Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PENELITIAN

JUDUL : STUDY LITERATUR PENGGUNAAN TANAMAN

MAHKOTA DEWA

NAMA : DWI SATYA GEMINASTITI

NIM : PO.713251171013

PEMBIMBING : 1. Dra.Hiany Salim.,MMKes,Apt

2. Drs.H.Ismail Ibrahim,M.Kes,Apt

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penggunaan obat tradisional atau jamu di Indonesia terus meningkat, ditandai

dengan bertambah banyaknya industry jamu/farmasi yang memproduksi obat

tradisional/jamu. Dilain pihak penggunaan obat tradisional atau jamu di

masyakarat masih banyak yang bersifat empirik sehingga menimbulkan keraguan

tentang mutu, khasiat dan keamananya. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat

tradisional telah lama dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia

untuk mengatasi kesehatan.Dari berbagai jenis kegunaan tumbuhan sebagai obat

dapat dilihat dari kandungan kimia yang dimilikinya.Tumbuhan obat yang saat ini

sangat populer dan banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai

jenis macam penyakit,salah satunya adalah mahkota dewa (Irwanto, 2009).


Sebagian dari kita mungkin sudah mendengar dan melihat tanaman mahkota

dewa namun sebagian lainya mendengar saja belum pernah. Mahkota dewa

mempunyai nama latin Phaleria macrocarpa merupakan salah satu jenis tanaman

obat tradisional yang dipercayai mampu mengobati berbaagai macam penyakit.

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) adalah tumbuhan asli

Indonesia yang berasal dari Papua. Tumbuhan ini sejak dahulu ditanam di

halaman keraton Yogyakarta dan Solo. Di pulau Jawa ada beberapa sebutan untuk

tanaman ini yaitu makuto dewo, pusaka dewa, derajat, makuto mewo, makuto rojo

atau makuto ratu (Jawa Tengah), raja obat (Banten), dan buah simalakama

(Depok), Belakangan ada yang memasukkan ke dalam bahasa Inggris tumbuhan

ini dengan nama the crown of God. .Seluruh bagian tanaman ini dikatakan dapat

digunakan antar lain untuk kanker , lever,diabetes ,darah tinggi,asam

urat,ginjal,penurun klestrol dan lain-lain. Makin meluasnya penggunaan tanaman

mahkota dewa oleh masyarakat untuk berbagi penyakit dari yang ringan sampai

berat. Meski pada faktanya di daerah lainnya juga masih bisa dijumpai tumbuhan

ini namun Papua lebih dikenal sebagai daerah asal tanaman tersebut.

Dulu sebelum masyarakat tahu akan manfaat dari tanaman ini banyak yang

membiarkannya tumbuh dengan liar perkerangan rumah maupun di kebun-kebun

sebagian orang lainnya menjadikan mahkota dewa sebagai tanaman hias dan

tanaman peneduh. Namun setelah masyarakat menyadari akan manfaat yang

terkandung didalamnnya mereka mulai melakukan pembudidayaan.Tanaman asli

Indonesia ini termasuk ke dalam jenis tanaman perdu yang dapat tumbuh subur di

tanah yang gembur dan subur ,dengan ketinggian 10-1200 meter di atas
permukaan laut . Tinggi pohonya bisa mencapai 6 m apabila dibiarkan tumbuh

tidak terawat namun umumnya pohon ini tumbuh tegak dengan tinggi 1-2,5 m.

mahkota dewa bisa berumur sampai puluhan tahaun. Tingkat produktivitasnya

mampu di pertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun (Mallaleng, 2011) .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah saya kemukakan diatas, adapun

rumusan masalah pada penelitian ini ialah bagaimana penggunaan tanaman

Mahkota Dewa ( Phelaria macrocarpa) bedasarkan literature.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetaahui penggunan tanaman Mahkota

Dewa ( Phelaria macrocarpa) berdasarkan literature.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis terkait penggunaan tanaman

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

2. Memberikan informasi dan menjadi sumber refrensi untuk peneliti lain dalam

melakukan penelitian lebih lanjut terkait penggunaan Mahkota Dewa

(Phaleria macrocarpa)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Tanaman Obat

Tanaman obat ialah macam-macam tanaman yang memiliki kegunaan

dan memiliki khasiat sebagai obat dan digunakan untuk penyembuhan ataupun

pencegahan berbagai penyakit, berkhasiat obat pula mempunyai arti yakni

memiliki kandungan bahan aktif tertentu, tetapi memiliki kandungan efek

yang berkesinambungan dengan berbagai zat yang mempunyai efek

mengobati [ CITATION Gun12 \l 1033 ].

Tanaman obat ialah spesies tanaman yang diketahui juga diyakini

masyarakat mempunyai khasiat obat dan sudah dipergunakan sebagai bahan

baku obat tradisional [ CITATION Abd08 \l 1033 ].

Tanaman obat ialah bahan atau campuran bahan alam yang bersumber

dari tanaman, mineral, atau hewani yang telah digunakan dalam bidang

pengobatan berdasarkan pengalaman [ CITATION Nur13 \l 1033 ].

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

tanaman berkhasiat obat yang berasal dari bahan alam dan diwariskan secara

turun temurun dari generasi ke generasi.

Bagian-bagian yang digunakan sebagai bahan obat yang disebut

simplisia terdiri dari (Widyastuti, 2004):

a. Kulit (cortex)

Kortek adalah kulit bagian terluar dari tumbuhan tingkat

tinggi yang berkayu.


b. Kayu (lignum)

Simplisia kayu merupakan pemanfaatan bagian dari batang atau

cabang

c. Daun (folium)

Folium merupakan jenis simplisia yang paling umum digunakan

sebagai bahan baku ramuan obat tradisional maupun minyak atsiri.

d. Bunga (flos)

Bunga sebagai simplisia dapat berupa bunga tunggal atau majemuk,

bagian bunga majemuk serta komponen penyusun bunga.

e. Akar (radix)

Akar tumbuhan yang sering dimanfaatkan untuk bahan obat dapat

berasal dari jenis tumbuhan yang umumnya berbatang lunak dan

memiliki kandungan air yang tinggi.

f. Umbi (bulbus)

Bulbus atau bulbi adalah produk berupa potongan rajangan umbi

lapis, umbi akar, atau umbi batang. Bentuk ukuran umbi bermacam-

macam tergantung dari jenis tumbuhannya.

g. Rimpang (rhizom)

Rhizom atau rimpang adalah produk tumbuhan obat berupa

potongan- potongan atau irisan rimpang.

h. Buah (fructus)

Simplisia buah ada yang lunak dan ada pula yang keras. Buah yang

lunak akan menghasilkan simplisia dengan bentuk dan warna yang


sangat berbeda, khususnya bila buah masih dalam keadaan segar.

i. Kulit buah (perikarpium)

Sama halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun

ada yang lunak, keras bahkan adapula yang ulet dengan bentuk

bervariasi.

j. Biji (semen)

Semen (biji-bijian) diambil dari buah yang telah masak sehingga

umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun

bermacam-macam tergantung dari jenis tumbuhan.

B. Mahkota Dewa (Phelaria macrocarpa)

Mahkota dewa (P. macrocarpa) bisa ditemukan pada pekarangan sebagai

tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh.Tanaman ini

sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Bentuk buahnya menyerupai

apel merah sehingga sering dijadikan tanaman hias (Kurniasih, 2015).

Menurut Soeksimanto, Hapsari dan Simanjuntak (2007) bahwa tumbuhan ini

mempunyai 1200 spesies yang tersebar dalam 67 negara. Penampilan

tanamanini sangat menarik, terutama saat buahnya mulai tua dengan warna

merah marun,sehingga banyak dipelihara sebagai tanaman hias.Daun

mahkota dewa, seringdirebus untuk penyembuhan penyakit lemah syahwat,

disentri, alergi dan tumor.

Komposisi aktif buah mahkota dewa adalah tanin, flavonoid, saponin dan

alkaloid (Wijaya, 2012).Mahkota dewa cukup beracun bila salah dalam

penggunaan, dan dapat berakibat negatif bagi penggunanya, sehingga perlu


diperhatikan bagian tumbuhan yang digunakan untuk obat.Bagian dari

mahkota dewa yang digunakan untuk obat adalah daun dan daging

buahnya.Penggunaan daging buah mahkota ini pun sebaiknya dalam keadaan

kering dan dengan dosis terbatas.Buah mahkota dewa dapat dilakukan

pengawetan dengan beberapa cara antara lain pendinginan, pengalengan dan

pengeringan. Pengeringan yang dilakukan pada buah mahkota dewa

bertujuan mengurangi kadar air dalam bahan. Sehingga air yang tersisa tidak

dapat digunakan sebagai media hidup mikroba perusak yang ada didalam

bahan tersebut, dengan kata lain dapat memperpanjang masa simpan buah

mahkota dewa tersebut. Kondisi pengeringan yang tepat akan menentukan

mutu hasil yang tinggi (Mahendra, 2005).

C. Deskripsi Tanaman Mahkota Dewa

Tumbuhan mahkota dewa berupa tanaman perdu menahun yang tumbuh

tegak dengan tinggi 1-1,25 m. Batang bulat dengan percabangan

simplodial,permukaan coklat dan kasar. Daun tunggal, berhadapan, tangkai

bulat panjang 3-5 mm berwarna hijau.Helaian daun lanset dengan ujung dan

pangkal runcing, tepi rata, panjang 7-10 cm, pertulangan menyirip,

permukaan licin dan berwarna hijau. Bunga majemuk tersebar dibatang atau

pada ketiak daun tersusun dalam kelompok 2-4 bunga, tanpa kelopak bunga

berkelamin ganda, benang sari melekat pada mahkota, putik keluar dari

tabung mahkota dewa, panjang 2-2,5 cm, putih dasar mahkota dewa bentuk

tabung, ujung lepas, 4 helai, panjang 1,5-2 cm, putih. Buah tunggal, bentuk

bulat atau bulat telur, panjang 4-6 cm, diameter 3-5 cm. permukaan licin,
beralur, warna merah.Biji bulat, keras berwarna coklat.Akar tunggal, kuning

kecoklatan (Mallaleng, 2011).

D. Klasifikasi Mahkota Dewa

Divisi : Spermathophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotylodeneae

Bangsa : Thymelaeaceae

Suku : Thymelaeceae

Marga : Phaleria

Spesies : Phaleria Macrocarpa Boerl atau Phaleria papuana

Warb var. ( Winarto, 2003 ).

E. Kandungan kimia

Menurut Mallaleng (2011), bahwa kandungan kimia dari mahkota dewa

(P. macrocarpa) adalah sebagai berikut:

1. Daun mengandung alkaloid, saponin dan polifenol

2. Kulit buah mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid.

3. Buah mengandung alkaloid, tanin, flavonoid, fenol, saponin.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi literatur dengan mencari

referensi teori yang relefan dengan permasalahan yang ditemukan yakni

penggunaan tanaman mahkota dewa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan di rumah penulis

di Kelurahan Pattirosompe, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo dan

penelitian ini dilakukan di mulai pada bulan maret sampai pada bulan April

tahun 2020.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data

sekunder yakni data pendukung yang diperoleh dari literatur atau referensi

dari jurnal, buku dan internet.

D. Teknik Analisa Data

Teknik Analisa data dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yaitu

gambaran faktual mengenai penggunaan tanaman obat yakni tanaman

mahkota dewa yang disajikan dalam bentuk tabel dan gambar tanaman obat
yang diperoleh dari jurnal, buku atau internet serta penjelasan-penjelasan

lainnya terkait tanaman obat tersebut.

E. Definisi Oprasional

1. Studi literatur merupakan kegiatan menghimpun dan mengkaji pustaka

yang bersumber dari jurnal, buku, dokumentasi dan internet yang

berhubungan dengan topik permasalahan yang diangkat dalam suatu

penelitian.

2. Tanaman obat merupakan macam-macam tanaman yang mempunyai

fungsi dan berkhasiat sebagai obat untuk pengobatan maupun pencegahan

penyakit.

3. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) merupakan salah

satu tanaman obat di Indonesia. Buah mahkota dewa mengandung

icariside C, phalerin, dan mangiferin (Oshimi et al., 2008).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Mahkota Dewa
NO (Phaleria Kandungn Kimia Refrensi
. Macrocarpa
Boerl)
1. Buah Alkaloid, tanin, flavonoid, fenol, Mallaleng (2011)
saponin,
2. Kulit buah Alkaloid, saponin dan flavonoid Mallaleng (2011)
3. Daun Alkaloid, saponin dan polifenol Mallaleng (2011)

B. Pembahasan

1. Kandungan Mahkota Dewa

Buah mahkota dewa memiliki berbagai macam aktivitas biologis

yang penting dalam bentuk ekstrak seperti aktifitas antimikroba,

antiinflamasi, dan antioksidan (Alara et al., 2016).

Senyawa-senyawa tersebut merupakan metabolit sekunder. Senyawa

metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya memiliki

bioaktivitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan (Aksara et al.,

2013). Beberapa manfaat kandungan pada buah mahkota dewa antara lain :

a. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada

tanaman hijau. Pada mahkota dewa, flavonoid dapat ditemui di batang,

daun, bunga, dan buah. Jenis flavonoid yang ditemui pada buah mahkota

dewa antara lain apigenin, kaempferol, quercetin, myricetin, isorhamnetin,


catechin, hesperitin, dan naringenin. Flavonoid tersusun dari dua cincin

aromatis yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga dengan

susunan C6-C3-C8 (Rohyami, 2008). Peran flavonoid sebagai antioksidan

adalah pada penetralisir radikal bebas melalui reaksi oksidasi (Nugroho et

al., 2017). Flavonoid memiliki 3 cara untuk memerankan antioksidan (1)

supresi pembentukan ROS dengan cara inhibisi enzim yang terlibat pada

pembentukan ROS; (2) mendeteksi ROS; (3) peningkatan proteksi

antioksidan (Kumar & Pandey, 2013).

b. Saponin

Kandungan saponin dalam buah mahkota dewa berperan sebagai

antibakteri, antivirus, pendongkrak sistem kekebalan tubuh dan peningkat

vitalitas, pengontrol kadar glukosa darah, serta penurun penggumpalan

darah

(Agromedia Pustaka; 2013)

c. Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa dengan struktur berbentuk cincin dan

terdapat atom nitrogen. Umumnya, atom nitrogen terletak di dalam struktur

heterosiklik pada cincin (Lu et al., 2012). Senyawa alkaloid dapat

diidentifikasi dan diisolasi melalui fraksinasi untuk memisahkan dengan

senyawa aktif lain. Kandungan alkaloid total pada mahkota dewa yang

ditetapkan dengan metode spektroskopi UV-Vis adalah sekitar 0,0037%

(Okzelia, 2017). Walaupun pada mahkota dewa diketahui bahwa alkaloid

memiliki manfaat untuk detoksifikasi racun dalam tubuh, senyawa aktif ini
dilaporkan memiliki sifat toksik pada larva Artemia salina Leach

(Astutiningsih et al., 2012) . Astutiningsih et al. (2012) melaporkan bahwa

senyawa alkaloid pada buah mahkota dewa memiliki efek toksik terhadap

Artemia salina Leach dengan nilai LC50 sebesar 33,8932 µg/ml dengan

metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

d. Tannin

Tanin merupakan salah satu metabolit sekunder yang dapat digunakan

tumbuhan untuk melindungi dari serangan bakteri dan cendawan, serta

berfungsi untuk penyamakan kulit dengan mekanisme pemotongan dan

denaturasi protein sehingga mencegah pencernaan bakteri (Salisbury &

Ross, 1995).Tanin tersebar luas pada tanaman yang berpembuluh terutama

pada tanaman Angiospermae. Tanin dijumpai dalam tanaman misalnya

pada daun, buah, kulit batang atau dahan. Secara kimiawi tanin merupakan

senyawa komplek, biasanya merupakan campuran polifenol, yang sulit

dipisahkan karena tidak mengkristal. Apabila tanin direaksikan dengan air

akan membentuk larutan koloid yangmemberikan reaksi asam dan rasa

yang tajam (Harbone, 1996).

e. Polifenol (lignan)

Berperan sebagai antihistamin atau antialergi. Dalam menjadikan

bagian dari tanaman seperti buah dan daun sebagai obat, anda tidak bisa

secara langsung mengkonsumsinya, tapi bagian-bagian tersebut harus

diolah terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan mahkot dewa termasuk dalam
tanaman yang keras dan mengandung racun. Cara pengolahan secara

umum yaitu dengan cara mengeringkan baik buah,batang,ataupun daunnya

(Anonim. 2009)

2. Cara Mengolah simplisia Mahkota Dewa

Tanaman mahkota dewa telah lama dikenal di Negeri China

dengan nama Shian Tao. Penduduk China telah lama menggunakannya

sebagai tanaman obat. Biasanya diracik dalam bentuk ramuan obat gajin.

Manfaatnya cukup beragam antara lain sebagai anti-radang, anti-oksidan,

penurun panas, penghilang rasa sakit, penurun kolesterol dan masih banyak

lagi lainnya. Di Indonesia sendiri, mahkota dewa dikenal berasal dari tanah

Papua Irian Jaya. Dahulu, tanaman ini ditakuti sebab dikenal beracun.

Masyarakat menganggapnya gulma. Sering dengan waktu, masyarakat

memanfaatkannya sebagai tanama hias berkat bunganya yang cantik dan

harum serta sebagai tanaman obat berkat khasiatnya yang ampuh. Untuk

mendapatkan khasiat ini, penting untuk mengetahui cara mengolah

mahkota dewa itu sendiri. 

a. Bagian Buah

Jika berbicara mengenai tanaman obat mahkota dewa, maka bagian

yang paling banyak dimanfaatkan adalah buah. Buah mahota dewa atau

yang bernama latin Simplisia Phaleriae Fructus, memiliki betuk fisik

bulat dengan warna hijau saat muda dan merah cerah pada saat matang.

Buah mahkota dewa terdiri dari kulit bah, daging buah, cangkang biji
buah dan biji buah. Dari bagian ini yang paling dihindari adalah biji

buah sebab cukup beracun. 

Cara mengolah mahkota dewa pada bagian buah cukup mudah.

Biasanya daging buah yang segar dipotong menjadi bagian yang lebih

kecil kemudian dikeringkan. Setelah kering, daging buah mahkota dewa

tersebut direbus (untuk penyakit tertentu biasanya dicampur dengan

bahan obat lainnya) dan air hasil rebusan tersebutlah yang kemudian

dikonsumsi.

Bagian buah mahkota dewa ini bisa digunakan untuk

menyembuhkan berbagai penyakit antara lain diabetes, rematik, kangker

payudara juga kangker rahim, asam urat, hepatitis, disentri dan masih

banyak lagi lainnya. Bagi Anda yang menghendaki kepraktisan, saat ini

telah banyak dikembangkan teh buah mahota dewa yang terbuat dari

kulit serta daging buah. Untuk mendapatkan khasiatnya, Anda tinggal

menyeduhnya dengan air panas.

b. Bagian Batang

Bagian lain dari tanaman mahkota dewa yang biasa dimanfaatkan

sebagai bahan obat herbal adalah bagian batang. Bentuk fisik batang ini

bulat dengan permukaan kasar, warnanya coklat dan berkayu, memiliki

sistem percabangan simpodial. Bagian batang ini bergetah dan dipercaya

bisa menyembuhkan penyakit serius seperti kangker tulang.Cara

mengolah mahkota dewa bagian batang cukup sederhana. Batang


terlebih dahulu dikuliti dan dikeringkan kemudian direbus. Air rebusan

tersebutlah yang digunakan sebagai obat.

c. Bagian Daun

Selain bagian buah dan juga batang, bagian lain dari tanaman

mahkota dewa yang banyak digunakan sebagai bahan obat adalah

daun.  Daun ini dikenal berkhasiat mengobati penyakit seperti eksim,

lemah syahwat, disentri, alergi, tumor dan masih banyak lainnya. Cara

mengolah mahkota dewa pada bagian daun cukup sederhana tergantung

pada jenis penyakit yang hendak Anda obati. Misalnya eksim,

langkahnya cukup sederhana, cukup lumatkan daun mahkota dewa

kemudian balurkan pada kulit yang terkena eksim sebanyak dua kali

sehari. Sedangkan pada penyakit semisal lemah syahwat, disentri, alergi

dan tumor, cara mengolahnya dengan direbus dan diminum.

3. Penyiapan simplisia mahkota dewa

Untuk buah mahkota dewa perlakuan pascapanen meliputi: penyortiran,

pencucian, pengirisan, pengeringan. Bila diinginkan membuat serbuk

maka setelah proses pengeringan dilakukan penyangraian terlebih

dahulu baru digiling halus menjadi serbuk.

Pada waktu pembelahan buah, biji dan cangkang yang terdapat

didalamnya harus dibuang karena agak beracun. Proses pengolahan buah

harus dilakukan sesegera mungkin, karena bila ditunda akan

menurunkan kualitasnya terutama kandungan zat berkhasiatnya. Penyortiran

dilakukan terhadap keadaan bahan, buah dipilih yang baik dan tidak
dalam keadaan rusak akibat adanya serangan hama. Setelah dilakukan

pencucian, buah ditiriskan dan diangin-anginkan sampai air yang

menempel kering sempurna. Pengirisan dilakukan dengan

menggunakan pisau stainless steel dengan ketebalan 3-5 mm. Pengeringan

bisa dilakukan secara bertahap atau langsung bisa dikeringkan dengan

penjemuran menggunakan alas tikar dengan ketebalan yang merata dan tidak

terlalu tebal atau menggunakan alat pengering mekanik atau oven dengan

suhu sekitar 40-50oC. Selama proses penjemuran sebaiknya selalu

dilakukan pembalikan untuk mendapatkan hasil pengeringan yang merata.

4. Khasiat buah mahkota dewa beserta pengolahannya secara tradisional

a. Obat Diabetes Mellitus

Cara Pembuatan :

Ambil buah mahkota dewa yang telah matang sebanyak 5 – 6 buah, lalu iris

tipis dengan menggunakan pisau dan cuci bersih.

Rebus bahan yang telah di iris-iris dalam 5 gelas air, didihkan, dan biarkan

air rebusan tersisa untuk 3 gelas,Saring air rebusan, dan dinginkan.

Cara Pengobatan :

Minum air rebusan yang telah didinginkan 3 kali sehari.

b. Untuk Obat Kanker dan Tumor

Cara membuat :

Ambil beberapa buah mahkota dewa, untuk diiris tipis lalu keringkan.

5 gram daging buah mahkota dewa yang telah kering di campur dengan 15

gram temu putih, 10 gram sambiloto kering dan 15 gram cakar ayam
kering, cuci bersih semua bahan,Rebus semua bahan ke dalam 5 gelas air,

sampai air rebusan tersisa 3 gelas.

Saring air rebusan, dan dinginkan.

Cara Pengobatan :

Minum ramuan yang telah dingin 1 jam sebelum makan. Dengan dosis satu

gelas dan maksimal 3 gelas sehari.

c. Untuk Obat Hepatitis

Cara membuat:

Campur 5 gram daging buah mahkota dewa kering dengan 15 gram

pegagan, 10gram sambiloto kering dan 15 gram daun dewa, cuci bersih

semua bahan. Masak semua bahan yang telah dicampur dengan 5 gelas air

sampai air rebusan tersisa sekitar 3 gelas.

Saring air rebusan, tunggu sampai dingin.

Cara pengobatan :

Minum air rebusan yang telah disaring 3 kali sehari masing-masing 1 gelas.

d. Rematik dan Asam urat

Cara membuat :

Campur 5 gram daging buah mahkota dewa dengan 15 gram akar sidaguri,

10 gram sambiloto kering, cuci bersih semua bahan.

Rebus semua bahan dalam 5 gelas air sampai air rebusan tersisa hingga 3

gelas.

Saring air rebusan, tunggu sampai dingin.

Cara pengobatan :
Minum 3 kali sehari masing-masing 1 gelas. Ramuan diminum sekurang-

kurangnya 1 jam sebelum makan.

e. Untuk Penyembuhan kanker payudara

Bahan :     Daging buah mahkota dewa : 5gram, Umbi kunyit putih :

15gram Sambiloto kering : 10gram , Daun dewa : 15gram

Cara Pembuatan

  Buah mahkota dewa dipotong-potong, semua bahan dicuci bersih lalu

direbus dengan 5 gelas air, Angkat dan saring ramuan setelah tinggal 3

gelas.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) termasuk dalam famili
Thymelaece. Tanaman ini bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai
tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal
tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya
(Phaleria papuana), banyak orang yang memperkirakan tanaman ini
populasi aslinya dari tanah papua Irian Jaya. Disana memang bisa
ditemukan tanaman ini. Mahkota dewa tumbuh subur ditanah yang gembur
dan subur pada ketinggian 10-1200 mdpl.
Tanaman mahkota dewa berupa perdu menahun yang tumbuh
tegak dengan tinggi 1-2,5 m. Batangnya bulat, permukaannya kasar,
warnanya cokelat, berkayu dan bergetah, percabangan simpodial. Daunnya
tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau
jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip,
permukaan licin, warnya hijau tua, panjang 7-10 cm, lebar 2-5 cm. Bunga
keluar sepanjang tahun, letaknya tersebar di batang atau ketiak daun,
bentuk tabung, berukuran kecil, berwarna putih dan harum (Anonim,
2009).
Buah mahkota dewa bentuknya bulat dengan diameter 3-5 cm.
Permukaan buah licin, dan beralur. Ketika muda, warna buah hijau dan
setelah masak, warnanaya berubah menjadi merah. Daging buah berwarna
putih, berserat dan berair. Biji bulat, keras, berwarna cokelat. Berakar
tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Perbanyakan dengan cangkok
dan bijinya.
Bagian tanaman mahkota dewa yang dimanfaatkan sebagai obat
adalah daun, daging, dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa
digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah
digunakan setelah dikeringkan.Daun mahkota dewa mengandung
antihistamin, alkoloid, saponin dan polifenol (lignan). Kulit buah
mengandung alkaloid, saponin dan flavonoid. Dan buah mahkota dewa
mengandung beberapa zat aktif seperti (Anonim, 2009) . Alkaloid yang
bersifat detoksifikasi sehingga dapat menetralisir racun di dalam tubuh.
Saponin, yang bermanfaat sebagai: sumber anti bakteri dan anti virus,
meningkatkan system kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas,
mengurangi kadar gula dalam darah, serta mengurangi penggumpalan
darah. Flavonoid yang bermanfaat dalam melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh
darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan
lemak pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit
jantung koroner, mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi
sebagai anti-oksidan, serta membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi
pendarahan atau pembengkakan, Polifenol yang berfungsi sebagai
antihistamin (antialergi) .
B. Saran
Mengkaji literatur terbaru agar menemukan ilmu pengetahuan yang lebih

lagi untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai