Anda di halaman 1dari 8

DAUN AFRIKA

(Sumber: dokumen pribadi)


a. Klasifikasi
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Asterids

Ordo

: Asterales

Famili

: Asteraceae

Genus

: Vernonieae

Spesies

: Vernonia amygdalina

b. Morfologi
Warna daun afrika yaitu hijau tua, daun yang masih muda juga berwarna hijau tua, jadi hanya
ada perbedaan sedikit antara warna daun tua dengan daun yang masih muda. Daun afrika
bertulang daun menyirip. Daun afrika langsung tumbuh / menempel pada batang tanaman obat
ini. Daun afrika rasanya pahit. Batang / kulit batang afrika berkayu dan berwarna hijau tua
( sama dengan warna daunnya ) jika masih muda, sedangkan kulit batang yang sudah tua
berwarna abu-abu keputihan. Lapisan kulitnya ada beberapa bercak seperti bercak pada kulit
batang tumbuhan pace / mengkudu.
c. Khasiat

Daun

afrika

memiliki

banyak

manfaat

bagi

kesehatan/pengobaan

penyakit

seperti

menyembuhkan penyakit diabetes, darah tinggi, stroke, batuk, kencing manis, mual, dan
sebagainya. Daun afrika juga bisa sebagai anti oksidan dan menambah nafsu makan. Cara
pengobatan suatu penyakit dengan daun afrika sangat lah mudah, antara lain dengan cara
memakan daun afrika yang masih mentah/sebagai lalaban, bisa juga dengan cara merebusnya
kemudian diminum.
d. Cara Pengolahan menjadi Obat
1.
Dapat dibuat simplisia dengan cara mengoven daunnya atau dapat dijemur di bawah
2.

matahari langsung.
Atau dapat langsung dikonsumsi dengan cara:
a) mengmbil 7 lembar daun Afrika
b) mencuci untuk membersihkan daun tersebut dari kotoran.
c) merebus dengan air sebanyak 5 gelas hingga mendidih.
d) menunggu 2 sampai dengan 3 menit, baru matikan apinya.
e) Untuk meminumnya, tunggu hingga air rebusannya hangat. Bisa juga air rebusan sore

diminum esok paginya pada suhu normal.


e. Zat Kimia yang terkandung
Daun afrika ini mengandung lakton seskuiterpen: vernolide, vernodalol, vernolide A.
KONFREI

(Sumber: dokumen pribadi)


a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Super Divisi : Spermatophyta

Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Asteridae
Ordo
: Asterales
Famili
: Asteraceae
Genus
: Taraxacum
Spesies
: Taraxacum officinale Wiggers
a. Morfologi
Taraxacum officinale merupakan tanaman semak berumpun, berbatang semu atau tidak
berbatang, akar tunggang, kuning kecoklatan. Daunnya tunggal, duduk daun membentuk roset
akar, lonjong, tepi berlekuk, pangkal berpelepah, putih, pertulangan menyirip, hijau. Bunga
berbentuk majemuk, berumpun, bertangkai, berbulu jarang, berlubang, beralur dan berpelindung,
tersusun seperti sisik, bentuk bongkol, mahkota bentuk cakram, pangkal rambut lebat, hijau
muda. Buah berbentuk tabung putih. Biji berupa padi, pipih memanjang, berusuk berambut halus
seperti beludru kuning (Syamsuhidayat and Johny, 1991).
b. Khasiat
Taraxacum officinale memiliki berbagai macam kegunaan antara lain sebagai antitumor,
antineoplastik (Koo et al., 2004 ; Sigstedt et al., 2008), antiinflamasi (Jeon et. al., 2007),
cholague (Vogel, 1977), imunostimulan (Luo, 1993), anti diabetes (Petlevski et al., 2001),
antidiuretik (Clare, 2009)
c. Cara pengolahan menjadi obat
Dengan membuat simplisia dari semua bagian tanaman tersebut melalui proses pengovenan
atau dijemur dibawah sinar matahari langsung. Setelah menjadi simplisia daun selanjutnya dapat
diminum dengan cara merebus daun tersebut hingga mendidih kemudian disaring.
d. Zat kimia yang terkandung
Taraxacum officinale mengandung polisakarida dalam jumlah banyak utamanya fruktosa dan
inulin, dalam jumlah sedikit pektin, peptin, resin dan musilago, dan berbgai flavonoid. Tiga jenis
glikosida flovonoid yaitu luteolin 7-glukosida dan luteolin 7-diglukosida disolasi dari daun dan
bunga daun Jombang (Cordatos, 1992). Tanaman Taraxacum officinale juga mengandung asam
kafeat, asam kicorat, pollinastanol, taraksasterol, tarakserol, flavosanthin, lutein 5,6-epoksida,
isorhamnetin

3,7-diglukosida,

ixerin

dihidrolaktusin (Taylor and Francais, 1999).

D,

deepoksineosanthin,

11-beta,13-

KUNYIT PUTIH

(Sumber: dokumen pribadi)


a. Klasifikasi
Klasifikasi tanaman kunyit putih adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Classis
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Familia
: Zingiberaceae
Genus
: Curcuma
Spesies
: Curcuma mangga Val.
b. Morfologi
Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan tanaman semak berumur tahunan.
Tanaman ini mempunyai tinggi 50-75 cm, bentuk batang semu yang tersusun dari pelepahpelepah daun. Daun berwarna hijau, berbentuk seperti mata lembing bulat lonjong di bagian
ujung dan pangkalnya. Panjang daun 30-60 cm dengan lebar daun 7,5-12,5 cm, tangkai daunnya
panjang sama dengan panjang daunnya. Permukaan atas dan bawah daun agak licin, tidak
berbulu. Tanaman ini mempunyai bunga majemuk berbentuk bulir yang muncul dari bagian
ujung batang. Mahkota bunga berwarna kuning mudaatau hijau keputihan, panjang 2,5 cm.
Kunyit putih memiliki rimpang berbentuk bulat, renyah, dan mudah dipatahkan. Kulitnya
dipenuhi semacam akar serabut yang halus hingga menyerupai rambut. Rimpang utamanya
keras, bila dibelah tampak daging buah berwarna kekuning-kuningan di bagian luar dan putih

kekuningan di bagan tengahnya. Rimpang berbau aromatis seperti bau mangga, dan rasanya
mirip mangga sehingga masyarakat menyebutnya temu mangga (Syukur, 2003).
c. Khasiat
Tanaman kunyit putih (Curcuma mangga Val.) merupakan salah satu obat tradisional yang
banyak digunakan oleh masyarakat. Rimpangnya digunakan untuk mengurangi rasa nyeri saat
haid, penambah nafsu makan, penurun panas tubuh, penyempitan peranakan, mengobati masuk
angin, dan gatal-gatal. Selain itu, dapat memperkecil rahim, menyempikan vagina, mengeringkan
luka operasi kanker payudara, mengobati maag, peradangan akibat gangguan wasir, radang
tenggorokan, diare, lemah syahwat, penangkal racun, dan menghambat pertumbuhan kanker
Syukur (2003).
d. Cara pengolahan menjadi obat
Dapat dibuat simplisia dari rimpang tanaman kunyit putih tersebut. Setelah menjadi simplisia
daun selanjutnya dapat diminum dengan cara merebus daun tersebut hingga mendidih kemudian
disaring. Dapat ditambahkan gula.
e. Zat kimia yang terkandung
Rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) mengandung bahan minyak atsiri, amilum,
tanin, gula dan damar (Muhisah, 1999) Syukur (2003). Komponen yang terdapat dalam rimpang
kunyit putih (Curcuma mangga Val.) yaitu myrcene (81,4%), -ocimene (5,1%), -pinene
(3,7%), -pinene (2,9%), minyak atsiri (0,28%), dan kurkumin (3%). Selain itu rimpang dan
daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (Kardinan dan Taryono, 2003).

GONDOMONO

(Sumber: dokumen pribadi)


a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Classis
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Familia
: Zingiberaceae
Genus
: Hedychium
Spesies
: Hedychium spicatum Sm. In A. Rees
b. Morfologi
Tumbuhan ini termasuk dalam herba. Daun gondomono tersusun secara distikha.
Dalam

perbungaannya

termauk

rasemus

dan

memiliki

braktea.

Tanaman

gondomono berdaun tunggal, bentuk daun diktisha, tepi daun rata, bentuk jenis
daun lanser, tulang daun menyirip

c. Khasiat
Berkhasiat untuk mengobati penyakit kanker dan tumor

d. Cara pengolahan menjadi obat


Dapat dibuat jamu dengan cara direbus hingga mendidih atau dengan dibuat simplisia dengan
melalui proses pengeringan.
Daftar Rujukan

Chun Hu and David D. Kitts, 2003, Antioxidant, Prooxidant, and Cytotoxic Activities of
Solvent-Fractionated Dandelion (Taraxacum officinale) Flower Extracts in Vitro. J.
Agric. Food Chem., 51 (1), pp 301310
Clare B.A., Conroy R.S., Spelman K. 2009. The diuretic effect in human subjects of an extract of
Taraxacum officinale Folium over a single day. J Altern Complement Med.
Aug;15(8):929-34.
Cordatos E. 1992,Taraxacum officinale. In: Murray M, Pizzorno J, eds. A Textbook of Natural
Medicine. Seattle: Bastyr University Press
Hudec J., Burdov M., Kobida L., Komora L., Macho V., Kogan G., Turianica I., Kochanov R.,
Lozek O., Habn M., Chlebo P.,2007, Antioxidant capacity changes and phenolic profile
of Echinacea purpurea, nettle (Urtica dioica L.), and dandelion (Taraxacum officinale)
after application of polyamine and phenolic biosynthesis regulators. J Agric Food Chem.
Jul 11;55(14):5689-96.
Jeon H.J., Kang H.J., Jung H.J., Kang Y.S., Lim C.J., Kim Y.M., Park E.H., 2008. Antiinflammatory activity of Taraxacum officinale. J Ethnopharmacol. Jan 4;115(1):82-8.
Epub Sep 15.
Kim H.M., Shin H.Y., Lim K.H., Ryu S.T., Shin T.Y., Chae H.J., Kim H.R., Lyu Y.S., An N.H.,
Lim K.S., 2000. Taraxacum officinale inhibits tumor necrosis factor-alpha production
from rat astrocytes. Immunopharmacol Immunotoxicol. Aug;22(3):519-30
Luo Z.H.1993.The use of Chinese traditional medicines to improve impaired immune functions
in scald mice.Zhonghua Zheng Xing Shao Shang Wai Ke Za Zhi Jan;9(1):56-8, 80.
Sigstedt S.C., Hooten C.J., Callewaert M.C., Jenkins A.R., Romero A.E., Pullin M.J., Kornienko
A., Lowrey T.K., Slambrouck S.V., Steelant W.F., 2008. Evaluation of aqueous extracts
of Taraxacum officinale on growth and invasion of breast and prostate cancer cells. Int J
Oncol. May;32(5):1085-90.
Taylor and Francis, 1999, Harborne,Phytochemical Dictionary Second Edition, Chapter42

Vogel G. 1977.Natural substances with effects on the liver. In: Wagner H, Wolff P, eds. New
Natural Products and Plant Drugs with Pharmacological, Biological or Therapeutic
Activity. Heidelberg: Springer-Verlag

Anda mungkin juga menyukai