Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Budidaya tanaman nanas

Disusun oleh

Kelompok 5.

1. Ria mindari

2. Suci Rahmadani

3. Senita Claudia diva

4. Resta Adelia

5. Tahan agustian

6. Sindy aulia

Kelas : X TKI 1

SMKN NEGERI 1 BELIDA DARAT

Tahun ajaran 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki wilayah dataran tinggi dan rendah sehingga dapat
menghasilkan berbagai jenis buah tropika. Dengan kondisi iklim demikian, buah nanas merupakan salah
satu jenis buah tropika yang dapat dikembangkan dengan baik di Indonesia.

Nanas (Ananas comosus L. Merr.) adalah salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia. Hal ini
mengacu pada besarnya produksi nanas yang menempati posisi ketiga setelah pisang dan mangga.
Nanas mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai komoditi ekspor. Buah ini disukai karena
memiliki cita rasa yang khas baik untuk dimakan segar sebagai pencuci mulut maupun olahan.

Nanas juga merupakan buah yang serbaguna dari buah hingga daunnya dapat dimanfaatkan. Buahnya
dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, dapat dipakai sebagai bahan pengepuk daging, sebagai
pembersih barang logam, sedangkan daunnya dapat dijadikan benang, kain, jaring dan tali. Limbah
buahnya dapat dijadikan makanan seperti nata depina dan dapat dijadikan pakan ternak dan kompos.
Buah nanas terutama dapat diolah menjadi berbagai macam produk, antara lain: selai/jam, manisan
buah, saos, keripik, dodol, sirup dan jelly.

Saat ini, olahan buah nanas masih belum optimal karena kurangnya bahan baku sehingga diperlukannya
peningkatan produksi buah nanas. Bukan hanya karena rendahnya produksi, tetapi tidak tercapainya
standar mutu/kualitas nanas juga sangat mempengaruhi. Untuk memperoleh buah nanas yang
berkualitas baik terutama dalam rasa dapat dilakukan dengan pembungaan tunas mahkota. Hal ini juga
dapat mempercepat pembungaan pada buah nanas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja botani tanaman nanas?

2. Apa saja syarat tumbuh tanaman nanas?

3. Bagaimana cara merangsang pembungaan pada tanaman nanas?

4. Kapan waktu yang tepat untuk merangsang pembungaan pada tanaman nanas?

5. Bagaimana cara membuang tunas tanaman nanas?

6. Kapan waktu yang tepat untuk membuang tunas tanaman nanas?


1.3 Tujuan

1. Mengetahui botani tanaman nanas.

2. Mengetahui syarat tumbuh tanaman nanas.

3. Mengetahui cara dan waktu untuk merangsang pembungaan ada tanaman nanas.

4. Mengetahui cara dan waktu untuk membuang tunas tanaman nanas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Botani Tanaman Nanas

2.1.1. Klasifikasi Tanaman Nanas

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Farinosae (Bromeliales)

Famili : Bromiliaceae

Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus (L.) Merr.

Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa dijadikan tanaman hias,
misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A. fritzmuelleri, A. erectifolius L.B. Smith dan A. ananassoides
(Bak) L.B. Smith.

2.1.2. Morfologi Tanaman Nanas


Tanaman nanas berbentuk semak dan termasuk golongan perennial (tahunan). Susunan tubuh terdiri
dari bagian utama yang meliputi: akar, batang, daun, bunga dan buah.

1. Akar

Sistem perakaran tanaman nanas sebagian tumbuh di dalam tanah dan sebagian lagi menyebar di
permukaan tanah. Dengan demikian akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping,
dengan sistem perakaran yang dangkal dan terbatas. Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang
baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah jarang mencapai kedalaman 30 cm. Akar-akar melekat
pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut (monokotiledon).

Akar tumbuh dari buku batang, kemudian masuk ke dalam ruang antara batang dengan daun. Bentuk
akar menjadi lebih pipih dan melingkar (membelit batang) karena akar dalam keadaan terjepit. Akar-
akar cabang tumbuh setelah akar adventif dapat keluar dari ruangan antara batang dan daun.

2. Batang

Batang pendek dan tertutup oleh daun-daun dan akarnya. Batang berbentuk gada panjang berkisar
antara 20-30 cm, diameter batang bagian bawah berkisar antara 2-3,5 cm, di bagian atas antara 5,5- 6,5
cm, dan bagian puncak mengecil. Batang beruas-ruas pendek yang terlihat bila daun-daun dilepas.
Panjang ruas bervariasi antara 1-10 mm, ruas yang lebih panjang terletak di bagian tengah.

3. Daun

Daun nanas tidak bertangkai, liat dan tidak mempunyai daun utama. Bentuk daun seperti talang dan
memanjang seperti pedang. Ujung daun memanjang dan runcing sehingga dapat menyalurkan air
embun dan gerimis lalu menampung di pangkal daun.

Daun tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih, pinggir daun ada yang
berduri dan ada tanpa duri, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau
merah tua bergaris atau cokelat kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun bagian bawah
berwarna keputih-putihan atau keperak-perakan. Jumlah daun tiap batang (tanaman) bervariasi antara
70-80 helai yang letaknya seperti spiral, yakni mengelilingi batang mulai dari bawah ke atas arah kanan
dan kiri.

4. Bunga

Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga nanas tersusun dalam
tangkai yang berukuran relative panjang antara 7-15 cm atau lebih. Bunga bersifat hermaprodit
berjumlah 100-200, masing-masing berkedudukan di ketiak daun pelindung yang melekat saling
berhimpitan (berdempetan). Bunga membuka setiap hari, berjumlah sekitar 5-10 kuntum. Pertumbuhan
bunga dinilai dari bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari. Waktu dari tanam
sampai berbentuk bunga sekitar 6-16 bulan. Sifat pembungaan nanas termasuk menyerbuk silang.
Tanpa melalui penyerbukan silang, buah nanas tidak menghasilkan biji (partenocarpi).
5. Buah

Buah nanas merupakan buah majemuk yang terbentuk dari gabungan 100-200 bunga. Buah majemuk
umumnya membentuk sebuah “gada” besar bulat panjang atau bulat telur. Bekas putik buah menjadi
“mata” buah nanas seperti yang dikenal selama ini. Ukuran, bentuk, rasa dan warna buah sangat
beragam tergantung varietasnya. Buah dapat dipanen sekitar 5-6 bulan setelah berbunga.

2.1.3. Jenis-Jenis Tanaman nanas

Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu:
Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip
kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata
datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas ataupun
kultivar nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayenne dan Queen. Golongan
Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerto Rico, Meksiko dan Malaysia. Golongan Abacaxi
banyak ditanam di Brazil. Dewasa ini ragam varietas/kultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah
nanas Bogor, Subang dan Palembang.

2.1.4. Perilaku Tumbuh Tanaman nanas

1. Arsitektur Tajuk Tanaman Nanas

Tajuk tanaman nanas terbentuk dari daun-daun yang panjang dan tipis yang tersusun secara spiral pada
batang yang pendek dan membentuk sebuah roset. Terbentuk dari 70-80 daun dan terdapat kuncup di
dalam aksil dari masing-masingnya ada beberapa kuncup yang tumbuh menjadi tunas atau pucuk,
selainnya dorman.

Bentuk tajuk bervariasi dan tergantung dari posisi batang dan usia. Hal ini penting untuk petani, begitu
pula para peneliti, untuk mengetahui perbedaan bentuk tajuk. Daun-daun yang membentuk tajuk ini
dapat dibedakan sebagai berikut (Py dan Tisseau, 1965):

a. Daun luar, telah berkembang secara sempurna ketika tunas ditanam; mempunyai ‘leher’, zona
pertumbuhan terbatas, dekat dengan pangkal dan menempati posisi horizontal secara praktis.

b. Daun yang sedang berkembang; lehernya terletak lebih tinggi dan diatasnya kita bisa lihat
beberapa duri (ini, terkadang, terjadi setelah penghentian setiap pertumbuhan).

c. Daun tertua berkembang setelah tanam; tidak ada leher yang dapat diamati.

d. Daun muda, namun sudah berkembang secara penuh, berada pada sudut sekitar 45o; daun ini
umumnya diambil untuk analisis dan pengukuran. Beratnya (yang dapat mencapai 100 g) lebih
mempengaruhi hasil.

e. Daun yang dalam perkembangan penuh, belum cukup hijau.

f. Daun yang berada di dalam roset; kecil dan berwarna terang.


2. Aktivitas Fotosintesis

Tanaman nanas termasuk dalam golongan tanaman fotosintesis CAM (Crassulacean Acid Metabolism).
Tanaman yang termasuk golongan ini lebih adaptif di daerah kering dan panas. Tanaman ini mengambil
CO2 pada malam hari dan menggunakannya untuk fotosintesis pada siang harinya. Meski tidak
mengeluarkan oksigen di malam hari, namun dengan memakan CO2 yang beredar di lingkungan
sekitarnya, tanaman ini sudah membantu membersihkan udara, jadi cocok untuk ditaruh di tempat
tidur.

Tanaman pada kelompok CAM ini penambatan CO2 seperti pada tanaman C4, tetapi dilakukan pada
malam hari dan dibentuklah senyawa dengan gugud 4-C. Pada siang hari berikutnya, pada saat stomata
dalam keadaan tertutup terjadi dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2
melalui kegiatan RUDP karboksilase. Jadi tanaman CAM mempunyai beberarapa persamaan dengan
kelompok C4 yaitu adanya dua tingkat sistem penambatan CO2.

3. Fruiting Habit

Waktu antara penanaman dan pembentukan bunga bervariasi antara 6 dan 16 bulan, dan tergantung
pada kultivar, ukuran propagul, waktu penanaman, iklim dan tanah. Bunga, yang berjumlah 100 hingga
200, adalah hermaprodit dan mengeluarkan nektar. 5-10 bunga membuka setiap hari, dari pangkal ke
atas, selama 10-20 hari. Serbuk sari dan bakal biji keduanya fungsional, namun tidak bisa menghasilkan
biji kecuali dengan penyerbukan silang. Burung kolibri merupakan agen penyerbukan yang utama dan
oleh karena itu importasi mereka ke Hawaii dilarang. Lebah mendatangi bunga, namun tidak dapat
melakukan penyerbukan. Buah yang ketegangannya kompatibel dapat berisi hingga 3000 biji yang keras
(Pickergill, 1976).

Senyawa buah dibentuk dari gabungan antara buah-buah kecil (yang belum matang) yang bersifat
partenokarpi dengan daun pelindung dan poros tengah dari pembungaan; proses ini membutuhkan
waktu 5-6 bulan untuk menjadi matang. Pada bagian atas buah terdapat mahkota daun, yang terus
tumbuh sampai buah matang dan bisa digunakan untuk propagasi (perbanyakan). Demikian juga bagian-
bagian yang ada di bawah buah (slips) dapat digunakan untuk perbanyakan. Beberapa bagian-bagian
(slips) tersebut adalah mahkota yang sebenarnya dari buah-buah kecil, yang terkadang terlihat. Sebuah
slip dapat dikenali dari liukan atau lengkungan pada bagian bawah.

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Nanas

1. Iklim

Daerah penyebaran nanas di dunia ialah antara 300 LU dan 300 LS khatulistiwa. Tanaman nanas
memerlukan beberapa persyarataniklim yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh baik. Faktor iklim ini
mencakup curah hujan, ketinggian, kelembapan, suhu, dan cahaya matahari (Lisdiana dan Soemadi,
1997).

Daerah-daerah dengan curah hujan tahunan antara 600-2540 mm merupakan daerah yang cocok
untuk ditanami nanas. Curah hujan optimum untuk pertumbuhan nanas sekitar 1000-1500 mm/tahun.
Pada daerah kering nanas masih dapat tumbuh karena struktur dan bentuk daunnya yang dapat
mengurangi kehilangan air embun dan gerimis kearah pangkal daun. Selain itu terdapatnya trikoma
serta lapisan hipodermis dapat mengurangi kehilangan air melalui stomata. Walaupun demikian daerah
kering tanahnya tidak boleh lebih dari 150 cm dibawah permukaan tanah (lisdiana dan Soemadi, 1997).

Daerah dengan curah hujan tinggi memiliki kelembapan udara dan keawanan tinggi, demikian pula
halnya dengan kelembapan tanah. Kelembapan tanah yang berlebihan pada awal pembungaan dapat
menghemat pertumbuhan buah dan menghasilkan daun yang berlebihan. Sedangkan kelembapan yang
berlebihan pada saat pembungaan akan menurunkan mutu dan menghasilkan buah berempulur besar
(Lisdiana dan Soemadi, 1997).

Nanas tumbuh pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 100-200 meter diatas permukaan
laut. Di daerah dataran tinggi tanaman ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1200 m dpl. Nanas
yang ditanam di daerah dataran tinggi baik pertumbuhannya dan rasa buahnya menjadi asam (lisdiana
dan Soemadi, 1997).

Tananam nanas dapat tumbuh pada kisaran suhu antara 23-320 C, dengan suhu optimum antara 29-
320 C. Tanaman yang tumbuh pada suhu yang lebih rendah memiliki daun yang lebih kecil dan berwarna
hijau pucat laju pertumbuhan menjadi lambat (Lisdiana dan Soemadi, 1997). Faktor lain dari iklim yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman nanas adalah cahaya matahari. Tanaman tumbuh baik
pada daerah yang memiliki intensitas cahaya matahari 50 % dapat menekan pertumbuhamn tanaman
dan pengurangan cahaya matahari sebanyak 20 % mengakibatkan penurunan hasil sebesar 10 %
(Lisdiana dan Soemadi, 1997).

2. Tanah

Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nanas. Meskipun
demikian, jenis tanah yang paling ideal untuk berkebun nanas adalah tanah yang mengandung pasir,
keadaanya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik. Hal yang penting diperhatikan dalam
pemilihan lahan adalah tanahnya tidak mudah becek (menggenang), aerasinya baik dan kandungan
kapurnya rendah. Tanah yang banyak mengandung kapur dapat menyebabkan tanaman nenas tumbuh
kerdil dan klorosis. Sebaliknya tanah yang masam (pH 4,5 atau lebih rendah) sering terjadi penurunan
unsur fospfor, kalium, belerang, kalsium, magnesium dan molibdenum dengan cepat (Rukmana, 1996).

Tanaman yang paling cocok untuk tanaman nanas adalah tanah dengan drainase yang baik serta
mengandung humus. Hal ini karena nenas memiliki perakaran yang sedikit, dangkal dan peka terhadap
penggenangan. Penggenangan dapat menghambat pertukaran akibat laju transpirasi nanas rendah
(Lisdiana dan Soemadi, 1997). Tanah tersebut adalah tanah yang banyak mengandung pasir dan cukup
bahan organik. Tanaman ini tumbuh baik pada tanah berpasir di Australia, tanah pasir kwarsa di Africa
Selatan, tanah liat kemerahan di Hawai, dan tanah gambut di Malaysia. Di Indonesia, nanas banyak
diusahakan ditanah liat berpasir dikaki gunung salak, Bogor. Di Sumatera Selatan nenas ditanam pada
jenis tanah liat kemerahan dan tanah gambut (Lisdiana dan Soemadi, 1997).
Pada lahan kurang subur nanas juga dapat tumbuh baik asalkan kebutuhan zat haranya dapat
dipenuhi dari pupuk buatan. Tanah berpasir yang bahan organiknya tinggi merupakan media yang paling
disenangi. Pada tanah yang datar dan agak liat, diperlukan adanya saluran pembuangan air yang baik
dan lancar. Meskipun senang pada lahan basah, tanaman nanas tidak tahan terhadap air yang tergenang
dan air yang berlebihan. Dengan demikian sebaiknya penanaman dilakukan pada tanah yang agak
miring.

Pada lahan yang memenuhi persyaratan untuk pertumbuhannya, tanaman nenas akan berkembang
dengan baik. Kondisi ini dapat dilihat dari keadaan fisik daun yang tampak segar dan berwarna hijau
serta perumbuhan buah nanas yang sempurna. Terjadinya perubahan warna daun akan menjadi
pertanda bahwa ada suatu hal yang merintangi atau menghambat hidupnya (Handoko, 1992).

2.3 Merangsang Pembungaan Tanaman Nanas

Tanaman nanas yang mempunyai pertumbuhan dan perkembangan yang sehat akan memiliki daun
sempurna melebihi 35 helai pada umur sekitar 12 bulan setelah tanam. Pada masa ini tanaman telah
siap untuk memasuki tahap generatif. Dalam kondisi alami rampak bunga atau saat keluarnya bunga
nanas biasanya tidak seraga. Oleh karena itu dilakukan kegiatan merangsang pembungaan nanas supaya
bunga keluar serempak.

Kegiatan merangsang pembungaan tanaman nanas biasa dilakukan dengan pemberian kalsium karbit
atau yang lebih dikenal dengan karbit saja. selain itu dapat juga digunakan hormon etilen. Pengkarbitan
sebaiknya tidak dilakukan pada siang hari atau dibawah terik matahari karena tidak efektif. Tindakan
pemberian karbit memerlukan bantuan air atau embun yang terdapat pada tanaman sehingga dapat
bereaksi mengeluarkan gas etilen yang dapat merangsang pembungaan nanas. Waktu yang tepat untuk
melakukan pengkarbitan yaitu tengah malam atau pagi hari sebelum matahari terbit dimana embun
masih terdapat di tanaman.

Ada dua cara pengkarbitan yang umum dilakukan yaitu dengan biji atau bubuk karbit serta dengan
larutan karbit.

1. Penggunaan biji atau bubuk karbit

Batu karbit dihancurkan sehingga membentuk butiran-butiran kecil seberat kira-kira 1-2 mg. Sekitar 0,5
g karbit lalu dimasukkan kebagian tengah (hati) tanaman neneas yang berembun. Selain tidak dianjurkan
penggunaannya saat siang hari atau saat matahari terik, aplikasi biji karbit juga tidak dianjurkan apabila
kondisi cuaca pada malam hari berangin, sehingga sulit untuk menempatkan biji karbit tepat pada
bagian hati nenas.

2. Penggunaan larutan karbit

Biji atau bubuk karbit dilarutkan dengan air sehingga membentuk larutan. Konsentrasi larutan karbit
yang digunakan 0,5 sampai 1 %. Pembuatan larutan jangan dengan cara diaduk. Biarkan karbit larut
dengan sendirinya dalam air. Larutan sebaiknya dibuat pada wadah yang terbuat dari plastik atau kayu
supaya penguapan gas etilen diperlambat larutan ini siap digunakan apabila gelembung udara yang
terbentuk hampir habis. Larutan yang sudah siap harus secepatnya digunakan. Bagian hati setiap
tanaman disirami dengan 50 cc larutan karbit. Untuk mempermudah dan mempercepat pemberiaan
larutan bisa digunakan cerek plastik. Pada nanas bali pemberiaan 50 cc larutan karbit dengan
konsentrasi 0,6 sampai 0,8 % pertanaman menghasilkan rampak bunga (lebih dari 88% tanaman sudah
berbunga) 7 minggu setelah aplikasi.

Penggunaan hormon tumbuhan ethrel juga dapat merangsang pembuangan tanaman nanas. Pada nanas
bali penggunaan 50 cc larutan ethrel dengan konsentrasi 600 sampai 1000 ppm (part per million)
menghasilkan rampak bunga yang lebih cepat dibanding aplikasi dengan larutan karbit, yaitu sekitar 5
minggu setelah aplikasi. Namun demikian, buah yang dihasilkan relatif lebih kecil dibandingkan dengan
aplikasi larutan karbit.

2.4 Pembuangan Tunas Tanaman Nanas

Didaerah tropis, nenas dapat menyebar dengan cepat karena toleransinya terhadap kekeringan sangat
tinggi. Walaupun sudah berminggu-minggu dalam perjalanan tetapi tunas (carang) dan mahkotanya
masih dapt digunakan sebagai bahan bibit (Ochse, et al, 1970). Pada tanaman nanas dikenal tiga macam
tunas yaitu : tangkai bunga (slip), tunas yang muncul dari ketiak daun dibatang (shoot), dan tunas
tersebut dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman atau bila di tanam, slip atau shoot yang telah
dewasa tidak akan bertambah panjang dan yang bertambah panjang adalah daun yang masih muda
(Soediyanto, 1977).

Tanaman nanas yang berasal dari tunas batang akan berbuah setelah berumur 2 tahun, nanas pada
umumnya akan berbuah baik sekali setelah umurnya mencapainya 5 tahun (Daryanto, 1992). Untuk
meningkatkan produksi nanas maka tunas mahkota yang tidak terpakai untuk bibit lebih baik dibuang.
Pembuangan mahkota ini dapat mempercepat pertumbuhan dan pembentukan buah.

Waktu pembuangan tunas berbeda untuk setiap tujuan produksi. Buah nanas yang digunakan untuk
pengalengan dilakukan pembuangan tunas pada hari ke-10 setelah bunga rontok. Sedangkan untuk
menghasilkan buah meja yang berkualitas baik, waktu pembuangan tunas mahkotanya dilakukan 30 - 40
hari setelah bunga rontok (saat panjang mahkota setengah dari panjang buah). Bagian tengah mahkota
dicongkel dengan pisau atau bambu yang runcing dan tajam. Alternatif lain dapat juga dengan cara
mematahkan mahkotanya (Haryanto, 1996).

Bila tanaman menghasilkan tunas yang banyak sebaiknya dilakukan pula perpanjangan tunas. Tinggalkan
3-5 tunas sehat saja pertanaman penjarangan tunas ini hendaknya dilakukan pada cuaca cerah, tidak
pada hari hujan, itu dilakukan untuk menghindari pembusukan bagian yang terluka. Tindakan
penjarangan tunas, selain dapat mempercepat pertumbuhan juga dapat merangsang terbentuknya
tunas hisap. Tunas hisap ini sangat cocok digunakan sebagai tanaman induk pada tanaman kedua
(Haryanto dan Hendarto, 1996).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembuangan tunas mahkota dapat mempercepat pertumbuhan dan pembentukan buah. Waktu
pembuangan tunas berbeda untuk setiap tujuan produksi, untuk produksi buah kalengan, pembuangan
tunas dilakukan pada hari ke-10 setelah bunga rontok sedangkan untuk menghasilkan buah meja yang
berkualitas pembuangan tunas dilakukan pada 30 - 40 hari setelah bunga rontok.

Merangsang pembungaan tanaman nanas dilakukan dengan pemberian kalsium karbit dan
hormon etilen.

3.2 Saran

Setelah melakukan pembuangan tunas mahkota sebaiknya pada tanaman dibuat naungan
sehingga tanaman tidak terkana sinar matahari langsung. Jika buah nenas terkena sinar matahari
langsung dapat mengakibatkan pelukan buah. MLM

Anda mungkin juga menyukai