Anda di halaman 1dari 8

Nama : Pramuja baydillah

Kelas / no absen : XII-E / 28

Anatomi
1. Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val)
a. Pengertian
Kunyit merupakan salah satu jenis tanaman obat yang banyak
memiliki manfaat dan banyak ditemukan diwilayah Indonesia. Kunyit
merupakan jenis rumput–rumputan, tingginya sekitar 1 meter dan
bunganya muncul dari puncuk batang semu dengan panjang sekitar 10
– 15 cm dan berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning tua,
berbau wangi aromatis dan rasanya sedikit manis. Bagian utamanya
dari tanaman kunyit adalah rimpangnya yang berada didalam tanah.
Rimpangnya memiliki banyak cabang dan tumbuh menjalar, rimpang
induk biasanya berbentuk elips dengan kulit luarnya berwarna jingga
kekuning – kuningan.
b. Taksonomi
Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit dikelompokkan sebagai
berikut
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val

Gambar 1. Tanaman Kunyit(Curcuma domestica Val)


c. Morfologi
1) Batang
Kunyit memiliki batang semu yang tersusun dari kelopak atau
pelepah daun yang saling menutupi. Batang kunyit bersifat basah
karena mampu menyimpan air dengan baik, berbentuk bulat dan
berwarna hijau keunguan. Tinggi batang kunyit mencapai 0,75 –1m.
(2) Daun
Daun kunyit tersusun dari pelepah daun, gagang daun dan helai
daun. Panjang helai daun antara 31–83 cm. lebar daun antara 10–
18 cm. daun kunyit berbentuk bulat telur memanjang dengan
permukaan agak kasar. Pertulangan daun rata dan ujung meruncing
atau melengkung menyerupai ekor. Permukaan daun berwarna
hijau muda. Satu tanaman mempunyai 6–10 daun.
3) Bunga
Bunga kunyit berbentuk kerucut runcing berwarna putih atau
kuning muda dengan pangkal berwarna putih. Setiap bunga
mempunyai tiga lembar kelopak bunga, tig lembar tajuk bunga dan
empat helai benang sari. Salah satu dari keempat benang sari itu berfungsi
sebagai alat pembiakan. Sementara itu, ketiga benang sari lainnya berubah
bentuk menjadi heli mahkota bunga.
4) Rimpang
Rimpang kunyit bercabang–cabang sehingga
membentuk rimpun. Rimpang berbentuk bulat panjang dan
membentuk cabang rimpang berupa batang yang berada didalam
tanah. Rimpang kunyit terdiri dari rimpang induk atau umbi kunyit
dan tunas atau cabang rimpang. Rimpang utama ini biasanya
ditumbuhi tunas yang tumbuh kearah samping, mendatar, atau
melengkung. Tunas berbuku–buku pendek, lurus atau
melengkung. Jumlah tunas umunya banyak. Tinggi anakan
mencapai 10,85 cm.
5) Kandungan senyawa kimia
Senyawa kimia utama yang terkandung dalam kunyit
adalah kurkuminoid atau zat warna, yakni sebanyak 2,5–
6%.Pigmen kurkumin inilah yang memberi warna kuning orange
pada rimpang. Salah satu fraksi yang terdapat dalam kurkuminoid
adalah kurkumin. Komponen kimia yang terdapat didalam rimpang
kunyit diantaranya minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa dan
beberapa mineral. Kandungan minyak atsiri kunyit sekitar 3 – 5%.
d. Khasiat dan Manfaat Kunyit
Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah
dan vital energi, menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang
(anti–inflamasi), mempermudah persalinan, antibakteri, memperlancar
pengeluaran empedu (kolagogum), peluruh kentut (carminative)dan
pelembab (astringent).
Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional
untuk berbagai jenis penyakit, senyawa yang terkandung dalam kunyit
(kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan,
antitumor dan antikanker, antipikun, menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba, antiseptic dan
antiinflamasi.
e. Manfaat Kunyit untuk Luka
Kunyit mengandung curcumin yang dapat mempercepat
penyembuhan luka. Curcumin dapat meningkatkan re–epitelialisasi,
menekan radang, meningkatkan densitas kolagen jaringan serta
meningkatkan proliferasi dari fibroblast.
Pemberian kurkumin secara oral juga efektif dapat mengurangi
inflamasi pada binatang percobaan. Oleh karena itu kunyit sering
digunakan sebagai antiseptic, obat luka dan obat berbagai jenis infeksi
serta penyakit kulit lainnya.
2. Rimpang Temulawak
a. Makroskopis
Keping tipis, berbentuk bundar atau jorong , ringa, keras, rapuh, garis tengahnya sampai 6 cm, dan
tebal 2 mm sampai 5 mm.
Permukaan berkerut, warna coklat kuning sampai coklat. Bidang irisan berwarna coklat kuning
buram, melengkung tidak beraturan dan tidak rata. Sering dengan tonjolan melingkar pada batas
antara silinder pusat dengan korteks. Korteksnya sempit dan mempunyai tebal 3 mm sampai 4 mm.
Bekas patahan berdebu, berwarna kuning jingga sampai coklat jingga terang.
b. Mikroskopik
Epidermisnya bergabus, dan terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut bersel satu. Hipedermis
agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang. Korteks dan silinder
pusat parenkimatik terdiri dari sel parenkim berdinding tipis berisi butir pati. Dalam parenkim tersebar
banyak sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat berwarna jingga., juga terdapat
idioblas berisi hablur kalsium oksalat berbentuk jarum kecil. Butir pati berbentuk pipih, bulat panjang
ampai bulat telur memanjang. Panjang butir 20µm sampai 70 µm, lebar 5µm samapai 30 µm, tebal
3µm sampai 10 µm, lamella jelas dan hilus di tepi. Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar tidak
beraturan pada parenkim korteks dan pada silinder pusat. Berkas pembuluh disebelah dalam
endodermis tersusun dalam lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya.
Pembuluh didampingi oleh sel sekresi yang panjangnya sampai 200 µm, berisi zat berbutir warna
coklat dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih tua.
c. FISIOLOGI Curcuma xanthorrhiza ( Temulawak)
Temulawak telah lama diketahui mengandung senyawa kimia yang mempunyai keaktifan fisiologi,
yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri. Kurkuminoid terdiri atas senyawa berwarna kuning kurkumin
dan turunannya. Kurkuminoid yang memberi warna kuning pada rimpang bersifat antibakteria, anti-
kangker, anti-tumor dan anti-radang, mengandungi anti-oksidan dan hypokolesteromik. Sedangkan
minyak atsiri berbau dan berasa yang khas. Kandungan minyak atsiri pada rimpang temulawak 3-
12% Sedangkan untuk kurkuminoid, dalam temulawak 1-2%. Untuk menentukan persentase ini
dilakukan pemanasan pada temperatur 50-55o C , supaya tidak merusak zat aktifnya dan untuk
mendapatkan warna yang baik dari kurkuminoid.
Kajian dan penyelidikan atas temulawak (Curcuma xanthorrhiza) membuktikan bahawa rimpangnya
mengandungi banyak zat kimiawi yang memberikan kesan positif terhadap organ dalam manusia
seperti empedu, hati dan pankreas. Pengaruhnya keatas empedu ialah dapat mencegah
pembentukan batu dan kolesistisis. Dalam hati, zat temulawak merangsang sel hati membuat
empedu, mencegah hepatatis dan penyakit hati, membantu menurunkan kadar SGOT dan SGPT
dan sebagai anti-hepatotoksik. Selain itu, ia dapat merangsang fungsi pankreas, menambah selera
makan, berkemampuan merangsang perjalanan sistem hormon metabolisme dan fisiologi tubuh.
Bahan berkhasiat tanaman obat adalah senyawa organik, yang kandungan utamanya adalah karbon.
Jika dihipotesiskan bahwa fotosintesis 14CO2 pada tanaman temulawak akan menghasilkan
karbohidrat sederhana yang mengandung 14C, pada proses biosintesis lanjut akan dihasilkan
komponen berkhasiat obat (minyak atsiri dan kurkuminoid) yang bertanda 14C.
Komponen utama rimpang temulawak:
· Pati 48.18% - 59.64% - membantu proses metabolisma dan fisiologi organ badan.
· Protin 29.00% - 30.00%
· Abu 5.26% - 7.07%
· Serat 2.58% - 4.83% - memulihkan kecergasan badan (bersifat tonik)
· Kurkumin 1.60% - 2.20% - melancarkan proses pencernaan tubuh
· Minyak asiri 6.00% - 10.00% - meningkatkan fungsi ginjal
· Phelandren - melancarkan pengeluaran toksik dalam tubuh melalui air kencing
· Kamfer
· Turmerol - membantu proses metabolisme
· Borneol - memulihkan kesehatan tubuh badan akibat serangan penyakit
· Sineal
· Xanthorrhizol

3. Rimpang Kencur

TAKSONOMI Kaempferia galanga


(KENCUR)
KLASIFIKASI
v Divisi :Spermatophita
v Sub Divisi :Angiospermae
v Kelas :Monocothyledoneae
v Bangsa :Zingiberales
v Suku :Zingiberaceae
v Marga :Kaempferia
v Jenis :Kaempferia galangal
v Nama umum :kencur(jawa)
v Nama lain : ceuko(aceh), tekur(gayo), kaciwer(batak), kopuk(mentawai),
cakue(minangkabau),
cokur(lampung), kencur(melayu), cikur(sunda), kencur(jawa), kencor(madura), cekor(nusa tenggara),
cekuh(bali), sikum(minahasa), humo poto(goron talo), tukulo(bual), cakuru (makasar), eku(bugis),
cekir(sumba).
Bangsa : Zingiberales
Kebanyakan terdiri atas tumbuhan berumur panjang yang besar,berbatang basah dengan rimpang
dan daun-daun yang besar,gundul,tidak berambut,dengan pelepah yang besar dan tangkai yang nyata dan
tidak jarang beralur disisi atasnya.
Helaian daun biasanya asimetris,bertulang menyirip.Bunga umumnya besar dan berwarna
menarik,banci,zigomorf,atau asimetris,berbilangan 3,mempunyai kelopak dan mahkota. Benang sari dalam
2 lingkaran,tiap lingkaran terdiri atas 3 benang sari dengan kepala sari,tetapi biasanya terjadi
reduksi,sehingga biasanya hanya terdapat 1 benang sari yang fertile sedangkan lainnya staminoidal atau
tidak ada.
Bakal buah tenggelam,kebanyakan beruang 3 dengan 1 bakal biji dalam tiap ruangnya. Biji sedikit atau
tidak mempunyai endosperm besar.
Species : Kaempferia galangal
Terna dengan daun-daun dalam siatu rozet yang terdapat pada tanah,dalam tanah yang subur cepat
beranak,dalam musim kemarau kehilangan daun-daun yang segera harus dipaneni rimpangnya,sebab jika
tidak rimpang itu akan lekas busuk di dalam tanah.
Rimpang berwarna putih,beraia-air dan rapuh,bau tidak sedap,dapat menyebabkan pusing kepala. Seperti
Zingiberaceae lainnya,yang digunakan dari tumbuhan ini juga rimpangnya tadi,yang mengandung minyak
atsiri pula antara lain terdiri atas “menthoxy-kneelzure acethyl ester”
4. Rimpang Jahe
. Klasifikasi tumbuhan jahe & nama ilmiah jahe adalah sebagai berikut :

KINGDOM : Plantae
SUB KINGDOM : Viridiplantae
DIVISI : Tracheophyta
SUB DIVISI : Spermatophytina
KELAS : Magnoliopsida
ORDO : Zingiberales
FAMILI : Zingiberaceae
GENUS : Zingiber Mill
SPESIES : Zingiber officinale Roscoe

Dalam klasifikasi ilmiah tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom
Tracheobionta, Superdivisi Spermatophyta, Divisi Magnoliophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas
Monocotyledoneae, Subkelas Zingiberidae, Ordo Zingiberales, Famili Zingiberaceae, Genus Zingiber P. Mill
dan Species Zingiber officinale.
Jahe adalah tanaman tahunan, berbatang semu, dan berdiri tegak dengan tinggi mencapai 75 cm.
Secara morfologi, tanaman jahe tersusun atas akar, rimpang, batang, daun, dan bunga. Sistem perakaran
tanaman jahe adalah akar tunggal yang semakin tumbuh berkembang seiring dengan umur tanamnya, lalu
membentuk rimpang serta tunas yang akan tumbuh menjadi tanaman baru. Tunas akan tumbuh di bagian
atas rimpang sedangkan akarnya tumbuh di bagian bawah rimpang.

Morfologi Batang Jahe


Tanaman jahe memiliki batang yang tumbuh tegak lurus, bentuknya bulat pipih, tidak mempunyai cabang,
tersusun atas seludang-seludang dan pelepah daun yang saling menutupi hingga terlihat seperti batang.
Batang jahe bagian luar mengandung lilin dan mengkilap, berair, warnanya hijau pucat, dan bagian pangkal
berwarna kemerahan. Bagian batang yang ada di dalam tanah itu berdaging, bernas, berbuku-buku dan
bercabang-cabang.

Morfologi Daun Jahe


Lalu bagian daunnya, daun tanaman jahe terdiri atas pelepah dan helaian. Pelepah daun melekat dan
membungkus satu sama lain sehingga membentuk batang. Di bagian atas permukaan daun ada bulu-bulu
putih. Jika air yang tersedia mencukupi, maka bagian pangkal daun akan ditumbuhi tunas dan menjadi
rimpang baru.

Morfologi Rimpang Jahe


Rimpang jahe itu hasil modifikasi bentuk dari batang yang tidak teratur. Bagian luar dari rimpang dilindungi
oleh daun yang bentuknya seperti sisik tipis melingkar. Nah, rimpang jahe ini yang memiliki nilai ekonomi
dan sering dimanfaatkan untuk bermacam-macam keperluan seperti dijadikan rempah, bumbu masak,
bahan baku obat tradisonal, makanan, minuman, dan bahkan parfum.

5. Rimpang TemuKunci
Nama ilmiah temu kunci atau nama latin temu kunci adalah Boesenbergia pandurata. Klasifikasi
tumbuhan temu kunci adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Filum : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Boesenbergia
Spesies : Boesenbergia pandurata

Morfologi Tanaman Temu Kunci


Ciri khusus temu kunci / ciri khas temu kunci & struktur morfologi temu kunci yaitu :

Herba perenial ini tumbuh merumpun, dengan batang semu kemerahan pada pangkalnya yang berada
dalam tanah. Bentuk rimpangnya tipis-tipis dan agak keras; akarnya seperti umbi, panjang, silindris,
berwarna coklat kekuningan dan aromatik.

Daun-daunnya tumbuh tegak, berseling, jumlahnya 2 sampai 7 helai tiap tanaman, dengan tangkai daun
panjang.

Bunganya tumbuh di pucuk batang berupa tandan bunga yang terdiri atas individu-individu bunga yang
warnanya merah muda keputihan atau kuning pucat.

Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tanaman ini tumbuh di bawah
hutan jati dataran rendah dan seringkali juga ditanam di pekarangan bersama dengan tanaman lain.

Tanaman kunci tahan terhadap naungan dan dapat ditanam pada berbagai kondisi tanah, terutama yang
subur. Kondisi idealnya adalah tanah subur dan agak ternaung.

Dalam hal budidaya tanaman, penanaman tanaman kunci sangat sederhana, dapat diperbanyak dengan
rhizome atau anakannya. Tanah diolah dengan cangkul/bajak, kemudian ditanami dengan rhizome
(rimpang) atau bibit anakan, setelah itu perawatannya tidak perlu dilakukan lagi. Tanaman dibiarkan
tumbuh leluasa membentuk rumpun yang rapat dan lebat. Beberapa minggu kemudian, individu tanaman
yang paling tua dalam tiap rumpun dapat dipanen, dan sisanya ditinggalkan untuk tumbuh terus dan
dipanen berikutnya.

6. Batang Brotowali
Klasifikasi Tanaman Brotowali

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Ranunculales
Famili: Menispermaceae
Genus: Tinospora
Spesies: Tinospora crispa (L.)

Nama Daerah Tanaman Brotowali


Indonesia : Bratawali, Jawa : brotowali, Melayu : Putar wali
Anatomi dan Morfologi Tanaman Brotowali
Tanaman brotowali merupakan tanaman semak perdu yang hidup di daerah sekitar pekarangan dan juga
hidup liar di sekitar hutan. Tanaman brotowali mempunyai tinggi batang sampai 2,5 m. Batang tanaman
brotowali ukuran besarnya sama dengan jari kelingking, dengan struktur batang tanaman brotowali yang
berbintil-bintil rapat. Daun tanaman brotowali tunggal dan bertangkai. Daun tanaman brotowali berbentuk
seperti hati dan kadang-kadang juga agak bundar seperti telur dengan ujung daun lancip dengan panjang 7
sampai 12 cm, dengan lebar ukuran daun 5 sampai 10 cm. Bunga tanaman brotowali berukuran kecil.
Bunga tamanan brotowali ini berwarna hijau muda. Budidaya tanaman brotowali ini dengan cara stek pada
batangnya.

Kandungan Tanaman Brotowali


Tanaman brotowali mengandung zat alkaloid. Pada bagian akar dan batang tanaman brotowali ini
mengandung zat damar lunak barberin, palmatin, pikroretin, glikosida, palmatin dan harsa.

Manfaat dan Khasiat Tanaman Brotowali Bagi Kesehatan


 Tanaman brotowali untuk obat diabetes mengurangi gula darah dan mengurangi gejala kencing manis
 Tanaman brotowali berkhasiat untuk antiseptik untuk pencuci luka
 Tanaman brotowali berguna untuk mengobati penyakit rematik pada punggung dan pinggang
 Tanaman brotowali sebagai obat menurunkan panas (demam)

7. Akar Pisang
KLASIFIKASI TUMBUHAN PISANG
Divisi : Plantae (Tumbuhan)
Kelas : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga)
Ordo : Liliopsida (tumbuhan berkeping satu/ monocotil)
Famili : Zingiberales
Genus : Musaceae (suku pisang-pisangan)
Spesies
· M. acuminata
· M. Balbisiana
MORFOLOGI LUAR TUMBUHAN PISANG
· Daun
Daun Pisang yang dewasa berbentuk lonjong dan bertulang daun menyirip sedangkan daun mudanya
menggulung. Perlekatan daun pada batang membentuk roset batang. Helai daunnya lebih panjang dari
tangkai daunnya. Keunikan dari daun pisang adalah pelepah daun yang membesar dan mengumpul
berselang seling membentuk suatu struktur seperti batang yang disebut psudo stem. Di bawah permukaan
daun mengkilap karena dilapisi lapisan kutikula untuk mencegah penguapan berlebih, sedangkan
permukaan bawahnya dilapisi oleh suatu lapisan lilin tebal yang berfungsi menahan air agar tidak
membasahi daun.
· Batang
Batang pisang yang biasa kita lihat sebenarnya adalah batang semu yang terbentuk dari pelepah daun yang
membesar di pangkalnya dan mengumpul membentuk struktur berselang-seling yang terlihat kompak
sehingga tampak sebagai batang. Sebutan untuk batang palsu tersebut adalah pseudo stem. Batang pisang
yang sebenarnya terdapat di dalam tanah dan kadang-kadang muncul di permukaan tanah sebagai
bentukkan seperti umbi. Dari umbi batang inilah tumbuh akar dan tunas-tunas.
· Akar
Akar pohon pisang merupakan akar serabut yang berpangkal dari umbi batang yang sebagian letaknya
berada di bawah tanah. Dengan diameter sekitar 0,5-1 cm dan berbentuk silinder menyebabkan akar-akar
ini terlihat besar-besar dan tampak seperti cacing. Rata-rata panjangnya adalah 4-5 meter untuk yang
menjalar ke samping dan hanya 75-150 cm untuk yang tumbuh ke dalam tanah. Akar ini keluar dari batang
dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-4 akar.
· Bunga dan Buah
Bunga Pisang merupakan bunga majemuk. Bunga majemuk yang baru keluar dari batang masih bersatu
membentuk struktur seperti jantung yang ukurannya tergantung dari speciesnya. Setelah beberapa hari
brahkteola-brahteolanya mulai terbuka dan menampakkan bunga yang sebenarnya. Bunga-bunga tersebut
sekilas tampak seperti udang yang berwarna kuning keputih-putihan dengan panjang 4-7cm dan lebar 1-2
cm.

8. Akar Melati
Klasifikasi
Kingdom : Plante
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac L.

Bunga
Bunga yang terdapat pada bunga melati pada mulanya akan berbentuk seperti terompet, umumnya akan
berwarna merah tua terlebih dahulu sebelum mekar, akan tetapi tidak menutup kemungkinan berwarna lain,
tergantung dari jenis dan spesiesnya.
Setelah mekar, bunga melati yang awalnya warna kuncupnya beragam tersebut akan berubah menjadi
warna putih dan memberikan aroma yang harum. Akan tetapi ada beberapa jenis bunga melati yang tidak
memiliki aroma yang harum pada umumnya, beberapa jenis tersebut tidak mengeluarkan bau apa-apa.
Bunga melati memiliki susunan mahkota yang berbeda, yaitu bisa tunggal dan bisa juga ganda. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa bunga melati juga merupakan bunga majemuk sama seperti morfologi bunga
mawar, dimana susunan bunganya menyirip sercara berhadapan.
Daun
Daun yang dimiliki oleh bunga melati ini berbentuk bulat oval. Umumnya panjang dari daunnya adalah
sekitar 2-10 cm, lalu lebarnya sekitar 1,5-6 cm, akan tetapi itu sangat tergantung dari jenisnya. Adapun
bagian-bagian daun tepinya tidak rata dan sedikit bergelombang dengan posisi menyirip seperti yang telah
disinggung sebelumnya.
Batang
Batang dari bunga melati merupakan jenis batang semak-semak dengan memiliki tinggi kurang dari 5m.
Batang tanaman ini memiliki warna coklat seperti pada umumnya dengan bentuk bulat, bahkan hingga segi
empat dengan memiliki banyak cabang.
Akar
Bunga melati merupakan tanaman parennial, yaitu tanaman yang dapat tumbuh lebih dari setahun dan
memiliki ketinggian 0,5-2 meter, sehingga membutuhkan akar yang kuat. Adapun akar yang dimiliki oleh
bunga melati merupakan jenis akar tunggang dan bercabang, dimana akar ini diperkirakan dapat menopang
tanaman ini hingga ketinggian kurang lebih 5 m.

Anda mungkin juga menyukai