Anda di halaman 1dari 17

A.

Tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan gangguan


lambung, diantaranya yaitu :
1. TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Gambar : Reina, 2005


a. Nama Daerah
Koneng gede, temulabak, temu putih
b. Klasifikasi Tanaman Temulawak

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma xanthorrhiza ROXB


c. Ekologi dan Penyebaran
Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah naungan
di hutan jati, di tanah yang kering dan di padang alang alang , ditanam
atau tumbuh liar di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai
1500 m di atas permukaan laut.

d. Morfologi Tanaman
Batang temu lawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh
merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai
ketinggian 2 2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa
tanaman (anakan), dan tiap tanaman memiliki 2 9 helai daun.
Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar.
Lamina daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun
sekitar 50 55 cm, lebarnya + 18 cm, dan tiap helai daun melekat pada
tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur. Daun
berbentuk lanset memanjang berwana hijau tua dengan garis garis
coklat. Habitus tanaman dapat mencapai lebar 30 90 cm, dengan jumlah
anakan perumpun antara 3 9 anak.
Bunga tanaman temu lawak dapat berbunga terus-menerus
sepanjang tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe
erantha), atau dari samping batang semunya setelah tanaman cukup
dewasa. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning
tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga + 3
cm dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu
ketiak terdapat 3-4 bunga.
Rimpang induk temulawak bentuknya bulat seperti telur, dan
berukuran besar, sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian
samping yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang
cabang antara 3 4 buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih muda
dari pada rimpang induk. Warna kulit rimpang sewaktu masih muda
maupun tua adalah kuning-kotor. Atau coklat kemerahan. Warna daging
rimpang adalah kuning atau oranye tua, dengan cita rasanya amat pahit,
atau coklat kemerahan berbau tajam, serta keharumannya sedang.
Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman + 16 cm. Tiap rumpun
tanaman temu lawak umumnya memiliki enam buah rimpang tua dan
lima buah rimpang muda.
Sistem perakaran tanaman temu lawak termasuk akar serabut.
Akar-akarnya melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar
sekitar 25 cm dan letaknya tidak beraturan.
d. Kandungan tanaman
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak
atsiri serta minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama,
jumlahnya bervariasi antara 48 54 % tergantung dari ketinggian tempat
tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar
tepungnya. Selain tepung , temulawak juga mengandung zat gizi antara
lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti
kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan
(Mn ) dan Kadmium ( Cd). Komponen utama kandungan zat yang
terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut
kurkumin dan juga protein ,pati, serta zat zat minyak atsiri.Minyak
atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol,
tumerol dan sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% 2,22%
dihitung berdasarkan berat kering. Berkat kandungan dan zat zat
minyak atsiri tadi, diduga penyebab berkhasiatnya temulawak.
e. Efek Farmakologis
Sifatnya rasa sedikit pahit, anti sembelit, acnevulgaris, anti-
inflamasi dan anti hepatotoksik, laktagoga, kolagoga, tonikum, diuretik,
fungstatik dan bakteriostatik. Kandungan adas hitam juga membantu
mengeluarkan angin, dan mendorong pengeluaran air seni.

f. Bagian Tanaman Yang Dijadikan Obat


Rimpang segar atau dikeringkan.

g. Khasiat dan Penyeduhan


Antiradang, antibakteri, memperbaiki pencernaan, melancarkan
produksi empedu sehingga melancarkan pencernaan makanan di
lambung dan mengurangi gas perut.
Dosis : 30 gram rimpang direbus, airnya diminum.

2. KUNYIT (Curcuma domestica Val.)

Gambar : Anon, 20102


a. Nama daerah dan nama asing
Nama daerah: kunyir, temu kuning (Jawa), koneng (Sunda), konyet,
temu koneng (Madura), hunik (Batak), kuminu (Ambon), kunidi (Sulawesi
Utara), kurlai, tunin (Maluku), rame, kandeifu (Irian), cekuh (Bali), dan humo
poto (Gorontalo).
Nama asing: chiang huang (China), safron (India), turmeric
(Inggris), kurkuma (Italia), acafrao da India (Portugis) (Hapsoh dan Hasanah,
2011).
b. Klasifikasi tanaman kunyit (Curcuma longa L.)
Klasifikasi tanaman kunyit (Curcuma longa L.) menurut
Hapsoh dan Hasanah (2011) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma longa L.

c. Morfologi tanaman kunyit (Curcuma longa L.)


Tanaman kunyit tumbuh berumpun dengan tinggi 40-100 cm. Batang
merupakan batang semu, tegak berbentuk bulat, tersusun dari pelepah daun.
Daun tunggal, bentuk bulat telur memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5
cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Ujung dan pangkal
daun runcing tepi daun rata. Bunga majemuk berambut dan bersisik panjang
10-15 cm dengan mahkota panjang sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna
putih/kekuningan. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging
buah merah jingga kekuning-kuningan (Hapsoh dan Rahmawati, 2008).
Rimpang atau akar tinggal berbentuk bulat memanjang dan memiliki akar
serabut. Rimpang kunyit memiliki dua bagian tanaman yaitu rimpang induk
(umbi utama empu) dan tunas atau rimpang cabang. Rimpang utama ini
biasanya ditumbuhi tunas-tunas yang tumbuh kearah samping. Jumlah tunas
umumnya banyak, tumbuh mendatar atau melengkung, serta berbuku-buku
pendek, lurus atau melengkung. Kulit rimpang berwarna jingga kecoklatan.
Warna daging jingga kekuningan dengan bau khas dan rasanya agak pahit.
Rimpang cabang akan berkembang secara terus-menerus membentuk cabang-
cabang baru dan batang semu sehingga pada akhirnya terbentuk rumpun
(Nugroho, 1997).
Obt maag : kunyit, sirih merah

Khasiat /efek ; antiradang, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu


sehingga mengurangi
perut kembung, mual, dan rasa begah di perut.
Dosis : 10-25 gram rimpang kunyit, direbus, airnya diminum.

3.KENCUR (Kaempferia galanga L.)


Khasiat : antiradang, mengurangi perut kembung, mual, muntah, nyeri, dan sebagai
penghangat
badan.
Dosis : 10-25 gram rimpang kencur, direbus, airnya diminum.

4. KAPULAGA (Amomum cardamomum)


Khasiat : untuk radang lambung, mual, muntah-muntah, perut sebah dan kembung.
Dosis : 3-5 buah direbus, airnya diminum.

5. DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)


Khasiat : antiradang, menguatkan lambung.
Dosis : 10-15 gram kering atau 90-100 gram segar daun yang telah dikupas kulitnya,
direbus,
diminum.

6. SAMBILOTO (Andrographis paniculata)


Khasiat/efek : antiradang, menghilangkan sakit, menghilangkan bengkak
Dosis : 9 -15 gram sambiloto kering, direbus, airnya diminum.

7. KULIT JERUK MANDARIN (Citrus nobilis)


Khasiat : untuk radang lambung, melancarkan pencernaan, kembung, mual, muntah.
Dosis : 3-10 gram kering, direbus, airnya diminum.

8. SEREH (Andropogon citratus)


Khasiat : untuk nyeri lambung, perut kebung, mual, dmn muntah.
Dosis : 5-15 gram direbus, airnya diminum.

9. ADAS (Foeniculum vulgare)


Khasiat : untuk sakit lambung, muntah karena lambung dingin, mual, kembung.
Dosis : 1-5 gram kering, direbus, airnya diminum.

Berikut contoh resep/ramuan herbal untuk mengatasi radang lambung :


- 30 gram temu lawak + 25 gram kencur + 20 gram kunyit + 7 gram kulit jeruk
mandari kering + 80
gram daun lidah buaya (dikupas kulitnya) + 1 sendok teh adas + 5 butir kapulaga,
semua bahan
dicuci, temu lawak, kencur dan kunyit dipotong-potong, lalu semuanya direbus
dengan 600 cc air
hingga tersisa 200 cc, disaring, tambahkan madu, airnya diminum.
Ampasnya dapat direbus untuk 1 kali perebusan kembali pada sore harinya.
Lakukan secara teratur.

2.1.1 Klasifikasi tanaman kunyit (Curcuma longa L.)


Klasifikasi tanaman kunyit (Curcuma longa L.) menurut Hapsoh dan
Hasanah (2011) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma longa L.
2.1.2 Sinonim
Curcuma domestica Val.
2.1.3 Nama daerah dan nama asing
Nama daerah: kunyir, temu kuning (Jawa), koneng (Sunda), konyet, temu
koneng (Madura), hunik (Batak), kuminu (Ambon), kunidi (Sulawesi Utara), kurlai,
tunin (Maluku), rame, kandeifu (Irian), cekuh (Bali), dan humo poto
(Gorontalo).
Nama asing: chiang huang (China), safron (India), turmeric (Inggris),
kurkuma (Italia), acafrao da India (Portugis) (Hapsoh dan Hasanah, 2011).
2.1.4 Morfologi tanaman kunyit (Curcuma longa L.)
Tanaman kunyit tumbuh berumpun dengan tinggi 40-100 cm.
- Batang merupakan batang semu, tegak berbentuk bulat, tersusun dari pelepah
daun.
- Daun tunggal, bentuk bulat telur memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5
cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Ujung dan pangkal
daun runcing tepi daun rata.
- Bunga majemuk berambut dan bersisik panjang 10-15 cm dengan mahkota
panjang sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan.
- Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga
kekuning-kuningan (Hapsoh dan Rahmawati, 2008).
Rimpang atau akar tinggal berbentuk bulat memanjang dan memiliki akar
serabut. Rimpang kunyit memiliki dua bagian tanaman yaitu rimpang induk
(umbi utama empu) dan tunas atau rimpang cabang. Rimpang utama ini biasanya
ditumbuhi tunas-tunas yang tumbuh kearah samping. Jumlah tunas umumnya
banyak, tumbuh mendatar atau melengkung, serta berbuku-buku pendek, lurus
atau melengkung. Kulit rimpang berwarna jingga kecoklatan. Warna daging
jingga kekuningan dengan bau khas dan rasanya agak pahit. Rimpang cabang
akan berkembang secara terus-menerus membentuk cabang-cabang baru dan
batang semu sehingga pada akhirnya terbentuk rumpun (Nugroho, 1997).
Obt maag : kunyit, sirih merah

Adas
Foeniculum vulgare Mill
NAMA DAERAH
Hades; adase; Fenkel; Fennel; Denggu-denggu; Papaato;
Alas; Landi; Adhas; Cedas; Adeh; Manih; Wala wunga;
Kumpasi; Paapang; Rempasu.

DESKRIPSI TANAMAN
Terna, tinggi 0,5-3 meter, batang beralur, tumbuh tegak.
daun berbagi menyirip, berseludang dengan warna putih.
Perbungaan berbentuk payung dengan 6-40 gagang
bunga, mahkota bunga berwarna kuning. Buah berusukrusuk
sangat nyata,
panjang 4-6
milimeter, warna hijau
pada waktu muda dan keabu-abuan setelah tua.
HABITAT
Tumbuh secara liar di daerah Tosari dan dibudidayakan
di pegunungan Jawa Tengah dan Jawa Timur pada
ketinggian 900 1.300 dpl.

BAGIAN TANAMAN YANG DIJADIKAN OBAT


KANDUNGAN KIMIAWI
Limonena; minyak lemak; stigmasterin; umbeliferona;
gula; saponin; flavonoida; polifenol.

KHASIAT/KEGUNAAN
Anti inflamasi , karminatif , diuretik , anti mikroba.
Buah

RESEP/CARA PENGOLAHAN
Sembelit:
Adas 3 butir; Daun muda jambu biji 3 lembar; Kulit ba-
tang pulosari 1/2 jari; air 2 cangkir; Ramuan direbus
hingga mendidih sampai diperoleh cairan 1 cangkir ke-
mudian disaring, Bayi umur 3 bulan: sehari minum 5-7
kali, tiap kali 1 sendok teh; Bayi umur 6 bulan: sehari
minum 3 kali, tiap kali 1 sendok makan; Anak umur 3
tahun: sehari minum 3 kali, tiap kali 2 sendok makan;
Remaja: sehari minum 1 kali, tiap kali 1 cangkir.

Batuk:
Adas 3 butir; Gula batu secukupnya; Air secukupnya;
Daun sagamanis 7 lembar; Kulit batang pulosari 1 jari;
Bawang merah 1 buah, Campuran ditambah air sedikit,
lalu ditumbuk halus, kemudian dibungkus dengan daun
pisang selanjutnya dikukus 15 menit, lalu diperas dengan
kain bersih, Diminum sekaligus sebelum tidur.

Sakit perut:
Adas 5 butir; Ketumbar 11 biji; Merica bolong 11 biji;
Daun poo segar 20 lembar; Air 2 cangkir; Kunyit 1/2 jari;
Lempuyang wangi dibakar 1 biji; Temu kunci dibakar 3
biji; Temu kunci segar 3 biji; Kayu ules 1 biji, Campuran
ditumbuk, kemudian dididihkan sampai memperoleh 1
cangkir, lalu disaring dengan kain bersih, Diminum sehari
2 kali.

Lidah Buaya
Aloe vera Linn
NAMA DAERAH/NEGARA
Ilat boyo; Letah buaya; Jadam Lidah buaya (Indonesia),
Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila
(Spanyol), Lu hui (Cina);

DESKRIPSI TANAMAN
Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau di-
tanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman
hias. Daunnya agak
runcing
berbentuk taji, tebal,

getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik,


panjang
15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga ber-
tangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna
kuning kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara,
Hindia Barat. Batang Tanaman
Aloe
Vera berbatan
pendek. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh
daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam
tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yangselanjutnya menjadikan
anakan. Aloe Vera yang bertanG-
kai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah
atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek
untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman inidilakukan dengan memangkas
habis daun dan batang-
nya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncutunas-tunas baru atau anakan.
Daun Daun tanaman Aloe
Vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang.Daunnya berdaging tebal, tidak
bertulang, berwarna
hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak
mengandung getah atau lendir
(gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buayatahan terhadap kekeringan
karena di dalam daun banyak
tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada
waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pe-
dang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisililin, dengan duri lemas
dipinggirnya. Panjang daun dapat
mencapai 50 75 cm, dengan berat 0,5 kg 1 kg, daun
melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga
Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul,
keluar dari ketiak daun. Bunga
berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuktandan, dan panjangnya bisa
mencapai 1 meter. Bunga
biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. AkarAkar tanaman Aloe Vera
berupa akar serabut yang pen-
dek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar
berkisar antara 50 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman
menghendaki
tanah yang subur dan
gembur
di

bagian atasnya.

HABITAT
Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas.

BAGIAN TANAMAN YANG DIJADIKAN OBAT


Daging daun, bunga dan akar.

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS


Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar (Laxative),
parasitiside. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati
dan pancreas.

KANDUNGAN KIMIA
Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin,
aloesin, Betabarboloin; Damar.

KHASIAT/KEGUNAAN
Anti inflamasi; Laksatif; Stomakik; Ekspektoran.
RESEP/CARA PENGOLAHAN
. DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)
Khasiat : antiradang, menguatkan lambung.
Dosis : 10-15 gram kering atau 90-100 gram segar daun yang telah dikupas kulitnya,
direbus,
diminum.

Serai
Andropogon nardus Linn

NAMA DAERAH
Sereh; Sereh seri; Sorani
DESKRIPSI TANAMAN
Semak tahunan, batang tidak berkayu, putih kotor. Daun
tunggal, bentuk lanseet, berpelepah, pangkal pelepah
memeluk batang, warna hijau. Perbungaan bentuk malai,
karangan bunga berseludang, warna bunga kuning keputihan.
Buah
bulat panjang, pipih,
warna putih kekuningan.
HABITAT
Tumbuh liar di tepi sungai atau tempat ynag cukup air,
cukup sinar matahari pada dataran rendah 900 m dpl.

BAGIAN TANAMAN YANG DIJADIKAN OBAT


Seluruh bagian tumbuhan

KANDUNGAN KIMIAWI
Minyak atsiri (geraniol, sitronelal, dan eugenolmetileter)
Khasiat: Antiinflamasi; Diaforetik; Stomakik; Emenagog;
Analgesik.

RESEP/CARA PENGOLAHAN
Khasiat : untuk nyeri lambung, perut kebung, mual, dmn muntah.
Dosis : 5-15 gram direbus, airnya diminum.

Anda mungkin juga menyukai