MAHKOTA DEWA
NIM : PO.713251171013
2. Drs.H.Ismail Ibrahim,M.Kes,Apt
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
tradisional telah lama dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia
dapat dilihat dari kandungan kimia yang dimilikinya.Tumbuhan obat yang saat ini
sangat populer dan banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai
dewa namun sebagian lainya mendengar saja belum pernah. Mahkota dewa
mempunyai nama latin Phaleria macrocarpa merupakan salah satu jenis tanaman
Indonesia yang berasal dari Papua. Tumbuhan ini sejak dahulu ditanam di
halaman keraton Yogyakarta dan Solo. Di pulau Jawa ada beberapa sebutan untuk
tanaman ini yaitu makuto dewo, pusaka dewa, derajat, makuto mewo, makuto rojo
atau makuto ratu (Jawa Tengah), raja obat (Banten), dan buah simalakama
ini dengan nama the crown of God. .Seluruh bagian tanaman ini dikatakan dapat
mahkota dewa oleh masyarakat untuk berbagi penyakit dari yang ringan sampai
berat. Meski pada faktanya di daerah lainnya juga masih bisa dijumpai tumbuhan
ini namun Papua lebih dikenal sebagai daerah asal tanaman tersebut.
Dulu sebelum masyarakat tahu akan manfaat dari tanaman ini banyak yang
sebagian orang lainnya menjadikan mahkota dewa sebagai tanaman hias dan
Indonesia ini termasuk ke dalam jenis tanaman perdu yang dapat tumbuh subur di
tanah yang gembur dan subur ,dengan ketinggian 10-1200 meter di atas
permukaan laut . Tinggi pohonya bisa mencapai 6 m apabila dibiarkan tumbuh
tidak terawat namun umumnya pohon ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
2. Memberikan informasi dan menjadi sumber refrensi untuk peneliti lain dalam
(Phaleria macrocarpa)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan memiliki khasiat sebagai obat dan digunakan untuk penyembuhan ataupun
Tanaman obat ialah bahan atau campuran bahan alam yang bersumber
dari tanaman, mineral, atau hewani yang telah digunakan dalam bidang
tanaman berkhasiat obat yang berasal dari bahan alam dan diwariskan secara
a. Kulit (cortex)
cabang
c. Daun (folium)
d. Bunga (flos)
e. Akar (radix)
f. Umbi (bulbus)
lapis, umbi akar, atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-
g. Rimpang (rhizom)
h. Buah (fructus)
Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang
ada yang lunak, keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk
bervariasi.
j. Biji (semen)
tanamanini sangat menarik, terutama saat buahnya mulai tua dengan warna
Komposisi aktif buah mahkota dewa adalah tanin, flavonoid, saponin dan
mahkota dewa yang digunakan untuk obat adalah daun dan daging
bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan. Sehingga air yang tersisa tidak
dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak yang ada didalam
bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah
bulat panjang 3-5 mm berwarna hijau.Helaian daun lanset dengan ujung dan
permukaan licin dan berwarna hijau. Bunga majemuk tersebar dibatang atau
pada ketiak daun tersusun dalam kelompok 2-4 bunga, tanpa kelopak bunga
berkelamin ganda, benang sari melekat pada mahkota, putik keluar dari
tabung mahkota dewa, panjang 2-2,5 cm, putih dasar mahkota dewa bentuk
tabung, ujung lepas, 4 helai, panjang 1,5-2 cm, putih. Buah tunggal, bentuk
bulat atau bulat telur, panjang 4-6 cm, diameter 3-5 cm. permukaan licin,
beralur, warna merah.Biji bulat, keras berwarna coklat.Akar tunggal, kuning
Divisi : Spermathophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotylodeneae
Bangsa : Thymelaeaceae
Suku : Thymelaeceae
Marga : Phaleria
E. Kandungan kimia
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan di rumah penulis
penelitian ini dilakukan di mulai pada bulan maret sampai pada bulan April
tahun 2020.
sekunder yakni data pendukung yang diperoleh dari literatur atau referensi
Teknik Analisa data dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yaitu
mahkota dewa yang disajikan dalam bentuk tabel dan gambar tanaman obat
yang diperoleh dari jurnal, buku atau internet serta penjelasan-penjelasan
E. Definisi Oprasional
penelitian.
penyakit.
A. Hasil
Mahkota Dewa
NO (Phaleria Kandungn Kimia Refrensi
. Macrocarpa
Boerl)
1. Buah Alkaloid, tanin, flavonoid, fenol, Mallaleng (2011)
saponin,
2. Kulit buah Alkaloid, saponin dan flavonoid Mallaleng (2011)
3. Daun Alkaloid, saponin dan polifenol Mallaleng (2011)
B. Pembahasan
2013). Beberapa manfaat kandungan pada buah mahkota dewa antara lain :
a. Flavonoid
daun, bunga, dan buah. Jenis flavonoid yang ditemui pada buah mahkota
aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga dengan
supresi pembentukan ROS dengan cara inhibisi enzim yang terlibat pada
b. Saponin
darah
c. Alkaloid
senyawa aktif lain. Kandungan alkaloid total pada mahkota dewa yang
memiliki manfaat untuk detoksifikasi racun dalam tubuh, senyawa aktif ini
dilaporkan memiliki sifat toksik pada larva Artemia salina Leach
senyawa alkaloid pada buah mahkota dewa memiliki efek toksik terhadap
Artemia salina Leach dengan nilai LC50 sebesar 33,8932 µg/ml dengan
d. Tannin
pada daun, buah, kulit batang atau dahan. Secara kimiawi tanin merupakan
e. Polifenol (lignan)
bagian dari tanaman seperti buah dan daun sebagai obat, anda tidak bisa
diolah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan mahkot dewa termasuk dalam
tanaman yang keras dan mengandung racun. Cara pengolahan secara
(Anonim. 2009)
sebagai tanaman obat. Biasanya diracik dalam bentuk ramuan obat gajin.
penurun panas, penghilang rasa sakit, penurun kolesterol dan masih banyak
lagi lainnya. Di Indonesia sendiri, mahkota dewa dikenal berasal dari tanah
Papua Irian Jaya. Dahulu, tanaman ini ditakuti sebab dikenal beracun.
harum serta sebagai tanaman obat berkat khasiatnya yang ampuh. Untuk
a. Bagian Buah
yang paling banyak dimanfaatkan adalah buah. Buah mahota dewa atau
bulat dengan warna hijau saat muda dan merah cerah pada saat matang.
Buah mahkota dewa terdiri dari kulit bah, daging buah, cangkang biji
buah dan biji buah. Dari bagian ini yang paling dihindari adalah biji
Biasanya daging buah yang segar dipotong menjadi bagian yang lebih
bahan obat lainnya) dan air hasil rebusan tersebutlah yang kemudian
dikonsumsi.
payudara juga kangker rahim, asam urat, hepatitis, disentri dan masih
banyak lagi lainnya. Bagi Anda yang menghendaki kepraktisan, saat ini
telah banyak dikembangkan teh buah mahota dewa yang terbuat dari
b. Bagian Batang
sebagai bahan obat herbal adalah bagian batang. Bentuk fisik batang ini
c. Bagian Daun
kemudian balurkan pada kulit yang terkena eksim sebanyak dua kali
dilakukan terhadap keadaan bahan, buah dipilih yang baik dan tidak
dalam keadaan rusak akibat adanya serangan hama. Setelah dilakukan
penjemuran menggunakan alas tikar dengan ketebalan yang merata dan tidak
terlalu tebal atau menggunakan alat pengering mekanik atau oven dengan
Cara Pembuatan :
Ambil buah mahkota dewa yang telah matang sebanyak 5 – 6 buah, lalu iris
Rebus bahan yang telah di iris-iris dalam 5 gelas air, didihkan, dan biarkan
Cara Pengobatan :
Cara membuat :
Ambil beberapa buah mahkota dewa, untuk diiris tipis lalu keringkan.
5 gram daging buah mahkota dewa yang telah kering di campur dengan 15
gram temu putih, 10 gram sambiloto kering dan 15 gram cakar ayam
kering, cuci bersih semua bahan,Rebus semua bahan ke dalam 5 gelas air,
Cara Pengobatan :
Minum ramuan yang telah dingin 1 jam sebelum makan. Dengan dosis satu
Cara membuat:
pegagan, 10gram sambiloto kering dan 15 gram daun dewa, cuci bersih
semua bahan. Masak semua bahan yang telah dicampur dengan 5 gelas air
Cara pengobatan :
Minum air rebusan yang telah disaring 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.
Cara membuat :
Campur 5 gram daging buah mahkota dewa dengan 15 gram akar sidaguri,
Rebus semua bahan dalam 5 gelas air sampai air rebusan tersisa hingga 3
gelas.
Cara pengobatan :
Minum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Ramuan diminum sekurang-
Bahan : Daging buah mahkota dewa : 5gram, Umbi kunyit putih :
Cara Pembuatan
direbus dengan 5 gelas air, Angkat dan saring ramuan setelah tinggal 3
gelas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) termasuk dalam famili
Thymelaece. Tanaman ini bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai
tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal
tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya
(Phaleria papuana), banyak orang yang memperkirakan tanaman ini
populasi aslinya dari tanah papua Irian Jaya. Disana memang bisa
ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur ditanah yang gembur
dan subur pada ketinggian 10-1200 mdpl.
Tanaman mahkota dewa berupa perdu menahun yang tumbuh
tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar,
warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daunnya
tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau
jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip,
permukaan licin, warnya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga
keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun,
bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih dan harum (Anonim,
2009).
Buah mahkota dewa bentuknya bulat dengan diameter 3-5 cm.
Permukaan buah licin, dan beralur. Ketika muda, warna buah hijau dan
setelah masak, warnanaya berubah menjadi merah. Daging buah berwarna
putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar
tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok
dan bijinya.
Bagian tanaman mahkota dewa yang dimanfaatkan sebagai obat
adalah daun, daging, dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa
digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah
digunakan setelah dikeringkan.Daun mahkota dewa mengandung
antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buah
mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Dan buah mahkota dewa
mengandung beberapa zat aktif seperti (Anonim, 2009) . Alkaloid yang
bersifat detoksifikasi sehingga dapat menetralisir racun di dalam tubuh.
Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus,
meningkatkan system kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas,
mengurangi kadar gula dalam darah, serta mengurangi penggumpalan
darah. Flavonoid yang bermanfaat dalam melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh
darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan
lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit
jantung koroner, mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi
sebagai anti-oksidan, serta membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi
pendarahan atau pembengkakan, Polifenol yang berfungsi sebagai
antihistamin (antialergi) .
B. Saran
Mengkaji literatur terbaru agar menemukan ilmu pengetahuan yang lebih