Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak tanaman kususnya jenis bunga yang tumbuh di Indonesia, begitu juga
dengan yang bermacam-macam jenisnya. Salah satunya adalah tanaman hias yang
banyak digemari oleh masyarakat luas yaitu bunga mawar. Bunga mawar tumbuh
subur di Indonesia. Warnanya pun beragam, dari yang berwarna merah, putih,
kuning, pink, orange, ungu, hitam, biru, pelangi dan lainnya.
Tanaman mawar yang sejak dulu (dalam kebudayaan barat) sudah ada
dipercaya sebagai lambing tanda cinta dan kecantikan. Hingga saat ini mawar juga
masih sangat dinimati oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Seiiring berjalannya waktu, berbagai jenis spesies tanaman mawar ditemukan
melalui persilangan maupun melalui pemuliaan tanaman. Karna selain memiliki
warna dan bentuk bunga yang indah, mawar juga menghasilkan wangi yang
harum yang sering dijadikan bahan untuk membuat parfum.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi tanaman mawar, selain itu juga
pemanfaatan pemuliaan tanaman pada tanaman mawar.

BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1 Morfologi Bunga
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub-Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Rosanales

Famili

: Rosaceae

Genus

: Rosa

Species

: Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort.,dll

Morfologi Bunga
1. Akar (Radix)
Mawar memiliki system akar serabut, yaitu akar lembaga yang mati,
disusul dengan tumbuhnya akar-akar liar yang ukuranya sama besar dari pangkal
batang. Bentuknya yang seperti serabut maka dinamakan akar serabut (radix
adventicia). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya
tumbuhan.
2. Batang (Caulis)
Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk seperti pengait pada
batang yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain.
Beberapa spesies yang tumbuh liar ditanah berpasir di daerah pantai seperti Rosa
rugosa dan Rosa pimpinellifolia beradaptasi dengan duri lurus seperti jarum yang
mungkin berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan binatang,
menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi. Beberapa
spesies mawar mempunyai duri yang tidak berkembang dan tidak tajam.

3. Daun (Folium)
Sebagian besar spesies mawar mempunyai daun yang panjangnya antara
5-15 cm, dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun
terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu
(stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing
padaujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Sebetulnya mawar
bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan
hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau
sepanjang tahun.
4. Bunga
Bunga mawar Merupakan Bunga majemuk, bunga majemuk adalah
kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Bunga mawar
Merupakan Bunga Sempurna, bunga sempurna adalah bunga yang memiliki
benang sari dan putik pada 1 organ bunga
Bunga mawar Merupakan Bunga Lengkap, bunga lengkap adalah bunga
yang memiliki 4 sampai 5 bagian organ bunga (putik, benang sari, mahkota
bunga, tangkai bunga, kelopak bunga, bakal biji)
5. Buah (Fructus)
Bunga mawar menghasilkan buah agregat (berkembang dari satu bunga
dengan banyak putik) yang disebut rose hips. Masing-masing putik berkembang
menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan kumpulan buah tunggal dibungkus
daging buah pada bagian luar. Spesies dengan bunga yang terbuka lebar lebih
mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan
sehingga cenderung menghasilkan lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan
menghasilkan bunga yang daun mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan
penyerbukan.
Sebagian buah mawar berwarna merah dengan beberapa perkecualian seperti
Rosa pimpinellifolia yang menghasilkan buah berwarna ungu gelap hingga hitam.
Pada beberapa spesies seperti Rosa canina dan Rosa rugosa menghasilkan buah
rose hips yang sangat kaya dengan vitamin C bahkan termasuk di antara sumber
vitamin C alami yang paling kaya. Buah rose hips disukai burung pemakan buah
yang membantu penyebaran biji mawar bersama kotoran yang dikeluarkan.

2.2 Hibridisasi
Mawar hibrida atau kultivar sebagian besar dibuat untuk dinikmati bunganya
di taman-taman. Para pemulia mawar abad ke-20 berlomba-lomba dengan ukuran
dan warna untuk menghasilkan bunga-bunga besar dan menarik serta berbau
harum (atau tanpa bau), padahal mawar liar atau mawar zaman dulu justru sangat
berbau harum. Kultivar tertentu seperti Rosa banksiae malah tidak memiliki duri
sama sekali.
Kultur jaringan adalah metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan sehingga bagian tanaman
tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Tekhnik Konvensional yang digunakan di Indonesia meliputi Teknik
Perbanyakan Mawar Dengan Cara Okulasi Mata Berkayu (Chip Budding) Namun
okulasi baru dapat dilakukan setelah batang bawah berumur 6 bulan. Dengan cara
okulasi mata berkayu perbanyakan mawar dapat dilakukan lebih cepat, karena
okulasi pada setek langsung, tanpa ditanam lebih dahulu. Hasil terbaik pada
okulasi yang dilakukan pada umur 4 minggu setelah setek batang bawah ditanam.
Dan juga menggunakan tekhnik Perbanyakan Mawar Secara Stenting (Setek dan
Grafting), Cara ini merupakan gabungan dari penyetekan dan penyambungan
(grafting) yang dilakukan pada saat yang bersamaan. Beberapa keuntungan dari
teknik stenting ialah lebih cepat perbanyakannya.
2.3 Tahapan Pembungaan
Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi :
1. Induksi bunga (evokasi)
Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika
meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif.
Terjadi di dalam sel dan dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis
asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi
sel.

2. Inisiasi bunga
Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif
mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari
tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan
bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai
membentuk organ-organ reproduktif. Menurut Ashari (1998) tanaman keras
ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam. Pada
umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat
tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan
subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini
terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan
dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4. Anthesis
Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi
bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam
kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan
maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah
terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ
reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Kamera

: Untuk mendokumentasikan

Bunga

: Untuk spesimen uji pengamatan

Alat Tulis

: Untuk mencatat hasil pemngamatan

Air

: Untuk menyiram bunga

3.2 Cara Kerja


Beli bunga yang masih belum/baru muncul kuncup
Rawat tanaman dengan memberikan kebutuhan secara rutin
Amati tanaman dari awal muncul kuncup hingga menjadi bunga
Dokumentasikan setiap hari

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

1 HSK

4 HSK

7 HSK

8 HSK

9 HSK

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dari awal muncul kuncup didapatkan
bahwa rata rata kecepatan berbunga mawar tergolong cepat dari penyiraman
awal, berkisar antara 4 5 hari yang dibutuhkan untuk membentuk bunga secara
sempurna. Hal ini dikarenakan tanaman mawar sangat sensitif terhadap kebutuhan
air dan lingkungan khusus untuk tumbuh, menurut Danielson (1991), tanaman
mawar memerlukan lingkungan yang spesifik untuk mengendalikan kualitas dan
produktivitasnya. Tanaman ini jika memungkinkan harus ditanam terpisah di
dalam satu rumah plastik atau areal khusus. Kebutuhan cahaya, suhu dan
kelembabannya lebih pasti/eksak, artinya toleransinya sempit, dibandingkan
dengan kebanyakan tanaman hias lain. Disamping itu tanaman mawar merupakan
tanaman yang rakus, dengan demikian apabila ingin pertumbuhan dan
produksinya baik, maka tanah harus mempunyai persedian unsur-unsur hara yang
dibutuhkan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman mawar merupakan tanaman hias yang banyak diminati oleh banyak
kolektor tanaman, selain itu jenisnya banyak dan masing masing memiliki
kebutuhan khusus tiap jenisnya. Tanaman mawar akan tumbuh dengan baik jika
kondisi tempat tumbuh baik, kebutuhan unsur hara tercukupi, dan perawatan yang
baik

DARTAR PUSTAKA
Ashari,S.1998. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Penerbit Rineka Cipta :
Jakarta
Ashari.2004, Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial, Bayu Media,
Malang, Jawa Timur.
Danielson, R. 1991. Rose the cut crop. Pp 753-758. in: Ball, Vic (ed.). Ball Red
Book 15th Ed. Greenhouse growing. Geo J. Ball. Inc. Publish. West Chicago, II.
Elisa, 2004, Pembungaan dan Produksi Buah I. Yogyakarta : UGM Press

Anda mungkin juga menyukai