1
2
X 100%
Keterangan :
Wo = Berat krus porselen kosong
W1 = Berat krus porselen dan simplisia
W2 = Berat krus porselen setelah pengeringan konstan
c) Penetapan Kadar Abu tidak Larut Asam
Abu yang diperoleh pada Penetapan kadar abu, didihkan dengan 25
ml asam klorida encer P selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut
dalam asam. Saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu,
cuci dengan air panas, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar
abu yang tidak larut dalam asam terhadap bahan yang telah dikeringkan di
udara. Penetapan kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 4,5%
Rumus Kadar Abu tidak larut asam =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
27
Keterangan :
Wo = Berat krus porselen kosong
W1 = Berat krus porselen dan simplisia
W2 = Berat krus porselen setelah pengeringan konstan
d) Penetapan Kadar Abu Yang Larut Dalam Air
Abu yang diperoleh pada Penetapan kadar abu, didihkan dengan 25
ml air selama 5 menit. Kumpulkan bagian yang tidak larut, saring melalui
krus kaca masir atau kertas saring bebas abu. Cuci dengan air panas dan
pijarkan selama 15 menit pada suhu tidak lebih dari 450r, hingga bobot tetap,
timbang. Perbedaan bobot sesuai dengan jumlah abu yang larut dalam air.
Hitung kadar abu yang larut dalam air terhadap bahan yang dikeringkan di
udara.
3.3.3 Pembuatan ekstrak kental
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi simplisia daun jambu biji (Psidium
guajava L.) menggunakan etanol 95%. Satu bagian serbuk kering daun jambu biji
dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 10 bagian etanol 95% direndam selama 6
jam sambil diaduk-aduk kemudian didiamkan sampai 24 jam. Maserat dipisahkan,
dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua
maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum menggunakan rotari
evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Rendeman yang diperoleh ditimbang dan
dicatat. Rendemen tidak kurang dari 12,3% (Depkes, 2004).
28
3.3.4 Pengeringan Ekstrak
Ekstrak kental yang telah didapat, keringkan dengan menambahkan sebagian
saccharum lactis. Pada campuran ini tambahkan pelarut heksan tiga kali bagian
ekstrak, kemudian aduk sempurna beberapa kali selama 2 jam. Biarkan mengendap
dan enaptuangkan cairan, lalu campurkan sisa dengan heksan lagi tiga kali bagian
ekstrak aduk sempurna dan pisahkan kelebihan heksan, ulangi pencucian sekali lagi
dengan heksan, baru keringkan pada suhu 70 rC, timbang serbuk ini dan tentukan
karakteristiknya (Martin, dkk, 1961).
3.3.5 Karakterisasi Ekstrak Kering
Parameter Non Spesifik
a) Susut Pengeringan
Ekstrak ditimbang secara saksama sebanyak 1 gram dan dimasukkan
ke dalam botol timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah
dipanaskan pada suhu 105rC selama 30 menit dan telah ditara. Sebelum
ditimbang ekstrak diratakan dalam botol timbang, dengan
menggoyangkan botol, hingga terdapat lapisan setebal lebih kurang 5 mm
sampai 10 mm. Jika ekstrak yang diuji berupa ekstrak kental, ratakan
dengan bantuan pengaduk. Kemudian dimasukkan ke dalam ruang
pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu 105rC hingga bobot tetap.
Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup dingin
dalam eksikator hingga suhu kamar (Depkes, 2000).
b) Bobot Jenis Nyata dan Bobot Jenis Mampat
Sebanyak 10 gr sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml,
ratakan permukaannya dan catat volumenya (Vo) kemudian dilakukan
29
hentakan dengan alat tab volumeter sampai 1250 kali, dan catat
volumenya. Bobot jenis nyata dan bobot jenis mampat dapat dihitung
dengan rumus
ketukan sebelum serbuk Volume
serbuk Berat
Nyata Bj !
ketukan setelah serbuk Volume
serbuk Berat
Mampat Bj !
Index Carrs dan Rasio Hausner dihitung dengan rumus :
% 100
mampat
nyata Bj - mampat Bj
s Carr' Index v !
Bj
nyata
mampat Bj
Hausner Rasio
Bj
!
c) Kadar Abu
a) Penetapan Kadar Abu
Sebanyak 2 g Ekstrak yang telah digerus dan ditimbang
saksama, dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijarkan dan
ditara, diratakan. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis,
dinginkan dan timbang. Jika cara ini arang tidak dapat dihilangkan,
tambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Pijarkan
sisa dan kertas saring dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke
dalam krus, uapkan, pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung
kadar abu terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara. Penetapan
kadar abu total tidak lebih dari 0,8% (Depkes RI, 2000).
30
b) Penetapan Kadar Abu Yang Tidak Larut Asam
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan
dengan 25 ml asam sulfat encer P selama 5 menit, kumpulkan bagian
yang tidak larut dalam asam, saring melalui krus kaca masir atau
kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan hingga bobot
tetap, timbang. Hitung kadar abu yang tidak larut dalam asam
terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara, penetapan kadar abu
tidak larut asam tidak lebih dari 0,2% (Depkes RI, 2000).
Parameter Spesifik
A. Identitas
Identitas tanaman uji ini dikeluarkan oleh Herbarium Universitas
Andalas.
B. Organoleptis
a) Bentuk
Pengujiannya : Ekstrak dilihat dengan kasat mata bagaimana bentuknya.
b) Warna
Pengujiannya : Ambil dengan spatel sedikit ekstrak kering diletakkan di
atas wadah yang beralaskan warna putih.
c) Bau
Pengujiannya : Ambil sedikit sampel lalu cium bau apa yang terjadi.
d) Rasa
Pengujiannya : Sedikit sampel diletakkan di ujung lidah dan dirasakan.
31
C. Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Tertentu
a) Kadar senyawa yang larut dalam air
Maserasi sejumlah 5,0 gram ekstrak selama 24 jam dengan
100 ml air kloroform LP menggunakan labu bersumbat sambil
berkali-kali dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian dibiarkan
selama 18 jam. Saring, uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam
cawan dangkal yang telah ditara, panaskan residu pada suhu 105rC
hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen senyawa yang larut
dalam air, dihitung terhadap ekstrak awal (Depkes, 2000).
Kadar senyawa yang larut dalam air = % 100
2
1
v v
P
W
Wo W
Keterangan :
Wo = Berat cawan penguap kosong
W1 = Berat cawan penguap dan sampel setelah pengeringan konstan
W2 = Berat ekstrak awal
P = Faktor Pengenceran
b) Kadar senyawa yang larut dalam Etanol
Maserasi sejumlah 5,0 gram ekstrak selama 24 jam dengan
100 ml etanol (95%), menggunakan labu bersumbat sambil berkali-
kali dikocok selama 6 jam pertama kemudian dibiarkan selama 18
jam. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol 95%,
kemudian uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan dangkal
berdasar rata yang telah ditara, panaskan residu pada suhu 105rC
32
hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen senyawa yang larut
dalam etanol (95%), dihitung terhadap ekstrak awal (Depkes, 2000).
Kadar senyawa yang larut dalam etanol = % 100
2
1
v v
P
W
Wo W
Keterangan :
Wo = Berat cawan penguap kosong
W1 = Berat cawan penguap dan sampel setelah pengeringan konstan
W2 = Berat ekstrak awal
P = Faktor pengenceran
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil identifikasi tanaman di Herbarium Universitas Andalas Jurusan Biologi
fmipa Universitas Andalas (ANDA) adalah spesies Psidium guajava L. (famili
Myrtaceae) (Lampiran 1).
Hasil pengujian simplisia kering daun jambu biji adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Hasil Pengujian Parameter Fisikokimia
Simplisia Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No
Parameter Nilai Rata-rata SD
1 Susut pengeringan
6,381%
7,193%
5,405%
6,326% 0,895%
2 Uji Kadar abu total
7,528%
7,209%
7,274%
7,337% 0,169%
3
Uji kadar abu tidak
larut asam
0,198%
0,137%
0,267%
0,201% 0,065%
4
Uji kadar abu larut
air
7,330%
7,072%
7,007%
7,136% 0,171%
34
Setelah dilakukan pembuatan ekstrak kering daun jambu biji dan
karekteristiknya maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 2
Hasil Pembuatan Ekstrak Kering
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No
Tahapan Hasil
1
2
3
4
Simplisia segar
Simplisia kering
Ekstrak kental (dari 100 g simplisia
kering)
Ekstrak kering yang didapat (Setelah
penambahan saccharum lactis dan
pencucian dengan heksan)
4,0 kg
1,25 kg
22,8 g (Rendemen : 22,8 %)
33,716 g
35
Tabel 3
Hasil Pengujian Parameter Non Spesifik
Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No
Parameter Nilai Rata-rata SD
1
Susut
pengeringan
1,300%
1,896%
1,194%
1,463% 0,378%
2
Bobot jenis nyata
0,714 g/ml
0,689 g/ml
0,667 g/ml
0,690 g/ml 0,024 g/ml
3
Bobot jenis
mampat
0,885 g/ml
0,883 g/ml
0,800 g/ml
0,839 g/ml 0,043g/ml
4 Index Carrs
19,333%
17,287%
16,625%
17,745% 1,406%
5 Rasio Hausner
1,239
1,209
1,199
1,216 0,021
6 Kadar Abu total
0,549%
0,499%
0,598%
0,532% 0,076%
7
Kadar abu yang
Tidak larut asam
0,100%
0,15%
0,1%
0,117% 0,029%
36
Tabel 4
Hasil Pengujian Parameter Spesifik
Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No Parameter Nilai Rata-rata SD
1
Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Serbuk Kering
Hijau Tua
Khas daun jambu biji
Kelat
2
Kadar senyawa yang
Larut dalam air
63,8 %
72,8 %
80,7 %
72,433% 8,456%
3
Kadar senyawa yang
Larut dalam etanol
44,9 %
46,5 %
44,8 %
45,4% 0,954%
37
4.2. Pembahasan
Pengambilan sampel ini dilakukan di daerah Aur Duri, Kelurahan Parak
Gadang, Kecamatan Padang Timur, Sumatera Barat. Daun yang diambil daun yang
masih muda karena kandungan senyawa aktifnya masih banyak dan pengambilan
dilakukan pada pagi hari sebelum mengalami fotosintesis, hal ini dilakukan untuk
menyeragamkan waktu panen, setelah dipanen dilakukan sortasi basah, pencucian
dengan air mengalir, dan pengeringan.
Sampel yang digunakan untuk pengujian ini adalah daun jambu biji yang
telah dilakukan uji identifikasi di Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Jurusan
Biologi FMIPA Universitas Andalas Kampus Limau Manis, Padang, Sumbar,
Indonesia dengan hasil specimen Psidium guajava L. (famili : Myrtaceae).
Pengeringan sampel dilakukan dengan cara di anginkan atau tidak kena
cahaya matahari langung, selama 10 hari sampai diperoleh kadar air <10%. Alat
yang digunakan untuk pengeringan sampel adalah wadah yang terbuat dari plastik
yang ada lobang-lobang udaranya. Hal ini bertujuan agar sampel memperoleh udara
yang baik sehingga sampel yang didapatkan cepat kering, tidak berjamur atau tidak
ditumbuhi kapang. Kadar air yang diperoleh berkisar antara 5,431% 7,221%. Jadi
kadar air memenuhi standar parameter, dimana kadar air dari daun tidak lebih dari
10%.
Setelah itu dilanjutkan dengan pengujian simplisia yang bertujuan untuk
mendapatkan simplisia yang bermutu baik dan memenuhi standarisasi Materia
Medika Indonesia (1977), yaitu di antaranya :
38
y Uji kadar abu total
Hasil yang didapat 7,337% 0,169% berkisar antara 7,168% - 7,506%.
y Uji kadar abu tidak larut asam
Hasil yang didapat 0,201% 0,065% berkisar antara 0,136% - 0,266%. Hasil
penelitian yang didapat memenuhi parameter Materia Medika Indonesia
(1977) yaitu tidak lebih dari 4,5%.
y Uji kadar abu larut air
Hasil yang didapat 7,136% 0,171% bekisar antara 6,965% - 7,307% .
Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak, sampel yang telah kering
dirajang sampai halus, ditimbang sebanyak 100 g untuk dijadikan ekstrak. Ekstrak
dibuat dengan cara maserasi, pelarut yang digunakan adalah etanol 95%. 100 g
serbuk kering daun jambu biji dimasukkan ke dalam maserator, ditambah 1000 ml
etanol 95% direndam selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk. Maserat dipisahkan
dan proses diulangi 2 kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama. Semua
maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan penguap vakum (Rotary Evaporator)
pada suhu dibawah 50rC, hal ini bertujuan agar ekstrak tidak rusak, hingga
diperoleh ekstrak kental. Sehingga hasil yang diperoleh dari maserasi sebanyak 100 g
sampel dalam 3 x 1000 ml etanol 95% adalah 22,8 g ekstrak kental, rendemen yang
diperoleh 22,8 %. Bearti ekstrak ini memenuhi standar parameter yang tidak kurang
dari 12,3 %.
39
Ekstrak kental yang telah jadi tersebut, dilanjutkan dengan pembuatan ekstrak
kering dengan cara :
Ekstrak dimasukkan ke dalam lumpang yang telah dipanaskan (22,8 g
ekstrak kental) lalu tambahkan saccharum lactis sama banyak (22,8 g), sedikit demi
sedikit aduk sempurna, penambahan saccharum lactis ini bertujuan untuk membantu
mengeringkan ekstrak. Setelah tercampur sempurna lalu tambahkan 68,4 ml heksan,
kemudian aduk sempurna beberapa kali selama 5 menit. Biarkan mengendap dan
enaptuangkan cairan, lalu campurkan sisa dengan heksan lagi 68,4 ml aduk sempurna
dan pisahkan kelebihan heksan, ulangi pencucian sekali lagi dengan heksan, heksan
digunakan untuk membebaskan lemak pada ekstrak sehingga lemak terekstraksi.
Baru keringkan pada suhu 70rC, timbang serbuk ini dan tentukan karakteristiknya.
Ekstrak yang didapat berupa ekstrak kering sebanyak 34,716 g. Hal ini berarti
ekstrak kering yang diperoleh sekitar 1/3 dari 100 g simplisia yang dimaserasi dalam
3 x 1000 ml etanol 95%.
Selanjutnya dilakukan pengujian karakteristik ekstrak kering daun jambu biji
(Psidium guajava L.) antara lain :
1.Parameter Non Spesifik
a. Susut Pengeringan
Nilai yang diperoleh pada susut pengeringan ekstrak kering daun
jambu biji 1,463% 0,378% dengan rentang 1,085% - 1,841%. Berarti
ekstrak kering daun jambu biji ini tidak banyak mengandung air dan
memenuhi parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat, dimana kadar air
dari ekstrak tidak lebih dari 10%. Ekstrak yang diperoleh diharapkan tidak
ditumbuhi jamur dan kapang.
40
b. Bobot Jenis Nyata Dan Bobot Jenis Mampat
Nilai yang diperoleh :
o BJ nyata 0,69 g/ml 0,024g/ml berkisar antara 0,666 g/ml 0,714
g/ml. Bj nyata ini menunjukkan sifat alir serbuk.
o BJ mampat 0,839 g/ml 0,043 g/ml berkisar antara 0,796 g/ml
0,882 g/ml. Bj mampat ini menunjukkan sifat alir serbuk.
o Index Carrs 17,745% 1,406% berkisar antara 16,339% - 19,151%.
Berguna untuk menunjukkan persentase daya mampat dari serbuk.
o Rasio Hausner 1,216 0,021 berkisar antara 1,195 1,237.
Menunjukkan day mampat dari serbuk semakin kecil daya
mampatnya maka semakin jelek sifat alir serbuk.
c. Kadar Abu Total
Nilai yang diperoleh 0,532% 0,076 dengan rentang 0,456% -
0,608%. Maksimal atau rentang yang diperbolehkan terkait kemurnian dan
kontaminasi. Kadar abu yang diperoleh pada ekstrak kering daun jambu biji
rendah, berarti ekstrak kering hanya sedikit mengandung oksida logam
dibandingkan ekstrak kental daun jambu biji.
d. Kadar Abu Tidak Larut Asam
Nilai yang diperoleh 0,117% 0,029% dengan rentang 0,088% -
0,146%. Maksimal atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan
kemurnian dan kontaminasi oleh pasir.
41
2.Parameter Spesifik
a. Identitas
y Nama ekstrak : Extractum Psidii Guajavae Folii Siccum
(ekstrak kering daun jambu biji)
y Nama Latin tumbuhan : (Psidium guajava L.)
y Bagian tumbuhan digunakan : Daun
y Nama Indonesia tumbuhan : Jambu Biji.
b. Organoleptis
Ektrak kering daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang diperoleh
berupa serbuk kering, yang berwarna hijau tua, dengan bau khas seperti
simplisia daun jambu biji dan rasanya yang kelat.
c. Kadar Senyawa Yang Larut Dalam Air
Nilai yang diperoleh 72,433% 8,456% dengan rentang 63,977% -
80,889%. Kadar senyawa larut air yang diperoleh cukup tinggi ini berarti
ekstrak kering daun jambu biji (Psidium guajava L.) banyak mengadung
senyawa polar, karena zat polar hanya larut dalam pelarut polar.
d. Kadar Senyawa Yang Larut Etanol
Nilai yang diperoleh 45,4% 0,954% dengan rentang antara
44,446% - 46,354%. Kadar senyawa larut etanol yang diperoleh rendah, ini
bearti ekstrak kering daun jambu biji (Psidium guajava L.) sedikit
mengandung senyawa semi polar.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di dapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
a) Ektrak kering daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat dibuat dengan
memaserasi simplisia daun jambu biji dengan etanol 95%, dilanjutkan dengan
penguapan pelarut mengunakan rotary evaporator. Kemudian lanjutkan
dengan penambahan saccharum lactis untuk membantu pengeringan ekstrak,
pembebasan lemak memakai heksana dan pengeringan ekstrak di atas
waterbath pada suhu < 70rC.
b) Karakteristik ekstrak kering daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang
diperoleh sebagai berikut :
Identitas :
o Nama ekstrak : Extractum Psidii Guajavae Folii
Siccum (ekstrak kering daun jambu biji)
o Nama Latin tumbuhan : (Psidium guajava L.)
o Bagian tumbuhan digunakan : Daun
o Nama Indonesia tumbuhan : Jambu Biji.
43
Organoleptis :
y Bentuk : Serbuk Kering
y Warna : Hijau Tua
y Bau : Khas seperti simplisia daun jambu biji
y Rasa : Kelat
Susut pengeringan = 1,463% 0,378%
Kadar abu total = 0,532% 0,076%
Kadar abu tak larut asam = 0,117% 0,029%
Bobot jenis nyata = 0,690 g/ml 0,024 g/ml
Bobot jenis mampat = 0,839 g/ml 0,043 g/ml
Index Carrs = 17,745% 1,406%
Rasio Hausner = 1,216 0,021
Kadar senyawa larut air = 72,433% 8,456%
Kadar senyawa larut etanol= 45,4% 0,954%
5.2. Saran
Disarankan pada peneliti berikutnya agar dapat menentukan kadar zat aktif
pada ekstrak daun jambu biji untuk melengkapi standar ekstrak kering daun jambu
biji (Psidium guajva L.).
44
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1997, Ilmu meracik obat Teori dan Praktek, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Aisah, N., 2004, Efek Antiinflamasi Infusa Daun Jambu biji (Psidium guajava L.)
Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan, Skripsi, Surakarta: Fakultas
Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
BPOM, 2004, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, volume I. Jakarta:
Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan RI.
BPOM, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Volume 5, Edisi 1. Jakarta: Badan
Pemeriksaan Obat dan Makanan RI.
Dalimartha, S., 2003, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Diabetes Mellitus,
Jakarta: Penebar Swadaya.
Dahliyanti, R., 2007, Penentuan Antioksidan Buah Jambu biji (Psidium guajava L.),
Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Farmasi, UGM.
Depkes, 1972, Farmakope Indonesia, edisi II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Depkes,1981, Pemanfaatan Tanaman Obat, edisi II. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI.
Depkes, 1983, Pemanfaatan tanaman obat, edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Depkes, 1989, Materia Medika Indonesia, jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Depkes, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan I.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Djamal, 1980, Kimia Bahan Alam, Padang: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Andalas.
Evan, W.C., 2002, Trease and Evans Pharmakognosy, London : WB Saunders.
45
Gunawan, D., Sudarsono., Wahyuono, S., dan Purnomo, S., 2001, Tumbuhan Obat
II, Hasil Penelitian, sifat-sifat dan Penggunaan, Yogyakarta : PPOT UGM.
Gunawan, D., dan Mulyani, S., 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I, 9-11,
Jakarta : penebar Swadaya.
Imam, S., 1981, Efek Farmakologis Daun Jambu Biji, Jakarta : Unair.
Martin, E.W., Fullerton, E.C., Emerson, E.L., Arthur, O.E., Linwood, F.T., Clarence,
T.V.M., 1961, Remingtons Practice Of Pharmacy, Easton: Mack Publishing
Company.
Muhtadi, A., 1987, Uji Efek Ekstrak Kental Buah Phaseolus Vulgarin Linn.Ferhadap
Kadar Glukosa Darah Tikus, Bandung : Tesis S2 Farmasi-ITB.
Natsir, P., 1986, Manfaat Rebusan Daun Jambu Biji, Jakarta : Buku Kompas.
Sunagawa., & Mayosari., 2004, Plasma, Insulin Consentration Was Increased by
Longterm Ingestion of Guajava Juice in Spotaneus Non Insulin Dependent
Diabetes Millitus Rats, J. of Healt Sci, 50 (6) : 674-678.
Syarif, A., Santoso, S.O., Zubaidi, J., dan Ibrahim, F., 1988, Efek Daun Jambu Biji
Untuk Mengatasi Diare Akut Pada Anak Usia 1-5 tahun, Simposium Penelitian
Obat Tradisional VI, Fakultas Farmasi, Jurusan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Depok, Jakarta : Universitas Indonesia.
Soetarno, K., & Soediro, I. S., 1997, Cara Pembuatan Jamu Yang Terbaik, Bandung:
Prosiding Temu Ilmiah Nasional Bidang Farmasi.
Supriadi, 2001, Tumbuhan Obat Indonesia, Edisi I. Jakarta : Pustaka Populer Obat.
Sudarsono, G.D., Wahyono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo., 2002, Tumbuhan Obat
II (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan), 157-158, Yogyakarta : Pusat
Studi Obat Tradisional-Universitas Gadjah Mada.
Sari, R.M., 2010, Karya Tulis Ilmiah, Analisa Fisikokimia dan Fitokimia Ekstrak
Cair Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.), Padang : Akfar Ranah Minang.
Van Steenis, C.G.G.J., 1947, Flora untuk sekolah, diterjemahkan oleh Surjowinoto,
M.,Jurusan Botani Universitas Gadjah Mada, 34-69, 315-316,Jakarta: Pradnya
Paramita.
Yuniarti, P., 1991, Pengaruh Antibakteri Dekok Daun Jambu biji (Psidium guajava
L.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Skripsi, Yogyakarta:
Fakultas Farmasi, UGM.
Yuniarti, T., 2008, Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional, Yogyakarta : Medpres.
46
Lampiran 1. Data Hasil Penelitian
47
Lampiran 1 (Lanjutan)
Tabel 5
Susut Pengeringan Simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No. (Wo) Cawan
Penguap Kosong
(W
1
) Cawan
penguap dan
sampel
(W
2
) Cawan
penguap setelah
pengeringan
Susut
pengeringan
1
2
3
29,000 g
37,802 g
31,449 g
30,003 g
38,803 g
32,448 g
29,939 g
38,731 g
32,394 g
6,381 %
7,193%
5,405%
Tabel 6
Kadar Abu Total Simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No. (Wo) Krus
Porselen Kosong
(W
1
) Krus Porselen
dan sampel
(W
2
) Krus
Porselen setelah
simplisia
menjadi abu
Abu Total
1
2
3
60,922 g
59,007 g
59,007 g
63,950 g
61,920 g
62,004 g
61,150 g
59,225 g
59,225 g
7,528 %
7,209 %
7,274 %
Tabel 7
Kadar Abu Tak Larut Asam Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.)
No. (Wo) Krus
Porselen Kosong
(W
1
) Krus Porselen
dan sampel
(W
2
) Krus
Porselen setelah
simplisia
menjadi abu
Abu tak
larut asam
1
2
3
60,922 g
59,007 g
59,007 g
63,950 g
61,920 g
62,004 g
60,928 g
59,011 g
59,015 g
0,198 %
0,137 %
0,267 %
48
Lampiran 1 (lanjutan)
Tabel 8
Kadar Abu Larut Air Simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No. Abu total Abu tak larut asam Abu larut air
1
2
3
7,528 %
7,209 %
7,274 %
0,198 %
0,137 %
0,267 %
7,330 %
7,072 %
7,007 %
Tabel 9
Susut Pengeringan Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No. (Wo) Cawan
Penguap Kosong
(W
1
) Cawan
penguap dan
sampel
(W
2
) Cawan
penguap
setelah
pengeringan
Susut
pengeringan
1
2
3
34,155 g
32,459 g
38,940 g
35,155 g
33,461 g
39,945 g
35,142 g
33,442 g
39,933 g
1,300 %
1,896%
1,194%
Tabel 10
Kadar Abu Total Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No. (Wo) Krus
Porselen Kosong
(W
1
) Krus Porselen
dan sampel
(W
2
) Krus
Porselen setelah
ekstrak menjadi
abu
Abu Total
1
2
3
60,927 g
62,166 g
57,005 g
62,929 g
64,167 g
59,009 g
60,938 g
62,176 g
57,017 g
0,549 %
0,499 %
0,598 %
49
Lampiran 1 (lanjutan)
Tabel 11
Kadar Abu Tak Larut Asam Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No. (Wo) Krus
Porselen Kosong
(W
1
) Krus Porselen
dan abu sebelum
penambahan HCl
(W
2
) Krus
Porselen dan
abu setelah
tambah HCl
Abu tak
larut asam
1
2
3
60,927 g
62,166 g
57,005 g
62,929 g
64,167 g
59,009 g
60,929 g
62,169 g
57,007 g
0,1 %
0,15%
0,1%
Tabel 12
Bobot Jenis Nyata Dan Bobot Jenis Mampat Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No Berat
Serbuk
( g )
Volume
Sebelum
Ketukan
( ml)
Volume
Setelah
Ketukan
( ml )
Bj
Nyata
( g/ml )
Bj
Mampat
( g/ml )
Index
Carrs
( %)
Rasio
Hausner
1
2
3
10 g
10 g
10 g
14 ml
14,5 ml
15 ml
11,3 ml
12 ml
12,5 ml
0,714
0,689
0,667
0,885
0,883
0,8
19,333
17,287
16,625
1,230
1,209
1,199
50
Lampira 1 (lanjutan)
Tabel 13
Kadar Senyawa Larut Air Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No. (W o) cawan
Penguap kosong
(W1) cawan penguap
dan sampel setelah
pengeringan
(W2) Ekstrak
Awal
Senyawa
Larut Air
1
2
3
32,450 g
39,197 g
53,896 g
33,088 g
39,925 g
54,703 g
5 g
5 g
5 g
63,8 %
72,8 %
80,7 %
Tabel 14
Kadar Senyawa Larut Etanol Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No. (W o) cawan
Penguap kosong
(W1) cawan penguap
dan sampel setelah
pengeringan
(W2) Ekstrak
Awal
Senyawa
Larut
Etanol
1
2
3
32,456 g
39,190 g
53,892 g
32,905 g
39,655 g
54,340 g
5 g
5 g
5 g
44,9 %
46,5 %
44,8 %
51
Lampiran 2. Contoh Perhitungan Hasil Penelitian
a) Susut Pengeringan Simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Susut pengeringan = 100% - (
Wo W
Wo W
1
2
X 100%)
Penimbangan 1
Wo = Berat cawan penguap kosong (29,000 g)
W1 = Berat cawan penguap kosong dan 1 g simplisia (30,003 g)
W2 = Berat cawan penguap dan simplisia setelah pengeringan (29,939 g)
Susut pengeringan = 100% - (
Wo W
Wo W
1
2
X 100%)
= 100% - ( % 100
000 , 29 003 , 30
000 , 29 939 , 29
x
)
= 6,381%
b) Kadar Abu Total Simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Rumus kadar abu total =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
Penimbangan 1
Wo = Berat krus porselen kosong (60,922 g)
W1 = Berat krus porselen dan 3 g simplisia (63,950 g)
W2 = Berat krus porselen setelah simplisia menjadi abu (60,150 g)
Kadar abu total =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
= % 100
922 , 60 950 , 63
922 , 60 150 , 61
x
= 7,528 %
52
Lampiran 2 (Lanjutan)
c) Kadar Abu Tak Larut Asam Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.)
Rumus kadar abu tak larut asam =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
Penimbangan 1
Wo = Berat krus porselen kosong (60,922 g)
W1 = Berat krus porselen dan abu sebelum ditambah HCl (63,950 g)
W2 = Berat krus porselen dan abu setelah tambah HCl (60,928 g)
Abu yang tak larut asam =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
= % 100
922 , 60 950 , 63
922 , 60 928 , 60
x
= 0,198 %
d) Kadar Abu Larut Air Simplisia Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Kadar abu total kadar abu yang tak larut asam
Sisa kering = 7,528% - 0,198%
= 7,330%
53
Lampiran 2 (lanjutan)
e) Susut Pengeringan Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
Susut pegeringan = 100% - (
Wo W
Wo W
1
2
X 100%)
Penimbangan 1
Wo = Berat cawan penguap kosong (34,155 g)
W1 = Berat cawan penguap dan 1 g ekstrak (35,155 g)
W2 = Berat cawan penguap dan ekstrak setelah pengeringan (35.142 g)
Susut pengeringan = 100% -
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
= 100% - % 100
155 , 34 155 , 35
155 , 34 142 , 35
x
= 1,300%
f) Kadar Abu Total Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Rumus kadar abu total =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
Penimbangan 1
Wo = Berat krus porselen kosong (60,927 g)
W1 = Berat krus porselen dan 2 g ekstrak (62,929 g)
W2 = Berat krus porselen setelah ekstrak menjadi abu (60,938 g)
Kadar abu total =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
= % 100
927 , 60 929 , 62
927 , 60 938 , 60
x
= 0,549 %
54
Lampiran 2 (Lanjutan)
g) Kadar Abu Tak Larut Asam Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
Rumus kadar abu tak larut asam =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
Penimbangan 1
Wo = Berat krus porselen kosong (60,927 g)
W1 = Berat krus porselen dan abu sebelum penambahan HCl (62,929 g)
W2 = Berat krus porselen dan abu setelah tambah HCl (60,929 g)
Kadar abu yang tak larut asam =
Wo W
Wo W
1
2
X 100%
= % 100
927 , 60 929 , 62
927 , 60 929 , 60
x
= 0,1 %
55
Lampiran 2 (lanjutan)
h) Bobot Jenis Nyata Dan Bobot Jenis Mampat Ekstrak Kering Daun
Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Penimbangan 1
Berat serbuk = 10 g
Volume sebelum ketukan = 14 ml
Volume setelah ketukan = 11,3 ml
ketukan sebelum serbuk Volume
serbuk Berat
Nyata Bj !
Bj Nyata =
ml
g
14
10
= 0,714 g/ml
ketukan setelah serbuk Volume
serbuk Berat
Mampat Bj !
Bj Mampat =
ml
g
3 , 11
10
= 0,885 g/ml
Index Carrs dan Rasio Hausner dihitung dengan rumus :
% 100
mampat
nyata Bj - mampat Bj
s Carr' Index v !
Bj
Index Carrs = % 100
885 , 0
714 , 0 885 , 0
X
= 19,322 %
nyata
mampat Bj
Hausner Rasio
Bj
!
Rasio Hausner =
714 , 0
885 , 0
= 1,23
56
Lampiran 2 (Lanjutan)
i) Kadar Senyawa Larut Air Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
Penimbangan 1
Wo = Berat cawan penguap kosong (32,450 g)
W1 = Berat cawan penguap dan sampel setelah pengeringan konstan (33,088 g)
W2 = Berat ekstrak awal ( 5,000 g)
P = Faktor pengenceran
Kadar senyawa yang larut dalam air =
2
1
W
Wo W
X P X100%
=
5
450 , 32 088 , 33
X
20
100
X 100%
= 63,8 %
j) Kadar Senyawa Larut Etanol Ekstrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
Penimbangan 1
Wo = Berat cawan penguap kosong (32,456 g)
W1 = Berat cawan penguap dan sampel setelah pengeringan konstan (32,905 g)
W2 = Berat ekstrak awal (5,000 g)
P = Faktor Pengenceran
Kadar senyawa yang larut dalam etanol =
2
1
W
Wo W
X P X 100%
=
5
456 , 32 905 , 32
X
20
100
X 100%
= 44,9 %
57
Lampira 3. Perhitungan Statistik Hasil Penelitian
Tabel 15
Susut Pengeringan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No (x)Susut Pengeringan x x
2
) ( x x
1
2
3
6,381 %
7,193 %
5,405 %
0,055 %
0,867 %
-0,921 %
0,003025 %
0,751689 %
0,848241 %
) (x rata
2
6,326 % Jumlah 1,602031 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 602031 , 1
SD = 0,895%
Jadi susut pengeringan atau kadar air dari daun jambu biji adalah 6,326%
0,895%, berkisar antara 5,431% - 7,221%.
58
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 16
Kadar Abu Total Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No (x) Abu Total x x
2
) ( x x
1
2
3
7,528 %
7,209 %
7,274 %
0,191 %
-0,128 %
-0,063 %
0,036481 %
0,016384 %
0,003969 %
) (x rata
2
7,337% Jumlah 0,056834 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 056834 , 0
SD = 0,169%
Jadi kadar abu total dari daun jambu biji adalah 7,337% 0,169%, berkisar
antara 7,168% - 7,506%.
59
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 17
Kadar Abu Tak Larut Asam Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No (x) Abu Tak Larut Asam x x
2
) ( x x
1
2
3
0,198 %
0,137 %
0,267 %
-0,003%
-0,064%
0,066%
0,000009 %
0,004096 %
0,004356 %
) (x rata
2
0,201% Jumlah 0,008461 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
008461 , 0
SD = 0,065%
Jadi kadar abu tak larut asam dari daun jambu biji adalah 0,201% 0,065%,
berkisar antara 0,136% -0,266%.
60
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 18
Kadar Abu Larut Air Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No (x) Abu Larut Air x x
2
) ( x x
1
2
3
7,300 %
7,072 %
7,007 %
0,194%
-0,064%
-0,129%
0,037636 %
0,004096 %
0,016641 %
) (x rata
2
7,136 % Jumlah 0,058373 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 058373 , 0
SD = 0,171%
Jadi kadar abu larut air dari daun jambu biji adalah 7,136% 0,171%,
berkisar antara 6,965% -7,307%.
61
Lampira 3 (lanjutan)
Tabel 19
Susut Pengeringan Ektrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No (x) Susut Pengeringan x x
2
) ( x x
1
2
3
1,300 %
1,896 %
1,194 %
-0,163%
0,433%
-0,269%
0,026569 %
0,187489 %
0,072361 %
) (x rata
2
1,463 % Jumlah 0,286419 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 286419 , 0
SD = 0,378%
Jadi susut pengeringan dari ekstrak kering daun jambu biji adalah 1,463%
0,378%, berkisar antara 1,085% - 1,841%.
62
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 20
Kadar Abu Total Ektrak Kering Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No (x) Abu Total x x
2
) ( x x
1
2
3
0,549 %
0,449 %
0,598 %
0,017%
-0,083%
0,066%
0,000289 %
0,006889 %
0,004356 %
) (x rata
2
0,532 % Jumlah 0,011534 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 011534 , 0
SD = 0,076%
Jadi kadar abu total dari ekstrak daun jambu biji adalah 0,532% 0,076%,
berkisar antara 0,456% - 0,608%.
63
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 21
Kadar Abu Tak Larut Asam Ekstrak Kering
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
No (x) Abu Tak Larut Asam x x
2
) ( x x
1
2
3
0,1 %
0,15 %
0,1 %
-0,017%
-0,033%
-0,017%
0,000289 %
0,001089 %
0,000289 %
) (x rata
2
0,117 % Jumlah 0,001667 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 001667 , 0
SD = % 0008335 , 0
SD = 0,029%
Jadi kadar abu yang tak larut asam dari ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava L.) adalah 0,117% 0,029%, berkisar antara 0,088% - 0,146%.
64
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 22
Bobot Jenis Nyata Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No (x) Bj Nyata x x
2
) ( x x
1
2
3
0,714 g/ml
0,689 g/ml
0,667 g/ml
0,024 g/ml
-0,001 g/ml
-0,023 g/ml
0,000576 g/ml
0,000001 g/ml
0,000529 g/ml
) (x rata
2
0,690 g/ml Jumlah 0,001106 g/ml
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
001106 , 0
SD = 0,024 g/ml
Jadi Bj Nyata dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) adalah 0,690
g/ml 0,024 g/ml, berkisar antara 0,666 g/ml - 0,714 g/ml.
65
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 23
Bobot Jenis Mampat Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No (x) Bj Mampat x x
2
) ( x x
1
2
3
0,885 g/ml
0,883 g/ml
0,8 g/ml
0,046 g/ml
0,044 g/ml
-0,039 g/ml
0,002116 g/ml
0,001936 g/ml
0,001521 g/ml
) (x rata
2
0,839 g/ml Jumlah 0,005573 g/ml
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 005573 , 0
SD = 0,043 g/ml
Jadi Bj Mampat dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) adalah
0,839 g/ml 0,043 g/ml, berkisar antara 0,796 g/ml - 0,882 g/ml.
66
Lampira 3 (lanjutan)
Tabel 24
Index Carrs
No (x) Index Carrs x x
2
) ( x x
1
2
3
19,322 %
17,287 %
16,625 %
1,577%
-0,458%
-1,12%
2,486929 %
0,209764 %
1,2544 %
) (x rata
2
17,745 % Jumlah 3,951093 %
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
951093 , 3
SD = 1,406 %
Jadi index carrs adalah 17,745% 1,406%. Berkisar antara 16,339% -
19,151%.
67
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 25
Rasio Hausner
No (x) Rasio Hausner x x
2
) ( x x
1
2
3
1,239
1,209
1.199
0,023
-0,007
-0,017
0,000529
0,000049
0,000289
) (x rata
2
1,216 Jumlah 0,000338
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
000338 , 0
SD = 0,021
Jadi nilai Rasio Hausner adalah 1,216 0,021. Berkisar antara 1,195 1,237.
68
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 26
Kadar Senyawa Larut Air Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No (x) Senyawa Larut Air x x
2
) ( x x
1
2
3
63,8 %
72,8 %
80,7 %
-8,633%
0,367%
8,267%
74,528689%
0,134689%
68,343289%
) (x rata
2
72,433 % Jumlah 143,006667%
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
006667 , 143
SD = 8,456%%
Jadi senyawa yang larut air dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
adalah 72,433% 8,456%. Berkisar antara 63,977% - 80,889%.
69
Lampiran 3 (lanjutan)
Tabel 27
Kadar Senyawa Larut Etanol Ekstrak Kering Daun Jambu Biji
No (x) Senyawa Larut Etanol x x
2
) ( x x
1
2
3
44,9 %
46,5 %
44,8 %
-0,5%
1,1%
-0,6%
0,25%
1,21%
0,36%
) (x rata
2
45,4 % Jumlah 1,82%
Keterangan :
SD =
1
) (
2
1
n
x x
SD =
1 3
% 82 , 1
SD = 0,954%
Jadi senyawa yang larut etanol dari ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava
L.) adalah 45,4% 0,954%. Berkisar antara 44,446% - 46,354%.
70
Lampiran 4. Dokumentasi proses pembuatan ekstrak kering daun jambu biji
(Psidium guajava L.) dan pengujian karakteristiknya.
Daun jambu biji (Psidium guajava L.) simplisia kering simplisia yang telah diserbukkan
hasil maserasi proses maserasi
Proses pengentalan Ekstrak kental daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Gambar 2. Skema Pembuatan Ekstrak Kental Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.)
71
Lampiran 4. (Lanjutan) Proses Pengeringan Ekstrak Daun Jambu Biji
Hasil ekstrak kering daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Gambar 3. Skema Proses Pengeringan Ekstrak Kental Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.)
72