Anda di halaman 1dari 4

Botani

Adapun klasifikasi ubi kayu yaitu Kelas: Dicotyledoneae; Sub Kelas:


Arhichlamydeae; Ordo: Euphorbiales; Famili: Euphorbiaceae; Sub Famili:
Manihotae; Genus: Manihot; Spesies: Manihot esculenta Crantz (Sagala, 2011).
Tanaman ubi kayu tumbuh setinggi 1-4 m, dengan daun besar yang
menjari dengan lima, tujuh, atau sembilan helai belahan lembar daun (lobes).
Tangkai daun panjang dan cepat luruh. Warna permukaan batang bervariasi,
antara lain hijau, kemerahan, keabu-abuan dan kecokelatan. Beberapa akar pada
tanaman ubi kayu membentuk umbi melalui proses penebalan sekunder. Panjang
umbi yang terbentuk sekitar 15-100 cm dengan bobot umbi mencapai 0.5-2 kg
tergantung varietas dan kondisi lingkungan. Karakter morfologi (bentuk dan
ukuran) daun, tinggi tanaman, warna batang, warna kulit atau daging umbi, waktu
panen, hasil, dan kandungan cyanogenic glucoside pada umbi dapat digunakan
untuk membedakan antar klon ubi kayu (Maharani, 2015).
Bagian tubuh tanaman ubi kayu terdiri atas batang, daun, bunga, dan umbi.
Batang tanaman ubi kayu, beruas-ruas dengan ketinggian mencapai lebih dari 3 m.
Warna batang bervariasi, ketika masih muda umumnya berwarna hijau dan setelah
tua menjadi keputihan, kelabu, atau hijau kelabu. Batang berlubang, berisi
empelur berwarna putih, lunak, dengan struktur seperti gabus.Susunan daun ubi
kayu, berurat menjari dengan cangap 5-9 helai. Bunga tanaman ubi kayu berumah
satu dengan penyerbukan silang sehingga jarang berbuah.Umbi yang terbentuk
merupakanakar yang menggelembung dan berfungsi sebagai tempat penampung
makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas: kulit
luar tipis (ari) berwarna kecoklat-coklatan (kering); kulit dalam agak tebal
berwarna keputih-putihan (basah); dan daging berwarna putih atau kuning
(tergantung varietasnya) yang mengandung sianida dengan kadar berbeda
(Sidarlin, 2019).
Daun ketela pohon termasuk daun tunggal. Daun tungal tersusun secara
spiral, panjang tangkai daun 5-30 cm, helaian daun rata sampai terbagi 3 - 10
sampai pangkal daunnya. Perbungaan dalam tandan di ujung batang dengan
panjang 3-10 cm. Buah bulat telur bersayap 6 dengan diameter 1-1,5 cm, terdapat
3 biji di dalamnya. Tanaman ini termasuk tumbuhan monokotil. Perdu yang tidak
bercabang atau kadang bercabang dua, tinggi bisa mencapai 4 m, bergetah putih
dan mengandung sianida pada konsentrasi yang berbeda-beda (Sari, 2012).
Tanaman ubi kayu memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu
pohon. Ukuran bunga jantan setengah dari ukuran bunga betina. Tangkai bunga
jantan tipis, lurus, dan pendek, sedangkan tangkai bunga betina tebal,
melengkung, dan panjang. Bunga ubi kayu mengalami protogini yaitu bunga
betina pada perbungaan yang sama dengan bunga jantan membuka 1–2 minggu
lebih cepat (Hidayah, 2018).
Umbi ubi kayu umumnya berbentuk bulat memanjang dengan warna
parenkim umbi putih gelap atau kuning gelap dan tiap tanaman dapat
menghasilkan 5 sampai 10 umbi. Umbi ubi kayu mengandung 20 sampai 40 %
dan 73.7 sampai 84.9 % pati pada bobot segar dan kering, dengan potensi
menghasilkan pati yang lebih tinggi dari tanaman umbi lainnya. Tanaman ini juga
dicirikan oleh kandungan asam sianida (HCN) yang terdapat di daun dan
umbinya. Daun dan jaringan parenkim umbi serta feloderm umbi mengandung
HCN dengan kisaran 10 sampai 370 mg kg-1 umbi (Evi, 2017).
Iklim
Ubi kayu merupakan salah satu tanaman yang pengembangaannya berada
pada 30oLU dan 30oLS. Tanaman ubi kayu menghendaki suhu antara 18 o-35oC.
kelembaban udara yang dibutuhkan ubi kayu adalah 65%. Untuk produksi yang
maksimum, ubi kayu membutuhkan kondisi seperti dataran rendah tropis, dengan
ketinggian 150 m di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata antara 25-27oC
(Samosir, 2016).
Tanaman ubi kayu dapat tumbuh di daerah antara 30o LS dan 30o LU, di
dataran rendah sampai dataran tinggi 1500 m di atas pemukaan laut (dpl).
Tanaman ubi kayu menghendaki suhu antara 18o - 2 o C. Pertumbuhan tanaman
ubi kayu akan terhambat pada suhu di bawah 10o C. Daerah yang paling ideal
untuk mendapatkan produksi optimal adalah daerah dataran rendah antara di
bawah 150 m dpl. Semakin tinggi daerah penanaman, maka akan semakin lambat
pertumbuhan dan umur panennya akan semakin lama (Evi, 2017).
Ubi kayu tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1500-2000
mm tahun-1, namun ubi kayu cukup adaptif terhadap lingkungan yang kering
dengan curah hujan kurang dari 500 mm tahun-1. Suhu udara yang optimal untuk
pertumbuhan ubi kayu adalah 27-32 0C, dengan kelembaban udara berkisar antara
60-65 % dan penyinaran matahari sekitar 10 jam hari-1. Oleh karena itu ketinggian
tempat yang ideal untuk pertumbuhan ubi kayu adalah 10-700 m dpl. Ubi kayu
yang ditanam pada ketinggian di atas 1000 m dpl, pertumbuhannya akan
cenderung lambat dan produksi umbinya rendah (Subekti, 2013).
Tanah
Ubi kayu dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Pada daerah di mana
jagung danpadi tumbuh kurang baik, ubi kayu masih dapat tumbuh dengan baik
dan mampu berproduksi tinggi apabila ditanam dan dipupuk tepat pada waktunya.
Sebagian besar pertanaman ubi kayu terdapat di daerah dengan jenis tanah
Aluvial, Latosol, Podsolik dan sebagian kecil terdapat di daerah dengan jenistanah
Mediteran, Grumusol dan Andosol. Tingkat kemasaman tanah (pH) untuk
tanaman ubi kayu minimum 5. Tanaman ubi kayu memerlukan struktur tanah
yang gembur untuk pembentukandan perkembangan umbi. Pada tanah yang berat,
perlu ditambahkan pupuk organik (Samosir, 2016).
Ubi kayu dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah, bahkan pada tanah yang
tidak subur. Sebagian besar pertanaman ubi kayu terdapat di daerah dengan jenis
tanah aluvial, latosol, podsolik dan sebagian kecil terdapat di daerah dengan jenis
tanah mediteran, grumusol dan andosol. Tanaman ubi kayu memerlukan struktur
tanah yang gembur untuk pembentukan dan perkembangan umbi. Penanaman ubi
kayu pada lahan bertanah berat memelukan tambahan pupuk organik (Evi, 2017).
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial,
latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumusol dan andosol dengan derajat
kemasaman (pH) antara 4,5-8 dan pH ideal adalah 5,8. Kondisi tanah yang
disyaratkan adalah berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan poros, dan
kaya akan bahan organik (Subekti, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Sari, D. P. 2012. Identifikasi Dan Inventarisasi Tanaman Ubi Kayu


(Manihot esculenta. CRANTZ) Di Kabupaten Simalungun Sumatera
Utara. USU. Medan

Hidayah, D. N. 2018. Perbandingan Pertumbuhan Dan Produksi Dua Klon Ubi


Kayu (Manihot esculenta Crantz) Pada Kondisi Bercabang I Dan Ii Akibat
Pemberian Pupuk Mikro Di Tanjung Bintang. Universitas Lampung.
Lampung

Samosir, R. A. 2016. Tanggap Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz)


Terhadap Induksi Pembungaan Dini Akibat Jarak Waktu Penyiraman.
Universitas Lampung. Lampung

Subekti, I. 2013. Karakterisasi Morfologi Dan Pertumbuhan Ubi Kayu ‘Gajah’


Asal Kalimantan Timur Hasil Iradiasi Sinar Gamma. IPB. Bogor

Sagala, E. 2011. Manajemen Panen Dan Pasca Panen Ubi Kayu


(Manihot esculenta Crantz) PT Pematang Agri Lestari Untuk Bahan Baku
Industri Tapiokapt Sinar Pematang Mulia I. IPB. Bogor

Maharani, S. 2015. Iradiasi Sinar Gamma Pada Lima Genotipe Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crantz.) Dan Pengujian Awal Stabilitas Mutan. IPB.
Bogor

Sidarlin. 2019. Populasi Dan Tingkat Serangan Hama Kutu Putih Pada Ubi Kayu
(Manihot esculenta Crantz) Pada Beberapa Lokasi Penanaman Di
Lampung. IPB. Bogor

Evi. 2017. Evaluasi Keragaan Beberapa Mutan Ubi Kayu Generasi M1V4 Hasil
Iradiasi Sinar Gamma Di Tanah Masam. IPB. Bogor

Anda mungkin juga menyukai