terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu. sedangkan secara kualitatif
didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk
definisi kelarutan obat adalah jumbla ml pelarut di mana akan larut 1 gram zat
terlarut.
zat,semakin kecil ukuran partikel zat maka akan mempercepat kelarutan zat,dan
pelarut,serta bentuk dan ukuran partikel. Pada percobaan ini akan ditentukan
kelarutan asam benzoat dan asam borat dalam pelarut air pada suhu kamar, 45o
dan 60o C .Asam borat ditimbang 2 gram yang dilarutkan dalam 25 ml aquadest
dan asam benzoat ditimbang 0,5 gram yang kemudian dilarutkan dalam 50 ml air.
Pada suhu 45oC aquadest terlebih dahulu dipanaskan sampai mencapai suhu 45o C
dalamnya sambil diaduk 5 menit. Gelas yang berisi larutsan asam tersebut baik
pada suhu kamar,suhu 45oC dan 60oC,sampel disaring dengan corong dan kertas
saring tersebut dilipat dan diletakkan diatas cawan uap,lalu dikeringkan dalam
oven selama 30 menit pada suhu 100oC. dikeringkan pada suhu ini dikarenakan air
menguap pada suhu 100OC. Kemudian larutan didinginkan selama 3 menit lalu
ditimbang residu yang terdapat pada kertas saring dan residu tersebut dianggap
sebagai residu zat yang tidak larut. Tujuan dari pengadukan yaitu untuk
Dalam percobaan ini alasan zat dilarutkan yaitu untuk melihat tingkat
kelarutan asam borat dan asam benzoate dalam pearut air . Kertas saring
sebelumnya dipanaskan dalam oven pada suhu 100o C tjuan agar kandungan air
yang terdapat didalam kertas saring hilang sengga tidak mempengaruhi hasil akhir
pengamatan. Diperoleh berat ketas saring yang konstan. Setelah itu pada proses
penyaringan bertuuan untuk menyaring zat yang tidak terlarut dalam pelarut yang
bentuk yang susunan tetap sebelum ditimbang dan mrnghilankan kandungan air
dalam endapan dikertas saring sehingga diperoleh zat yang lebih murni bukan
dalam 20 bagian air sedangkan asam brnzoat larut dalam 350 bagian air sehingga
dapat diketahui bahwa asam borat lebih mudah larut dalam air dibandingkan
dengan asam benzoat. Hal inilah yang mendasari bahwa pada percobaan ini
meslipun asam borat yang digunakan 2 gram dengan pelarut 25ml,mudah larut
dalam jika dibandingkan dengan asam benzoate 0,5 gram dengan pelarut yang
lebih banyak dari asam borat yaitu 150 ml. kelarutan asam borat dalam air
asam benzoate pada suhu kamar adalah 1,75 mg/ml,pada suhu 45oC adalah 2,75
mg/ml dan pada suhu 60o C 2,863 mg/ml. sedangkan kelarutan asam borat pada
suhu kamar adalah 78,6 mg/ml,pada suhu 45oC adalah 79,86 mg/ml dan 60oC
adalah 80 mg/ml.
asam borat mudah larut dalam pelarut air dibandingkan asam benzoat dan semakin
tinggi suhu semakin tinggi kelarutan asam borat dan asam benzoat.
Secara umum zat yang dipanaskan akan mempercepat reaksi karna adanya
senyawa lain.
pelarutnya maka semakin tinggi pula kelarutan asam borat dan asam benzoat
dalam pelarut air. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi temperature
kelapa dan air kemudian dimasukan kedalam corong pisah kemudian setelah itu
larut dalam air dan larut dalam minyak kelapa. Pada percobaan ini dilakukan
pengocokan selama 5 menit agar gugus polar dan nonpolar dari asam borat
maupun dari asam benzoate dapat bereaksi dengan air dan minyak sehingga dapat
menit,karna agsr pemisahan antara minyak dan air bisa sempurna. Alasan
mengapa dilakukan titrasi hanya pada fase air saja dikarenakan bila lapisan
pemisah atau corong pisah adalah pelartan laboratorium yang digunakan dalam
laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan krannya tersebut dari kaca ataupun
Teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50ml sampai 31 dalm skala
corong pisah lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan akan berbeda pada
satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan
diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan dari corong dengan jalan
membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut mengalir
keluar. Untuk tujuan kuantitatif sebainya ekstraksi dilakukan lebih dari 1 kali.
Metode titrasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkalimetri
yang dilakukan berdasarkan reaksi netralisasi yaitu sampel asam yang dititrasi
dengan titran basa akan breaksi sempurna dengan semua asam sehingga dapat
diperoleh titik akhir titrasi dengan elihat perubahan warna larutan dari bening
digunakan adalah larutan titer yang bersifat asam yang telah ditambahkan
indicator fenolftalein dititrasi dngan titran yang bersifat basa,dimana akan terjadi
reaksi antara sampel asam yaitu asam borat atau asam benzoat dengan titrasi basa
yaitu NaOH membetuk larutan garam. Hal ini akan terus terjadi hingga larutan
asam tepat telah habis breaksi dengan NaOH dan disebut titik ekuivalen. Pada titik
ekuivalen ini,belum terjadi perubahan waarna tetapi kelebihan satu tetes saja
menjadi merah muda yang berasal dari reaksi antara kelebihan titran basa dengan
indicator fenolftalein.
asam dengan menggunakan larutan asam basa sebagai standar . reaksi yang terjadi
pada prinsipnya adalah reaksi netrilisasi,yaitu pembentukan garam H2O netral (pH
=7) hasil reaksi antara H+dari suatu asam dan OH- dari suatu basa.
titran,saat ini disebut dengan titik ekuivalen.dalam praktek kondisi ini tidak bisa
diihat secara visual tetapi dapat dilihat dengn bantuan indicator (asam-basa) yang
mempunyai warna yang spesifik pada Ph tertentu . seperti indicator phenolftalein
(pp) akan berwarna pink pada ph 8,3-10. Saat tercapainya perubahan warna pada
reaksi penetralan antara asam dengan basa atau sebaliknya ,maka untuk dapat
melakukan titrasi ini,kita terlebih dahulu harus memahami konsep teori asam-
basa. Macam-macam reaksi penetralan dan indicator yang dapat dipakai titrasi ini.