bawah.
Daun kelopak umumnya mempunyai struktur sederhana. Epidermis daun kelopak pada bagian
luarnya di lapisi kitin, stomata, dan trikoma. Seperti struktur pada daun pada daun. Sel-sel daun
kelopak ini mengandung klorofil. Struktur daun mahkota mempunyai satu atau banyak pembuluh darah
yang kecil-kecil. Daun mahkota mempunyai satu atau mempunayi epidermis berbentuk khusus, yaitu
berupa tonkolan yang di sebut sebagai papila dan di lapisi kutikula. Daun mahkota mempunyai warna
yang bermacam-macam karena mengandung kromoplas atau pigmen tambahan lain pada cairan selnya.
daun mahkota yang masih muda sering membentuk zat tepung. Pada daun mahkota sering di jumpai
bau khas, karena sel-sel epidermisnya mengandung minyak volatil.
Benang sari dan putik mempunyai struktur yang berbeda. Benang sari terdiri atas kepala sari dan
tangkai sari. Tangkai sari tersusun dari jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang mepunyai
vakuola tanpa ruang antar sel. Pada epedermis tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, dan mungkin
juga terdapat stomata. Kepala sari mempunyai struktur kompleks yang,terdiri atas dinding yang
berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus yang berisi butir-butir serbuk sari.

Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding yaitu :


1) Epidermis merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Epidermis menjadi memmipih dan
membentuk papila pada kepala sari yang masak yang berfungsi sebagai pelindung epidermis.
2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.
3) Lapisan tengah merupakan lapisan yang etrletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2-3 lapis
sel atau lebih.
4) Tapetum, merupakan dinding yang terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada
saat terbentuk serbuk sari tetrad.
Putik mempunyai struktur yang sangat kompleks. Bagian-bagin yang menyusun putik yaitu daun-
daun yang telah mengalami metamorfosis yaitu daun buah atau biji. Apabila serbuk sari yang telah
matang akan terjadi pembuahan yang akan menghasilkan biji. Tanaman Ashitaba mempunyai bagian
bunga yang berjumlah 3.

E. MORFOLOGI DAN ANATOMI BUAH DAN BIJI ASHITABA (Angelica keiskei koidzumi)
1. Morfologi Biji
Apabila serbuk sari telah matang akan terjadi penyerbukan yang kemudian akan menghasilkan
buah atau biji. Biji di hasilkan dari bagian buah yang di sebut sebagai bakal biji. Biji merupakan alat
perkembangbiakan yang utama, karena biji mangandung calon tumbuhan baru (lembaga). Biji juga
merupak sarana yang di gunakan untuk tumbuhan dalam hal penyebarannya. Pada tanaman Ashitaba
buah yang di hasilkan seperti yang di hasilkan pada tanaman padi (oryza sativa). Tipe buah yang atau
biji yang di hasilkan ashitab merupakan buah sejati tunggal yang kering jenis buah padi yaitu buah yag
berdinding tipis, mengandung satu biji, sedang kulit biji kadang-kadang berlekatan dengan
bijinya (Gembong Citro Soepomo,1997,Morfologi Tumbuhan , yogyakarta : UGM - IKAPI). Sehingga
pada tanaman Ashitaba buah yang di hasilkan sering di sebut sebagai biji.
Warna biji yang di hasilkan pada tanaman Ashitaba berwarna hijau dan ketika sudah dewasa akan
menjadi kering. Tanaman Ashitaba bijinya di hasilkan langsung pada bagian bunga yang tersusun dalam
payung majemuk. Jadi pada tanaman ini terjadi penyerbuakan langsung dan menghasilkan buah. Pada
bunga tanaman ketika akan terjadi pembuahan bunga yang menjadi bagian dari mahkotanya akan
bermodifikasi membentuk buah.
Bagian bunga yang dapat berkembang dan ikut menyusun buah yaitu sebagai berikut.
a. Daun pelindung
b. Daun kelopak
c. Tangkai putik
d. Kepala putik
e. Tangkai bunga
f. Perhiasan bunga
g. Dasar bunga
Jika kita lihat pada tanaman Ashitaba yang berkembang menjadi buah yaitu daun daun kelopak,
tangkai putik, kepala putik, tangkai bunga, perhiasan bunga, dan dasar bunga.

2. Anatomi buah dan biji Ashitaba

Biji terdiri atas kulit biji, tali pusar, inti biji atau isi biji. Kulit biji merupakan bagian terluar biji
yang berasal dari selaput biji. Biji tanaman ashitaba terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan kulit luar dan
dalam.
Lapisan kulit luar. Lapisan ini mempunyai sifat yang tipis. Jika masih muda lapisan luar teras
agak tebal dan berair tapi jika sudah dewasa akan seperti pada tanaman padi. Bagian ini merupakan
bagian yang pelindung bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar mempunyai warna yang
mneyerupai warna kelopak jika masih muda. Lapisan kulit dalam.strukturnya tipis seperti selaput yang
disebut sebagai kulit ari.
Bagian yang lain dari biji terdiri dari inti biji. Inti biji adalah semua bagian bij yang terdapat di
dalam kulitnya. Inti biji terdiri atas lembaga yang terdiri atas lembaga yang nerupakan jaringan berisi
cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat me
Manfaat dari Kapsul Daun Ashitaba:
1. Anti kanker dan mengobati kanker (kanker paru, kanker kulit, kista)
2. Memeperhalus kulit
3. Tumor
4. Anti darah tinggi
5. Anti diabetes
6. Mengatur kadar gula darah
7. Gastritis akut / maag
8. Radang usus kronis
9. Lambung
10. Hepatitis
11. Anemia
12. Flu
13. Mengurangi sakit otot an sendi
14. Glaucoma
Aturan Minum Kapsul Daun Ashitaba:
 Minum 3 kapsul x 3 (tiga) kali sehari (pagi, siang, sore)


 Sinonim : Lavendula, garden lavender, common lavender
 Pendahuluan
 Lavender merupakan kombinasi atau gabungan antara “kecantikan dan fungsi”,
aroma yang lembut dengan kegunaan terapi yang luar biasa, ditambah dengan
keamanan yang sudah terbukti. Bunga yang dikeringkan serta minyaknya
mempunyai keharuman yang sangat menyegarkan, Di banyak negara barat,
minyak lavender diletakkan dalam P3K di rumah.
 Bagian yang dipergunakan : bunga.
 Zat aktif dalam bunga
 Minyak lavender (lavender essential oil), tanin, flavonoids, phytosterol, cumarin.
 Kegunaan dalam medis
 Baik minyak maupun bunga keringnya digunakan sebagai analgesik,
antidepresant, antipasmodik, antiseptik, sedative, dan dikatakan dapat
mencegah “masuk angin”. Minyak lavender juga dapat “menyejukkan” susunan
saraf pusat.
 ~Ansietas, nyeri kepala, dan iritabilitas
 Kombinasi aktivitas anti depresan dan sedatif ringan dari lavender dapt
mengatasi reaksi cemas atau over aktivitas. Kemampuan lavender untuk
menenangkan aktivitas yang berlebih dari saraf dan nyeri kepala karena stres
dan migren sudah banyak dibuktikan secara empiris. Lavender dapat digunakan
sebagai tranquilizer, mengurangi serangan kejang-kejang, dan
memperbaikimood atau suasana hati. Gabungan lavender dengan rosemary
(Rosmarinus officinalis) ternyata baik untuk mengurangi kelelahan sistem saraf
serta memperbaiki sirkulasi yang lemah.
 ~Gangguan tidur
 Lavender dapat membperbaiki kualitas tidur seseorang. Penggunaannya dapat
dengan meneteskan beberapa tetes minyak lavender pada pemanas, minyak
untuk pijat, bvantal yang berisi bunga kering, atau tinctura lavender yang
diminum 1 sendok the sebelum tidur. Dapat pula dikombinasi dengan obat-obat
herbal lain seperti Passion flower (Passiflora incarnata) dan balsam lemon
(Melissa officinalis). Harus diperhatikan bahwa minyak lavender yang dioleskan
pada kulit orang yang sesintif dapat menyebabkan dermatitis kontak.
 ~Pengobatan nyeri dan relaksasi
 Minyak lavender dapat dioleskan pada kulit untuk mengurangi rasa nyeri,
misalnya pada herpes, rematik sendi, gigi yang nyeri dengan pipi yang bengkak,
pada dahi dan temporal penderita migren, dan pada perut bagian bawah wanita
yang dismenore (nyeri pada waktu haid). Pada penderita dengan nyeri telinga
dapat diberikan beberapa tetes minyak lavender dengan menggunakan kapas
atau kain katun yang dimasukkan ke dalam liang telinga. Tinctura lavender atau
the lavender mempunyai efek sistemik untuk mengurangi ketegangan atau nyeri
otot dan pada dismenore.
 ~Masalah pencernaan
 Lavender mempunyai nilai spesifik apabila distress emosi menjadi penyebab
kelainan pencernaan, seperti kembung, sering sendawa, perut berbunyi,
dan irritable bowel syndrome.Tanin pada lavender dapat menstimulasi sekresi
cairan empedu. Dapat dikombinasi dengan obat herbal pencernaan lainnya.
 ~Penggunaan lainnya
 Di Perancis, lavender digunakan secara luas untuk pengobatan kelainan
pernafasan seperti flu, batuk, whooping cough, asma, dan bronkhitis.
 Aktivitas antipasmodik dan antiseptik dapat dikombinasikan dengan obat herbal
lain sepertiTymus vulgaris dan Inula helenium. Bunganya yang dikombinasikan
dengan liqourice (Glycyrrhiza glabra) dapat digunakan sebagai obat kumur untuk
mengurangi nyeri, mengobati sariawan dan radanag tenggorokan.
 Lavender yang diseduh (Lavender tea) atau tinctura-nya sering digunakan
sebagai tonikum untuk anak-anak yang lemah.
 Karena rasa dan baunya yang harum, levender dapat juga dilarutkan dalam
jus blackcurrent atau jus apel.
 Cara penggunaan
 Sebagai teh : Tuangkan 1 cangkir (cup) air mendidih pada 1 sendok teh bunga
lavender, diamkan 5 – 10 menit, lalu saring. Dapat ditambahkan madu sebagai
pemanis (kecuali pada penderita DM). Minumlah 1 – 2 cangkir sebelum tidur.
 Sebagai teh yang menyejukkan saluran pernafasan : Campurkan 1 sendok teh
bunga lavender dengan 1 sendok teh pepermint, tambahkan 1 cangkir air
mendidih, diamkan 5 – 10 menit lalu saring. Campurlah dengan madu, minum 3
cangkir sehari.
 Minyak lavender. Cabutlah bunga lavender kering dari 1 tangkainya, masukkan
ke dlam botol yang bertutup dan campur dengan 1 cangkir olive oil (minyak
zaitun). Tutup botol tersebut dan diamkan selama 3 hari di tempat yang panas
atau dijemur di bawah sinar matahari. Kemudian saring minyaknya dan peras
sisa bunganya, simpanlah dalam botol yang tertutup.
 Untuk mandi : Campurkan bunga lavender secukupnya dalam 1 ember air
panas, diamkan selama 10 menit, lalu campurkan air tersebut ke dalam bak
mandi.
 Nah, bagi anda yang sulit tidur, mungkin dapat menggunakan lavender sebagai
“obat tidur” lalu dilanjutkan dengan mimpi yang indah.^^
 Lavender atau lavendel atau Lavandula adalah sebuahgenus tumbuhan berbunga dalam
suku Lamiaceae yang memiliki 25-30 spesies. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah
selatan Laut Tengahsampai Afrika tropis dan ke timur sampai India. Genus ini termasuk
tumbuhan menahun, tumbuhan dari jenis rumput-rumputan, semak pendek, dan semak kecil.
Tanaman ini juga menyebar di Kepulauan Canaria, Afrika Utara dan Timur, Eropa selatan
(terutama Perancisselatan), Arabia, dan India. Karena telah ditanam dan dikembangkan di
taman-taman di seluruh dunia, tumbuhan ini sering ditemukan tumbuh liar di daerah di luar
daerah asalnya.
 LAVENDER? Wow, bunganya sangat harum berwarna ungu. Nama latin-Nya Lavandula
afficinalis syn.L. angustifolia (Lamiaceae) sosok pohonnya mirip rumput. Maka ada yang
menyebut si Ungu, Rumput Raksasa. Tetapi ada juga yang menyebutnya si ilalang. Tanaman
ini berasal dari Eropa, tepatnya di wilayah Perancis. Ia dimanfaatkan sebagai parfum.
Perlengkapan upacara keagamaan (ritual) dan tanaman obat sejak zaman Romawi kuno.
 Orang Roma menyebut Lavender dengan sebutan lavare yang artinya ‘mencuci’ atau
‘menyegarkan’. Kerena mereka merasakan bahwa aroma bunga Lavender mampu
menyegarkan otak dan menjernihkan jiwa. Aroma ini diperoleh dari minyak (ekstrak) bunga
Lavender. Yang mana, minyak tersebut dapat dijadikan parfum, minyak gosok, ramuan untuk
mandi dan obat-obatan. Karena Lavender banyak manfaatnya, maka ia dijuluki Si Ungu Ajaib
dan memiliki nilai jual tinggi.

Som Jawa
(Talinum paniculatum (jacq.) Gaertn.)

Sinonim :
T. crassifolium Willd.. T. patens (L.) Willd..
Portulaca patens L.
Familia :
Portulacaceae

Uraian :
Som jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, kadang
ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis. Akarnya
berdaging tebal, biasa digunakan sebagai pengganti kolesom. DI Jawa
tumbuh pada ketinggian 5 - 1.250 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 30 - 60
cm, batang bercabang di bagian bawah dan pangkalnya mengeras. Daun
tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, bundar telur sungsang, tepi
rata, ujung dan pangkal runcing, panjang 3 - 10 cm, lebar 1,5 - 5 cm.
Perbungaan majemuk dalam malai di ujung tangkai, berbentuk anak payung
menggarpu yang mekar di sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah
kotak, diameter 3 mm, bijinya kecil, hitatn, bulat gepeng.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Gelang porslen. NAMA ASING Turen shen (C), vergeet-
mij-wel (B), tho cao ly sam, tho nhan sam (V), panicled fameflower root (I).
NAMA SIMPLISIA Talini paniculati Radix (akar som jawa).

Penyakit Yang Dapat Diobati :


Akar bersifat manis dan netral yang berkhasiat menguatkan paru,
tonikum, dan afrodisiak. Sedangkan daunnya berkhasiat meningkatkan
nafsu makan (stomakik).

Pemanfaatan :
Komposisi :
Daun mengandung saponin, flavonoida, dan tanin.

Lidah Buaya/Jadam

Aloe Vera (Ingg.), Aloe vera (Latin)) Famili: Liliaceae

Aloe vera

Aloe vera

Asal:

Afrika

Deskripsi:

Tanaman sukulen tahunan. Daun berdaging tebal dan banyak mengandung lendir atau gel. Lidah buaya
dapat digunakan sebagai tanaman hias, tanaman obat, maupun minuman. Dari lebih 300 jenis Aloe,
hanya tiga jenis yang diusahakan secara komersial, yaitu Aloe vera (Aloe barbadensis Miller), Aloe perryi
dan Aloe ferox. Di antara ketiga jenis Aloe tersebut, hanya jenis Aloe vera yang paling berpotensi untuk
dikembangkan dalam memenuhi kebutuhan industri farmasi, pangan dan kosmetika.

Kandungan:
Cairan lidah buaya mengandung unsur utama, yaitu aloin, emodin, gum dan unsur lain seperti minyak
atsiri. Senyawa-senyawa gula juga terdapat pada lidah buaya dalam bentuk mannosa, glukosa, serta
sejumlah kecil silosa, arabinosa, galaktosa, ramnosa serta enzim-enzim oksidase

Manfaat:

Produk yang dihasilkan dari lidah buaya dapat berupa shampo, pasta gigi, dan aneka macam kosmetik
lainnya malahan sekarang telah dijual dalam bentuk minuman koktail. Kegunaannya bagi kesehatan
manusia antara lain untuk mengobati sakit kepala/pusing, sembelit, kejang pada anak, kurang gizi, batuk
rejan, muntah darah, kencin manis, wasir, peluruh haid dan penyubur rambut. Selain itu lidah buaya
juga bermanfaat sebagai penyembuh luka dan luka bakar serta mengurangi infeksi.

Anda mungkin juga menyukai