Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOGNOSI

ANNONAE MURICATAE FOLIUM

Disusun oleh:

Meri Nur Rachmawati ( 10334066 )


Wien Andriani ( 12334049 )
David Kristianto ( 12334085 )
Galih Ridho C ( 12334062 )
Agus Julianto ( 13334038 )
Dosen : Dra. Apt. Tatat Hayati

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Keampuhan pengobatan herbal banyak dibuktikan melalui berbagai pengalaman.


Berbagai macam penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis ternyata masih bisa
diatasi dengan pengobatan herbal, contohnya penyakit kanker.

Salah satu tanaman yang digunakan pengobatan hebal yakni tanaman sirsak yang
termasuk dalam family Annonaceae. Diperkirakan sejak tahum 1940 tanaman sirsak telah
digunakan sebagai pengobatan herbal. Masyarakat Brasil merupakan masyarakat yang pertama
kalli memanfaatkan tanamn sirsak untuk dijadikan obat baik bagian daun, biji, buah, batang dan
akar. Daun sirsak dikatakan dapat berkhasiat untuk pengobatan kanker, yakni dengan
mengkonsumsi air rebusan daun sirsak. Selain itu, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk
pengobatan diare, anti kejang, anti jamur, gatal-gatal dan lain-lain.

Masyarakat Indonesia menggunakan daun sirsak sebagai obat herbal untuk mengobati
penyakit kanker, yaitu dengan cara meminum air rebusan daun sirsak segar. Air rebusan daun
sirsak segar ini dibuat dengan caa merebus 10 lembar daun sirsak segar dengan 2 gelas air,
sampai air rebusan menjadi 1 gelas air. Air rebusan daun sirsak segar ini diminum 2 kali sehari.
Air rebusan daun sirsak segar dapat menimbulkan efek panas seperti pada kemoterapi, namun air
rebusan daun sirsak ini hanya membunuh sel-sel yang abnormal (kanker) dan membiarkan sel-sel
normal tetap tumbuh. Hal ini berbeda dengan efek yang ditimbulkan pada pengobatan
kemoterapi, dimana pengobatan kemoterapi ini tidak daja membunuh sel-sel abnormal (kanker)
tetapi sel-sel yang normalpun ikut mati.

Daun sirsak telah digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk mengobati
beberapa penyakit, diantaranya sebgai obat sakit pinggang, mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal,
reumatik, obat bisul, dan penurun panas. Bahkan dikatakan dapat mengobati penykit kanker,
beberapa pasien yang mengidap penyakit kanker sembuh dengan mengkonsumsi air rebusan
daun sirsak. Masyarakat juga memanfaatkan daun sirsak untuk mengusir serangga dan sebagai
peptisida.

Daun sirsak mengandung alcohol, tannin dan beberapa kandungan kimia lainnya
termasuk annonaceous acetogenins. Anenoceous acetogenins merupakan senyawa yang terdapat
dalam familia Annonaceae yang diduga memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik adalah
senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel
kanker.

Salah satu uji sitotoksisitas yang paling sederhana, yang dapat dilakukan dengan mudah
dan dapat diandalkan adalah uji sitotoksisitas metode brine shrimp menggunakan larva (nauplii)
udang laut Artemia salina Leach. Kandugan kimia aktif dimaksudkan sebagai komponen aktif
biologi terhadap manusia maupun hewan dan tumbuhan. Kandungan kimia aktif biologi dapat
bersifat racun jika digunakan pada dosis yang tinggi, dengan demikian secara in vivo kematian
suatu hewan percobaan dapat diapaki sebagai alat pemantauan penapidan awal kandungan kimia
aktif suatu bahan alam terhadap ekstrak, fraksi maupun isolate. Namun pengujian ini masih
bersifat umum oleh karena itu perlu dilakukan uji lain yang lebiih terarah untuk mengetahui
aktivitas spesifiknya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Sub. Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub. Kelas ; Magnoliidae

Ordo : Magnoliales

Family : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L.

II.2 ANNONAE MURICATAE FOLIUM

Nama daerah : Daun sirsak

Nama tanaman asal : Annona muricata l.

Keluarga : Annonaceae

Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri, sineol 50% - 60%, α-pinen, lmonene dan
dipente, mengandung senyawa asetoginin, antara lain asim
isin, bulatasin dan skuamosin. Acetognin, reticuline,
lorexamine, coclaurie, annomurine, higenamine. Pada
konsentrsi tinggi, senyawa asetginin memiliki
keistimewaan sebagai antifeedent.

Penggunaan : Antineoplastik, diabetes, bisul, asam urat, rematik dan nyeri

Bagian yang digunakan : Daun

Keterangan :

 Deskripsi tanaman / simplisia :


Tanaman bentuk pohon, daun tunggal, warna kehijauan sampai hijau kecoklatan,
helaian daun seperti kulit, bentuk bundar panjang, lanset atau bundar telur terbalik.
Panjang helaian daun 6-18 cm, lebar 2-6 cm. ujung daun meruncing pendek, pangkal
daun runcing, tepi rata, panjang tangkai daun lebih kurang 0,7 cm. permukaan licin
agak mengkilat, tulang daun menyirip, ibu tulang daun menonjol pada permukaan
bawah. Daun berbau agak keras, rasa agak kelat.
Daun sirsak berbenuk bulat telur agak tebal dn permukaan pada bagian atas yang
halus berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawahnya mempunyai warna yang
lebih muda.
 Uji praklinik :
Daun sirsak diketahui mengandung zat annonaceous acetogenins yang mampu 10.000
kali lebih kuat membunuh sel-sel kanker daripada zat adriamycin, yang biasa dipakai
dalam pengobtan kemoterapi. Zat acetogenins dapat membunuh aneka jenis kanker,
seperti kanker usus, tiroid, prostat, paru-paru, pyudara, dan pancreas bahkan penyakit
ambeien tanpa merusak atau mengganggu sel-sel tubuh yang sehat.
II.3. Identifikasi Daun Sirsak (Annona muricata L.)

Annona muricata L

Annonae Muricatae Folium


Mikroskopik Serbuk Simplisia Daun Sirsak

Keterangan : 1.Epidermis atas; 2.Jaringan Pali sade; 3.Stomata tipe anomositik; 4.Parenkim
bernoktah; 5.Serabut; 6.Rambut penutup; 7.Pembuluh kayu dengan penebalan tangga

Hasil Mikroskopik Penampang Melintang Daun Sirsak

Keterangan ; 1.Kutikula; 2.Epidermis atas; 3.Palisade; 4.Jaring; 5.Xilem; 6.Floem; 7.Serabut;


8.Stomata; 9.Epidermis bawah; 10.Rambut penutup
II.4 Proses Pembuatan Simplisia

II.4.1 Pengumpulan / panen

II.4.1.1 Teknik pengumpulan

Pengumpulan / panen daun sirsak dilakukan dengan menggunakana tanagan


atau menggunakan alat maka harus memperhatikan keterampilan memetik, misalnya
yang diinginkan daun mud, maka daun tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian
tanaman lainnya dan diambil pada saat fotosintesis berlangsung secara sempurna.

II.4.1.2 Waktu pengumpulan / panen

Pada umumnya waktu pengumpula daun dikumpulkan sewaktu tanaman


berbunga dan sebelum buah menjadi masak.

II.4.2 Sortasi basah dan pencucian

Setelah pemanenan daun sirsak, dilakukan sortasi basah pada saat dan masih segar yang
bertujuam untuk memisahkan daun dari benda-benda asing seperti tanah dan kerikil, rumput-
rumputan, bagian tanaman yang tidak digunakan ataupun bagian tanaman yang rusak.

Kemudian daun sirsak dicuci menggunakan air PAM. Pencucian dimaksudkan untuk
membersihkan tanaman dari mikroba yang melekat.

II.4.3 Perajangan

Setelah dicuci, daun sirsak diangin-anginkan di ataskoran kurang lebih satu malam.
Kemudian dirajang atau dipotong kecil-kecil menggunakan gunting yang bertujuan untuk
mempeekecil luas permukaan sehingga proses pengeringan berlangsung ceppat.
II.4.4 Pengeringan

Setelah dirajang, proses selanjutnya yaitu pengeringan. Pengeringan dun sirsak kurang
lebih 5-6 hari pada suhu 15-300C. Tujuan pengeringan antara lain :

 Untuk mendapatan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang relative lama.
 Mengurangi kadar air, sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti terjdinya
pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses ezimatik dalam jaringan
tumbuhan yang selnya telah ati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air
yang dianjurkan adalah kurang dari 10%.
 Mudah dalam penyimpanan dan dihaluskan bila dibuat serbuk.

II.4.5 Sortasi kering

Sortasi kering dilakukan sebelum pewadahan yang bertujuan memisahkan sisa-sia benda
asing atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki misalnya bahan-bahan yang terlalu gosong
dan bahan-bahan yang rusak.

II.4.6 Pewadahan dan penyimpanan simplisia

Daun sirsak yang sudah kering dimasukan kedalam botol kaca kemudian diberi etiket.

II.5 Khasiat dan cara mengolah daun sirsak

II.5.1 Mencegah Kanker

Daun sirsak dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan berbagai penyakit. Daun
sirsak juga bisa membunuh sel-sel kanker lebih cepat dan aman ketimbang harus melakukan
kemoterapi yang memiliki banyak efek samping dan biayanya juga sangat mahal.
Untuk mengobati kanker ambil 10 lemabr daun sirsak yang sdah tua dan dalam kondisi
yang baik. Kemudian cuci sampai bersih dengan air. Lalu rebus dengan tiga gelas air, dan
biarkan mendidih sampai hanya tersisa satu gelas. Biarkan air rebusan dingin dan minum dua
kali sehari selam seminggu. Bila memiliki efe yang baik , maka dapat melanjutkan meminum air
rebusan tersebut.

II.5.2 Mengobati asam urat

Daun sirsak juga dapa digunaan sebagai obat asam urat. Banayk pengobatan alternative
yang menggunakan daun sirsak untuk pengobatan asam urat.

Caranya sangat mudah yaitu dengan daun sirsak yang sudah cukup tua tapi masih hijau,
kira-kira 6 sampai 10 lembar kemudian cuci bersih. Selanjutnya daun sirsak dipotong-potong
dengan tujuan memastikan kandungan pada daun benar-benar keluar. Rebus daun tersebut
dengan dua gelas air, biarkan mendidih hingga air tersisa kurang lebih satu gelas. Minum ramuan
tersebut sehari dua kali yaitu pagi dan malam hari.

II.5.3 Menghilangkan bisul

Bisul dalah salah satu gangguan kulit yang menjdi momok selain nyeri, ternyata bisul
muncul tidak kenal tempt. Bisa ditubuh bisa juga diwajah.

Caranya ambil 5 sampai 10 lembar daun sirsak yang masih muda lalu tempelkan ditempat
yang terkena bsul hingga bisul mongering.

II.5.4 Mengobati eksim dan rematik

Tumbuk daun sirsak sampai halus dan tempelkan di bagian tubuh yang dirasa ngilu atau
sakit karena ematik atau eksim secara teratur dua kali sehari.

II.5.5 Meningkatkan system kekebalan tubuh

Kandungan yang terdapat pada daun sirsak dipercaya mampu meningkatkan system
kekebalan tubuh dan mencegah terjadinya infeksi pada tubuh.

Crania, siapkan 4 sampai 5 lembar daun sirsak, rebus dengn 4 gelas air biarkan mendidih
hingga tersisa 1 gelas. Minum sehari sekali.
II.6 Budidaya Tanaman Sirsak

Dalam rangka pengembangan sirsak, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah
penyediaan benih sirsak bermutu dalam jumlah cukup, waktu singkat dengan beberapa cara yaitu
perbanyakan dengan biji, dengan sambung pucuk dan dengan okulasi.

II.6.1 Perbanyakan melalui biji

Tanaman sirsak dapat diperbanyak dengan biji dari buah yang terpilih dan cukup tua
akan menghasilkan tanaman dengan cukup banyak dalam waktu yang singkat. Benih yang
berasal dari biji dinilai baik karena memiliki akar tunjang sehingga cukup kuat, namun akan
mengalami penyimpangan sifat dari pohom induknya. Syarat pohon induk yang akan diambil
buahnya antara lain produktif, berasal dar varitas unggul, memiliki pertumbuhan yang sehat dan
minimal berumur lebih dari tiga tahun, bebas dari hama dan penyakit. Cara penanganan
penyemaian biji sirsak sebagai berikut :

 Buah sirsak yang dipetik dari pohon induk dipilih yang besar, sehat dan kuallitas
bagus dibelah dari daging buahnya dicuci bersih dengan air. Biji yang sudah bersih
kemudian dikering-anginkan.

 Penyemaian biji dapat dilakukan dengan dua car yaitu disemai dalam persemaian
kemudian dipindah ke polybag dan cara kedua langsung disemai kedalam polybag.
 Untuk tempat persemaian dapat digunakan kotak plastic yang diisi media campuran
tanah, pasir dan pupuk kandang (1:1:1). Biji sirsak disemai dengan jarak rapat dengan
kedalaman semai 1-1,5 cm, kemudian ditutup dengan media semai. Kelembaban
tanah dijaga jangan sampai kering atau tergenang.
 Setelah benih berdaun 4-5 helai (berumur 5-6 minggu) benih segera dipindah tanam
kedalam polybag yang berisi media campuran tanah dan pupuk kandang (2:1). Benih
ditanam satu batang tiap polybag.
 Polybag yang sudah ditanami benih sirsa disusun berjajar dan diberi naungan yang
tidak terlalu rapat. Perawatan benih meliputi penyiraman, pemupukan serta
pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan 2 hari sekali terutama bila
tidak turun hujan. Perkiraan dosis pemupukan dilakukan setiap 15 hari berupa laruan
pupuk NPK sebanyak 10-20g/10 liter air disiramkan 100 cc/polybag. Setelah bermur
3-4 bulan di persemaian ibit dapat ditanam di lapang (kebun).

II.6.2 Perbanyakan Vegettif

II.6.2.1 Persiapan batang bawah

Untuk perbanyakan cara vegetative diperlukan batang bawah dari biji yang
berasal dari buah varietas unggul pohon sirsak yang mempunyai keunggulan sifat-sifat
tertenu seperti tahan terhadap penyakit layu Fusarium. Perlakuan biji hingga siap untuk
perbanyakan vegetative sama seperti yang dilakukan pada perbanyakan melalui biji.

II.6.2.2 Persiapan entries

Batang atas (entries) yang akan digunakan untuk sambung pucuk harus
berasal dari tunas pucuk yang sehat, normal dn berdiameter sama atau sedikit lebih kecil
dari pada diameter batang bawah. Pengembalian entries di lakkan dengan cara memotong
tunas pucuk sepanjang 5 cm (3 ruas) dengan gunting pangkas yang tajam dan bersih.
Pengambilan entris dilakukan pada saat entries cukp kering ( tidak basah) karena air yang
aada pada permukaan entries dapat memudahkan hadirnya pathogen yang dapat
mempengaruh keberhasian penyambungan. Criteria entries yang baik adalah sehat dan
tidak cacat (tidak terserang hama dan penyakit), segar, mentik (mata tunas sedikit
menonjol), tidak dalam keadaan dorman dan mudah dikupas.
II.6.2.3 Perbanyakan melalui sambungan

Penyambungan benih sirsak umumnya lebih mudah dan lebih berhasil


dilakukan dengan teknik sambung pucuk. Batang bawah yang telah mencapai kondisi
siap sambung (umur 4 bulan, berdaun 6-8 helai), pada ketinggian ± 30 c di bagian
tanaman arah ke pucuk dipotong kemudian dibelah dengan pisau okulasi yang tajam dan
bersih. Daun yang tersisa pada batang bawah harus tetap dipertahankan, selanjutnya
entries yang teah disiapkan diambil dan dasar entries disayat kedua sisinya menipis kea
rah bawaah, kemudian kedua luka sayatan tersebut (batang bawah dan entries/0
dilekatkan dan dibalut dengan irisan plastic. Pada saat penyisispan harus dipastikan
kambiu entris bersatu dan menempel dengan kambiumm batang bawah. Setelah itu
dilakukan penyungkupan entries dengan kantong plastic trnsparan untuk enjaga agar
kelembaan tetap tinggi dan mengurang penguapan dari entris penyungkupan dengan
kantong plastic ini harus dilakukan sampai pada bagian sambungan/ikatan sambungan.
Tanaman sambungan ini selanjutnya ditempatkan di tempat yang ternaungi (dalam rumah
benih) dan dipelihara secara optimal dengan melakukan penyiraman secukupnya secara
optimal dengan melakukan penyiraman secukupnya dan penyiangan. Penempatan benih
ini dilakukan deccara teratur dan berkelompok eperti benih dari biji. Sungkup plastic
dilepas apabila mata tunas ada entries telah pecah sedangkan tlai pengikat sambungan
tetap dibiakan sampai bibit siap dianam.

II.6.3 Perbanyakan melalui okulasi

Persiapan batang bawah dan entries sama dengan perlakukan pada perbanyakan sambung
pucuk, bedanya terletak pada pengambilan mata untuk okulasi. Kalau pada okulasi mata tunas
yang diambil hanya satu kemudian dilakukan penempatan. Pelaksanaan okulasi diawali dengan
menyayat bagian kulit batang bawah kemudian dilakukan penempelan dengan entries, di ana
kuran sayatan dan entries diusahakan sesam mungkin. Mata temple (entries) yang telah
diletakkan pada batng bawah kemudian diikat sebagaimana perlakuan pada sambung pucuk.
Keuntungan system okulasi adalah penghematan entries, sehingga tidak merusak postur dari
pada pohon induk.
II.6.4 Pemeliharaan benih sambungan dan okulasi

Pemeliharaan benih tanaman sambungan dan okulasi meliputi peyiraman, penyiangan


dan pemupukan dengan pupuk NPK dosis 1-3 g/benih yang dilakukan 2 minggu sekali.
Pengendalian hama/penyakit sesuai dengan kebutuhan. Benih sambung pucuk dan okulasi ini
siap tanam setelah berumur ± 3 bulan setelah sambung.
BAB III

KESIMPULAN

III.1 Kesimpulan

 Daun sirsak mengandung alcohol, tannin dan beberapa kandungan kimia lainnya
termasuk annonaceous acetogenins. Anenoceous acetogenins merupakan senyawa
yang terdapat dalam familia Annonaceae yang diduga memiliki potensi sitotoksik.
 Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan
menghentikan pertumbuhan sel kanker.
 Daun sirsak diketahui mengandung zat annonaceous acetogenins yang mampu 10.000
kali lebih kuat membunuh sel-sel kanker daripada zat adriamycin, yang biasa dipakai
dalam pengobtan kemoterapi.
 Proses pembuatan simplisia dimulai dari pengumpulan bahan, sortasi basah dan
pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, sampai penyimpanan dalam
wadah.
 Khasiat daun sirsak sangat banyak, dari mencegah kanker, asam urat, rematik,
diabetes, bisul, dan lain-lain.
 Budidaya tanaman sirsak banyak macaamnya dari penanaman biji buah, dengan cara
vegetative, secara okulasi maupun secara sambungan dan okulasi

III.2 Saran

 Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan yang berkhasiat sehingga


penggunaan simplisia lebih terarah.
 Diperlukan penelitian pula terhadap hubungan zat berkhasiat terhadap penyakit yang
bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departeen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta
2. Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi
kedua, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
3. Tjitrosoepomo, G., 1971, Taksonomi Tumbuhan Obat (Spermatophyta), Gadjah Mada
University Perss, Yogyakarta
4. Siregar Abidinsyah, dkk, 2011, Formularium Oat Herbal Asli Indonesia, volume pertama,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai