Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman sedap malam berasal dari Mexico dengan daerah penyebaran
mencakup Eropa, Afrika, Asia, dan sebagian China sampai Pulau Jawa.
Sedap malam merupak tanaman hias populer. Bentuk bunganya indah dan
harum, sehingga disukai oleh masyarakat pedesaan dan perkotaan. Bunga
sedap malam potong tidak saja dijumpai dirumah-rumah, tetapi juga gedung-
gedung pertemuan, hotel-hotel berbintang bahkan rumah sakit. Keharuman
bunga ternyata mampu mengobati stres, sewhingga mendorong
berkembangnya penyembuhan penyakit dengan aroma terapi, selain
digunakan sehingga bunga potong, sedap malam banyak dimanfaatkan
sebagai bunga tabur dan bahan baku industri minyak atsiri (Suryati, 2005).
Bunga sedap malam hanya mempunyai warna tunggal yaitu putih. Agar
tampilan rangkaian bunga tampak semarak, bunga yang berwarna putih dapat
diberikan warna. Pewarnaan bunga sedap malam dapat dilakukan dengan
mencelupkan tangkai bunga kedalam larutan pewarna. Pewarna yang
digunkan adalah pada umumnya adalah pewarna makan dengan dosis
pewarna makanan dengan dosis tertentu.
Dengan dilakukan pewarnaan terhadap bunga sedap malam diharapkan
dapat meningkatkan permintaan terhadap bunga sedap malam yang diberi
warna, sehingga perlu diketahui cara-cara pewarnaan terhadap pewarnaan
bunga sedap malam.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui pengaruh warna dalam pewarnaan bunga sedap malam
2) Mengetahui jenis pewarnaan yang efektif dalam pewarnaan bunga sedap
malam
3) Mengetahui proses-proses pewarnaan bunga sedap malam

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Sedap Malam


Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Order : Asparagales
Family : Agavaceae
Genus : Polianthes
Species : P. tuberosa
Binominal name : Polianthes tuberosa
Tanaman sedap malam yang biasa digunkan untuk melambangkan jika di
suatu rumah terdapat pengantin baru ini berasal dari Meksiko dengan daerah
penyebaran mencakup Eropa, Afrika, Asia dan sebagian Cina sampai ke
pulau Jawa (Suryati, 2005).
Susunan tubuh tanaman sedap malam terdiri atas akar, batang sebenarnya
(Disus), umbi (batang semu), daun dan tangkai bunga lengkap dengan
kuntum bungannya. Sistem perakaran sedap malam menyebar ke segala arah
pada radius ke dalaman 40 - 60 cm akarnya bersifat serabut yang keluar dari
batang utama.
Umbi merupakan batang semu yang berubah bentuk dan berfungsi
sebagai tempat cadangan makanan. Tiap rumpun tanaman sedap malam
terdiri atas beberapa umbi atau satu umbi induk dan juga sekumpulan umbi
anakan, biasanya umbi induk berukuran lebih besar, lapisan umbinya
(Bulbus) tidak begitu jelas, warna dagingnya putih bersih. Umbi-umbi ini
dapat digunakan sebagai bahan perbanyakkan secara vegetatif.
Daun tanaman sedap malam bentuknya panjang dan pipih berwarna hijau
mengkilap pada bagiian permukaan atas dan hijau muda pada bagian
permukaan bawah daun, pada pangkal daun terdapat bintik berwarna
kemerah-merahan. Siklus tanaman sedap malam termasuk semusim atau
setahun tetapi dapat tumbuh lebih dari setahun. Pada fase reproduksi akan

2
muncul tangkai bunga dan ujung tanaman (titik tumbuh) yang ukurannya
panjang dan beruas-ruas, tiap ruas terdapat daun bunga bentuknya panjang
dan pipih dengan ukuran lebih kecil daripada daun biasa (normal).
Tiap tangkai bunga melekat 5 12 kuntum bunga atau lebih yang
mekarnya tidak bersamaan, warna mahkota bunga putih bersih namun
adapula yang berwarna kemerah-merahan. Pemberian nama bunga sedap
malam diduga karena bunganya menebar aroma wangi pada malam hari. Bila
tangkai bunga sedap malam dipotong bersama kuntum bunga yang sebagian
sudah mekar akan mampu bertahan selama 5 10 hari. Sedap malam
termasuk tanaman yang banyak mengandung air atau skulen (Herbaceaus).
Selama siklus hidupnya mengalami beberapa fase pertumbuhan. Sejak umbi
ditanam mengalami fase perkecambahan yang berlangsung antara 1 2
minggu setelah tanam. Pada umur 3 5 minggu daunnya mulai tumbuh
kemudian pada umur 16 20 minggu setelah tanam pertumbuhan daunnya
sudah tumbuh optimal.
Pada umur 24 26 minggu mulai keluar tangkai bunga dari ujung
tanaman induk, tangkai bunga dibiarkan tumbuh alami hingga kuntum
bungannya berguguran maka pada saat yang bersamaan mulai terbentuk umbi
anakan, umbi anakan ini tumbuh menjadi tanaman muda pada umur 36
minggu, anakan yang sudah berumur 7 9 bulan tidak dapat digunakan
sebagai anakan bibit.

3
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat
1) 12 Buah Erlenmeyer
2) Sendok Pengaduk
3) Kertas Label
4) Dan Gelas Ukur

B. Bahan
1) 12 Tangkai Bunga Sedap Malam Potongan
2) Pewarna Makanan (merah, kuning, hijau)
3) Air 4 Ltr

C. Cara Kerja
1) Buat larutan pewarna masing-masing 1 liter.
2) Masukkan 250 ml larutan pewarna makanan kedalam botol masing-
masing pewarna ada 4 ulangan.
3) Masukkan bunga sedap malam yang telah dipotong serong bagian
bawahnya.
4) Hitung jumlah bunga mekar dan kuncup pada saat pencelupan pertama
dan satu minggu berikutnya, catat hasilnya.
P1 = Merah
P2 = Kuning
P3 = Hijau

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
P1U1
- Sedikit layu
- Batang bawah hijau kecoklatan
- Batang atas berwarna sedikit pink
- Bunganya sedikit layu
- Bunga sedikit berwarna merah

P1U2
- Tanaman agak layu
- Batang bawah segar dan berwarna hijau
- Batang atas berwarna hijau kemerahan dan sedikit layu
- Bunganya sedikit layu

P1U3
- Tanaman sedikit layu
- Batang bawah hijau kemerahan segar
- Batang atas merah pucat dan sedikit layu
- Bunga agak layu
- Bunga sedikit berwarna merah
- Pada tanaman tumbuh jamur

P1U4
- Tanaman sedikit layu
- Batang bawah hijau segar
- Batang atas hijau kemerahan segar
- Bunga agak layu
- Bunga sedikit berwarna merah

5
P2U1
- Tanaman sangat layu
- Terdapat jamur
- Busuk pada batang
- Bunganya hampir layu semua
- Warna batang bawah coklat dan batang atas kuning
- Bunga sedikit kuning

P2U2
- Tanaman sedikit layu
- Batang bawah hijau dan segar
- Batang atas kuning dan layu
- Bunganya sedikit layu
- Bunganya sedikit berwarna kuning

P2U3
- Tanaman sangat layu
- Bunganya agak kuning
- Bunganya agak layu
- Batang bawah kuning kecoklatan dan batang atas kuning
- Terdapat jamur
- Batangnya kering

P2U4
- Sedikit layu
- Batang bawah hijau dan segar
- Batang atas agak kekuningan dan segar
- Bunganya agak layu
- Bunganya agak kekuningan

6
P3U1
- Sedikit layu
- Bunganya sedikit layu
- Bunganya sangat hijau
- Batangnya sedikit layu
- Batang bawah hijau dan batang atas agak kekuningan

P3U2
- Tanaman Segar
- Batangnya sangat segar
- Batangnya berwarna hijau
- Bunganya sedikit hijau
- Bunganya sedikit layu

P3U3
- Tanaman agak layu
- Bunganya agak hijau
- Bunganya sedikit layu
- Batanganya hijau kekuningan

P3U4
- Sangat layu
- Bunganya sedikit hijau
- Bunganya hampir layu semua
- Batang atas meyusut karena kering dan berwarna hijau
- Batang bawah berwarna coklat

B. Pembahasan
Pewarnaan pada bunga sedap malam merupakan pewarnaan vital dan
bersifat difus, artinya zat warna akan mewarnai seluruh bagian jaringan
hidup, baik batang, daun maupun bunga. Hal ini dibuktikan dengan warna
bunga yang berubah sesuai dengan perlakuannya, sedangkan pada tangkai

7
bunga terdapat pula warna yang sesuai dengan perlakuannya. Pada umumnya
pewarna yang memiliki tingkat konsentrasi tinggi menghasilkan warna
bunga yang lebih gelap atau tua.
Pengaruh larutan pewarna terhadap bunga potong krisan memang
mempengaruhi tanaman sehingga tanaman pun ikut berubah sesuai dengan
pewarna yang diberikan. Penyerapan ini terjadi karena translokasi dan
mekanisme akumulasi zat pewarna. Collander (1959) menyatakan hampir
semua pewarna terutama pada konsentrasi tinggi bersifat racun bagi sel
hidup. Faktor keracunan zat pewarna yang merusak sel dan kerja sel diduga
mempengaruhi penyerapan larutan pewarna.
Adanya beberapa tanaman yang layu/sangat layu dikarenakan
terhambatnya penyerapan larutan holding diduga akibat akumulasi zat
pewarna di dalam sel sehingga keberadaannya mengambil ruang atau volume
dalam sel. Penyerapan larutan holding juga dipengaruhi sedikit banyaknya
kerusakan sel akibat zat pewarna yang umumnya bersifat racun bagi sel hidup
(Collander, 1959).
Adapun beberapa tanaman yang terserang jamur yang kemungkinan
disebabkan karena adanya mikroorganisme dalam larutasn pewarna. Faktor
lain yang mempengaruhi penyerapan larutan adalah serangan hama dan
penyakit, keragaman pada diameter tangkai bunga dan luas permukaan serap
tangkai, jumlah kuntum mekar dan jumlah kuntum keseluruhan yang
beragam.

8
BAB V
PENUTUP

Pada praktikum ini bunga potong sedap malam memberikan respon positif
terhadap pewarnaan yang menggunakan pewarna makanan. Kualitas bunga
terhadap serapan bunga tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh pewarnaan karena
banyak perbedaan hasil dalam satu pewarna pada setiap perlakuan.
Lama waktu perendaman umumnya mempengaruhi pewarnaan pada bunga
bunga, dan pada umumnya juga lama waktu perendaman mempengaruhi
ketebalan warna tanaman, akan tetapi zat pewarna yang pada ummnya merupakan
racun bagi sel hidup meyebabkan banyaknya tanaman yang tidak kuat akan
larutan perendaman.
Pemilihan warna lain dapat di coba sesuai dengan selera atau keinginan dan
dengan tujuan penggunaan menarik konsumen.

9
DAFTAR PUSTAKA

Collander, R. 1959. Cell Membranes: Their Resistance to Penetration and Their


Capacity for Transport, p. 3-93. In: F.C. Steward (Ed). Plant Physiology
Volume II: Plants In Relation to Water and Solutes. Academic Press, Inc.
New York and London.
Suryati. 2005. Teknik Pewarnaan Pada Tanaman Bunga Sedap Malam.
Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Http://id.wikipedia.org/wiki/sedap-malam

10

Anda mungkin juga menyukai