Anda di halaman 1dari 6

Kelarutan dalam besaran kuantitatif didefinisikan sebagai konsentrasi zat

terlarut dalam larutan jenuh pada temperature tertentu. sedangkan secara kualitatif

didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk

disperse molekuler homogeny menurut U.S. pharmacopeia National formulary

definisi kelarutan obat adalah jumbla ml pelarut di mana akan larut 1 gram zat

terlarut.

Factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pH,temperature,jenis

pelarut,bentuk ukuran partikel,kostanta dilektrik pelarut,dan surfaktan,serta efek

garam. Semakin tinggi temperature maka akan mempercepat kelarutan

zat,semakin kecil ukuran partikel zat maka akan mempercepat kelarutan zat,dan

dengan adanya garam akan mengurangi kelarutan zat.

Praktikum ini dilakukan untuk mempengaruhi factor-faktor yang

mempengaruhi kelarutan antara lain oleh temperature,luas permukaan,jenis

pelarut,serta bentuk dan ukuran partikel. Pada percobaan ini akan ditentukan

kelarutan asam benzoat dan asam borat dalam pelarut air pada suhu kamar, 45o

dan 60o C .Asam borat ditimbang 2 gram yang dilarutkan dalam 25 ml aquadest

dan asam benzoat ditimbang 0,5 gram yang kemudian dilarutkan dalam 50 ml air.

Pada suhu 45oC aquadest terlebih dahulu dipanaskan sampai mencapai suhu 45o C

yang diukur menggunakan thermometer ,kemudian sampel dimasukkan ke

dalamnya sambil diaduk 5 menit. Gelas yang berisi larutsan asam tersebut baik

pada suhu kamar,suhu 45oC dan 60oC,sampel disaring dengan corong dan kertas

saring tersebut dilipat dan diletakkan diatas cawan uap,lalu dikeringkan dalam

oven selama 30 menit pada suhu 100oC. dikeringkan pada suhu ini dikarenakan air
menguap pada suhu 100OC. Kemudian larutan didinginkan selama 3 menit lalu

ditimbang residu yang terdapat pada kertas saring dan residu tersebut dianggap

sebagai residu zat yang tidak larut. Tujuan dari pengadukan yaitu untuk

mempercepat difusi antar partikel sehingga mempercepat kelarutan.

Dalam percobaan ini alasan zat dilarutkan yaitu untuk melihat tingkat

kelarutan asam borat dan asam benzoate dalam pearut air . Kertas saring

sebelumnya dipanaskan dalam oven pada suhu 100o C tjuan agar kandungan air

yang terdapat didalam kertas saring hilang sengga tidak mempengaruhi hasil akhir

pengamatan. Diperoleh berat ketas saring yang konstan. Setelah itu pada proses

penyaringan bertuuan untuk menyaring zat yang tidak terlarut dalam pelarut yang

digunakan sedangkan pengeringan dilakukan untuk mengubah endapan menjadi

bentuk yang susunan tetap sebelum ditimbang dan mrnghilankan kandungan air

dalam endapan dikertas saring sehingga diperoleh zat yang lebih murni bukan

berat dan pelarut yang melekat pada kertas saring.

Berdasarkan kelarutannya asam borat merupakan senyawa yang larut

dalam 20 bagian air sedangkan asam brnzoat larut dalam 350 bagian air sehingga

dapat diketahui bahwa asam borat lebih mudah larut dalam air dibandingkan

dengan asam benzoat. Hal inilah yang mendasari bahwa pada percobaan ini

meslipun asam borat yang digunakan 2 gram dengan pelarut 25ml,mudah larut

dalam jika dibandingkan dengan asam benzoate 0,5 gram dengan pelarut yang

lebih banyak dari asam borat yaitu 150 ml. kelarutan asam borat dalam air

mendidih 3 bagian hal ini menunjukkan peningkatan suhu menyebabkan

peningkatan kelarutan asam borat.


Dari hasil prcobaan yang dilakukan maka diperoleh data untuk kelarutan

asam benzoate pada suhu kamar adalah 1,75 mg/ml,pada suhu 45oC adalah 2,75

mg/ml dan pada suhu 60o C 2,863 mg/ml. sedangkan kelarutan asam borat pada

suhu kamar adalah 78,6 mg/ml,pada suhu 45oC adalah 79,86 mg/ml dan 60oC

adalah 80 mg/ml.

Berdasarkan hasil percobaan sesuai dengan literature yang ada,dimana

asam borat mudah larut dalam pelarut air dibandingkan asam benzoat dan semakin

tinggi suhu semakin tinggi kelarutan asam borat dan asam benzoat.

Secara umum zat yang dipanaskan akan mempercepat reaksi karna adanya

kerenggangan iktan senyawa-senyawa tersebut sehingga mudah bereaksi dengan

senyawa lain.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu

pelarutnya maka semakin tinggi pula kelarutan asam borat dan asam benzoat

dalam pelarut air. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin tinggi temperature

maka kelarutan suatu zat semakin besar.

Alas an asam borat dan asam benzoate ditambahkan kedalam minyak

kelapa dan air kemudian dimasukan kedalam corong pisah kemudian setelah itu

dilakukan pengocokan,karena agar zat mengadakan keseimbangan antara yang

larut dalam air dan larut dalam minyak kelapa. Pada percobaan ini dilakukan

pengocokan selama 5 menit agar gugus polar dan nonpolar dari asam borat

maupun dari asam benzoate dapat bereaksi dengan air dan minyak sehingga dapat

dilihat pada pelarut mana kelarutannya paling besar .


Tujuan dari pencampuran dalam corong pisah didiamkan selama 10-15

menit,karna agsr pemisahan antara minyak dan air bisa sempurna. Alasan

mengapa dilakukan titrasi hanya pada fase air saja dikarenakan bila lapisan

minyak yang dititrasi maka akan terjadi reaksi saporifikasi (penyabunan).corong

pemisah atau corong pisah adalah pelartan laboratorium yang digunakan dalam

ekstrasi cair untuk memisah komponen-komonen dalam suatu campuran antara 2

fase pelarut dengan idensitas berbeda yang tercampur corong mempunyai

penyumbat diatasnya dan kran dibawahnya. corong pemisah yang digunakan

laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan krannya tersebut dari kaca ataupun

Teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50ml sampai 31 dalm skala

industry,corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.

Ekstraksi dapat dilakukan secara continue atau bertahap,ekstraksi bertahap

cukup dilakukan dengan corong pisah campuran 2 pelarut dimasukkan denga

corong pisah lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan akan berbeda pada

lapisan atas dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlansung. Mengingat

bahwa proses ekstraksi merupakan proses kestimbangan maka pemisahan salah

satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan

diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan dari corong dengan jalan

membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut mengalir

keluar. Untuk tujuan kuantitatif sebainya ekstraksi dilakukan lebih dari 1 kali.
Metode titrasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkalimetri

yang dilakukan berdasarkan reaksi netralisasi yaitu sampel asam yang dititrasi

dengan titran basa akan breaksi sempurna dengan semua asam sehingga dapat

diperoleh titik akhir titrasi dengan elihat perubahan warna larutan dari bening

menjadi merah muda.

Mekanisme perubahan warna yang terjadi pada titrasi alkalimeri yang

digunakan adalah larutan titer yang bersifat asam yang telah ditambahkan

indicator fenolftalein dititrasi dngan titran yang bersifat basa,dimana akan terjadi

reaksi antara sampel asam yaitu asam borat atau asam benzoat dengan titrasi basa

yaitu NaOH membetuk larutan garam. Hal ini akan terus terjadi hingga larutan

asam tepat telah habis breaksi dengan NaOH dan disebut titik ekuivalen. Pada titik

ekuivalen ini,belum terjadi perubahan waarna tetapi kelebihan satu tetes saja

larutan NaOH akan menyebabkan terjadinya perubahan waarna dari bening

menjadi merah muda yang berasal dari reaksi antara kelebihan titran basa dengan

indicator fenolftalein.

Alkalimetri adalah suatu proses titrasi untuk penentuan konsentrasi suatu

asam dengan menggunakan larutan asam basa sebagai standar . reaksi yang terjadi

pada prinsipnya adalah reaksi netrilisasi,yaitu pembentukan garam H2O netral (pH

=7) hasil reaksi antara H+dari suatu asam dan OH- dari suatu basa.

Reaksi berlangsung skiometri apabila mgrek penitrasi sama dengan mgrek

titran,saat ini disebut dengan titik ekuivalen.dalam praktek kondisi ini tidak bisa

diihat secara visual tetapi dapat dilihat dengn bantuan indicator (asam-basa) yang
mempunyai warna yang spesifik pada Ph tertentu . seperti indicator phenolftalein

(pp) akan berwarna pink pada ph 8,3-10. Saat tercapainya perubahan warna pada

titran disebut dengan titik titrasi.

Sepperti telah disebutkan diatas bahwa prinsip titrasi asam-basa adalah

reaksi penetralan antara asam dengan basa atau sebaliknya ,maka untuk dapat

melakukan titrasi ini,kita terlebih dahulu harus memahami konsep teori asam-

basa. Macam-macam reaksi penetralan dan indicator yang dapat dipakai titrasi ini.

Anda mungkin juga menyukai